M VII KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG (Indirect Brazillian Tensile Strength Test)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV POINT LOAD TEST

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum

BAB I PENDAHULUAN. Font Tulisan TNR 12, spasi 1,5 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 4 CM 0,5 CM. Ditulis dengan rapido 0,5 dan di mal 0,5 2 CM. Ditulis dengan rapido 0, Latar Belakang

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB II DASAR TEORI. Elastik Linier (reversible)

BAB I PENDAHULUAN. di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat

Cara uji geser langsung batu

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Prinsip Pengeboran

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

PAPER GEOLOGI TEKNIK

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

5.1 ANALISIS PENGAMBILAN DATA CORE ORIENTING

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. besar yang dibangun di atas suatu tempat yang luasnya terbatas dengan tujuan

MAKALAH MATERIAL TEKNIK

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN).

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

Sifat Sifat Material

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

dengan ukuran batang 4/6 cm dan panjang batang (L) menyesuaikan dengan jarak klos. Sedangkan klos menggunakan ukuran 4/6 cm dan L = 10 cm skala penuh

UJI TARIK BAHAN KULIT IMITASI

SIFAT FISIK TANAH DAN BATUAN. mekanika batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Kestabilan Lereng Batuan

4 CM BAB I PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

PERBANDINGAN UJI TARIK LANGSUNG DAN UJI TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

PENINGKATAN KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CERUCUK ABSTRAK

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

pendahuluan dan bahan penyusun kuda-kuda yang ineliputi kayu, pclat baja dan

PEMBANDINGAN KEKUATAN TARIK TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BRINEL DAN MENGGUNAKAN UTM (UNIVERSAL TEST MACHINE)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING

BAB V ANALISIS EMPIRIS KESTABILAN LERENG

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

ANALISADEFLEKSI PLAT STOPPER PADA MESIN UJI TARIK HIDROLIK Budi Hartono. Abstrak

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

METODE UJI UJI KUAT TEKAN BETON UJI MODULUS ELASTISITAS BETON UJI KUAT TARIK BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bulletin of Scientific Contribution, Edisi Khusus, Desember 2005: Bulletin of Scientific Contribution, Edisi Khusus, Desember 2005: 18-28

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BETON ASPAL LAPIS AUS DENGAN BAHAN PENGISI KAPUR

Transkripsi:

M VII KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG (Indirect Brazillian Tensile Strength Test) 3.5.1 Tujuan pengujian Kuat Tarik Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kuat tarik batuan secara tidak langsung, pengertian secara tidak langsung ini, dikarenakan specimen diberikan pembebanan terhadap arah diameteral sehingga gaya yang diberikan akan di distribusikan secara diameteral (ditarik). 3.5.2 Landasan Teori Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari perconto batuan berbentuk silinder secara tidak langsung. Alat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan. Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian logam biasanya berdasarkan sifat yang dimiliki logam tersebut contoh pada pembuatan konstruksi untuk jembatan dibutuhkan logam yang kuat dan tangguh berbeda dengan pemakaian logam untuk pagar rumah yang tidak terlalu memperhatikan sifat mekaniknya. Contoh-contoh sifat mekanik adalah kekuatan tarik, kekerasan, keuletan dan ketangguhan. Pengujian sifat-sifat mekanik ini dapat dilakukan dengan pengujian mekanik. Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat mekanis logam adalah uji tarik (tensile test). Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan arah. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.sifat mekanis logam yang dapat diketahui setelah proses pengujian ini seperti kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan. Dalam mempelajari aspek kekuatan batuan (Mekanika Batuan), dikenal istilah RQD rock quality designation yaitu suatu penandaan atau penilaian

kualitas batuan berdasarkan kerapatan kekar. RQD penting untuk digunakan dalam pembobotan massa batuan (Rock Mass Rating, RMR) dan pembobotan massa lereng (Slope Mass Rating, SMR). Perhitungan RQD biasa didapat dari perhitungan langsung dari singkapan batuan yang mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar). Untuk mengetahui kuat tarik dari sebuah batuan. Cara ini dapat digunakan terhadap batuan yang tidak mudah hancur, mengembang dan melekat satu dengan yang lainnya, serta tidak meresap air bila dipanaskan. Untuk menentukan kuat tarik batuan, diperlukan sample batuan untuk dilakukan pengujian, pembuatan core di laboratorium dilakukan dari blok batu yang diambil dari lapangan yang dibor dengan penginti laboratorium. Sample yang digunakan harus memiliki ukuran dimensi panjangnya yaitu setengah kali diameter sample. Ukuran sample dapat lebih besar dari ukuran yang disebut di atas tergantung dari maksud pengujian. Sedangkan di Lapangan, dari hasil pemboran inti (coring) langsung ke dalam batuan yang akan diselidiki di lapangan didapat inti yang berbentuk silinder. Inti tersebut langsung dapat digunakan untuk pengujian di laboratorium dengan syarat tinggi perconto minimal dua kali diameternya. Setiap perconto yang diperoleh kemudian diukur diameter dan tingginya, dihitung luas permukaan dan volumenya. Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik contoh batuan di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung. Metode kuat tarik tak langsung merupakan uji yang paling sering digunakan. Hal ini disebabkan uji ini lebih mudah dan murah daripada uji kuat tarik langsung. Salah satu uji kuat tarik tak langsung adalah Brazilian test. Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk karena menghasilkan data kekuatan material. Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan. Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut Ultimate Tensile Strength disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum

Gambar 3.2.1 Alat Kuat Tarik 3.5.3 Alat yang digunakan 1. Mesin kuat tekan (Uniaxial Compression Test Machine). 2. Sistem pengukuran beban, dengan ketelitian 2 kali. 3. Sepasang plat baja. 4. Jangka sorong dan stop watch. 3.5.4 Prosedur 1. Contoh batuan yang akan digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran dimensi panjang sama dengan setengah kali diameter. 2. Plat baja bagian bawah diletakkan ditengah-tengah plat form mesin kuat tekan. 3. Specimen diletakkan ditengahnya (diantara plat baja atas dan plat baja bawah), kemudian sedikit demi sedikit ditekan dengan plat form atas dengan mesin kuat tekan dengan diberikan pembebanan.

4. Pasang dial gauge untuk mengukur deformasi axial. 5. Contoh batuan diberikan pembebanan, diusahakan laju pembebanan tersebut konstan yaitu 200 N/detik. 6. Pembacaan pembebanan dilakukan setiap penambahan gaya 2 KN dan catat angka pembebanan aksial hingga dicapai gaya maksimum (speciment pecah). 3.5.5 Rumus yang dipakai Besarnya kuat tarik dihitung sebagai berikut : 2P σt = πdl Dimana : σt = Kuat tarik (kg/cm 2 ) P = Beban maksimum saat conto pecah L = Tebal conto D = Diameter conto 3.5.6 Data Hasil Pengamatan Sumber : Praktikum Geomek 2014 Foto 3.5.6.1 Pemotongan Coring

Sumber : Praktikum Geomek 2014 Foto 3.5.6.2 Sampel 1 sebelum pecah Sumber : Praktikum Geomek 2014 Foto 3.5.6.3 Sampel 1 setelah pecah

Sample 1 Tinggi = 2,54 cm Diameter = 5,31 cm Beban = 750 kg Sumber : Praktikum Geomek 2014 Foto 3.5.6.4 Sampel 2 sebelum pecah Sumber : Praktikum Geomek 2014 Foto 3.5.6.5 Sampel 2 setelah pecah

Sample 2 Tinggi = 3,16 cm Diameter = 5,83 cm Beban = 200 kg 3.5.7 Hasil Perhitungan Sample 1 σt = 2 x P / π x D x l = 2 x 750 / 3,14 x 5,31 x 2,54 = 35,419 kg/cm 2 Sample 2 σt = 2 x P / π x D x l = 2 x 200 / 3,14 x 3,16 x 5,83 = 6,915 kg/cm 2 3.5.8 Analisa Setelah melakukan percobaan terhadap kuat tarik tidak langsung, maka dapat di analisa beberapa hal yaitu kuat tarik tidak langsung digunakan untuk pengujian kuat tarik yang di tekan dengan cara diameteral dengan dimensi batuan yaitu tinggi setengah dari diameter. Tinggi setengah diameter digunakan karena akan membuat sebaran gaya akan terpusat ke tengah, karena kuat tarik tidak langsung menggunakan metode penekanan seolah-olah tertarik. Dan arah penekanan akan menuju lateral. 3.5.9 Kesimpulan Kuat Tarik tidak langsung digunakan untuk mengetahui kekuatan batuan pada saat tertarik, namun pengujian kuat tarik tidak langsung menggunakan prinsip penekanan terhadap diameteral karena arah penekanan akan menuju kea rah lateral sehingga seolah-olah batuan tadi mendapatkan tarikan.

LAMPIRAN