SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Susu segar-bagian 1: Sapi

Pupuk kalium klorida

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Biji mete kupas (cashew kernels)

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

Pupuk dolomit SNI

Pupuk SP-36 SNI

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Susu Menurut SNI susu segar adalah susu murni yang tidak

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

TINJAUAN PUSTAKA. bahan pangan yang sehat, tanpa dikurangi komponen-komponennya (Hadiwiyoto,

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Pupuk urea amonium fosfat

SNI Standar Nasional Indonesia. Inti kelapa sawit. Badan Standardisasi Nasional ICS

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Semen beku Bagian 1: Sapi

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Pupuk amonium sulfat

Pupuk kalium sulfat SNI

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Sosis ikan SNI 7755:2013

Pupuk amonium klorida

Katup tabung baja LPG

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Batang uji tarik untuk bahan logam

Kulit masohi SNI 7941:2013

Minyak daun cengkih SNI

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Siomay ikan SNI 7756:2013

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

w w w. b s n. g o. i d

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI 6128:2008. Standar Nasional Indonesia. Beras. Badan Standardisasi Nasional

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

Tuna dalam kemasan kaleng

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Selang karet untuk kompor gas LPG

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

Air demineral SNI 6241:2015

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Semen portland komposit

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

Terasi udang SNI 2716:2016

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

Transkripsi:

SNI 01-3951-1995 Standar Nasional Indonesia Susu pasteurisasi ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional

SNI 01-3951-1995 Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan... 1 Spesifikasi... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Diskripsi... 1 3 Jenis mutu... 1 4 Syarat mutu...2 5 Pengambilan contoh... 2 5.1 Cara pengambilan contoh... 2 5.2 Petugas pengambil contoh.... 3 6 Pengemasan... 3 6.1 Cara pengemasan... 3 6.2 Pemberian merek... 3 i

SNI 19-1502-1989 Susu pasteurisasi Pendahuluan Standar Susu pasteurisasi disusun berdasarkan survai di daerah Jakarta dan Bogor. Setelah mempelajari hasil pengujian susu pasteurisasi dari beberapa literatur tentang "Pesteurized Milk" yaitu : "Milk and Milk-Products - (Eckles 0 rubs and Macy, 1976)"; "The Chemical Analysis of Foods (Pearson, 1970)"; "Milk Pasteurized, Planning, Plan, Operation and Control (Kay at all, 1953)" dan Milk Codex - 1924, maka disusunlah Standar Susu Pasteurisasi Indonesia sebagai berikut: Spesifikasi 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan susu pasteurisasi. 2 Diskripsi Susu pasteurisasi adalah susu segar, susu rekonstitusi, susu rekombinasi yang telah mengalami prosss pemanasan pada tarnperatur 63 C -66 C selama minimum 30 menit atau pada pemanasan 72 C selama minimum 15 detik, kemudian segera didinginkan sampai 10 O C, selanjutnya diperlakukan secara aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4,4 O C. *) Keterangan: - Susu segar ialah cairan yang diperoleh dengan memerah sapi sehat dengan cara yang benar, sehat dan bersih tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponennya. - Susu rekonstitusi ialah susu yang diperoleh dari penyatuan kembali bagian-bagian dari pada susu yang sudah dipisahkan. - Susu rekombinasi ialah susu yang diperoleh dari kombinasi bahan baku susu segar dengan susu rekonstitusi. 3 Jenis mutu Susu pasteurisasi terdiri dari: A. Susu pasteurisasi tanpa penyedap cita rasa. B. Susu pasteurisasi yang diberi panyedap cita rasa, yang masing-masing digolongkan dalam satu jenis mutu. 1 dari 3

SNI 19-1502-1989 4 Syarat mutu Karakteristik Syarat A B Cara pengujian - Bau khas khas Organoleptik - Rasa khas khas Organoleptik - Warna khas khas Organoleptik - Kadar lemak, % (bobot/bobot) min. - Kadar padatan tanpa lemak, % (bobot/bobot) min. - Uji reduktase dengan methylen biru - Kadar protein, % (bobot/bobot) min. 2,80 1,50 SP-SMP-248-1980 7,7 7,5 SP-SMP-249-1980 0 0 SP-SMP-251-1980 2,5 2,5 SP-SMP- 79-1975 - Uji fosfatase 0 0 SP-SMP-250-1980 - T.P.C. (Total Plate Count), ml, maks. - Coliform presumptive MPH/ml, maks. - Logam berbahaya : 3 x 10 4 3 x 10 4 SP-SMP- 93-1975 10 10 SP-SMP- 94-1975 - As, (ppm) maks. 1 1 SP-SMP-193-1977 Depkes S.I. 7 - Pb, (ppm) maks. 1 1 SP-SMP-197-1977 Depkes S.I. 7 - Cu, (ppm) maks. 2 2 SP-SMP-247-1980 - Zn. (ppm) maks. 5 5 SP-SMP-190-1977 AOAC 25136-25142 Bahan pengawet Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 235/Men. Kes/Per/ IV/79 Catatan : A = Susu pasteurisasi tanpa penyedap cita rasa B = Susu pasteurisasi diberi penyedap cita rasa 5 Pengambilan contoh 5.1 Cara pengambilan contoh Contoh diambil secara acak menurut nomor angkatan produksi yang sama. Banyaknya contoh yang diambil uhtuk dianalisa (n) dan Jumlah contoh yang tidak memenuhi syarat yang diperbolehkan (c) berpedoman pada tingkat 1 dalam daftar dibawah ini. 2 dari 3

SNI 19-1502-1989 Apabila dari hasil pengujian yang pertama terdapat keberatan dari pihak yang bersangkutan, maka dapat diadakan pengujian ulangan dengan berpedoman pada tingkat 2 dalam daftar dibawah ini. Unit contoh kemasan terkecil Jumlah contoh (n) Jumlah contoh yang tidak memenuhi syarat yang diperbolehkan (c) * Tingkat I Tingkat 2 Tingkat I Tingkat 2 4.800 atau kurang 6 12 1 2 4.801-24.000 13 21 2 3 24.001-48.000 21 29 3 4 48.001-84.000 29 48 4 6 84.001-144.000 48 84 6 9 144.001-240.000 84 126 9 13 lebih dari 240.000 126 200 13 19 *. Tidak berlaku untuk karakteristik logam berbahaya, uji mikro biologi dan uji fosfatase. 5.2 Petugas pengambil contoh. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum. 6 Pengemasan 6.1 Cara pengemasan Susu pasteurisasi disajikan dalam bentuk cairan, dikemas secara aseptis dalam botol, karton yang dilapisi polyethylene, atau aluminiun foil, kantong plastik atau bahan lain yang tidak mempengaruhi isi. 6.2 Pemberian merek Pada bagian luar dari kemasan diberi tulisan dangan jelas yang tidak mudah luntur, antara lain : - Nama perusahaan - Nama barang - Isi bersih - Nomor angkatan produksi - Tanggal kadaluwarsa - Cara penggunaan - Cara penyimpanan - Bahan dasar dan bahan tambahan - Nomor pendaftaran pada Departemen Kesehatan 3 dari 3

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.or.id