Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH Syarat dan Ciri Kelompok Sosial Sosiologi & Antropologi

KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI

Ciri dan Syarat Kelompok Sosial

Kelopok Sosial. Fitri dwi lestari

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. Durkheim membagi

Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL

SOSIOLOGI PERTANIAN ( )

HANDOUT. Tujuan : Mahasiswa memiliki sejumlah pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan struktur sosial.

KELOMPOK SOSIAL OLEH : LIA AULIA FACHRIAL, M. SI

KELOMPOK SOSIAL A. Pengertian Kelompok Sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya dilakukan bagi setiap manusia dalam masyarakat untuk terus berinteraksi. Sama

Pengantar Sosiologi. Yesi marince, S.IP., M.Si

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena

Antropologi Psikologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

BAB V KELOMPOK SOSIAL

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOLOGI: KELOMPOK DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

SILABUS. Nomor : 14 Mata Kuliah : Sosiologi Kode Mata Kuliah : PSI 506

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil

BAB III LEMBAGA SOSIAL

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIAL A. Ciri utama lembaga sosial (J.B. Chitambar) Merupakan seperangkat pola perilaku yg diterima termasuk peranan-peranan dan

Lembaga Kemasyarakatan

Pert. 6 KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

INTERAKSI SOSIAL DAN INSTITUSI SOSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. samping terutama untuk tempat tinggal, juga untuk semacam itu yakni yang

STUDI MASYARAKAT INDONESIA

SOSIOLOGI UMUM (KPM 130)

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan aktif di organisasi kemasyarakatan, mengikuti perkumpulan yang

Komunitas. Pengertian Komunitas 10/18/2013

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial

Lembaga Kemasyarakatan. Yesi Marince, S.IP., M.Si

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi

2. TINJAUAN PUSTAKA Karakter Wanita Tani

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09

KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Sosiologi Komunikasi. Komunikasi Massa sebagai system social dan pranata social. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu

BAB II KAJIAN TEORI. dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

Masyarakat. Wujud Kolektif, Unsur Masyarakat dan Pranata Sosial. Oleh: Holy Greata. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian dinamika menurut wibowo, ( 1998 : 41) bahwa dinamika adalah

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

School of Communication & Business Telkom University

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

BAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1992 Sosiologi Antropologi

Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. terdengar istilah organisasi. Menurut Edgar H. Schein, organisasi adalah

MODUL 4 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelembagaan atau Organisasi: Peran dan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

10. Kunci : A Pembahasan : Dalam proses interaksi sosial maka harus melibatkan 2 orang atau lebih, dimana dari kedua belah pihak ada yang memberikan s

Mata Kuliah Sosiologi Pertanian. Sosiologi Perkebunan

Modul ke: Sosiologi INSTITUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T. Program Studi Psikologi.

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

LEMBAGA KEMASYARAKATAN. Mata kuliah Struktur dan Proses Sosial. Jurusan Pendidikan Sejarah. FPIPS UPI Bandung. Oleh : Drs.

BAB V PENUTUP. 1. Bersama Membangun Solidaritas Untuk Bertahan Hidup

NORMA & LEMBAGA SOSIAL. fitri dwi lestari

LEMBAGA SOSIAL. Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PRANATA SOSIAL. Daftar Isi. Pengertian Tujuan & Fungsi Karakteristik / Ciri-ciri Jenis-jenis Kategori Pranata Sosial

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi mahasiswa agar memiliki dasardasar atau kerangka pengetahuan dalam memahami tipe-tipe kelompok dan organisai sosial berikut dinamikanya; Kompetensi Mampu menjelaskan Interaksi Sosial dalam masyarakat Memahami ciri, faktor pendorong dan syarat terjadinya interaksi sosial Mampu menjelaskan tatanan sosial dalam masyarakat Memahami sifat dan tujuan tatanan sosial Memahami Institusi sosial, struktur sosial dan pengendalian sosial

Kelompok Sosial Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Ciri-ciri Kelompok Sosial Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soejono Soekanto: Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku. Bersistem dan berproses. Macam Kelompok Sosial Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam: 1. Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan. 2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya. 3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat. 4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah. 2

Klasifikasi Kelompok Sosial Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya ikatan antar anggota menurut Ferdinand Tonnies: Paguyuban (gemeinschaft) Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok paguyuban : o Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota o Hubungan antar anggota bersifat informal Tipe paguyuban: o Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood) Kelompok genealogis adalah kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena adanya keyakinan tentang kesamaan nenek moyang. Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan. o Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place) Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas. Contoh: Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk RT(Rukun Tetangga), dan selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga). Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga. o Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind) Contoh: partai politik berdasarkan agama Patembayan (gesellschaft) Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri kelompok patembayan : hubungan antaranggota bersifat formal memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal memperhitungkan nilai guna (utilitarian) lebih didasarkan pada kenyataan sosial Contoh: ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri. 3

Faktor pembentuk Kelompok Sosial Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan. 1. Kedekatan Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan. 2. Kesamaan Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga. Pembentukan Norma Kelompok Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh normanorma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok. Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau 4

ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok. Lembaga Sosial Dalam sosiologi, lembaga merupakan suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut mencakup : Gagasan Aturan Tata Cara Kegiatan Ketentuan Sanksi Lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang hidup dimasyarakat. Norma-norma tersebut mengalami pelembagaan, yaitu proses menjadi bagian dari dari kehidupan masyarakat sehingga dikenal, diakui, dihargai, dan ditaati. Setelah proses pelembagaan, berlangsung internalisasi, yaitu proses penyerapan norma-norma oleh masyarakat sehinngga norma-norma atau telah berakar sebagai pedoman cara berfikir, bersikap, berprilaku dalam kehidupan sehari-hari. Proses Pembentukan Lembaga Sosial Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut : Diketahui Dipahami dan dimengerti Ditaati Dihargai 5

Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Lembaga sosial mempunyai fungsi sebagai berikut : Menjaga ketentuan masyarakat. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota-anggotanya. Organisasi Sosial Ketika ada dua orang atau lebih bersama-sama menjalankan atau bekerjasama untuk melakukan suatu pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, pada dasarnya sudah merupakan suatu organisasi. Karena terjadinya penggabungan atau kerjasama dari dua orang atau lebih tersebut untuk mencapai suatu tujuan bersama inilah yang disebut sebagai suatu organisasi.(hazil dan Panglaykim, 1975, Sutarto 1993). Menurut Polak (1976) dan Soekanto (1986) yang disebut suatu organisasi adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk atau dibuatkan struktur, yang mengatur hubungan satu sama lain dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Yang dimaksud dengan struktur adalah suatu susunan dari pola antar hubungan intern yang agak stabil. Sebuah struktur ini terdiri atas: (1) suatu rangkaian status-status atau kedudukan para 6

anggotanya; (2) peranan-peranan yang berkaitan dengan status-status itu; dan (3) unsurunsur kebudayaan seperti nilai, norma, dan model yang mempertahankan, membenarkan, dan mengagungkan struktur. Pengertian organisasi menurut Sutarto (1993) berdasarkan kajiannya terhadap sejumlah definisi yang dikemukakan para ahli dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu: 1. sebagai sekumpulan orang; 2. sebagai proses pembagian kerja; 3. sebagai sistem kerjasama, sistem hubungan atau sistem sosial. Sutarto dengan mengacu kepada pendapat The Liang Gie mengemukakan bahwa organisasi bukanlah sekumpulan orang dan bukan pula sekedar pembagian kerja, tetapi lebih sebagai sistem kerjasama, sistem hubungan, sistem sosial, sehingga organisasi dapat didefinisikan sebagai sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan Organisasi Sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Ada dua istilah yang digunakan, yaitu social institution dan lembaga kemasyarakatan. Antropolog mengislahkan social intitution (penekanan sistem nilainya) Sosiolog mengistilahkan lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial (menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan yang abstrak) Awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Lembaga sosial merupakan tata cara yg telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tata tertib, anggota dan tujuan yang jelas, sehingga berwujud kongkrit. 7

Ciri-ciri Organisasi Sosial Formalitas, menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peraturanperaturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan yang lainnya Hierarkhi, menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida. Besarnya dan Kompleksnya, memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota tidak langsung (impersonal) Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas Memiliki identitas yang jelas. Keanggotaan formal, status dan peran. Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala birokrasi. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu. Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang berhubungan dengan keberadaan organisasi itu. Di antaranya ádalah: Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan 8

informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama. Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi. Tipe-tipe organisasi Organisasi Formal Resmi Organisasi formal/ Resmi adalah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Organisasi informal Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Daftar Pustaka Prof. Dr. Kamanto Sunarto, Pengantar, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004 Wawan Hermawan, Pengantar, Universitas Terbuka, 2007 Ahmadi, H. Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Anonimus. 2010. Diskriminasi. Tersedia dalam www.wikipedia.com (diakses pada 23 Mei 2010) Barry, M. Dahlan Al. 1994. Kamus Modern Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya 9

http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi_sosial http://id.wikipedia.org/wiki/kelompok_sosial 10