REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

dokumen-dokumen yang mirip
REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

17. Keputusan Menteri...

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

2012, No.1156

2016, No Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lemb

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

SOSIALISASI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL) OLEH : AKBP AGUS MULYANA

2 Mengingat : 1. c. bahwa Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Yang Dalam Pr

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG REHABILITASI NARKOTIKA KOMPONEN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

2 Pecandu Narkotika dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahg

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

REHABILTASI PADA NAPZA

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 2

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Karakteristik Terapi Adiksi yang Efektif, NIDA (National Institute on Drug Abuse, 1999) menunjuk 13 prinsip dasar terapi efektif berikut:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon. pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Korban penyalah guna dan

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

KRITERIA PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 183 TAHUN 2012 TENTANG PEMULIHAN ADIKSI BERBASIS MASYARAKAT

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Oleh : MASYKUR KHAIR. Definisi

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di

Implementasi Kebijakan dan Program AIDS pada Kelompok Pengguna Napza

2013, No

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

TARIF LAYANAN BERDASARKAN KELAS BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA PADA KEMENTERIAN KESEHATAN KELAS II

Indonesia Nomor 5211); 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 9.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 996/MENKES/SK/VIII/2002 TENTANG

PENERAPAN STRATEGI DOTS DI RUMAH SAKIT HBS MODUL F HDL 1

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

Ditetapkan Tanggal Terbit

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 4

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR

MENGHILANGKAN RACUN NAPZA DARI TUBUH KLIEN

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Transkripsi:

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika tidak mampu atau kurang termotivasi untuk mencapai tujuan ini. Pengurangan frekuensi dan keparahan kekambuhan Pelatihan relapse prevention program, cognitive behavior therapy, opiate antagonist maintenance therapy merupakan beberapa alternatif untuk mencapai tujuan terapi ini. Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial Tujuan utama terapi ini agar dampak buruk akibat ketergantungan narkotika dapat dikendalikan dan pasien dapat meneruskan kebiasaannya yang positif. Prinsip Dasar Terapi Rehabilitasi Napza (NIDA, 2012) 1. 2. 3. 4. Tidak ada satu bentuk terapi yang sesuai untuk semua individu. Kebutuhan guna mendapatkan terapi harus selalu tersedia sepanjang waktu Terapi yang efektif harus mampu memenuhi banyak kebutuhan individu, tidak hanya mengatasi perilaku penggunaan narkotika Rencana pelayanan dan terapi seorang individu harus dinilai secara kontinyu dan sewaktu-waktu perlu dimodifikasi Prinsip Dasar Terapi Rehabilitasi (2) 5. Mempertahankan pasien dalam periode terapi yang adekuat merupakan sesuatu yang penting 6. Terapi perilaku (termasuk konseling) adalah bentuk terapi yg paling sering digunakan dlm gangguan penggunaan napza 7. Medikasi merupakan elemen penting dalam proses terapi bagi banyak pasien, yg dikombinasi dg terapi perilaku lainnya 8. Rencana terapi seseorang harus dinilai secara kontinyu Prinsip dasar terapi rehabilitasi (3) 9. Bagi pecandu dg masalah kejiwaan, medikasi perlu diberikan sesuai kebutuhan 10. Detoksifikasi medik hanya merupakan taraf permulaan terapi ketergantungan narkotika 11. Terapi yg berhasil tdk selalu hrs dijalani dg sukarela 12. Kemungkinan penggunaan narkotika kembali selama terapi berlangsung harus dimonitor secara kontinyu 13. Program terapi harus menyediakan assesmen untuk HIVAIDS, Hepatitis B dan C, Tuberkulosis dan penyakit infeksi lain 6 Apa yang dimaksud dengan pengobatan ketergantungan zat secara komprehensif? Seseorang yang ketergantungan biasanya mengalami gangguan kesehatan mental, pekerjaan, kesehatan fisik, atau masalah sosial yang membuat ketergantungan mereka sulit diobati Untuk kebanyakan orang, pengobatan merupakan suatu proses panjang yang melibatkan berbagai intervensi dan berusaha pada kondisi abstinen (bebas zat) (NIDA, 1999) 7 Pengobatan Komprehensif Program pengobatan yang terbaik dengan menyediakan berbagai kombinasi terapi dan pelayanan lain untuk memperoleh kebutuhan klien secara individual PROSES TREATMENT Identifikasi dan intervensi awal Detoksifikasi dan penatalaksanaan komorbiditas masalah medis maupun psikiatrik Manajemen psikososial untuk ketergantungan Napza Program terapi untuk keluarga Penambahan program lain seperti after care atau rehabilitasi vokasional

Penatalaksanaan Pasien Adiksi Pasien Baru/Lama Assesmen Awal Akut Kronis Tindakan Emengensi Pulang Berobat Jalan Rawat Jalan Rawat Inap Rawat Non Komplikasi TREATMENT PLANNING/ MATCHING Komplikasi Medik Psikiatrik TREATMENT ISSUE Akses, tersedianya kriteria untuk perawatan Assessment Intervensi awal After care dan rujukan Dokumentasi, monitoring dan evaluasi Penyiapan Layanan Rehabilitasi Rawat Jalan 1. SDM : - dokter & perawat terlatih, - konselor adiksi terlatih (dari berbagai profesi) 2. Sarana & Prasarana : - ruang periksa, ruang konseling, toilet, - peralatan medis dasar, - tes urin zat (min 5 parameter) - obat-obatan simptomatik - ATK 3. Alur Layanan a) Pendaftaran : - pengisian formulir - menunjukkan identitas diri b) Pemeriksaan Fisik oleh dokter c) Asesmen d) Tes Urin e) Penyusunan rencana terapi, dan pemberian obat oleh dokter f) Rujukan bila diperlukan - (KTP) ALUR LAYANAN Pendaftaran Pemeriksaan Fisik Rujuk Rawat Inap / Spesialis/ Lab Asesmen Rencana Terapi Tes Urin & Pemberian Obat Rawat Jalan 1) Asesmen dan Pemeriksaan kesehatan Asesmen adalah proses mendapatkan informasi secara

menyeluruh pada individu dengan gangguan penggunaan zat/narkotika SDM : dokter/psikolog/petugas rehab yg sudah terlatih dan memiliki sertifikat asesmen dari kemenkes Menggunakan formulir asesmen wajib lapor dan rehabilitasi medis (Kemenkes) Hasil asesmen (rencana terapi) di tandatangani dokter, asesor dan klien Sesuai diagnosa dokter diberikan terapi medis/ pengobatan, dan rujukan bila perlu TUJUAN ASESMEN Menginisiasi komunikasi dan interaksi terapeutik Mendapat gambaran klien secara lebih menyeluruh dan akurat Meningkatkan kesadaran tentang besar dan dalamnya masalah yang dihadapi oleh klien terkait penggunaan narkotika Menegakkan diagnosis Memberikan umpan balik Memotivasi perubahan perilaku Menyusun rencana terapi Pemeriksaan Fisik Merupakan bagian dari proses Asesmen SDM : dokter umum, yg sudah memiliki sertifikat asesmen dari kemenkes Pemeriksaan Fisik secara menyeluruh oleh dokter Tata cara sesuai KMK no. 420/MENKES/SK/III/2010 Pedoman Layanan Terapi & Rehabilitasi Komprehensif pada Gangguan Penggunaan Napza berbasis Rumah Sakit KMK no. 422/MENKES/SK/III/2010 tentang Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan Napza Tatalaksana Pemeriksaan Fisik (1) Anamnesa yang dilakukan adalah bagian atau lanjutan dari hasil asesmen medis. Pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien yang datang berobat meliputi : a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital (kesadaran,tekanan darah, nadi,suhu) b. Tanda-tanda Intoksikasi c. Kepala : mata, hidung, mulut dan tenggorokan d. Dada/thorax : paru dan jantung e. Perut/Abdomen : lambung, hati dan ginjal Tatalaksana Pemeriksaan Fisik (2) f. Tungkai atas dan bawah/ekstrmitas: motorik g. Kulit : warna, peradangan, pembengkakan, tanda- tanda jejas/bekas suntikan/sayatan, kekenyalan h. Tanda-tanda ganguan neurologis: refleks fisiologis dan patologi, kejang, rangsangan Tatalaksana Pemeriksaan Fisik (3) Penilaian psikiatri dasar : a. Menggunakan instrumen status mini mental b. Menggunakan instrument status mini depresi Simpulan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, penilaian komordibitas fisik dan komordibitas psikiatrik dasar. Tatalaksana Pemeriksaan Fisik (4) Pemeriksaan penunjang: a. Pemeriksaan Laboratorium dan radiologi dilakukan kepentingan diagnostik yang tidak dapat ditegakkan hanya melalui pemeriksaan fisik. b. Pemeriksaan dapat melalui sistim rujukan ke laboratorium terdekat atau yang bekerja sama dengan

klinik pratama Permintaan pemeriksaan harus ditanda tangani oleh dokter 2) Tes Urin Zat Pemeriksaan urin pada klien unt mendeteksi zat spesifik yg digunakan SDM : dokter, perawat, atau analis laboratorium terlatih Tatalaksana Tes Urin Dilakukan sesuai SPO yang berlaku. Tes urin zat sesuai hasil anamnesa atau minimum 3 zat Hasil tes urin digunakan sebagai dasar terapi pada pasien putus zat (withdrawal) Lakukan rujukan pada fasilitas layanan kesehatan yang lebih tinggi bila dibutuhkan 3) Terapi Medis Pengertian : Pemberian pengobatan yang diberikan kepada klien atas indikasi medis atau berdasarkan diagnosa yang ditetapkan dokter. Ruang Lingkup Tindakan : Klinik Pratama SDM : Dokter dan perawat terlatih Pedoman Terapi Medis Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan Napza KMK no.422/menkes/sk/iii/2010 Pedoman Layanan terapi dan Rehabilitasi komprehensif pada gangguan penggunaan Naza berbasis Rumah Sakit KMK No.420/MENKES/SK/III/2010 Konsensus Tatalaksana Adiksi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia 4) Konseling Adiksi Intervensi psikologis berupa pendekatan melalui suatu kolaborasi antara konselor adiksi dgn klien dalam perencanaan yg didiskusikan dan disetujui bersama SDM : konselor adiksi terlatih dari berbagai profesi Proses konseling yg optimal min 8 x pertemuan @ 30-60 mt Resume konseling 5) Grup Terapi Grup Terapi adalah terapi yg dilaksanakan secara kelompok dgn diarahkan oleh konselor, bertujuan unt memotivasi perubahan perilaku SDM : konselor adiksi terlatih dari berbagai profesi Dilaksanakan 2 x selama periode perawatan Terimakasih