TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG Disusun untuk memenuhi tugas mandiri keperawatan gawat darurat Dosen Setiyawan S.Kep.,Ns.,M.Kep. Disusun oleh : NUGKY SETYO ARINI (P15037) PRODI D3 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016/2017
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Interpretasi Dasar EKG ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya Makalah ini. Surakarta, 5 Mei 2017 Penyusun i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah...1 C. Tujuan...1 BAB II ISI...2 A. Definisi......2 B. Interpretasi Dasar EKG... 2 BAB III PENUTUP... 6 A. Kesimpulan... 6 B. Saran... 6 DAFTAR PUSTAKA ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elektrokardiogram ( EKG ) adalah grafik yang dibuat oleh kardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Pada EKG terdapat gambaran sinyal yang dihasilkan oleh jantung dengan meletakkan duabelas sandapan ke beberapa bagian permukaan tubuh pasien. Berdasarkan sejarah orang pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada jantung dari sudut pandang listrik adalah Augustus Waller. Mesin elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer kapiler Lippmann yang dipasang ke sebuah proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke piringan foto yang dipasang ke sebuah kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak jantung untuk direkam dalam waktu yang sebenarnya. Gebrakan baru bermula saat seorang dokter Belanda kelahiran Kota Semarang, bernama Willem Einthoven. Ia menggunakan galvanometer senar yang ditemukannya pada tahun 1901, yang lebih sensitif daripada elektrometer kapiler yang digunakan Waller. Einthoven menuliskan huruf P, Q, R, S dan T ke sejumlah defleksi, dan menjelaskan sifat-sifat elektrokardiografi sejumlah gangguan kardiovaskuler. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana interpretasi dasar Elektrokardiogram (EKG)? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui cara interpretasi Elektrokardiogram 1
BAB II ISI A. DEFINISI Elektrokardiografi (EKG) adalah pencatatan potensial bioelektrik yang dipancarkan jantung melalui elektroda-elektroda yang diletakan pada posisi di permukaan tubuh (Mansjoer, 2007). Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung (Ruhyanudin, 2007). Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam peubahan potensial listrik jantung yang dhubungkan dengan waktu (Ruhyanudin, 2007). Electrocardiogram (ECG atau EKG) merupakan alat diagnose yang digunakan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung yang sangat detail. Mervin J Goldman mendefinisikan elektrokardiogram (ECG) adalah grafik yang merekam potensial listrik yang dihasilkan denyutan jantung. EKG diperoleh dengan menempatkan elektrode pada posisi tertentu (sesuai standar) pada dada dan ekstremitas. B. INTERPRETASI EKG Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa sudut pandang yang disebut dengan lead. Untuk mendukung interpretasi EKG, diperlukan pencatatan data umur pasien, jenis kelamin, tekanan darah (TD), BB, TB, gejala dan obat-obatan (khususnya digitalis dan antiaritmia). Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III, avr, avl, avf, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang. Lead I, II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang memiliki potensi muatan yang berbeda (positif dan negatif). Lead avr, avl, avf adalah lead unipolar, yang terdiri dari satu elektroda positif dan satu titik referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan jantung Lead V1-V6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah titik referensi yang terletak di pusat listrik jantung. 1. Gelombang P 2
3 Ialah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium (menggambarkan depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,8-0,12 detik dan amplitudonya kurang dari 2,5 mv. 2. Gelombang Q Merupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang P, normalnya berdurasi < 0,04 detik, dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R. 3. Segmen PR Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang Q atau R dan menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval normalnya bernilai 0,12-0,22 detik. 4. Gelombang kompleks QRS Ialah suatu kompleks gelombang yang merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Bagian-bagian gelombang QRS antara lain: 1) Gelombang Q yaitu defleksi negatif pertama; 2) Gelombang 5 R yaitu defleksi positif pertama. Defeleksi berikutnya disebut gelombang R, R ; dst; 3) Gelombang S yaitu defleksi negatif pertama setelah R. Gelombang S berikutnya disebut S, S, dst. Komplek QRS mempunyai durasi 0,06-0,10 detik (<0,12). 5. Segmen ST Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T. 6. Gelombang T Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa, gelombang T tegak di semua sadapan kecuali di avr dan V1. Durasi normalnya 0,12 0,18 detik, dan amplitudonya kurang dari 10 mv di chest lead dan kurang dari 5 mv di limb lead. 7. Gelombang U Adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak jelas. 8. Interval QT Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel. Durasi normalnya 0,3-0,4 detik.
4 Pembacaan Dasar (Interpretasi Dasar) Terdiri Atas: 1. Rate Frekuensi jantung normal adalah 60-100 x/menit. Bila lebih dari 100 x/menit: (sinus) takikardi kurang dari 60 x/menit: (sinus) bradikardi Antara 140 250 x/menit: abnormal takikardi Antara 250 350 x/menit: flutter Lebih besar dari 350 x/menit: fibrilasi Frekuensi jantung dapat dihitung dengan ; 300 dibagi jarak puncak gelombang R ke R berikutnya. Contohnya, bila jarak R-R adalah 4 kotak sedang, berarti 300/4 = 75 x/menit. Atau dengan cara menghitung interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak 2. Irama besar = 6 detik), kemudian hasilnya dikalikan 10. Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh SA node atau disebut irama sinus (= reguler sinus rhytm = normal sinus rhytm), dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Frekuensi antara 60-100 x/menit 2) Teratur 3) Gelombang P negatif di avr dan positif di lead II 4) Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T 3. Posisi Untuk menentukan posisi, silakan sudara lihat pada lead avl dan avf, kemudian cocokkan dengan tabel di bawah ini. avl avf Posisi + + Intermediate 4. 5. Axis 0 + Semi vertikal + 0 Semi horisontal + - Horisontal - + Vertikal Aksis listrik jantung adalah sudut yang dibentuk oleh vector listrik. a avf Posisi Lihat Lead Axis (derajat)
5 VL + + Intermediet sama tinggi 30 lebih tinggi avf 40 lebih tinggi avl 20 - + Vertikal Lead I = 0 90 Lead I = + 80 Lead I = - 100 + - Horizontal Lead II = 0-30 Lead II = + -20 Lead II = - -40 0 + Semi vertikal 60 + 0 Semi horisontal 0 6. Zona Transisi Zona transisi normalnya ada di V3-V4, yaitu pergeseran gambaran gelombang/kompleks QRS dari negatif ke positif. 7. Interval PR dan QT dapat dilihat pada kertas grafik EKG dan dicocokkan dengan nilai normalnya.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap EKG. Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau seorang perawat yang masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal penting yang terlewatkan. Kalau perawat semakin banyak mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada mulanya mungkin tampak terpaksa dan secara mekanik akan memberikan keuntungan besar dan akan segera menjadi seperti kebiasaan. Gelombang P;gambaran proses depolarissi atrium. Gelombang QRS;gambaran proses depolarisasi ventrikel Gelombang T;gambaran proses repolarisasi ventrikel. Gelombang U;timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya Interval PR;diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. B. Saran Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak. Bacalah di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi ini, tetapi bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG.Kenalilah lebih dalam dulu dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat akan dapat menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya. 6
DAFTAR PUSTAKA Brunner & suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah, volume 2. EGC : Jakarta. Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Malang: UMM Press