FUNGSI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA. DI SUSUN OLEH : KELOMPOK III 1. ANISA ( 144012011006) 2. ANANG ROSADI ( 144012011005) 3. ANDRIAN. M ( 14401201007) 4. EDI PRAWOTO ( 144012011016) 5. HESTI YUNINGSIH ( 144012011026) 6. M. ERVAN TAUFIK ( 144012011030) 7. RISKA SEPTARIYANA (144012011038) SEKOLAH ILMU KESEHATAN PRODI D III KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2011
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas nerkatnya dan rahmat nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis makalah ini di lakukan dalam rangka tugas kewarganegaraan makalah ini sebagai pemahaman tentang dampak negative dan posisi silang Indonesia. Akhir kata penulis menyadari atas pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis menerima berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perkembangan ilmu pengetahuan. Pringsewu, Oktober 2011 Kelompok III ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan... 1 BAB II PEMBAHASAN... 2 A. Pancasila Sebagai Filsafat... 2 B. Pancasila Sebagai Etika Politik... 4 BAB III PENUTUP... 9 iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahsa Yunani Philien yang artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdam (Nasution, 1973) jadi secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta kebiasaan seiring dengan ikmu pengetahuan maka muncul pula filsafat yang berkaitan dengan bidang bidang ilmu tertentu antara lain filsafat, politik, hokum, ilmu pengetahuan, agama, dan bidang bidang ilmu lainnya. B. Tujuan Penulisan 1. Kita mnegetahui penegertian filsafat 2. Kita mampu menjelaskan pancasila sebagai etika politik 3. Untuk memenuhi nilai dan syarat mata pelajaran kewarganegaraan tahun ajaran 2011 / 2012. 1
BAB II PANCASILA SEBAGAI ILMU FILSAFAT A. Pancasila Sebagai Ilmu Filsafat 1) Pengertian filsafat Secara etimologis isilah filsafat atau bahasa inggrisnya di sebut piloshophi berasal dari bahasa Yunani philien ( cinta) dan sophos ( hikmah atau kearifan ) bias juga di artikan ( cinta kebijaksanaan ) makna beberapa tokoh filsafat yaitu sorrates peninjauan dalam diri yang bersifat relektif atau beberapa penunjangan terhadap asas asas dari kehidupan yang adil dan bahagia. Aliran filsafat juga terbagi atas beberapa sifat yaitu meterealisme (kebenaran) idealisme / spritualisme (ide dan spirit) realism, (realitas) Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul pula filsafat yang berkaitan denganb bidang bidang ilmu tertentu antara lain filsafat politik, social, hukum, bahasa, ilmu pengetahuan agama dan bidang bidang ilmu lainnya. Menurut beberapa tokoh filsafat yaitu: Socrates : peninjauan dalam diri yang bersifat relaektif atau berupa perenungan terhadap asas asas dari kehidupan adil dan bahagia. Plato : filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran ( vision of truth) dalam pencarian dan menangkap pengetahuan mengenai ide abadi dan tak berubah 2
Adapun bentuk filsafat pancasila sendiri di golongkan sebagai berikut : Bersifat reaaligus yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran relegius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia. 1. Filsafat Sebagai Produk yang Mencakup Pengertian Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran pemikiran dan para filsuf, zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau system filsafattertentu, misalnya rasionalisme, matereliasme, pragmatism, dan lain sebagainya. 2. Filsafat sebagai jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktifitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yamg timbul dari persoalan yang bersumber pada akal manusia. Suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan obnyeknya. 1. Metafisika yang membahas tentang hal hal yang bereksintesi di balik fisis yang meliputi bidang bidang, ontology, kosmologi, dan antropologi. 2. Epistemology, yang berkaitan dengan persoalan persoalan hakekat pengetahuan 3. Metedologi, yang berkaitan dengn persoalan hakekat metode dalam ilmu pengetahuan. 4. Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir yaitu rumus rumus dan dalil dalil berfikir yang benar. 5. Etika, yang berkaitan dengan normalitas tingkah laku manusia. 3
6. Estetika yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan Rumusan Pancasila yang bersifat Hearkhis dan berbentuk Piramidal 1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan dijiwai sila sila II,III,IV, dan V 2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan berada adalah diliputi dan dijiwai sila I, meliputi dan menjiwai sila, III, IV, dan V 3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia, adalah diliputi dan dijiwai sila I.II, meliputi dan menjiwai sila IV dan V 4. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan / perwakilan adalah d liputi dan dijiwai oleh sila ila I<II,III meliputi dan menjiwai sila ke V. 5. Sila kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila sila I, II, III. dan IV B. Pancasila Sebagai Etika Politik Etika umum dan Etika Khusus etika suatu pemikiran kritis dan ajaran ajaran dan pandangan pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita mengambil sikap bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno 1987). Pengertian politik berasal dari kosa kata ( politics yang memiliki makna bermacam macam kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang 4
menyangkut proses penentuan tujuan tujuan dari system itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan tujuan itu. Berdasarkan pengertian pengertian pokok tentang politik maka secara operasional bidang politik menyangkut konsep konsep pokok yang berkaitan dengan Negara (state), kekuasaan, (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy), pembagian (distribution), serta alokasi ( allocation). (Budiardjo, 1981 : 8,9) Etika politik meletakan dasar fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih menegukan akar etika politik bahwa kebaikan senatiasa di dasarkan kepada hakekat manusia sebagai mahluk yang beradab dan berbudaya. Oleh karena itu aktuali sasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia Dalam pelaksanaan dan penyelengaraan Negara, etika politik menuntut agar kekuasaan dalam Negara di jalankan sesuai dengan : 1. Asas legalitas (legimitasi hokum) yaitu dijalankan sesuai dengan hokum yang berlaku. 2. Disahkan dan dijalankan secara demokratis (legemitasi demokratis) 3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya (legimitasi moral) (Suseno, 187,:115) Prinsip prinsip dasar etika politik dalam realisasi praksis dalam kehidupan kenegaraan senatiasa di laksanakan secara korelatif di antara ketiganya. Secara subtantif etika politik tidak dapat di pisahkan dengan subyek sebagai pelaku etika manusia yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral. 5
Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat bangsa maupun Negara bias berkembang kearah keadaan yang tidak baik dalam arti moral. Aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia. Filsafat politik pancasila adalah seperangkat keyakinan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang di bela dan di perjuangkan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila. Pancasila merupakan bawaan kodrat manusia Indonesia manusia di seluruh dunia khususnya manusia Indonesia memiliki sifat kodrat monodualis sebagai individu dan sebagai mahluk social sekaligus jadi yang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia. Rumusan etika politik pancasila dengan demikian dapat di susun sebagai berikut : etika politik pancasila merupakan cabang dari filsafat politik pancasila sedangkan filsafat politik pancasila adalah seperangkay keyakinan yang di dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara manusia Indonesia yang berdasarkan pancasila. Filsafat pancasila politik adalah filsafat Negara pancasila, yang berfungsi pancasila sebagai dasar filsafatnya dan sebagai ideologinya. Etika politik terdiri dari 2 kelompok yaitu : - Khusus - Umum 6
Nilai Nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik Sebagai dasar filsafat Negara pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang undangan, melainkan juga merupakan sunber moralitas terutama dalam hubungnya yang dengan legemitasi kekuasaan, hokum serta berbagai kebijaksanaan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa serta ke dua kemanusiaan yang adil dan beradab adalah merupakan sumber nilai nilai moral bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, etika politik menuntut agar kekuasaan dalam Negara di jalankan sesuai dengan asas legalutas ( legitimasi hokum) secara demokrasi ( legetimasi demokrasi ) dan di laksanakan berdasarkan prinsip prinsip moral ( legetimasi moral ). Contoh Etika Politik Tragedi Mei 1998 adalah contoh politik yang dijalankan tanpa etika politik Karena pemerintah menyalahgunakan kekuasaan untuk mempertahankan kedudukannya. Dengan ini mengabaikan prinsip kekuasaan berasal dari rakyat dan di pergunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat,. Contoh nyata lain yaitu kebijakan pengesahan UU pornografi yang belum jelas subtansi persoalan utamanya yang menimbulkan masalah lain seperti fenomena premanisme. Kebijakan tersebut di nilai melanggar etika politik karena pemerintahan mengabaikan masyarakat yang menolak UU tersebut. Pemerintah di lihat mengarah pada system 7
pemerintahan yang totakiter dan terlalu mencampuri privasi rakyat, sementara Negara kita adalah Negara demokrasi. Manfaat Etika Politik Pertama Etika di perlukan dalan hubungannya dengan relasi antara politik dankekuasaan karena kekuasaan cenderung di salahgunakan maka etika sebagai prinsip normative / etika normative ( bukan mataetika) sangant di perlukan etika disini ada sebagai kaharusan ontologism. Dengan memahami etika politik, para pejabat tidak akan menyalahgunakan kekuasaannya. Kedua, Etika politik bertujuan memberdayakan meknisme control masyarakat terhadap pengambilan kebijakan para pejabat agar tidak menyalahi etika. Ketiga, para pejabat dapat bertanggung jawab atas berbagai keputusan yang di buatnya baik selama ia menduduki posisis tertentu maupun setelah meninggalkan jabatannya. 8