Penyeimbang Beban Tiga Fasa Tiga Kawat Dengan Static Var ompensator (SV) Tipe Thyristor ontrolled Reactor Fixed apacitor (TR-F) Dimas Mulyo Widyo Saputro. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. Dr. Dedet andra Riawan, ST. M.Eng Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Abstrak : Pembebana industri yang berubahubah menyebabkan ketidakseimbangan arus pada sistem distribusi. Akibat adanya ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan munculnya arus urutan positif, arus urutan negatif, dan arus urutan nol. Agar dapat dicapai keseimbangan pada sistem, maka harga arus urutan negatif dan arus urutan nol harus dikurangi sampai dengan standar minimum ketidakseimbangan. Pada tugas akhir ini dijelaskan bagaimana cara mereduksi besar arus urutan negatif dengan memanfaatkan Static Var ompensator tipe Thyristor ontrolled Reactor Fixed apacitor. Metode SV yang digunakan yaitu menggunakan metode analisis daya, sehingga perhitungan yang dilakukan lebih sederhana. Hasil simulasi diketahui bahwa presentase ketidakseimbangan sebesar 10,3% dapat dikurangi menjadi 1,01% dan kompensasi arus urutan negatif dari 1,9 A menjadi 0,A. Keuntungan dari kompensator tersebut yaitu memiliki sudut penyalaan yang dapat diatur mengikuti perubahan beban. Kata kunci: Ketidakseimbangan, static Var compensator, TR-F. I. PENDAHULUAN Pembebanan pada industri selalu berubah-ubah, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan pada sistem distribusi. Sistem yang tak seimbang akan mengakibatkan efek yang merugikan pada mesin-mesin industri. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk menyeimbangkan sistem tersebut. Pada beban tak seimbang terdapat 3 macam arus yaitu : arus urutan nol, arus urutan negatif dan arus urutan positif. Ketidakseimbangan merupakan perbandingan arus urutan nol atau negative dengan arus urutan positif. Penggunaan Static Var ompensator (SV) dapat dimanfaatkan untuk mengkompesasi beban yang tak seimbang pada beban yang tak seimbang pada sistem distribusi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur variable reaktansi yang terdapat pada kompensator. Pengaturan ini dapat dicapai dengan pengoperasian Thyristor ontrolled compensator pada sudut konduksi tertentu. Dengan sudut konduksi yang asimetri pada thyristor, maka didapat reaktansi hubungan delta yang asimetri pula. SV dapat menyerap atau menghasilkan daya reaktif untuk menyeimbangkan sistem distribusi dan mengurangi presentasi ketidakseimbangan yang timbul pada sistem distribusi. II. DASAR TEORI.1 Daya Rangkaian Daya listrik fasa tunggal didefinisikan sebagai perubahan energi terhadap waktu dalam bentuk tegangan dan arus. Satuan daya listrik adalah Volt Ampere. Daya yang diserap oleh suatu beban adalah drop tegangan (Volt) pada beban tersebut dikalikan dengan arus (Ampere) yang mengalir melalui beban tersebut. sehingga diperoleh daya sesaat adalah: s V I cos t cos( t ) maks maks (.1) Sudut dalam persamaan diatas adalah positif untuk arus lagging terhadap tegangan dan negatif untuk arus yang leading terhadap tegangan. Dengan V I maks maks dapat diganti dengan perkalian [Van.Ian] atau [V].[I].. Sistem Tak Seimbang Suatu sistem tak seimbang yang terdiri dari n fasor-fasor yang berhubungan dapat diuraikan menjadi n sistem-sistem fasor-fasor seimbang yang disebut komponen-komponen simetri fasor aslinya. N buah fasorfasor pada setiap himpunan komponen-komponennya adalah sama panjang dan sudut-sudut diantara fasor-fasor yang bersebelahan dalam himpunan itu sama besarnya...1 Komponen Simetri Karena pergeseran fasa komponen-komponen simetri pada tegangan dan arus dalam suatu sistem tenaga, maka untuk memudahkan dipakai operator untuk menunjukkan perputaran sebesar 10 o. Operator ini sering disebut sebagai operator a dimana operator ini menimbulkan suatu perputaran sebesar 10 0 dengan arah yang berlawanan dengan perputaran arah jarum jam. Operator semacam ini merupakan suatu bilangan kompleks dengan besar satu dengan suatu sudut sebesar 10 o dan didefinisikan sebagai : j / 3 a 1 10 o e -0,5 + 0,886 Dengan memasukkan nilai operator a, maka persamaan dapat ditulis V a V a0 + V a1 + V a (.) V b V a0 + a Va 1 + av a (.3) V c V a0 + av a1 + a V a (.4).. Derajat Ketidakseimbangan Dalam sistem tiga fasa derajat ketidakseimbangan didefinisikan sebagai perbandingan antara komponen urutan negatif dengan komponen urutan positif dari fasorfasor yang tidak seimbang. Dirumuskan sebagai : NegativeSequence Unbalance 100% PosoitiveSequence 1
.3 Thyristor-controlled Reactor (TR) Gambar.1 Thyristor ontrol Reactor [1] Rangkaian dasar TR ini ditunjukkan pada gambar.1. Thyristor (T1,T) yang terhubung anti pararel ini bekerja seperti bidirectional switch dimana thyristor T1 akan berkonduksi pada setengah gelombang positif dan thyristor T akan berkonduksi pada setengah gelombang negatif. Untuk pengaturan sudut penyalaan ( ) mulai dari 90 sampai 180. Pada sudut penyalaan 90 menyebabkan thyristor akan konduksi secara penuh. Dan pada sudut penyalaan 180 thyristor tidak berkonduksi atau dalam kondisi blocked mode. Konduksi secara parsial diperoleh dengan sudut penyalaan diantara 90 0 dan 180 0. Sudut penyalaan diantara 0 0 dan 90 0 tidak diijinkan karena akan menghasilkan arus tak simetri dengan adanya komponen D. III. STATI VAR OMPENSATOR PENYEIMBANG BEBAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DAYA 3.1 Hubungan Antara Daya Aktif Dan Reaktif Yang Mengalir Setiap Fasa Ke Sebuah Beban Tiga Fasa. Gambar 3.1 merupakan rangkaian beban 3 fasa yang disambungkan dengan kawat tiga fasa dengan tegangan yang seimbang. Jika tegangan V R dipilih sebagai phasor referensi, sehingga V R V 0 0, V S V 10 0, V T V 10 0, dan 0 IR +IS + IT P R + j Q R V 0 0 + P S + j Q S V 10 0 + P T + j Q T V 10 0 (3.1) set yang terbentuk oleh kompensator dan beban, sehingga setiap fasa mengalir Q Q /3. Jadi persamaan factor daya yang baru yaitu: 3P os φ P (3.5) (3P) +(3Q) P +Q Jika Q 0 telah tercapai, maka power factor akan menjadi unity. 3. Daya Reaktif Yang Dialirkan Oleh Setiap Fasa ke Tiga Kawat Beban Reaktif Murni Yang Dihubungkan Secara Delta. Daya jq, jq ST, dan jq TR, yang diserap oleh beban raktif mono-fasa yang merupakan hubungan delta seperti pada gambar 3.. Hal ini sangat berguna untuk mencari hubungan antara daya beban tersebut dan daya kompleks yang mengalir setiap fasa, yaitu sesuai rumus : SR P R+ j Q R, SS P S + j Q S, dan ST P T + j Q T. (3.6) Dilihat dari IR I1 I3, maka didapatkan I R P R + j Q R j Q V 0 0 3V 30 0 j Q TR 3V 150 0 Q Q TR (3.7) 3V 3V Membandingkan dari anggota kedua dan keempat sehingga didapatkan : + j 3(Q +Q TR ) Q R Q +Q TR (3.8) Q S Q ST +Q (3.9) Q T Q TR +Q ST (3.10) Daya reaktif yang dialirkan oleh setiap fasa dapat diperbaiki sesuai yang diinginkan dengan menggunakan 3 daya reaktif, yaitu pada persamaan (3.8), (3.9), dan (3.10) [3]. Akan tetapi untuk mendapatkan nilai daya reaktif yang equal pada setiap fasa tidak mungkin bisa berlangsung secara instan, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka perlu ada jedah waktu untuk memperoleh kondisi tersebut. Gambar 3. Menentukan nilai dari Q, Q ST, Q ST [3] Gambar 3.1. Daya yang mengalir ke beban tiga fasa tiga kawat [3]. Dari persamaan diatas adalah hubungan antara daya yang mengalir setiap fasa. Apapun koneksi dari beban tiga fasa dengan tegangan yang seimbang dan beban yang seimbang, maka daya harus sesuai dengan persamaan (3.3), yaitu Q R Q S Q T (3.3) Dan daya aktifnya yaitu P R P S P T (3.4) Jadi jika Q adalah daya reaktif yang mengalir ke 3.3 Reaktansi Kompensasi Gambar 3.3 menunjukkan sebuah sistem beban tiga fasa tiga kawat yang tidak seimbang. Q R1, Q S1, dan Q T1 adalah daya reaktif yang dialirkan oleh setiap fasa ke beban, jadi daya reaktif yang diserap oleh beban adalah Q 1 Q R1 + Q S1 + Q T1 [7]. Sebuah reaktansi kompensator dikoneksikan dengan hubungan delta yang bertujuan untuk menyeimbangkan arus fasa. Agar bisa melakukan hal tersebut, cukup dengan membuat daya reaktif yang dialirkan oleh setiap fasa ke grup beban kompensator sama, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Jadi dapat dikatakan jika Q adalah daya reaktif yang
dialirkan ke beban kompensator grup, maka setiap fasa harus mengalir Q /3. Daya reaktif dari kompensator Q, Q ST, dan Q TR yang membuat daya reaktif yang dialirkan oleh setiap fasa ke sistem beban kompensator sama dengan Q /3. Daya yang dialirkan ke sistem beban kompensator oleh setiap fasa adalah penjumlahan dari daya yang mengalir ke beban oleh setiap fasa dan daya yang mengalir ke kompensator. Dari persamaan dari (3.8), (3.9), dan (3.10), maka didapatkan persamaan : Q 3 Q R1 + Q Q 3 Q S1 + Q ST Q 3 Q T1 + Q TR +QTR +Q +QST Maka persamaan untuk daya reaktif kompensator : Q Q + Q 3 T1 Q R1 Q S1 Q ST Q + Q 3 R1 Q S1 Q T1 (3.11) Q TR Q + Q 3 S1 Q T1 Q R1 (3.1) Daya reaktif kompensator pada persamaan (3.1) yang digunakan untuk menyeimbangkan sistem beban tiga fasa. Daya reaktif yang diserap sekarang adalah Q. Jika nilai dari Q 0, maka persamaan daya dari reaktansi kompensator menjadi : Q Q ST Q T1 Q R1 Q S1 Q R1 Q S1 Q T1 Q TR Q S1 Q T1 Q R1 (3.13) Pada kondisi inilah sistem menjadi seimbang sehingga rugi-rugi daya minimum. Pada pesamaan sebelumnya terdapat algoritma yang sangat mudah untuk menentukan harga reaktansi dari kompensator. Daya reaktif yang dialirkan kebeban oleh setiap fasa dapat diukur menggunakan pemasangan 3 Var meter yang ditunjukkan pada gambar 3.3 [4]. Jika daya reaktif menunjukkan nilai positif, maka reaktansi adalah bersifat induktif, jika daya reaktif menunjukkan nilai negatif, maka reaktansi adalah bersifat kapasitif. 3.4 Disain TR-F Nilai suspectansi SV, B SV dapat diperoleh melalui persamaan (3.15), sedangkan untuk memperoleh nilai suspectansi TR, maka digunakan rumus : B(σ) TR B SV - B F (3.16) Dimana σ adalah sudut konduksi dari TR dan B F adalah suspectansi dari fixed capacitor setiap fasa dari SV. Hubungan antara sudut konduksi dan nilai suspectansi yaitu : B(σ) TR σ sin σ πx L (3.17) Dimana X L adalah nilai reaktansi dari TR reaktor. Persamaan (3.17) diketahui dari persamaan (3.16). Untuk sudut penyalaan α menggunakan persamaan : α π σ (3.18) Dari persamaan (3.17) dan (3.18) maka didapatkan : B(α) TR π α sin (π α) πx L (3.19) IV. SIMULASI DAN ANALISA 4.1 Pemodelan Single Line Diagram Beban Tak Seimbang Simulasi Tugas Akhir dengan judul Penyeimbang beban tiga fasa tiga kawat dengan Static Var ompensator (SV) Tipe Thyristor ontrolled Resistor Fixed apacitor (TR-F) dilakukan dengan menggunakan software MATLAB - SIMULINK. Sistem yang digunakan adalah sistem distribusi 3 fasa. Pada simulasi tugas akhir ini menggunakan metode yang berbeda dari metode SV yang biasa digunakan. Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode analisis daya, yang sudah dijelaskan secara terperinci pada bab 3. Skema rangkaiannya adalah sebagai berikut : 4. Simulasi Kondisi Beban Tak Seimbang Gambar 3.3 Pemasangan SV pada sistem tiga fasa [4] Telah diketahui bahwa 3V adalah nilai tegangan antara fasa beban, jadi nilai reaktansi dari kompensator adalah : X 3V Q 3V Q ST, X ST, X TR 3V (3.14) Q TR Dan nilai susceptansi dari kompensator yaitu : B Q, B 3V ST Q ST, B 3V TR Q TR (3.15) 3V Gambar 4.1 Diagram sistem distribusi tiga fasa 3tiga kawat [8] Pada simulasi ini, dimodelkan bahwa beban mendapatkan sumber tegangan jala-jala sebesar 0 KV, dan beban terhubung bintang. Sedangkan untuk SV dipasang secara delta bersama fixed capacitor dan SV 3
dipasang pada sisi sekunder trafo. Berikut adalah data dari beban tak seimbang : Tabel 4.1 Konfigurasi Beban Fasa R Fasa S Fasa T Tegangan (V) 11547 11547 11547 Frekuensi 50 50 50 (Hz) Daya Aktif 00 300 150 (KW) Daya Reaktif (KVar) 100 0 8 Untuk membuktikan bahwa sistem distribusi tidak seimbang, maka data beban pada tabel 4.1 akan disimulasikan untuk mengetahui nilai arus pada sistem distribusi. Simulasi ini akan ditunjukkan pada gambar 4.1 dimana gambar tersebut menunjukkan keadaan tidak seimbang dan tanpa kompensator. Berikut gambar simulasi yang menggunakan software Simulink Matlab 010 : Diketahui bahwa arus pada sistem distribusi tidak seimbang, dengan demikian dapat diketahui pula harga arus urutan positif (I 1 ), arus urutan negatif (I ) dan arus urutan nol (I 0 ) yaitu: I 0 1 3 x 0,8 8,60 + 19,35 138 0 + 16,99 109.6 0 0,014 137,065 0 A I 1 1 3 x 0,8 8,60 + 19,35 18 0 + 16,99 349.6 0 18,85 1,37 0 A I 1 3 x 0,8 8,60 + 19,35 10 0 + 16,99 9,6 0 1,94 30,5 0 A Untuk memperoleh nilai presentasi ketidakseimbangan, maka dilakukan perhitungan secara manual dengan rumusan : %ketidakseimbangan I I 1 x100% Dari rumusan di atas diperoleh harga % ketidak seimbangan sebesar : %ketidakseimbangan 1,94 18,85 x100% Gambar 4. Rangkaian Simulasi beban tak seimbang tanpa kompensator Dari hasil simulasi pada gambar 4. maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4. Data Simulasi Sebelum Diberi Kompensator Fasa R Fasa S Fasa T Arus (A) 0,8 8,6 19,5 138 16 109 Daya Aktif 33 14 194 (KW) Daya Reaktif (KVar) 33. 67,17 34 Dari rangkaian seperti gambar 4. diatas maka didapatkan hasil simulasi untuk arus sumber yang ditunjukkan pada gambar 4.3 : Gambar 4.3 Gelombang arus sumber sebelum dikompensasi 10,3% Pada beban hasil simulasi untuk beban yang tak seimbang harga urutan nol sangat kecil mendekati nol. Tetapi pada sistem yang tidak seimbang tersebut masih ditemukan adanya harga arus urutan negatif yang besar dengan presentasi ketidak seimbangan sebesar 10,3% sedangkan standar presentase ketidak seimbangan arus tidak boleh melebihi dari 5%. Oleh karena itu diperlukan perlengkapan tambahan untuk mengeliminasi arus urutan negatif tersebut dengan menyuntikkan tambahan arus pada tiap fasanya. 4.3 Simulasi Sistem menggunakan SV type TR- F. Dalam tugas akhir ini digunakan SV tipe TR-F untuk penyeimbang beban, yang berarti mengurangi nilai arus urutan negatif yang muncul pada sistem yang tak seimbang. Nilai sispectansi pada maing-masing SV tipe TR-F diperoleh berdasarkan arus yang mengalir pada tiap fasa sistem yang tidak seimbang. Hal ini dikarenakan dengan adanya SV tipe TR-F yang terhubung paralel dengan sistem beban yang tak seimbang tersebut diharapkan dapat disuntikkan besar arus tertentu pada setiap fasa dapat diatur dengan efisien. Hal ini dikarenakan terdapatnya thyristor pada suspectansi induktif tiap fasa TR-F yang dapat diatur sudut penyalaannya yang menyebabkan nilai suspectansi dari komponen induktif TR-F bersifat variable tergantung perubahan beban. 4
4.3.1 Disain SV tipe TR-F Telah diketahui bahwa SV dipasang secara paralel dengan beban, SV diaharapkan bisa menyeimbangkan arus pada sistem distribusi, yaitu dengan mengurangi harga arus urutan negatif yang muncul pada pada sistem yang tak seimbang. Untuk kompensasi SV pada simulasi ini kapasitas kompensasinya dibatasi yaitu 45 Kvar, sehingga nilai dari Induktansinya yaitu 1,806 H dan nilai apasitansinya 3,69x10-6 F. Disain utama dari SV yaitu menentukan harga dari suspectansi setiap fasa. Harga suspectansi diperoleh berdasarkan besarnya jumlah daya reaktif yang mengalir pada setiap fase, tentunya daya reaktif tersebut diperoleh dari arus yang mengalir pada setiap fasa yang tidak seimbang. Harga suspectansi ini dugunakan oleh SV sebagai kontrol penyulutan sudut SV, dengan demikian besar arus yang disuntikan setiap fasa dapat diatur secara efisien. Setelah melakukan simulasi sistem beban tak seimbang yang menggunakan SV, maka didapatkan harga suspectansi dari setiap fase yaitu : B B ST B TR 5,36x10 4 5,75x10 4 1,11x10 4 Karena harga suspectansi kapasitif tiap fasa bersifat tetap (fixed) maka harga suspectansi induktif yaitu : B (TR) B (TR)ST B (TR)TR 5,36x10 4 + 1,16x10 3 1,696x10 3 5,75x10 4 + 1,16x10 3 1,735x10 3 1,11x10 4 + 1,16x10 3 1,049x10 3 Setelah mendapatkan harga suspectansi induktif tiap fasa maka besar sudut penyalaan dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : B(α) TR π α sin (π α) πx L Maka harga sudut penyalaan tiap fasa TR F adalah Dalam Tugas Akhir ini akan dianalisa besarnya arus urutan negatif setelah pemasangan SV tipe TR-F. Adanya besarnya arus yang mengalir pada setiap fasa SV tipe TR-F tergantung pula pada besarnya sudut penyalaan pada thyristor yang terdapat pada komponen induktif TR-F. Pada tugas akhir ini digunakan power analisis untuk menentukan hasil dari suspectansi sehingga bisa mengontrol sistem menjadi seimbang. Gambar 4.5 Rangkaian Simulasi beban tak seimbang menggunakan kompensator Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan SV tipe TR-F pada sistem yang tidak seimbang maka diperoleh data-data sebagai berikut : Tabel 4.3 Data Simulasi Setelah Diberi Kompensator Fasa R Fasa S Fasa T Arus (A) 19,35 13,9 19,5 19.71 106.1 133 Daya Aktif 18 0 (KW) Daya 5.1 50 5 Reaktif (KVar) Faktor Daya 0,973 0,973 0,976 Dari rangkaian seperti gambar 4.5 diatas maka didapatkan hasil simulasi untuk arus sumber yang ditunjukkan pada gambar 4.6 : α 15,7 0 α ST 14, 0 α TR 178,4 0 Gambar 4.6 Gelombang arus sumber Setelah dikompensasi Berdasarkan data arus perfasa dari hasil simulasi pada tabel diatas, maka dapat diperoleh nilai arus urutan positif (I 1 ), arus urutan negatif (I ) dan arus urutan nol (I 0 ) sebagai berikut : Gambar 4.4 Rangkaian SV tipe TR-F I 0 1 3 x 19,35 13,90 + 19,5 133 0 + 19,71 106 0 5
4x10 3 68.7 0 A I 1 1 3 x 19,35 13,90 + 19,5 13 0 + 19, 346.1 0 19,53 13,6 0 A I 1 3 x 19,35 13,90 + 19,5 107 0 + 16,99 6 0 0. 165,47 0 A Dan presentase ketidakseimbangan setelah kompensasi menggunakan SV tipe TR-F yaitu %ketidakseimbangan 0, 19,53 x100% 1,0% Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil simulasi dengan menggunakan SV tipe TR-F didapatkan bahwa nilai arus urutan nol sangat kecil mendekati nol dan nilai arus urutan negatif untuk konfigurasi beban yang tidak seimbang berkurang yang semula sebesar 1,9 A, setelah dikompensasi menggunakan SV tipe TR-F menjadi 1,0A. Besar prosentase ketidakseimbangan juga mengalami penurunan yang semula bernilai 10,3% menjadi 1,01%. Sehingga sistem dengan konfigurasi beban yang disimulasikan tersebut telah memenuhi standar minimum ketidak seimbangan arus yaitu sebesar 5%. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pembebanan yang berubah-ubah akan menimbulkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan munculnya arus urutan positif, arus urutan negatif, dan arus urutan nol. Saat kondisi tak seimbang muncul arus urutan negatif sebesar 1,94 A menjadi 0, A setelah kompensasi. Static Var ompensator (SV) tipe TR-F memiliki kemampuan untuk mengurangi besar arus urutan negatif pada saat kondisi tak seimbang persentase ketakseimbangan arus sebesar 10,3% menjadi 1,0% setelah kompensasi. Keunggulan dari SV tipe TR-F pada Tugas akhir ini yaitu memiliki sudut penyalaan yang dapat diatur mengikuti perubahan beban. Serta metode yang digunakan yaitu metode analisis sistem tenaga, sehingga dalam perhitungannya lebih mudah. 5. Saran Penggunaan metode switching seperti yang diterapkan pada operasi SV ini tentu akan menyebabkan efek harmonisa yang dapat mengganggu sistem. Apabila pembaca ingin membahas mengenai SV, perlu dianalisa juga efek da perencanaan filternya. Perlu juga diperhatikan penyesuaian dengan kebutuhan daya reaktif yang akan dikompensasi, karena akan mempengaruhi dalam pemodelan disain dari SV. DAFTAR PUSTAKA [1] N.G. Hingorani, L. Gyugyi, Understanding FATS: oncepts andtechnology of Flexible A Transmission Systems. IEEE, New York. 000. [] K. R. Padiyar, A. M. Kulkarni, Flexible A transmission systems, Sat/hand, Vol., Part 6, pp. 781-796. 1997 [3] F.R Quintela, J.M.G. Arevalo, R.V Redondo, Power Analisis of Static var ompensators, J Electric Power System Reaserch, 30, pp. 36-38. 008 [4] F.R Quintela, J.M.G. Arevalo, R.V Redondo, Four Wire Three-phase Load Balancing with Static Var ompensators, J Electric Power System Reaserch. 011 [5] R. Bachtiar Andy, Penggunaan SV pada Sistem Tidak Seimbang, Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 006 [6] Waskita Ketut, Perencanaan Dan Simulasi Voltage Source Inverter Untuk Mengkompensasi Komponen Dc Pada Jaringan Distribusi Tiga Fasa Empat Kawat, Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 004 [7] F. Redondo Quintela, N. Redondo Melchor, Multi-terminal Network Power Measurement, Int. J. Elect. Enging. Educ, pp. 148-161. 00 [8] Mokhtari M, Golshannavaz, Nazarpour, Farsadi M, ontrol of an SV for the Load Balancing and Power Factor orrection with a new Algorithm based on the Power Analisis, Urmia University, Urmia, Iran. 010 RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis lahir di Sidoarjo pada tanggal 19 Juni 1988 dengan nama Dimas Mulyo Widyo Saputro. Riwayat pendidikan yang pernah ditempuh adalah SD Negeri Gelam I andi Sidoarjo, SLTP Negeri 1 Sidoarjo dan SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo. Setelah lulus dari SMA pada tahun 006, penulis kuliah di D3 PENS - ITS Jurusan Teknik Elektro Industri (006-009). Setelah itu melanjutkan ke S1 Lintas Jalur di Jurusan Teknik Elektro (FTI-ITS) dengan NRP 09.106.003. Di Jurusan Teknik Elektro, penulis mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga. 6