Laporan Praktik Pengelasan Lanjut. Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G. Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G

dokumen-dokumen yang mirip
JOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XI PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

BAB III TEKNIK PENGELASAN

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur

MACAM-MACAM CACAT LAS

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR METAL MANUAL

MENGELAS DENGAN PROSES LAS BUSUR METAL MANUAL

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

MAKALAH TENTANG WELDING REPAIR / PERBAIKAN LAS UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH APLIKASI LAS

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan. Dosen Pembimbing :

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

MENGELAS POSISI DATAR DAN FILLET

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

MENGELAS DENGAN PROSES LAS GAS METAL

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

MENGELAS TINGKAT LANJUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILEN

BAB II KERANGKA TEORI

Melakukan Pekerjaan Las Busur Manual

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LATIHAN LAS LISTRIK (MEMBUAT RIGI-RIGI LAS) NO REVISI TANGGAL HALAMAN JST/TSP/ dari 9

PENGELASAN SMAW POSISI 1G

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

Studi Kekuatan Sambungan Las Baja AISI 1045 dengan Berbagai Metode Posisi Pengelasan

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

ANALISA PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP PENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN PENGUJIAN BENDING

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

SUBMARGED ARC WELDING (SAW)

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

LAB LAS. Pengelasan SMAW

DASAR-DASAR PENGELASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

MENGGUNAKAN PERALATAN LAS BUSUR LISTRIK

WELDING. LEMBAR INFORMASI Bidang Lomba LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT DIY TAHUN 2014 JOGJAKARTA LKS PENGELASAN LOGAM

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

MENGELAS PELAT TIPIS DENGAN GAS OAW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

BAB VI PROSES PENGELASAN

MODUL AJAR PRAKTEK LAS Penyusun: BACHTIAR, ST., MT. NIP

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Transkripsi:

Laporan Praktik Pengelasan Lanjut A. Tujuan Praktik Pengelasan Lanjut Mahasiswa mampu melaksanakan pengelasan dengan las SMAW, berbagai posisi pengelasan. B. Deskripsi Praktik Pengelasan Lanjut Membuat rigirigi las posisi G dan Pengisian Posisi G Membuat rigirigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G Membuat sambungan kampuh V dan pengisiannya posisi G dan 4G Membuat sambungan fillet posisi F Membuat sambungan fillet posisi 4F C. Teknik pengelasan SMAW. Persiapan Peralatan dan Alat Pelindung Diri a. Alat Pelindung Diri Gambar di bawah ini merupakan perlengkapan pelindung diri untuk melindungi tubuh pekerja selama melakukan pekerjaan mengelas maupun pada saat berada di lingkungan pengelasan.

Gambar 0. Perlengkapan pelindung Diri b. Pemeriksaan peralatan Selalu periksa terlebih dahulu peralatanperalatan kerja yang akan digunakan seperti : () Palu () Pahat datar () Palu pembersih (4) Sikat baja (5) Tang penjepit plat pelat

Gambar 0. Peralatan kerja. Pengelasan Posisi vertical (G) Pada saat kita melakukan pengelasan posisi vertikal, gaya gravitasi akan mempengaruhi bentuk kawah lasan. Tidak semua jenis elektroda dapat digunakan untuk melakukan teknik pengelasan posisi vertikal. Lakukan pengelasan secara vertikal dengan cara menggiring kawah lasan ke atas, dapat pula dilakukan pengelasan ke arah bawah. Arah pengelasan ke atas lebih mudah dilakukan. a. Pengelasan posisi vertical rigirigi () Kemiringan elektroda terhadap arah pengelasan harus 70 800. () Laskan lurus sepanjang jalur las sambil melihat titik lumer logam dasar. () Panjangnya busur harus tetap. (4) Jaga agar posisi busur selalu didepan terak.

Gambar 0. Pengelasan rigirigi 4

b. Pengelasan Posisi Vertikal dengan ayunan (untuk pengisian) () Jagalah agar sudut elektroda terhadap arah pengelasan 7080o. () Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi dengan menggerakkan lengan. () Usahakan busur pendek. (4) Gerakkan elektroda dengan cepat ditengah rigirigi tapi dengan pelan pada kedua sisi. (5) Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi tidak melebihi x diameter elektroda. (6) Majukan jarak las supaya rigirigi menutupi separoh rigirigi lainnya (7) Jaga posisi busur agar selalu didepan terak 5

Gambar 04 Pengelasan rigirigi dengan ayunan. Pengelasan Posisi Atas Kepala (4G) Pada saat kita melakukan pengelasan posisi di atas kepala, gaya gravitasi akan mempengaruhi bentuk kawah lasan. Tidak semua jenis elektroda dapat digunakan untuk melakukan teknik pengelasan posisi atas kepala. Pengelasan di atas kepala merupakan posisi pengelasan yang paling sulit dilakukan. Lakukan pengelasan posisi atas kepala dengan cara mengayun elektroda sedikit dijauhkan dan dari kawah. Dengan cara demikian akan memberikan sedikit waktu bagi jalur lasan sedikit mengeras. 6

Apabila diperlukan jalur lasan yang lebih lebar, lakukan pula gerakan mengayun elektroda dengan pola bergelombang. Gambar 05. Pengelasan posisi atas kepala 4. Pengelasan sudut posisi vertical (F) a. Posisi elektroda () Jaga kemiringan elektroda agar tetap pada sudut 450 terhadap kedua sisi logam. () Jaga kemiringan elektroda agar tetap pada sudut 70800 terhadap arah pengelasan. Gambar 06. Posisi elektroda pengelasan sudut posisi F 7

b. Pengelasan alur pertama () Panjang busur harus tetap. () Gerakan elektroda sehingga busur selalu berada diatas terak. () Pengelasan kearah atas baik dengan atau tanpa gerakan mengayun. c. Pengelasan alur kedua () Bersihkan lajur las pertama. () Pengelasan arah keatas dengan gerakan mengayun () Berhenti sebentar pada tiaptiap sisi untuk membuat perpaduan yang rapi Gambar 07. Pengelasan alur pertama dan alur kedua 5. Pengelasan sudut posisi atas kepala (4F) 8

Teknik pengelasan sambungan fillet ( T ) posisi diatas kepala dapat dilakukan dengan atau tanpa ayunan. Jalur pertama pengelasan elektroda berada pada sudut 00 dari posisi vertical plat. Dalam pengelasan sambungan fillet dengan tebal plat antara 6,4mm sampai 9,5 mm dapat dilakukan satu jalur dengan ayunan melingkar. Untuk tipe ayunan ini posisi elektroda 50 dari garis vertikal. Gambar 08. Posisi elektroda pengelasan sudut posisi 4F 6. Pengelasan sambungan kampuh V a. Prosedur pengelasan sambungan sudut posisi dibawah tangan. 9

() Sebelum melaksanakan pengelasan sambungan kampuh V dibuat dahulu jalur las, jalur lebar dan sambungan fillet posisi dibawah tangan terlebih dahulu. Root gap Root gap Gambar 09. Jalur pengelasan kampuh V terbuka () untuk membuat penetrasi lebih sempurna maka jarak antara pelat atau root gap harus dibuat selebar minimum setebal elektrode () Tackweld kedua ujung plat dalam posisi dibawah tangan sehingga membentuk kampuh V (4) Mulai pengelasan dari sisi kiri kampuh, buat penembusan dengan elektroda penembusan (LB6) dengan arus yang digunakan antara sebesar 55 90 A, gunakan ayunan melingkar dengan tetap menjaga adanya lubang kunci guna memberikan penembusan yang sempurna. (penetrasi harus sempurna disemua sisi sambungan) (5) Bersihkan terak,amati hasil penembusan dan pastikan sambungan sempurna tanpa ada sisi yang tidak tersambung. ( jika ada sambungan yang tidak sempurna lepaskan sambungan dan gerinda untuk melakukan pengelasan ulang) 0

(6) Jika penembusan sempurna maka lakukan pengelasan berikutnya dengan elektroda RB6 dengan besar arus sebesar antara 4590 Buat beberapa kali pengelasan dengan metode single pass atau multiple pass untuk memenuhi kampuh V dengan tanpa cacat pengelasan. Pengisian alur Root gap Pengisian alur penembusa n Gambar 0. Pengelasan kampuh v bawah tangan

D. Hasil dan Analisis Pengelasan. Pengelasan rigirigi posisi G 5 4. 4 5 Rigirigi tidak tersambung Bentuk rigirigi tidak beraturan Rigirigi kecil, kurang penembusan Pemukaan las lebar dan datar Porosity Penanganan Penyalaan elektroda terlalu jauh dari ujung rigirigi sehingga pada saat menyambung tidak pada ujung rigirigi Gerakan elektroda terlalu cepat, dan tidak beraturan Penyalaan elektroda ± 0mm dari ujung rigirigi lalu ditarik ke ujung rigirigi agak ke atas. Arus yang terlalu rendah, Arus terlalu tinggi, bisa karena benda kerja yang kecil sehingga terjadi panas berlebih. Benda kerja kotor, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat Gerakan elektroda harus stabil baik kecepatan maupun ayunannya. Perlu banyak latihan Naikkan arus. Arus direndahkan Bersihkan benda kerja sebelum di las. Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati.

Terjadi kawah pada ujung pengelasan undercut Rigirigi tidak rapi penanganan Arus yang terlalu besar, benda kerja yang kecil sehingga panas menjadi berlebih Arus di rendahkan Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas Kecepatan dan ayunan tidak stabil Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan Perlu banyak latihan

. Pengelasan pengisian posisi G porosity Rigirigi tidak rapi Adanya percikan logam Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat Kecepatan dan ayunan tidak stabil Arus yang terlalu besar Rigirigi tidak rapi Porosity penanganan Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. Harus banyak latihan Rendahkan arus. Kecepatan dan ayunan tidak stabil Pembersihan kerak las penanganan Harus banyak latihan Sebelum di las kerak harus 4

kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat. Pengelasan rigirigi posisi 4G dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. yang terjadi Permukaan las terlalu tinggi Pemukaan las lebar dan datar Jalur las bergelombang, tidak lurus penanganan Gerakan terlalu lambat Harus banyak latihan Gerakan Terlalu cepat, sudut pengelasan kurang tepat Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil dan terarah Harus banyak latihan Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah 5

4 4 Benda kerja berlubang Bentuk las lebar dan tidak teratur Jalur las bergelomban g, tidak lurus Bentuk rigirigi terlalu miring Panas berlebih, arus terlalu besar, kecepatan terlalu rendah Gerakan terlalu cepat, arus terlalu besar, gerakan dan kecepatan las tidak stabil Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil dan terarah Teknik pengelasan yang salah, yaitu sudut elektroda yang terlalu kecil penanganan Gunakan arus yang sesuai, gunakan kecepatan yang sesuai Gunakan arus yang sesuai, perbanyak latihan mengelas Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah Gunakan sudut elektroda ± 800 perbanyak latiha mengelas 4. Pengelasan pengisian posisi 4G 4 penanganan 6

Porosity Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat Kampuh las terlalu besar Bentuk las tidak rapi Kecepatan terlalu rendah 4 Terdapat cekungan di tengah kampuh Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil dan terarah, kecepatan tidak stabil Gerakan ayunan elektroda terlalu cepat Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. Perbanyak latihan mengelas Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah 5. Penembusan kampuh V 4 Penetrasi tidak sempurna Kampuh las terlalu kecil Sambungan tidak sempurna Bentuk alur rigirigi terlalu miring 4 Rootgap kurang lebar, pengelasan terlalu cepat, pendinginan terlalu cepat Pengelasan terlalu cepat, saat mendorong kurang dalam Root gap kurang lebar, pergerakan terlalu cepat, logam cair tidak di dorong Posisi elektroda yang terlalu miring/ sudut yang kecil penanganan Lebarkan root gap min diameter elektroda, sesuaikan kecepatan Sesuaikan kecepatan, perbanyak latihan pengelasan Sesuaikan kecepatan, logam cair harus di dorong, perbanyak latihan pengelasan. Gunakan sudut ± 800, perbanyak latihan pengelasan 7

Sambungan tidak sempurna Bentuk las tidak rapi Root gap kurang lebar, pergerakan terlalu cepat, logam cair tidak di dorong Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil 6. Pengisian kampuh V posisi G Porosity Under cut penanganan Sesuaikan kecepatan, logam cair harus di dorong, perbanyak latihan pengelasan. Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas penanganan Sebelum di las kerak harus dibersihkan sampai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan 8

yang terjadi Porosity Rigirigi datar, tidak rapi Percikan Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat Ayunan terlalu lebar Busur las terlalu tinggi, busur las tersembur balik penanganan Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. Ayunan disesuaikan dengan lebar gap, perbanyak latihan mengelas Usahakan busur las rendah tapi tidak mati 7. Pengisian kampuh V posisi 4G Porosity Bentuk las tidak rapi Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat/busur las terlalu tinggi Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil dan terarah, penanganan Sebelum di las kerak harus dibersihkan sampai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar 9

kecepatan tidak stabil gerakan lebih terarah 8. Pengelasan fillet posisi F 0

Bentuk las tidak rapi, bergelomban g undercut Percikan penanganan Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas Busur las terlalu tinggi, busur las tersembur balik Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan Usahakan busur las rendah tapi tidak mati 9. Pengisian fillet posisi F

Bentuk las tidak rapi, bergelomban g Porosity undercut penanganan Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat/busur las terlalu tinggi Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas

Porosity undercut Bentuk las tidak rapi, bergelomba ng 0. Pengelasan fillet posisi 4F Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat/busur las terlalu tinggi Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas, kecepatan kurang Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil Penanganan Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah

Porosity undercut Penetrasi tidak sempurna Penanganan Pembersihan kerak las kurang bersih, busur nyala terlalu panjang/elektroda terangkat/busur las terlalu tinggi Sebelum di las kerak harus dibersihkan sempai bersih, Usahakan agar elektroda selalu dekat dengan benda kerja tapi tidak mati. Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan Rendahkan arus, rendahkan busur las Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas, kecepatan kurang Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas, busur las terlal tinggi 4

Bentuk las tidak rapi, bergelomban g undercut Penanganan Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah Arus terlalu besar, benda kerja terlalu panas, kecepatan kurang Rendahkan arus, sesuaikan kecepatan pengelasan 5

. Pengisian fillet posisi 4F Ujung las buruk Bentuk las tidak rapi, bergelomban g Percikan Penanganan Terlalu cepat menarik elektroda Gerakan pengelasan (tangan) yang tidak stabil, kecepatan tidak stabil Agar tidak terlalu cepat menarik elektroda, gunakan gerakan mematikan elektroda sesuai prosedur, perbanyak latihan mengelas Perbanyak latihan mengelas, pergunakan dua tangan agar gerakan lebih terarah Busur las terlalu tinggi, busur las tersembur balik Usahakan busur las rendah tapi tidak mati 6

E. Kesimpulan Dari hasil praktik pengelasan dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menghasilkan lasan yang baik harus melakukan halhal berikut ini: Gunakan alat pelindung diri sesuai standar Gunakan arus sesuai dengan ketebalan plat dan spesifikasi elektroda Bersihkan segala kotoran dari permukaan logam yang akan dilas Gunakan sudut elektroda ± 800 terhadap logam yang akan di las Gerakan pengelasan yang stabil Kecepatan pengelasan yang stabil Busur las tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah Pada saat mengelas fisik harus prima, jika capek harus istirahat Gunakan posisi yang nyaman pada saat mengelas Perbanyak latihan mengelas 7

Daftar Rujukan Akuan, A.009.Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam. Bandung:Laboratorium Teknik Produksi Jurusan Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani. Gunadi.008.Teknik Bodi Otomotif Jilid untuk SMK.Jakarta :,Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Sunaryo,H.008.Teknik Pengelasan Kapal Jilid untuk SMK.Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.004. Mengelas Tingkat Lanjut Dengan Proses Las Busur Metal Manual.Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS.00. DasarDasar Pengelasan Mengelas Posisi Datar Dan Fillet.Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS.00. DasarDasar Pengelasan Menggunakan Peralatan Las Busur Listrik.Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. 8