Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

dokumen-dokumen yang mirip
HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Besi-Karbon. Sistem Besi-Karbon 19/03/2015. Sistem Besi-Karbon. Nurun Nayiroh, M.Si. DIAGRAM FASA BESI BESI CARBIDA (Fe Fe 3 C)

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

TUGAS METALURGI II PENGUJIAN METALOGRAFI BAJA 1020

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

FERIT, PERLIT, SEMENTIT, MARTENSIT, DAN BAINIT

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

MODUL 9 PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

I. TINJAUAN PUSTAKA. unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan

PENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU TEMPA MANUAL

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

Di susun oleh: Rusdi Ainul Yakin : Tedy Haryadi : DIAGRAM FASA

Pembahasan Materi #11

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN HEAT TREATMENT

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Perlakuan panas (Heat Treatment)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketika itu banyak terjadi fenomena patah getas pada daerah lasan kapal kapal

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

Proses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi 3: 1. Thermal Yaitu proses perlakuan panas yang hanya memanfaatkan kombinasi panas dalam mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

PRAKTIKUM JOMINY HARDENABILITY TEST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

4. BAJA PERKAKAS. Baja perkakas (tool steel), yang dikenal juga sebagai baja premium, adalah

PERLAKUAN PANAS A. PENGETAHUAN UMUM

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Pengaruh Lama Pemanasan, Pendinginan secara Cepat, dan Tempering 600 o C terhadap Sifat Ketangguhan pada Baja Pegas Daun AISI No.

KARAKTERISASI MATERIAL BUCKET TEETH PADA EXCAVATOR UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMBUATAN

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA CrMoV DENGAN MEDIA QUENCH YANG BERBEDA

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

UJI KEKERASAN BAJA KONSTRUKSI ST-42 PADA PROSES HEAT TREATMENT

Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan sifat-sifat logam yang diinginkan. Perubahan sifat logam akibat

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HARDENABILITY. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

LOGAM DAN PADUAN LOGAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bab II menjelaskan tentang beberapa konsep dasar teori yang mendukung topik

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PENAHANAN SUHU STABIL TERHADAP KEKERASAN LOGAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANNEALLING. 2. Langkah Kerja Proses Annealing. 2.1 Proses Annealing. Proses annealing adalah sebagai berikut:

Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:

PENGARUH PERBEDAAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP STRUKTURMIKRO DAN KEKERASAN PEGAS DAUN DALAM PROSES HARDENING

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

PENGARUH KEKUATAN PENGELASAN PADA BAJA KARBON AKIBAT QUENCHING

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh. Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Mesin.

Transkripsi:

BAJA Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom) Baja merupakan paduan yang terdiri dari besi,karbon dan unsur lainnya. Baja dpt d bentuk melalui proses pengecoran. Pencanaian / penempaan. Baja merupakan logam yg paling banyak digunakan dlm bidang teknik, klasifikasinya mengikuti SAE (society of automotive engineering) dan AISI (american airon and steel institute) BAJA KARBON; 1.Baja karbon rendah(<0,3%c) Baja ini kekuatannya relatif rendah, lunak, tetapi keuletannya tinggi, mudah d bentuk & d mesin. Tidak dapat dikeraskan kecuali dg case hardeninng (pengerasan permukaan). Baja profil, baja tulang beton, rangka kendaraan mur dan baut. 2.Baja karbon sedang(0,3-0,7% C) Baja ini strukturnya lebih kuat dari baja karbon rendah sehingga mempunyai kekuatan dan ketangguhan yang tinggi. Dapat d lakukan heat treating sehingga mnjadi keras dan kuat. Baja konstruksi, poros mesin, roda gigi, rantai. 3. Baja karbon tinggi (0,7-1,4%C) Baja jenis ini lebih kuat dan lebih keras tetapi keuletannya dan ketangguhan rendah. Penggunaanya pada baja perkakas dg sifat tahan aus. BAJA PADUAN; 1.Baja paduan rendah, memiliki unsur paduan khusus lebih kecil dari 8,0%C kekuatan dan ketangguhannya lebih tinggi dari baja karbon dengan kadar karbon yg sama, atau memiliki keuletan yang lebih tinggi dari baja karbon dg kekuatan yg sama. Mempunyai sifat tahan korosi dan hardenability. bnyak Digunakan pd konstruksi. 2.Baja paduan tinggi, memiliki unsur paduan khusus diatas 8,0% termasuk stainless steel, baja perkakas misalnya HSS( high speed steel) SIFAT BAJA PADUAN; 1.keuletan yg tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik. 2.kemampu kerasan sewaktu di celup dalam minyak dan udara. 3.tahan korosi dan keausan, tergantung pada jenis paduannya. 4.tahan terhadap perubahan suhu, berarti sifat fisisnya tidak banyak berubah. 5.memiliki kelebihan dlm sifat metalurgi, seperti butir yang halus. BAJA PERKAKAS

Baja perkakas adalah baja yg dibuat untuk pembuatan alat perkakas dan cetakan(dies). Berdasarkan komposisinya baja ini d klasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu baja perkakas karbon dan baja perkakas paduan. Baja perkakas karbon adalah baja perkakas yg tidak mengandung unsur paduan. Dg kadar karbon diatas 0,75% dan dibawah 2,14%. Baja perkakas paduan adalah baja perkakas yang mengandung unsur paduan seperti Cr,Ni,Mo,V. Baja perkakas berdasarkan unsur paduan dibagi menjadi 3 klompok yaitu baja perkakas paduan rendah, sedang dan tinggi. Berdasrkan proses kerja yg dihadapi baja perkakas dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, baja perkakas dingin(cool work tool steel) dan baja perkakas panas (hot work tool steel). BAJA PERKAKAS AISI H13 MODIFIED( BAJA ASSAB 8407 SUPREME) Baja ini di tinjau dari proses kerja yg d hadapi merupakan jenis baja perkakas panas (hoot work steel). Baja perkakas panas adalah bahan yang dipakai untuk proses pengerjaan panas seperti pada pengecoran cetak, ekstrusi, untuk bilah penggunting, dan untuk cetakan penempaan panas yang dipakai pada tem tinggi. Sifat-Sifat yg Di Perlukan 1.mudah d mesin dan d bentuk menjadi cetakan 2.mempunyai mampu keras yang baik dan transformasi yang kurang pada waktu perlakuan panas. 3.tidak mempunyai sifat yang mengarah dan bersifat homogin 4.mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap pelunakan temperatur. 5.mempunyai kekerasan panas yg tinggi dan keuletan yg baik. 6.mempunyai ketahanan aus yg tinggi dan mempunyai deposi thermal dan defusi yg kurang. Baja ini mempunyai komposisi kimia yaitu 0,37%C, 5,3%Cr, 1,4%Mo, 0,4%Mn, 1%Si, 1%V. Penggunaanya untuk pembuatan cetakan pada proses pengecoran( die casting), proses dlm keadaan panas (hot forming) Dan peroses tempa panas (hot forging) BAJA PERKAKAS AISI D2(BAJA ASSAB XW 42) Ditinjau dari kondisi pengerjaannya baja ini merupakan jenis baja perkakas dingin (cool work steel). Baja perkakas dingin adalah baja perkakas yang digunakan pada proses pengerjaan dingin. Umumnya baja perkakas dingin memiliki kadar karbon yg tinggi. Baja ini mempunyai komposisi kimia; 1,55%C, 12,0%Cr, 0,8%Mo, 0,3%Mn, 0,3%Si, 0,8%V.karakteristik baja ini memiliki wear resistance yg tinggi, kekerasan yang tinggi setelah proses pengerasan, mempunyai kestabilan dimensi yg sangat baik pada saat dikenai peroses pengerasan,. Aplikasi baja ini untuk dies pada proses punching, blangking, triming, dan rotary slitter deep drawing.

UNSUR-UNSUR PADUAN PADA BAJA 1. Carbon, adalah unsur campuran yang sangat penting dalam membentuk baja, jumlah persentase dan bentuknya membawa pengaruh yg sangat sangat besar pada sifat baja. 2.Silikon, merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan jumlah kandungan lebih dari 0,4% yg mempunyai pengaruh menaikkan tegangan tarik dan menurunkan kecepatan pendinginan kritis. Silikon juga merupakan pembentuk ferrit, menaikkan kekerasan, memperbaiki ketahanan korosi pada suhu tinggi, meningkatkan konduktifitas magnet dan listrik. 3.Chrom, merupakan penstabil ferrit, dengan karbon unsur chrom akan membentuk karbida-karbida. Chrom menambah kekuatan tarik, dan keplastisan, menambah mampu keras, meningkatkan ketahanan terhadap korosi, suhu tinggi, memperbaiki mampu mesin, tetapi mempersempit daerah austenit. 4.Mangan (Mn), kandungan mangan lebih kurang 0,6% masih belum bisa sebagai paduan dan tidak mempengaruhi sifat baja. Dengan bertambahnya kandungan mangan, suhu kritis diturunkan seimbang, sehingga kandungan mangan 1-1,2% cukup untuk mendapatkan pengerasan dalam oli. 5.Molibdem(Mo), berfungsi untuk menguatkan fasa ferrit, menaikkan kekuatan tanpa mengurangi keuletan, penstabil karbida sehingga dapat mencegah pembentukan grafit pada pemanasan yang lama. Dan menaikkan ketahanan creep pada suhu tinggi. 5.Vanadium, berfungsi sebagai dioksidasi terhadap baja seperti sama halnya Aluminium dan dapat membentuk karbida yang keras sehingga dapat menaikkan fatique creep pada suhu tinggi. PENGARUH UNSUR-UNSUR PADUAN PADA BAJA 1.Pembentuk karbida, karbida yg terjadi merupakan ikatan kimia dg unsur karbon, baja itu bersifat getas dan keras, karenanya sangat berguna untuk tahan aus dan goresan. Unsur paduan Cr,Mo,V pada baja perkakas AISI H13 dan baja perkakas AISI D2 merupakan unsur pembentuk ferrit dan pembentuk karbida. 2.Kelarutan dalam austenit dan ferrit. Unsur yang membentuk larutan padat akan meningkatkan kekuatan dan kekerasan ferrit,salah satu unsur tersebut tersebut selain karbon adalah posfor. Walaupun demikian pengaruhnya tidak sebesar carbon. Penambahan unsur ini pada baja carbon adalah meningkatkan kekuatan dan kekerasan ferrit tanpa mengurangi keliatannya. Unsur yg larut dalam austenit mempengaruhi penurunan kecepatan transformasi dan meningkatkan mampu keras. Unsur tersebut diantaranya Ni,Si,W,Cr,Mn,Mo dan V. 3.Perubah diagram keseimbangan, perubahan yang dimaksud adalah perubahan titik eutectoid pada diagram keseimbangan yg disebabkan karena atom besi kation akan saling berkoordinasi dg atom unsur lainnya. Unsur Mangan akan menurunkan suhu eutektoid karena mampu membentuk larutan padat FCC dg besi. Sedangkan penambahan Cr dan Si akan meningkatkan suhu eutectoid karena mampu membentuk BCC. 4.Kecepatan transformasi, penurunan laju transformasi austenit memudahkan pengerasan pada ukuran yg besar dan karenanya menaikkan mampu keras. Unsur paduan seperti Mo, Cr, V, Mn mempengaruhi kenaikan mampu keras dari baja.

5.Pengaruh pada ukuran butir kristal. Unsur paduan dapat mempengaruhi ukuran butir kristal, unsur seperti Al, Ti, V, Si yg membentuk partikel oksida akan memperbanyak pengintian kristal dan mengurangi pertumbuhan, akibatnya struktur halus. Tetapai pengaruh ini tidak terjadi apabila unsur tersebut larut dalam baja. DIAGRAM FE-FE3C Diagram ini menyatakan hubungan antara kandungan kadar karbon, kemudian temperatur kritis transformasi merupakan temperatur dimana terjadi perubahan struktur logam. Perubahan ini reflesibel atau mampu balik pada struktur suatu logam yg diikuti perubahan sifat dari suatu logam yg disebut perubahan alotrofik.. 1.temperatur kritis bawah. Merupakan temperatur eutectoid pada 723 c dimana terjadi perubahan struktur dari austenit menjadi ferrit dan sementit atau sebaliknya. 2.Temperatur kritis atas. Merupakan temperatur awal saat terjadinya perubahan alottropik( pada saat pemanasan) dan akhir terjadinya perubahan allotropik pada saat pemanasan. FASE CAMPURAN BESI KARBON 1.Ferrit, disebut juga besi α yaitu larutan pada karbon yang memiliki sel satuan kubus terpusat (Bcc). Fase ini terjadi pada temperatur 723-910 C adalah larutan carbon maksimum pada ferrit dg kandungan karbon sebesar 0,025% sifat ferrit adalah lunak, liat, tahn karat, dan kekerasannya berkisaran antara 60-100BHN 2.Austenit, disebut juga besi gamma ϒ yaitu larutan padat karbon dg sel satuan kubus berpusat muka(fcc). Fase ini terjadi dibawah temperatur 1450 C dan mempunyai kandungan karbon maksimum sebesar 2%. Sifatnya lunak, non magnetik, dapat di tempa, dan kekerasannya sekitar 170-200BHN. 3.CEMENTIT (FE3C), disebut juga besi karbid yaitu senyawa kandungan besi dan karbon dg kandungan karbon sebesar 6,67%. Sifatnya keras, rapuh, dan magnetik dg pemenesan sampai temperatur 210 dan di atas 210 c besi ini sifatnya tidak magnetik lagi. Kekerasannya dpt mencapai 820BHN 4.Martensit. adalah larutan dari karbon dan besi dengan sistem kristal Body Centered tetragonal (BCT). Terbentuk dari pendinginan cepat dari austenit dengan kandungan karbon lebih dari 0,2%. Sifat martensit stabil dibawah temperatur 1500 C, keras, rapuh, magnetik, dan kekerasannya berkisaran antara 650-700 BHN. 5.Perlit, adalah campuran eutectoid antara ferrit dan cementit dg kandungan karbon 0,83%. Fase ini terjadi di bawah temperatur 723 C. Sifat perlit adalah keras, tidak tahan karat dan kekerasannya berkisaran antara 160-200 BHN 6.Ledeburite, adalah campuran eutectoid antara cementit dan austenit dg kandungan karbon sebesar 4,3%. Fase ini terjadi dibawah temperatur 723 C. Sifatnya keras, rapuh, getas dan kekerasannya dapat mencapai 700BHN.

PERLAKUAN PANAS PADA BAJA Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan padat untuk mengubah sifat fisis logam tersebut. Baja dapat dikeraskan sehingga ketahanan aus dan kemampuan memotong meningkat atau baja dapat dilunakkan untuk memudahkan permesinan lebih lanjut melalui perlakuan panas yg tepat. Tegangan dalam dapat dihilangkan, besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di sekeliling inti yang ulet. Tahapan perlakuan panas: 1. heating, yaitu proses pemanasan baja sampai temperatur tertentu dengan maksud memberi kesempatan agar terjadi perubahan struktur dari atom-atomnya. 2.holding, yaitu proses penahanan pada temperatur pemanasan tertentu dg tujuan untuk memberikan kesempatan pemerataan panas pada baja, memberikan waktu pada baja untuk berdekomposisi (menguraikan struktur atom-atomnya) dan agar terjadi homogenisasi struktur baru yg terbentuk. 3.Cooling yaitu proses pendinginan dengan kecepatan tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan struktur dan sifat-sifat logam yg diinginkan Macam media pendingin; 1. NaOH 2.Air 3.Oli 4.Udara 5.Furnance PROSES PENGERASAN Pengerasan adalah pemenasan baja sampai suhu didaerah atau diatas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat. PROSES TEMPERING Baja yg sudah keras bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan. Melelui tempering kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi syarat penggunaan. Prosesnya terdiri dari pemenasan kembali dibawah suhu kritis kemudian disusul dg pendinginan. PROSES ANELING Merupakan suatu proses perlakuan panas yg bertujuan untuk melunakkan,mengubah kekenyalan dan keliatan, memperbaiki sifat mampu permesinan, menghilangkan atau mengurangi tegangan dalam, menghomogenkan struktur, dan menghaluskan ukuran butir di dalam logam. Perbedaannya pada proses aneling proses pendinginanya sangat lambat.