LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas kerja menjadi tuntutan dunia bisnis dan industri yang tidak bisa ditunda lagi bila ingin memiliki daya saing yang memadai untuk mengatasi persaingan pasar baik di tingkat nasional, regional maupun global. Gabungan dari kinerja ( hasil kerja ) setiap staf medis akan menghasilkan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Mengelola kinerja perusahaan (managing corporate performance) secara efektif barangkali merupakan salah satu kiat kunci untuk melesatkan bisnis ke arah yang kian menjulang. Rumah sakit harus memiliki proses untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menilai kinerja staf medis. Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan secara objektif dan berbasis bukti. Dalam konteks inilah, pengembangan key performance indicator yang sistematis makin dirasa sebagai sebuah kebutuhan yang nyaris tak terelakkan. Key performance indicators (atau sering disingkat KPI) sejatinya memang sebuah elemen vital dalam setiap proses pengelolaan kinerja perusahaan. KPI sendiri merupakan serangkaian indikator kunci yang bersifat terukur, dan memberikan informasi kepada kita sejauh mana kita berhasil mencapai sasaran kinerja yang dibebankan kepada kita. Hasil dari evaluasi dapat berupa: 1. tidak adanya perubahan dalam tanggung jawab para staf medis, 2. perluasan tanggung jawab, 3. pembatasan tanggung jawab, 4. masa konseling dan pengawasan Apabila kinerja diragukan atau buruk, maka kompetensi harus ditinjau ulang. Hasil evaluasi, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas kewenangan didokumentasikan dalam file staf medis yang bersangkutan. B. TUJUAN DAN SASARAN 1. TUJUAN Tujuan pedoman penilaian prestasi kerja staf medis adalah : a. Agar setiap staf medis terpantau kinerjanya untuk peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. 1
b. Agar setiap staf medis dapat bekerja sesuai standar pelayanan RS Royal Progress untuk meningkatkan kepuasan pasien. c. Agar setiap staf medis dapat terus meningkatkan kompetensinya dan dapat bekerja sama dengan baik dalam 1 tim. 2. SASARAN Meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja staf medis untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. C. DEFINISI 1. Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana pencapaian suatu kegiatan atau pekerjaan. 2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seirang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 3. Staf Medis adalah dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis yang melaksanakan praktik kedokteran di Rumah Sakit (...) Pekanbaru. 4. Staf Rumah Sakit adalah sekelompok orang yang bekerjasama membantu Kepala Rumah Sakit. BAB II 2
RUANG LINGKUP Panduan Evaluasi Kinerja ini dibuat untuk menjadi standar evaluasi bagi staf medis di Rumah Sakit (...) Pekanbaru. Unit-unit yang terkait dengan evaluasi staf medis antara lain : 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Rawat Jalan 4. ICU 5. Instalasi Bedah Sentral 6. Bagian Kepegawaian 7. Sub Komite Mutu BAB IV TATA LAKSANA 3
PENILAIAN KINERJA STAF MEDIS (ONGOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) A. PROSEDUR 1. Bagian Kepegawaian menghubungi Kepala Instansi/ruangan untuk berkoordinasi dalam pelaksanaan evaluasi kinerja staf medis 2. Penilaian dilakukan oleh atasan langsung bersama yang dinilai. 3. Penilaian prestasi kerja melalui proses interview menggunakan Form Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan (Ongoing Professional Practice Evaluation/OPPE). 4. Hasil evaluasi ditulis dalam format penilai yang ditandatangani oleh Karu, Sub Komite Mutu dan Profesi, Kepala Instalasi, dan staf medis yang dinilai. 5. Penilaian menjelaskan penilaian secara rinci dan menjelaskan apa yang kurang dari penampilan kerjanya serta perlunya peningkatan/perbaikan perilaku. 6. Staf medis yang bersangkutan betul-betul sudah memahami umpan balik yang diberikan. 7. Hasil penilaian dikumpulkan oleh Kepala Instansi masing-masing untuk diberikan kepada Komite Medis untuk pengesahan dan selanjutnya diteruskan kepada bagian SDM untuk dimasukkan ke dalam file karyawan. B. KETENTUAN EVALUASI 1. Seluruh staf medis akan dilakukan evaluasi berkala 1 (satu) tahun sekali. 2. Sub Komite Mutu dan Profesi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan evaluasi staf medis untuk mendapatkan dokter yang memiliki kompetensi sesuai kualifikasi, baik di sisi hard-skill maupun soft-skill. 3. Evaluasi kinerja terhadap staf medis harus berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran di Indonesia, meliputi kedisiplinan, pelayanan terhadap pasien, pengetahuan medis/klinis, pengembangan diri dan practice-based learning, ketrampilan komunikasi, profesionalisme, serta system-based practice. 4. Evaluasi dan Monitoring kinerja staf medis disebut dengan Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan (Ongoing Professional Practice Evaluation/OPPE). Maksud dan tujuan OPPE adalah sebagai sarana mengevaluasi kinerja professional secara berkelanjutan untuk 2 (dua) alasan: a. Sebagai bagian dari upaya untuk memantau kompetensi profesional b. Untuk mengidentifikasi area guna kemungkinan peningkatan kinerja untuk menggunakan data obyektif dalam keputusan mengenai kelanjutan kewenangan klinik 4
C. AREA PENILAIAN Area yang dinilai dalam OPPE ini adalah: 1. Patient care Asuhan pasien : praktisi memberikan asuhan pasien dengan kasih,tepat dan efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pelayanan sampai akhir hayat. 2. Medical/Clinical knowledge Pengetahuan medis/klinis : dalam ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial serta penerapan pengetahuan ke dalam asuhan pasien dan pendidikan orang-orang lainnya 3. Practice-based learning and improvement Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek : menggunakan bukti dan metode ilmiah untuk investigasi, evaluasi dan meningkatkan praktek asuhan pasien 4. Interpersonal and communication skills Ketrampilan hubungan antar manusia/interpersonal dan komunikasi: yang akan memampukan dan menjaga hubungan profesional dengan pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain 5. Professionalism Profesionalisme----terpancar dalam komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan professionalitas, praktek-praktek etika, pemahaman dan kepekaan terhadap keragaman dan sikap tanggungjawab terhadap pasien, profesinya dan masyarakat. 6. Systems-based practice Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan. D. PROSEDUR PENILAIAN 1. Pengambilan data untuk penilaian kinerja dan mutu pelayanan dokter dilakukan dengan metode 360 2. Kriteria yang dinilai a. Asesmen, diagnosa, sesuai PPK, edukasi b. Feedback pasien : keluhan pasien ranap/rajal c. Feedback atasan dan tim kerja d. Penulisan terapi yang tepat dan jelas e. Mematuhi formularium RS (Pola penggunaan obat-obatan/kefarmasian) f. Kepatuhan terhadap IPSG: Hand hygiene g. Kelengkapan Informed consent tindakan medik (Review terhadap prosedurprosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya) 5
h. Kelengkapan resume medis i. Feedback pasien berkaitan dengan profesionalisme j. Feedback atasan dan tim kerja berkaitan dengan profesionalisme 3. Periode Penilaian Periode penilaiana untuk staf medis dokter baru ilakukan setelah 3 (tiga) bulan masa orientasi kerja selanjutnya apabila staf medis tersebut tetap di tugaskan dan evaluasi selanjutnya akan dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali. 4. Penilai a. Pasien : mengetahui kepuasan pasien terhadap profesionalisme dokter b. Manajer Pelayanan : mengetahui kepatuhan terhadap standar c. Sejawat : mengetahui kemampuan komunikasi dan kerjasama tim d. Perawat : mengetahui kemampuan komunikasi dan kerjasama tim serta etika berperilaku Penilai atas nama staf medis sendiri berguna hanya sebagai acuan saja dengan harapan dapat diketahui sejauh mana staf medis tersebut dapat dan mengerti tugas dan tanggung jawabnya 5. Berdasarkan hasil evaluasi akan diberikan komentar/saran dari penilai dalam hal ini sub komite mutu dan profesi. Kesimpulan evaluasi dapat berupa rekomendasi berikut ini : Staf medis yang bersangkutan dapat melanjutkan hubungan kerja di Rumah Sakit (...) Staf medis yang bersangkutan dapat melanjutkan hubungan kerja di Rumah Sakit (...) dengan catatan Staf medis yang bersangkutan mendapat pemutusan hubungan kerja di Rumah Sakit (...) 6. Salinan Lembar Penilaian Lembar Penilaian harus dibuat 2 rangkap, 1 rangkap sebagai arsip penilai dan 1 rangkap lagi untuk diserahkan ke bagian SDM dan harus ditanda tangani oleh staf medis yang bersangkutan, dikumpulkan paling lambat setiap tanggal 10 pada periode penilaian. BAB V PENUTUP 6
Dengan adanya Sistem Penilaian Staf medis akan membuat staf medis dapat bekerja lebih baik dengan mengacu pada keselamatan pasien dan berorientasi pada pelayanan dengan penuh cinta kasih. Selain itu agar semua staf medis dapat mengetahui sejauh mana tugas, tanggung jawab serta wewenang yang harus diemban pada saat menjalankan dinas. Sistem Penilaian Staf medis tersebut juga sebagai acuan untuk manajemen dapat mengupayakan adanya promosi jabatan dan penghargaan bagi setiap staf medis tanpa terkecuali. Unit SDM sebagai salah satu unit untuk penyediaan sumber daya manuisa khususnya untuk tenaga rumah sakit harus terus selalu memperbaharui sistem untuk kesejahteraan staf medis dan kemajuan rumah sakit. 7