2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB II LANDASAN TEORITIS...

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

: memilih yang baik dari yang sudah ada sebelumnya. : aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya dalam bentuk tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Gaya Kolonial pada Rumah Tinggal Keluarga Ko Som Ien dan Ko Kwat Ie di Magelang

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ekspresi Gaya Arsitektur Kolonial pada Desain Interior Gedung Lindeteves Surabaya

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD)

Architecture. Home Diary #008 / 2015

KONTRAK PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Objek Latar Belakang Tema

Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T

Peninggalan Islam.

DAFTAR ISI. Ciri neo gotik..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

BAGIAN III ARSITEKTUR MODERN AWAL

Identitas Visual Bangunan Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi

Pengaruh Gaya Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Bersejarah di Kawasan Manado Kota Lama

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

MEDIA MATRASAIN ISSN Volume 14, No.1, Maret Oleh:

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pengaruh Gaya Indis Pada Interior Gereja Kristen Jawi Wetan Jemaat Surabaya

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

PERANCANGAN RUANG DALAM

PELESTARIAN BANGUNAN KANTOR POS BESAR SURABAYA

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Adaptasi Gedung Museum Kota Makassar Terhadap Iklim Tropis Lembab

Karakter Visual Bangunan Utama Kompleks Asrama Inggrisan Kota Banyuwangi

Karakteristik Spasial dan Visual Balai Kota Madiun (Eks Raadhuis te Madioen)

KARAKTER VISUAL BANGUNAN STASIUN KERETA API JEMBER

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

PERWUJUDAN BUDAYA INDIS PADA INTERIOR GEREJA KRISTEN JAWI WETAN MOJOWARNO

PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU

PELESTARIAN BANGUNAN KOLONIAL BELANDA DI JALAN PEMUDA DEPOK

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

GAYA DESAIN KOLONIAL BELANDA PADA INTERIOR GEREJA KATOLIK HATI KUDUS YESUS SURABAYA

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012

TIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penjajahan Belanda di Indonesia membawa pengaruh penting bagi aspek

JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1

ARSITEKTUR KOLONIAL RUMAH SAKIT DARMO DAN FAKTOR PERUBAHAN FUNGSI RUANG. Mega Anjasmara. Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Unud ABSTRAK

H149 - ARSITEKTUR KOLONIAL PADA BANGUNAN RUMAH GUBERNUR JENDERAL VOC DI BENTENG ORANJE TERNATE

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

contoh rumah minimalis sederhana

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN

SEJARAH DESAIN. Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG

PELESTARIAN BANGUNAN UTAMA EKS RUMAH DINAS RESIDEN KEDIRI

Kesimpulan dan Saran

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

Omah Dhuwur Gallery merupakan bangunan yang ada di Kawasan Cagar Budaya

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FENG SHUI PADA TATA RUANG RUMAH BERGAYA INDISCHE EMPIRE DI ROEMAH MARTHA TILAAR

ABSTRAK. Kata kunci: Pertemuan budaya, Mesjid Raya Cipaganti, Kolonial, Schoemaker. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai tahun 1942 (Sidharta, 1987 dalam Samsudi) Menurut Muchlisiniyati Safeyah (2006) Arsitektur kolonial merupakan

PELESTARIAN BANGUNAN STASIUN KERETA API KEDIRI

PENGARUH BUDAYA INDIS PADA INTERIOR GEREJA PROTESTAN INDONESIA BARAT IMANUEL SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Transkripsi:

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia 2.2.1 Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik, yang sudah merajai dunia arsitektur sejak ribuan tahun silam. Pada masa inilah timbul dan berkembang bentuk arsitektur mengikuti pola pikir eklektik, menyebar keseluruh dunia bersamaan dengan penjelajahan dan penaklukan orang Eropa keseluruh dunia dalam masa Kolonial dan Pascakolonial. Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Berdasarkan arti katanya maka Eklektisme dalam arsitektur sudah ada sejak lama misalnya pada zaman Renaissance di mana elemen-elemen Romawi (kolom, ornamen, dan lain-lain) digabung dan ditambah dengan unsur-unsur, kaidah dan bentuk baru. Demikian juga arsitektur Romawi telah mengambil unsur-unsur Yunani digabung dan dikembangkan menjadi bentuk Baru. Eklektisme terlihat sebagai gejala pencampuran budaya sebagai akibat letak geografis. 2.1 Susunan kolom Doric Yunani di pintu utama menuju sebuah bangunan Neo Klasik yang monumental Royal Saltworks di Arc-et-Senans (1775-79), dibuat oleh Claude Nicholas Ledoux. (Sumber : John F. Pile. Interior Design second edition) 10

Arsitektur Post-Renaissance berlangsung dari abad XVI hingga XIX, dimana mulai terjadi pencampuran antara gaya-gaya klasik yang sudah ada sebelumnya seperti: Yunani, Romawi, Mediaeval, Romanesque, Gotik (Gothic). Gejala ini menandai adanya perubahan besar dalam arsitektur, yang tadinya selama berabad-abad didominasi oleh gaya klasik murni. Pencampuran terjadi selain karena perubahan dalam kebudayaan, pola pikir juga karena telah lebih banyak pilihan bentuk, sehingga masa itu sering disebut sebagai zaman Neo-Klasik. Periode ini terjadi pada abad XVIII dan XIX. Lalu kecenderungan ini berkelanjutan pada zaman Eklektisme akhir abad XIX dan awal abad XX. Neo Klasik berkembang meluas di beberapa Negara, dan beradaptasi dengan letak geografis serta kebudayaan setempat. Gaya arsitektur yang berkembang pada periode Neo Klasik itu sendiri, yaitu : Empire Style (Perancis) Regency Style (Inggris) Colonial Style (Amerika) Federal Style(Amerika) Gothic Revival Style (Inggris & Amerika) 2.2

2.3 (Sumber : John F. Pile. Interior Design Second Edition) Sejarah dunia memasuki masa kolonialisme yaitu pada abad XVII. Bersamaan dengan datangnya orang-orang Belanda dan penerapan politik kolonial maka budaya modern termasuk arsitektur mulai berkembang di Indonesia. Masa kolonialisme di Indonesia juga dimulai dari abad XVII hingga pertengahan abad XX, tepatnya tahun 1945 atau tahun Proklamasi Kemerdekaan. 11

Pada abad XVIII di mana kedudukan Belanda di Indonesia dapat dikatakan sudah mantap, pembangunan gedung-gedung masih cenderung berciri Eropa, sedikit atau tanpa memasukkan unsur budaya setempat dan aspek tropis. Arsitektur modern di Indonesia pada abad XIX juga diwarnai oleh kebangkitan kembali gaya klasik Dalam masa ini arsitektur Neo Klasik dan Eklektisme banyak diterapkan terutama untuk bangunan penting bagi orang-orang Belanda seperti misalnya gereja. Gaya arsitektur ini lebih memperhatikan konteks iklim dan lingkungan, hal ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran mengenai bangunan kolonial Belanda di Indonesia. Yang dikemukakan oleh H.P. Berlage. Dengan ciri umum serambi muka menggunakan kolom klasik dengan mahkota / gavel yang ditopangnya, denah simetris dengan ruang utama berada di tengah, dinding tebal berkesan masif dan kokoh, konstruksi atap perisai / pelana, jumlah lantai 1 hingga 2 lantai, dan penggunaan lahan yang luas dengan bangunan sebagai fokusnya. Selama abad 19, gaya arsitektur ini juga berkembang pada rumah-rumah orang Belanda yang disebut Landhuis / Indische Woonhuis, yang kemudian gaya tersebut berkembang menjadi tipe setiap rumah tinggal di Hindia Belanda pada masa itu. 2.2.2 Ciri-ciri Khas Gaya Neo Klasik Pada Elemen-elemen Interior Bangunan Menurut buku The Element Of Style, penjelasan mengenai ciri-ciri khas gaya Neo Klasik pada elemen-elemen interior bangunan di Eropa, dapat dilihat dari gambar-gambar berikut ini : 1. Lantai 2.4

2.5 2.4 Pola lantai dengan material marmer dengan plester yang diberi warna. (Regency Style.1801-1803) 12 2.6

2.5 Desain border pada pola lantai dari Peter Nicholson s Practical Builder, 1822.(Regency Style) 2.6 Motif karpet yang memadukan motif berciri Yunani dengan desain Neo Klasik, 1820. 2. Dinding 2.7 2.8 2.7 Wall pattern treatment.(1766). Tafsiran Adamesque style dari detil Neo Klasik. 2.8 Panel kayu bergaya Neo Klasik, dengan gougework decoration.(1820) 3. Langit-langit ( ceiling )

2.9 2.10 2.11 2.9 Ruang sarapan di dalam rumah Sir John Soane di Lincoln s Inn Fields, London.di bangun tahun 1812. (Regency Style) 2.10 Fret and guilloche pattern (1774). Digunakan pada ornamen plester dan kayu.

2.11 A plasterwork cornice dengan motif Yunani. 13 4. Jendela 2.12 2.13 2.12 Sebuah jendela tinggi penuh dengan daun jendela kaca dan jendela atas melengkung dengan penutup kaca. Salah satu contoh bentuk jendela pada bangunan di Perancis. 2.13 Jendela bergaya Neo Klasik dengan penutup jalusi pada daun jendela. 5. Pintu 2.16 2.14 2.15 2.14 A Brighton door (1810). Sebuah pintu dengan pengaruh gaya Neo Klasik.

2.15 Ornamen pada pintu dengan enam-panel bergaya Neo Klasik, dari Morris-Jumel Mansion. New York(1810). 2.16 Interior Neo Classical entrance di dalam Morris-Jumel Mansion, New York. (1810). Bentuk fanlight melengkung dan sidelight dengan coloured glazed. 6. Tangga 2.17 14 2.17 A compact winding back stair (1765). Tangga bergaya Neo Klasik, dengan material kayu pada semua bagian tangga. Penerapan dekorasi yang sederhana pada handrail tangga. 7. Lampu

2.18 2.18 Sebuah lampu dekoratif bergaya French Empire (1810). Dengan detil bentuk bulat dan lengkung menyusun untaian lampu.