Berdasarkan susunan kimianya, mineral dibagi menjadi 11 golongan antara lain :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DASAR-DASAR MINERALOGI

Mineralogi. By : Asri Oktaviani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESKRIPSI MINERAL BERDASARKAN SKALA MOHS

Citra LANDSAT Semarang

DESKRIPSI MINERAL PENGOTOR (GANGUE MINERALS)

e-learning pembelajaran MK GEOLOGI TEKNIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

1. Kristal dan Mineral

Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf

Kristalografi dan Mineralogi

Magma dalam kerak bumi

Mineral Seri Reaksi Bowen

Gambar 2.22 Fasies batuan ubahan dalam kaitannya dengan temperatur, tekananm dan kedalaman (Norman, 1985)

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) SARI BACAAN

DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

ACARA II MINERALOGI OPTIK SIFAT-SIFAT OPTIS MINERAL DALAM PENGAMATAN PLANE POLARIZED LIGHT

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Proses metamorfosis meliputi : - Rekristalisasi. - Reorientasi - pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya.

To be classified as a "true" mineral, a substance must be a solid and have a crystalline structure. (Mineral - Wikipedia, the free encyclopedia.htm).

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

Catatan Mineralogi Suhadi Purwantoro

Tanah dan Batuan. Definisi. TKS 4406 Material Technology I

Ciri Litologi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Solusi. Latihan 1. Bahan : Geologi -1

hiasan rumah). Batuan beku korok

Sistem Kristal dan Kisi Bravais

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

Gneiss. Batuan metamorfosa derajat rendah; Batuan metamorfosa derjat menengah, dan Batuan metamorf derajat tinggi. Penamaan Batuan Metamorf

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Tes 1. Bahan : Geologi -1

MINERAL DAN BATUAN. Yuli Ifana Sari

MINERALOGI, PETROLOGI DAN TERAPANNYA

Makalah Mineralogi. Genesa Mineral. Disusun oleh : Vina Oktaviany Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi

Bab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal

MINERALOGI Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH & GEOLOGI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

UNlVERSITI SAINS MALAYSIA. Peperiksaan Semester Kedua. Sidang Akademik 1997/98. Februari 1998 EBS 202/3 -MINERALOGI OPTIK DAN BERANALISIS

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TENTANG "MINERAL ALTERASI"

REKAMAN DATA LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan praktikum mineral optik hanya mendeskripsikan mineralnya saja.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

Pengertian Keramik. Teori Keramik

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL

KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI I

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

ENDAPAN MAGMATIK Kromit, Nikel sulfida, dan PGM

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Latihan 1. Bahan : Geologi -1

A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK)

BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan 1.3 Waktu Pelaksanaan Praktikum

LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

MODUL III DIFERENSIASI DAN ASIMILASI MAGMA

IDENTIFIKASI MINERAL PADA POSISI NIKOL SILANG PERTEMUAN III

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

BATUAN BEKU IGNEOUS ROCKS

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB II TATANAN GEOLOGI

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

STRUKTUR DAN TEKSTUR BATUAN METAMORF

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

PAPER FELDSPAR DI SUSUN OLEH: DESAN DESITNA ARUNG 41202A0045 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mineral Dalam Batuan Batuan Beku

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI KUARSA. Desi Trisnawati Barmawi Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL. 4.1 Teori Dasar

RORO RASI PUTRA REDHO KURNIAWAN FAJAR INAQTYO ZALLAF AHMAD ABDILLAH DOLI ALI FITRI KIKI GUSMANINGSIH BENTI JUL SOSANTRI ALFI RAHMAN

(25-50%) terubah tetapi tekstur asalnya masih ada.

CHAPTER 15 Metamorphism, Metamorphic Rocks, and Hydrothermal Rocks

Lokasi : Lubuk Berangin Satuan Batuan : Lava Tua Koordinat : mt, mu A B C D E F G A B C D E F G

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV MINERALISASI DAN PARAGENESA

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

Siklus Batuan. Bowen s Reaction Series

KLASIFIKASI BATU GIOK BEUTONG ACEH BERDASARKAN MINERAL PENYUSUNNYA

e) Sebatian karbonat - Kebanyakan adalah tidak stabil - Terurai kepada oksida & karbon dioksida apabila dipanaskan - Contohnya:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2.1 Rumusan Masalah

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bahan 1. Problem set 6 lembar 2. Skala Wentwort 3. Beberapa Batuan Sedimen Non Karbonat

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Studi Mikroskopis Batuan dari Sungai Aranio Kalimantan Selatan dengan Metode Petrografi

Bab III Metodologi Penelitian

Transkripsi:

MINERAL Dan KRISTAL Mineral didefinisikan sebagai suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur.

Berdasarkan susunan kimianya, mineral dibagi menjadi 11 golongan antara lain : 1. Native Element 2. Sulfida 3. Halida 4. Oksida dan Hidroksida 5. Karbonat 6. Nitrat 7. Tungsten dan Molidan 8. Phospat, Arsenat dan Vanadan 9. Sulfat 10. Borak 11. Silikat

Bagaimana orang mempelajari mineral?? Berdasarkan sifat fisik Berdasarkan komposisi kimia Berdasarkan sifat optik (dengan bantuan mikroskop polarisasi dan pantul) Berdasarkan struktur ikatan kimia (x-ray diffraction) Berdasarkan kenampakan pada scanning electron microscope (SEM)

Sifat Fisik Mineral Bentuk Mineral (Mineral form) Warna (color) Cerat (streak) Kilap (luster) Kekerasan (hardness) Belahan (cleavage) Pecahan (fracture) Bentuk kristal (crystal form) Masa jenis dan kerapatan (specific gravityand unit weight) Daya hantar panas, listrik (heat & electrical conductivity) Indeks bias Daya simpan cahaya (fluorescence) Kemagnitan (magnetism)

Mineral form

Warna Warna dari suatu mineral bergantung dari komposisi kimia, inklusi dan pengotoran. Banyak mineral mempunyai warna khusus, misalnya mineral azurit yang berwarna biru atau mineral epidot yang berwarna kuning kehijauan. Ada pula mineral yang mengandung substansisubstansi lain yang dapat merubah warna aslinya. Misalnya mineral kuarsa (SiO2) murni berwarna putih, akan tetapi kuarsa yang mengandung zatzat asing dapat berwarna abu-abu, ungu dan sebagainya.

Cerat (Streak)

Kilap Terjadi jika pada mineral dijatuhkan cahaya refleksi. Beberapa kilap yang biasa dipergunakan adalah sebagai berikut : Kilap logam (metallic) Kilap sub logam (sub metallic) Kilap intan (adamantine) Kilap kaca (vitreous) Kilap damar (resineous) Kilap lemak (greasy) Kilap mutiara (pearly) Kilap sutera (silky) Kilap tanah (earthy)

Kilap Logam Kilap Intan Kilap Kaca Kilap Kaca - Mutiara

Kilap Sutera Kilap Lemak

Belahan dan Pecahan Ketika kristal mendapatkan suatu tekanan yang melampaui batas-batas elastis dan plastisnya, maka pada akhirnya kristal tersebut akan pecah. Jika pecahnya secara beraturan, maka akan memperlihatkan suatu pecahan. Dan jika mengikuti permukaan yang sesuai dengan struktur kristalnya, maka akan memperlihatkan suatu belahan.

Pecahan dibagi menjadi empat, yaitu : Konkoidal, dimana pecahan seperti kulit bawang Hackly, pecahannya seperti pecahan besi, tajamtajam Uneven, permukaan pecahnya kasar dan tidak beraturan seperti kebanyakan mineral Even, bidang pecah agak kasar, tetapi kecil-kecil dan masih mendekati bidang datar

Berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, maka belahan dibagi menjadi 5, antara lain : Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna karena masih dapat pecah kearah yang lain Jelas (distinct), bidang belah jelas tapi tidak begitu rata dan dapat pecah kearah lain dengan mudah Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar Tidak sempurna (imperfect), bidang belah sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil dibandingkan untuk membentuk pecahan

Kekerasan Pada umumnya kekerasan mineral diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan. Merupakan suatu sifat yang ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atom

Skala MOHS (1822) Derajat Kekerasan Jenis Mineral Paling Lunak Paling Keras 1 Talk 2 Gipsum 3 Kalsit 4 Flourit 5 Apatit 6 Ortoklas 7 Kuarsa 8 Topas 9 Korundum 10 Intan

Talk Intan

Specific Gravity (Berat Jenis) Merupakan berat relatif dari suatu mineral yang diukur dari perbandingan antara berat material terhadap air pada volume yang sama.

Mineral Pembentuk Batuan Banyak sekali jenis batuan yang tersusun atas mineralmineral dari mineral utama, mineral pengiring sampai ke mineral sekunder. Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu mineral hitam atau mafic mineral dan mineral putih atau felsic mineral. Mineral-mineral utama penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan, terutama mineral golongan silikat.

Beberapa Mineral Mafik yang banyak dijumpai, antara lain : Olivin Piroksin Amphibol / hornblende Biotit Beberapa jenis mineral felsik, yaitu : Plagioklas K-feldspar Muskovit Kuarsa feldspatoid

Mineral tambahan adalah mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma dan terdapat dalam jumlah yang sedikit sekali umumnya kurang dari 5 %. Keberadaannya tidak menentukan sifat atau nama dari batuan.

Mineral tambahan Pyrite Beberapa mineral tambahan dari batuan beku yaitu Zirkon, Sphen, Magnetit, Ilmenit, Hematit, Apatit, Pirit, Rutil, Korundum, Garnet. Garnet

Yang dimaksud dengan mineral sekunder adalah mineral-mineral yang terbentuk dari mineral utama akibat proses pelapukan, sirkulasi air atau larutan dan metamorfosa.

Biotit Klorit

Bentuk Kristal Sebuah kristal pada wujudnya, seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur, dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Ini dapat dilakukan dengan menetapkan kedudukan bidang-bidang tersebut dengan pertolongan sistem-sistem koordinat.

Dalam ilmu kristalografi, geometri dipakai dengan 7 jenis sistem sumbu, antara lain: 1. Sistem sumbu kubik/isometrik/orthogonal 2. Sistem sumbu tetragonal 3. Sistem sumbu orthorombik/rombik 4. Sistem sumbu monoklin 5. Sistem sumbu triklin 6. Sistem sumbu heksagonal 7. Sistem sumbu rombohedral/trigonal

Sistem sumbu kubik/isometrik

Sistem sumbu tetragonal

Sistem sumbu orthorombik

Sistem sumbu monoklinik

Sistem Sumbu Triklin

Sistem sumbu heksagonal

Sistem Sumbu Rombohedral / Trigonal