II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

METODE PELAKSANAAN D.I. BONDUKUH.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi (Paket 2) - Lanjutan 1

BAB V PONDASI TELAPAK

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA - LABA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

METODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

1. PEKERJAAN PRELIMINARIES a. Penyiapan Papan Proyek Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat : i.

- Setelah kontraktor menyiapkan barak kerja dan kantor lapangan lalu dimulai memobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan tenaga tehnis.

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN STADION BAROMBONG TAHUN 2013

BAB SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN IRIGASI IKB MODOINDING

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT.

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

REKAPITULASI. : Pembangunan Tembok Penahan Tebing Kabupaten Kuningan. P e k e r j a a n : Tebing : 71,50 m' Sungai Cisrigading

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING) NOMOR : 06.B/ULP POKJA 1 / V/ 2012

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

METODE PELAKSANAAN. b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

BAB X METODE PELAKSANAAN

DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

Transkripsi:

METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai. 2. Sebelum pekerjaan dilaksanakan hal yang perlu diperhatikan adalah surat pemberitahuan mulai pekerjaan yang diserahkan kepada direksi, konsultan dan instansi yang berhubungan dengan proyek tersebut. 3. Request atau permintaan pengecekan pekerjaan ke direksi dan konsultan pengawas setiap akan dimulai item pekerjaan baru. II. PEKERJAAN PENDAHULUAN 1. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan meliputi : A. Sosialisasi Sosialisasi ini dilakukan sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, kegiatan ini diharapkan sebagai langkah awal untuk penyedia jasa konstruksi memaparkan pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga diharapkan kendala yang ada dilapangan dapat diatasi. B. Pembersihan lokasi Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan lapangan dan dilaksanakan seawal mungkin sebelum pekerjaan yang lainnya dimulai. Tujuan dari pembersihan lapangan antara lain yaitu untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengukuran MC 0 %. Pelaksanaan pembersihan lapangan pada proyek ini dilakukan secara simultan untuk seluruh lokasi rencana proyek. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahanbahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta

areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. C. Pengukuran MC 0 dan Pemrofilan Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank. Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm. Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok lainnya maksimal 2,00 m. Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata. Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus disetujui oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90. Untuk mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti waterpass dan theodolite. D. Sewa Direksi Keet Direksi keet disediakan baik secara sewa maupun membuat baru. Ini dimaksudkan sebagai tempat konsultasi dengan kontraktor, konsultan pengawas maupun direksi. 2. Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan disesuaikan dengan format yang telah ditentukan oleh direksi. o Batang utama : Kayu 6/10 cm o Batang pengaku : Kayu 6/10 cm o Papan Nama : Triplek 6 mm o Pengaku papan nama : Kayu 2/3 cm Batang penyangga utama masuk kedalam tanah ± 50 cm. 3. Dokumentasi Foto pelaksanaan diambil minimal 3 gambar pada tiap patok yang memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap pelaksanaan dan keadaan telah selesai. Foto foto pada tiap patok diambil searah dengan aliran air dan dalam kondisi latar belakang yang sama. Ketiga

gambar diletakkan dalam album dengan tanggal pengambilan dan disertai dengan penjelasan. Album diserahkan sejumlah yang ditetapkan oleh direksi. 4. Mobilisasi dan Demobilisasi Mobilisasi disini dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu : Mobilisasi personil tenaga inti pelaksana, Mobilisasi material, Mobilisasi tenaga kerja dan Mobilisasi peralatan. Mobiliasasi personil akan dilakukukan oleh sebelum pekerjaan dimulai sampai masa persiapan selesai, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pelaksana dalam menyusun planning kerja setelah terlebih dahulu mengenal lapangan dan melakukan identifikasi terhadap kemungkinan permasalahan yang timbul nantinya selama waktu definitive pelaksanaan pekerjaan dimulai. Sedangkan mobilisasi material dan tenaga kerja tidak dirinci disini, karena penjelasan disini lebih menitikberatkan pada pada rencana mobilisasi alat berat. Mobilisasi alat berat akan dilakukan sesuai dengan kebutuhannya untuk pekerjaan yang akan segera dilakukan di lapangan. Pada pekerjaan alat yang digunakan adalah excavator. Demobilisasi alat akan dilakukan setelah pekerjaan yang menggunakan alat selesai dikerjakan dan setelah pekerjaan yang membutuhkan penggunaan peralatan telah benar-benar selesai dilaksanakan. III. PEKERJAAN TANAH 1. Galian tanah biasa Pada pekerjaan galian dilakukan secara manual. Langkah langkah pengerjaannya adalah : Alat yang digunakan disesuaikan dengan kondisi tanah galian, dikarenakan sebagian galian terdiri dari lumpur maka dibuat alat semacam serok yang dilubangi. Ini dimaksudkan agar air tidak ikut terbawa saat dilakukan penggalian. Menggali dengan mengikuti arah aliran sedikit demi sedikit sampai terkumpul ditempat yang dianggap bebas. Hasil galian dibuang ke samping letak galian dan diusahakan tidak mengganggu pekerjaan lainnya atau tidak masuk kembali ke dalam galian. Pekerjaan menggali dikerjakan sampai pada ukuran yang direcanakan. 2. Timbunan tanah bekas galian diratakan dan dirapikan

Sisa hasil galian dibentuk timbunan sesuai dengan elevasi dan kemiringan yang ada digambar kerja. Sebelum bahan timbunan di buat tanggul terlebih dahulu area penimbunan telah dibersihkan dari tanaman semak dan rumput. Hal-hal yang diperhatikan saat menimbun adalah sebagai berikut : Bahan tanggul dapat diambilkan dari hasil galian tanah saluran yang telah memenuhi syarat. Tanggul baru dibuat rapat air dan tidak boleh ada rembesan air, dengan cara pada saat ditimbun alat berat dapat menekan tanah sambil membentuk timbunan. Tanggul yang masih kondisi basah atau jenuh ditimbun dengan agak tinggi 20 cm atau lebih supaya saat kering kondisi setelah penyusutan sesuai dengan desain. Timbunan yang mengalami kelebihan volume dapat ditimbunkan ketempat yang masih membutuhkan timbunan dengan cara menarik atau mengeser tanah dengan alat berat ataupun dengan tenaga manusia. Timbunan baru dihampar secara berlapis untuk mengurangi sliding karena kondisi yangmasih basah. IV. PEKERJAAN PASANGAN 1. Kisdam Pembuatan kisdam mengacu pada elevasi muka air pekerjaan. Apabila muka air lebih dari satu meter maka pembuatan kisdam diisyaratkan. Dalam pekerjaan ini kisdam menggunakan karung plastik bagor ( sebesar karung beras 25 kg ) yang sebelumnya telah di isi dengan tanah atau pasir urug. 2. Pasangan Batu Kali Plengsengan direncanakan dengan pasangan batu kali. Batuan untuk pasangan batu kali terdiri dari batuan yang bersiku-siku alami dipilih dari endapan sungai yang mempunyai kekuatan yang cukup serta tahan lama, bebas dari batuan-batuan yang bentuknya pipih serta cacat-cacat lainnya. Ukuran partikel seragam, kira-kira 10 cm hingga 40 cm.

Sebelum pekerjaan pasangan dilaksanakan maka pekerjaan marking (setting) harus dilaksanakan. Hal ini meliputi : Posisi Pasangan batu kali Peil Pekerjaan pasangan batu kali degan campuran 1 PC : 4 PP dilaksanakan setelah galian mencapai peil yang ditentukan ruang antara batuan diisi dengan adukan semen yang sejenis. Pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan volume dan spek yang telah ditentukan. Setiap batu diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Jika pada pasangan tersebut terdapat rongga-rongga dianjurkan untuk mengisinya dengan batuan-batuan kecil atau hamparan pasir yang kemudian disiram dengan air. 3. Siaran Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, Batu muka harus mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal minimum 15 cm; kecuali ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus merata setelah dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang didalamnya dan paling sedikit ada satu batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi. Pemasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar, adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 PP, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan di antara batu muka harus dikorek sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama). Pekerjaan siar dapat dibagi atas : a. Siar tenggelam (masuk ke dalam ± 1 cm dari permukaan batu) b. Siar rata (rata dengan permukaan batu) c. Siar timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm) Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siar harus siar tenggelam. 4. Plesteran Persiapan Permukaan Permukaan yang akan diplester harus dibersihkan, bebas dari material lepas, minyak, cat, kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat menghalangi lekatan yang baik antara plesteran dan pasangan batu. Permukaan yang diplester dengan semen campuran dengan perbandingan campuran satu (1) bagian

semen (PC) dan tiga (3) bagian pasir, tebal 1,5 cm, harus dijaga agar terus menerus lembab selama sedikitnya dua (2) jam dan kemudian dibiarkan sampai lapisan basah pada permukaan hilang. Plester yang rusak, menggembung harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya kontraktor dengan cara sedemikian sehingga pada saat pekerjaan selesai. Plesteran tersebut harus halus dan berpenampilan baik. Penerapan Plesteran Plesteran dilaksanakan dalam dua lapisan terdiri dari garuk dan lapis akhir harus diterapkan pada pekerjaan plesteran semen. Lapisan garuk harus penuh dan tebal dan harus ditempatkan dengan cukup tenaga untuk membentuk kunci yang baik. Lapisan garuk harus disapukan bersilang untuk mendapatkan pemasangan awal dan harus dijaga tetap basah dengan semprotan halus selama dua hari, dan kemudian dibiarkan mengering. Lapis akhir (kedua) harus diterapkan di atas lapisan garuk setelah dipelihara selama dua hari. Segera sebelum pelaksanaan lapis akhir. Lapis garuk harus dibasahi lagi dengan semprotan halus. Lapis akhir harus pertama-tama diapungkan pada permukaan dengan benar dan rata, kemudian diolah sedemikian rupa, sehingga akan memaksa partikel pasir turun ke dalam plesteran sampai permukaan halus mengkilap dan bebas dari bidang kasar, bekas pemeriksaan atau noda lainnya. Lapis akhir harus dijaga tetap basah dengan semprotan halus selama sedikitnya dua hari dan harus dijaga dari pengeringan yang terlalu cepat. Semen campuran harus dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran. Ketebalan plesteran harus seminimal mungkin, dan dalam segala hal cukup menghilangkan kekasaran permukaan. Penyelesaian Plesteran lapis akhir harus benar dan dikerjakan sampai permukaan rata tanpa gelombang atau noda-noda dalam bentuk apapun. Tidak boleh dari 1 mm, diukur dengan mempergunakan sisi pengganti atau plat sepanjang 1 mm untuk pengujian 5. PEKERJAAN BETON Untuk Metode pekerjaan beton adalah sbb: 1. Pengukuran, dilakukan dengan menggunakan alat Theodolite/ Waterpas dan Roll Meter 2. Persiapan bahan - kayu bekisting

- besi beton - campuran beton, semen, pasir, kerikil 3. Persiapan alat : - Conrete Mixer - Alat bantu, tang, Obeng 4. Persiapan dan Pembersihan Lahan - Lahan yang sudah digali, apabila kurang rata maka diratakan dan dirapikan secara manual - Lahan dibersihkan dari kotoran (dahan/ daun) dan batu 5. Pengecoran - Komposisi campuran beton ( semen dan pasir ) akan ditentukan setelah dibuat mix design dan mendapat persetujuan Direksi / Engineer. - Pencampuran dan pengadukan beton menggunakan Concrete Mixer, setelah beton siap langsung dituang ke lahan yang telah disiapkan 6. Pembesian pondasi - Besi beton dipotong sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui Direksi/ Engineer - Besi beton dipasang setelah bekisting siap - Pengikatan besi beton menggunakan kawat baja ( bendrat ) di setiap persimpangan tulangan 7. Pemasangan Bekisting Urutan pemasangan bekisting sbb : - Cek posisi dan elevasi dasar lahan dengan menggunakan waterpass dan theodolith, tarik benang antar patok untuk menantukan as dan batas lantai. - Pasang bekisting 8. Pengecoran Beton - Komposisi campuran beton ( semen, pasir, batu pecah ) akan ditentukan setelah dibuat mix design dan mendapat persetujuan Direksi / Engineer. - Pencampuran dan pengadukan beton menggunakan Concrete Mixer, setelah beton siap langsung di tuang pada lahan yang telah disediakan Sebelum beton dituangkan (dicor), perlu diperiksa / inspeksi bersama dengan Direksi hal hal sbb : - Bentuk dan ukuran bekisting sudah sesuai gambar - Bekisting kuat, tidak goyang dan tidak bocor - Semua perkuatan (perancah / sekur) sudah sesuai dengan Shop Drawing - Pembesian sudah sesuai gambar - Permukaan bekisting telah diberi minyak - Beton decking telah terpasang dan cukup - Permukaan bekisting telah dibersihkan dari segala kotoran (kayu, potongan besi, bendrat, paku dll) - Pembersihan bekisting sebaiknya menggunakan compressor

- Semua perlengkapan cor sudah siap dan dalam kondisi baik (Concrete Vibrator, alat bantu) - Semua perlengkapan untuk penerangan (untuk antisipasi kerja lembur) telah tersedia dan terpasang - Terpal, payung, jas hujan telah tersedia (untuk mengantisipasi hujan) - Semua pekerja harus memakai pelindung diri (helm, sarung tangan, sepatu) - Perlengkapan untuk test beton, yaitu slump dan kubus / silinder beton telah tersedia - Volume beton (semen, pasir, batu pecah, air) telah mencukupi untuk pengecoran 1 blok. Setelah hal hal di atas terpenuhi dan mendapat persetujuan direksi, pengecoran baru boleh dilakukan. 9. Curing ( Perawatan Beton ) Perawatan beton dilakukan secara terus menerus selama 10 hari umur beton dengan menggunakan penutup karung goni dan dibasahi terus menerus 10. Pembongkaran bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton cukup keras dan kuat menahan beban sendiri : Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton cukup keras dan kuat menahan beban sendiri 6. PASCA PEMBANGUNAN Pasca pembangunan ini merupakan pekerjaan finishing dari pekerjaan sebelumnya yaitu: Pengukuran untuk menentukan MC 100 % Pembersihan dan perapian timbunan bekas galian. Persiapan serah terima pekerjaan. 7. MASA PEMELIHARAAN Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk memantau hasil kerjanya, dan menjaga (memelihara) agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan Apabila terjadi kerusakan bangunan yang disebabkan karena kualitas yang tidak sesuai spesifikasi teknik maka semua biaya perbaikan

ditanggung oleh penyedia kontraktor pelaksana dan bertanggung jawab atas semua kekurangan dari item pekerja yang telah dikerjakan.