ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

Available online at Website

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

METALURGI Available online at

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

TUGAS AKHIR PENELITIAN STAINLESS STEEL

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SKD 11 MOD TERHADAP SKD 11. Rianti Dewi Sulamet Ariobimo

FERIT, PERLIT, SEMENTIT, MARTENSIT, DAN BAINIT

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PENGARUH PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAJA KONSTRUKSI JIS G4051 S17C SETELAH DILAKUKAN HARDENING DAN TEMPERING

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

PRAKTIKUM JOMINY HARDENABILITY TEST

PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING

Gambar 1. Standar Friction wedge

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KETAHANAN KEKERASAN ANTARA TABUNG GAS ELPIJI BESAR DAN TABUNG GAS ELPIJI KECIL

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

Di susun oleh: Rusdi Ainul Yakin : Tedy Haryadi : DIAGRAM FASA

PENGARUH SILIKON (Si) TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN DARI BAJA TUANG PERKAKAS YANG MENGALAMI FLAME HARDENING SKRIPSI

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PENGARUH QUENCH DAN TEMPERING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA HADFIELD HASIL PENGECORAN PT. BAJA KURNIA

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

BAB IV HASIL PENELITIAN

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

EFFECT OF AGING AND HARDENING NITROKARBURISASI STAINLESS STEEL TYPE PRESPITASI ASSAB CORRAX. Eko Hadi Prasetio, Drs. Syahbuddin, MSc. Ph.

09: DIAGRAM TTT DAN CCT

Transkripsi:

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS Oleh: Abrianto Akuan Abstrak Nilai kekerasan tertinggi dari baja mangan austenitik hasil proses perlakuan panas annealing adalah 334.2 HV. Semakin lambat laju pendinginan pada proses perlakuan panas (quenching, normalizing, annealing) baja mangan austenitik akan meningkatkan nilai kekerasan baja tersebut, yaitu (217.4 HV, 245.0 HV, 334.2 HV). Struktur mikro baja mangan austenitik hasil perlakuan panas quenching adalah karbida dalam matrik austenit (γ), sedangkan hasil perlakuan panas normalizing dan annealing adalah karbida dalam matrik ferrit (α). I. Pendahuluan Baja mangan austenitik (BMA) atau baja mangan tinggi banyak dipergunakan sebagai material untuk komponen-komponen yang mengalami gesekan pada saat beroperasinya. Baja mangan austenitik ini merupakan jenis baja yang paling tangguh dari semua baja lainnya. Untuk melakukan analisa fenomena metalurgis pada proses perlakuan panas baja mangan austenitik, adalah dengan melakukan proses perlakuan panas yang meliputi beberapa tahap, yaitu: 1. Melakukan proses perlakuan panas Annealing, Normalizing, dan Quenching untuk menganalisa pengaruhnya terhadap sifat mekanik dan struktur mikro, serta 2. Melakukan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap spesimen hasil coran baja mangan austenitik ini meliputi; pemeriksaan visual, komposisi kimia dan struktur mikro serta pengujian kekerasan.

II. Metodologi Penelitian Produk As Cast untuk pengujian Persiapan spesimen prototyping (machining) pengujian awal - Kekerasan - Visualisation Proses Heat treatment Quenching dengan air laut Proses Pendinginan dengan variasi media pendingin (udara, air garam, aneal) Normalizing Anealing dalam tungku yg dimatikan Permesinan untuk spesimen uji tarik PENGUJIAN Pengujian komposisi Uji kekerasan Pemeriksaan Struktur Mikro Data dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar.1 Skema penelitian. 1100 1000 900 800 Gambar. 1 Skema Penelitian. Temperatur(C) 700 600 500 400 Annealing 300 200 Quenching 100 0 0 15 45 60 90 105 135 150 180 195 225 240 270 285 315 330 345 375 390 420 435 Waktu (menit) Normalising Gambar. 2 Proses perlakuan panas pada baja mangan austenitik.

Media pendingin yang dipergunakan dalam proses perlakuan panas ini seperti terlihat pada skema proses diatas yaitu meliputi: Proses quenching, yaitu pendinginan cepat yang menggunakan media pendingin air. Proses normalizing, yaitu pendinginan yang cukup lambat dengan menggunakan udara sebagai media pendingin. Proses annealing, yaitu proses pendinginan yang sangat lambat yang media pendinginnya menggunakan tungku (tungku yang dimatikan). III. Data dan Pembahasan 3.1 Komposisi Kimia Tabel. 1 Hasil Pemeriksaan Komposisi Kimia Coran Baja Mangan Austenitik (BMA). Unsur Komposisi Kimia ( % ) Hasil Pengujian Standar JIS G 5131 C 0.935 0.9 1.20 Si 0.40 0.8 ( max ) Mn 11.9 11 14 P 0.037 0.07 ( max ) S _ 0.04 Ni 0.22 _ Cr 0.42 _ Al 0.138 _ Fe sisa sisa Dari hasil pengujian komposisi kimia yang ditunjukan pada Tabel.1 diatas dapat dikatakan bahwa spesimen pengujian hasil proses pengecoran telah sesuai dengan standarnya yaitu JIS G51 kelas SCMnH 2. Kandungan unsur yang terdapat pada material akan mempengaruhi terhadap sifat-mekanik dari material tersebut, terutama untuk unsur-unsur yang dominan yang terdapat dalam material. Unsur karbon (C) antara 0.935% dan unsur mangan 11.8% akan berpengaruh terhadap kekuatan tarik dan elongasi dari baja mangan austenitik, pengaruh dari unsur ini sangat besar terutama untuk baja mangan austenitik dari hasil proses perlakuan panas quenching (pendinginan cepat). Kekuatan tarik untuk baja mangan austenitik hasil perlakuan panas quenching ini bisa mencapai 50-60 ton/in 2, serta elongasi yang bisa mencapai 40-50. Hal ini dapat ditunjukan pada Gambar. 3 untuk pengaruh unsur karbon dan unsur mangan terhadap kekuatan tarik, dan Gambar. 4 untuk pengaruh unsur karbon dan unsur mangan terhadap nilai elongasi yang dihasilkan.

Gambar. 3 Pengaruh unsur karbon 0.935% dan mangan 11.8% terhadap kekuatan tarik baja mangan austenitik. Gambar. 4 Pengaruh unsur karbon 0.935% dan mangan 11.8% terhadap elongasi baja mangan austenitik. Untuk material baja mangan austenitik hasil proses perlakuan panas normalizing dan anealing, unsur karbon (C) akan berpengaruh terhadap struktur mikro yang dihasilkan, dimana struktur mikronya adalah α + (FeMn) 3 C seperti terlihat pada Gambar. 5 dibawah ini.

Gambar. 5 Diagram pembentukan fasa dari baja mangan austenitk untuk Mn 11.8%. Unsur silikon (Si) pada baja mangan austenitik secara khususnya tidak berpengaruh terhadap sifat mekanik dari baja mangan austenitik jika kandungan unsur silikon terasebut dibawah 1%. Tetapi jika kandungan unsur silikon yang terdapat dalam baja mangan austenitik lebih dari 1% maka unsur silikon ini akan berpengaruh terhadap sifat keuletan dari baja mangan austenitik ini dimana keuletan dari baja mangan austenitik ini akan menurun, begitu juga dengan kekuatan dari baja mangan austenitik ini akan menurun pula. Silikon (Si) akan sangat berpengaruh secara ekstrim pada kandungan 2,2%. Unsur sulfur (S) atau belerang yang terdapat dalam baja mangan austenitik harus diusahakan ditekan serendah mungkin karena nantinya akan berikatan dengan mangan (Mn) membentuk mangan sulfida (MnS) yang tidak diinginkan, karena MnS ini nantinya akan membentuk inklusi. Unsur fospor pada baja mangan austenitik ini adalah sebagai pengotor, unsur fospor ini akan menyebabkan kegetasan baja mangan austenitik pada temperatur yang rendah, dan akan menurunkan kekuatan dan keuletan dari baja mangan austenitik ini. Ikatan yang terjadi antara unsur fospor dengan base metalnya yaitu besi (Fe) membentuk Fe 3 P, sehingga unsur fospor ini dibatasi sampai 0.07% maksimum, selebihnya dari 0.07% tidak ada pengaruh yang signifikan (konstan) terhadap keuletan. Unsur fospor (P) ini akan menurunkan kekuatan dari baja mangan austenitik secara terus menerus jika kandungan unsur fospornya terus meningkat. Untuk unsur yang terdapat dalam baja mangan austenitik diluar standarnya dalam hal ini adanya unsur krom (Cr) yang terdapat dalam material lips bucket yaitu baja mangan austenitik tidak berpengaruh terhadap sifat mekanik baja mangan austenitik jika jumlahnya dibawah 3%, jika unsur krom yang terdapat dalam baja mangan austenitik tersebut diatas 3% akan berpengaruh terhadap naiknya kekuatan dan keuletan dari material baja mangann austenitik ini.

Unsur alumunium (Al) akan mulai berpengaruh jika kandungan Al yang terdapat dalam material baja mangan austenitik tersebut diatas 0.75% yaitu akan meningkatkan ketangguhan baja mangan austenitk pada kondisi yang as cast (hasil coran). 3.2 Kekerasan 1 2 3 4 5 Gambar. 6 Titik-titik pengujian kekerasan. 400 350 Kekerasan (H 300 250 200 150 100 50 As Cast Quenching Normalizing Annealing 0 1 2 3 4 5 No Titik Pengujian Gambar. 7 Kurva tingkat kekerasan pada material baja mangan austenitik. 350 300 250 200 Hv 150 100 50 0 Quenching Normalizing Annealing Gambar. 8 Hubungan antara kekerasan rata-rata dengan perlakuan panas material baja mangan austenitik. Tabel. 2 Nilai kekerasan spesimen setelah proses perlakuan panas No titik pengujian Kondisi spesimen As Cast Quenching Normallizing Anealing 1 315 226 267 370 2 279 220 256 359 3 268 215 245 320 4 265 214 231 317 5 265 212 226 305 Rata-rata 278.4 217.4 245.0 334.2

Dari grafik dan tabel diatas, terlihat bahwa semakin rendah laju pendinginan yang diterima oleh baja mangan austenitik, maka nilai kekerasan yang dicapai oleh baja mangan austenitik akan semakin tinggi. Peningkatan kekerasan sebagai akibat lambatnya laju pendinginan pada baja mangan austenitik disebabkan karena meningkatnya presipitat karbida yang terbentuk pada batas butir dan pada bidang-bidang slip. Karbida yang terbentuk pada baja mangan austenitik ini adalah karbida kompleks yaitu (FeMn) 3 C, seperti yang terlihat pada Gambar. 5 yang menunjukkan daerah pembentukan fasa untuk baja mangan austenitik. Transformasi fasa yang terjadi pada material lips bucket ini sangat dipengaruhi oleh temperatur pemanasan pada saat proses perlakuan panas (normalizing dan annealing) pada proses pemanasan sampai fasa austenit, maka struktur mikro yang diperoleh dari kedua perlakuan panas tersebut adalah fasa α dan karbida (FeMn) 3 C dimana karbida yang terbentuk akan mengendap didaerah batas butir. Sedangkan untuk proses perlakuan panas quenching (pendinginan cepat) dari temperatur austenit akan menyebabkan fasa austenit tersebut akan dipertahankan sampai temperatur kamar. Struktur mikro tersebut (austenit) akan bersifat non magnetik dan memiliki kekerasan yang paling rendah dibandingkan dengan kedua perlakuan panas yaitu normalizing dan annealing. Material baja mangan austenitik dalam aplikasinya biasa digunakan sebagai komponen dengan kondisi kerja yang mengalami gesekan, salah satu contohnya adalah lips bucket, oleh karena itu komponen tersebut memerlukan kekerasan permukaan yang cukup tinggi agar komponen tersebut umur pakai yang cukup lama. Persyaratan tersebut dapat tercapai untuk baja mangan austenitik ini melalui perlakuan quenching dan dilanjutkan dengan tempering atau dengan perlakuan panas quenching dan deformasi plastis yang dapat meningkatklan kekerasan permukaan hingga 500-600 HB Kekerasan optimum maksimum untuk baja mangan austenitik hasil perlakuan panas quenching diperoleh setelah mendapat perlakuan lanjutan yaitu (tempering) pada temperatur 570 C seperti ditunjukkan pada Gambar. 9 dibawah, atau melalui perlakuan lanjutan secara mekanik yaitu pengerjaan dingin dengan deformasi 70% yang dapat ditunjukkan oleh Gambar. 10. Gambar. 9 Kekerasan optimum maksimum yang dihasilkan dari proses reheating.

Gambar. 10 Kekerasan yang diperoleh dari proses lanjutan pengerjaan dingin dengan deformasi 70%. Peningkatan kekerasan setelah proses perlakuan panas lanjutan tersebut pada baja mangan austenitik disebabkan karena mekanisme nterlocking dan 5) oliver and boyd, blocking pergerakan sepanjang bidang slip pada butir austenitik. Manganese steel, p.hal,hadfields limited-seffield, london. 3.3 Struktur Mikro Nital 2,5% 200X Gambar. 11 Struktur mikro baja mangan austenitik as cast. Nital 2,5% 600X Gambar. 12 Struktur mikro baja mangan austenitik as cast.

Gambar. 13 Struktur mikro standar material baja maja mangan austenitik as cast.(etsa: nital 2,5% dengan pembesaran foto 500X) 9). Nital 2,5 % 200X Gambar. 14 Struktur mikro baja mangan austenitik hasil proses quenching. Gambar. 15 Strukturur mikro standar untuk baja mangan austenitik (as quenching) 9). Nital 2,5% 400X Gambar. 16 Struktur mikro baja mangan austenitik hasil proses normalizing.

Nital 2,5% 200X Gambar. 17 Struktur mikro baja mangan austenitik hasil proses annealing annealing. Gambar. 18 Struktur mikro standar baja mangan austenitik (as annealing annealing)10). Dari hasil pemeriksaan struktur mikro untuk material baja mangan austenitik hasil pengecoran (as-cast) ini ditunjukan fasa-fasa fasa yang terbentuk adalah fasa karbida (FeMn)3C pada batas butir dengan matriks fasa α. Sedangkan setelah mengalami perlakuan panas quenching fasa yang terbentuk adalah karbida pada batas as butir prior austenit (γ). ( ). Karbida tersebut merupakan karbida yang belum larut pada saat proses pemanasan austenisasi, hal ini bisa disebabkan karena kurangnya holding time atu waktu penahanan pada saat proses austenisasi. Perlakuan panas dengan laju pendinginan yang relatif lambat yaitu proses normalizing dan annealing akan menghasilkan fasa karbida (FeMn)3C dalam matriks ferit. Semakin lambat laju pendinginan dari proses pemanasan austenisasi maka karbida yang terbentuk akan akan semakin banyak. Struktur mikro yang terbentuk pada baja mangan austenitik sebagai akibat dari perlakuan yang dialaminya akan sangat menentukan sifat mekanik dari baja mangan austenitik tersebut. Korelasi struktur mikro yang terbentuk pada baja mangan au austenitik terhadap nilai kekerasannya adalah: kekerasan karbida akan lebih tinggi dibanding kekerasan fasa α dan akan lebih tinggi pula nilai kekerasannya dibanding kekerasan fasa austenit (γ). (

Jadi nilai kekerasan material lips bucket hasil perlakuan panas annealing akan lebih tinggi dari kekerasan hasil perlakuan panas normalizing dan kekerasan hasil perlakuan panas quenching. IV. 1. 2. 3. 4. 5. Kesimpulan Komposisi kimia material baja mangan austenitik dari hasil pemeriksaan, sesuai dengan standarnya yaitu JIS G51 kelas SCMnH2 Nilai kekerasan tertinggi yaitu 334.2 HV untuk material baja mangan austenitik, dihasilkan dari hasil proses perlakuan panas annealing. Semakin lambat laju pendinginan proses perlakuan panas (quenching, normalizing, annealing) material baja mangan austenitik akan meningkatkan nilai kekerasan material tersebut, yaitu (217.4 HV, 245.0HV, 334.2HV). Struktur mikro material baja mangan austenitik hasil perlakuan panas quenching adalah karbida dalam matrik austenit (γ), sedangkan hasil perlakuan panas normalizing dan annealing adalah karbida dalam matrik ferrit (α) Semakin lambat laju pendinginan proses perlakuan panas (normalizing dan annealing) material baja mangan austenitik maka presipitasi karbida yang terbentuk akan semakin banyak DAFTAR PUSTAKA 1. Donald S. Clark., Wilbur R Varney., Physical Metallurgy For Engineer., by American Book Company 1962. 2. Goerge Krauss., Steels Heat Treatment and Processing Principles. Ohio,1990 3. John D. Verhueren., Fundamentals of Physical Metallurgy., 1975 by John Wiley & Sons. Inc canada 4. Kenneth G. Budinski., Michael K. Budinski., Engineering Materials Properties and Selection., Sixth Edition,. 1979 by Prentice Hall. Inc., Niacom company New 07458.USA. 9. Metal Handbook vol.7 Attlas of Microstructure of Industrial alloy., ASM International,1972 10. Oliver and Boyd., Manganese Steel.