Indonesia sebagai salah satu peserta ICPD, melaksanakan program KRR. Faktanya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

Bagaimana tanggapan Anda dengan digelarnya Pekan Kondom Nasional?

Rokhmat S Labib, Ketua DPP HTI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa disertai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

Kalau untuk orang yang tidak beriman dibikin beriman dong, jangan dikasih fasilitas. Ini difasilitasi untuk berzina.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL ) BIMBINGAN KLASIKAL

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu akan berubah juga. Dampaknya dapat dirasakan akibat perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkosaan merupakan salah satu tindakan kekerasan pada perempuan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. paling sulit dikendalikan, apalagi di tengah dunia yang makin bebas

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM ISLAM. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dan Kependudukan

Oleh: Hafidz Abdurrahman

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Usia mahasiswa berkisar antara tahun. Menurut

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan untuk dikembangkan (Ali, 2000: 13). Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku dan kesehatan reproduksi remaja seperti

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG TRIAD KRR DI SMAN KECAMATAN KISARAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB I PENDAHULUAN. di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat. keluarga yang berantakan dan ada masalah dengan orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO PUSKESMAS KEDUNDUNG Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321) MOJOKERTO

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh : PUJI YATMI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

Pentingnya Sex Education Bagi Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International. berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

Sugiri Syarief, Ketua BKKBN

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa yang berkisar antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Seorang remaja, memiliki tugas perkembangan dan fase

KESEHATAN REPRODUKSI. Fatmalina Febry, SKM.,M.Si Gizi Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyebaran arus informasi yang tidak terbatas dan dibatasi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

Transkripsi:

1 MENGUAK KONSPIRASI DI BALIK PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR) REMAJA: HATI-HATI TERJEBAK SEKS BEBAS* 1 Oleh dr. Arti Rosaria Dewi (Dosen Fakultas Kedokteran UNPAD) ABSTRAK Remaja merupakan asset bangsa. Sayangnya banyak remaja saat ini terjebak dalam masalah free sex, KTD (kehamilan tidak diinginkan), aborsi, narkoba, dan terkena penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Sebagai upaya menanggulangi permasalahan tersebut, Indonesia sebagai salah satu peserta ICPD, melaksanakan program KRR. Faktanya, permasalahan remaja tidaklah tuntas bahkan semakin merebak. Dari hasil analisis, terdapat kelemahan pada program KRR yang merupakan produk Barat ini. Program KRR yang lahir dari paham sekulerisme dan liberalisme terbukti tidak bisa menjadi solusi bahkan hanya menambah permasalahan. Islam sebagai way of life memiliki solusi yang lebih unggul dalam mengentaskan permasalahan remaja ini. Islam mengantarkan remaja pada kehidupan masyarakat yang sehat, terhormat, berperadaban tinggi, dan diridhoi Allah SWT. PENDAHULUAN Sejatinya, remaja merupakan asset bangsa, pelanjut estafet tongkat kepemimpinan dan pembangunan bangsa,ironinya saat ini mereka tengah berada dalam perilaku seks bebas hingga aborsi, bahkan tidak sedikit diantaranya yang kecanduan narkoba dan terkena HIV/AIDS. 1 Disampaikan pada acara Talkshow Kesehatan Reproduksi Remaja, diselenggarakan Muslimah HTI bekerjasama dengan SMP Mathla ul Anwar Kopo Kab. Bandung pada tanggal 20 Mei 2009.

2 Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah melaksanakan program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang merupakan elemen kespro yang digagas pada International Conference Population Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo. Indonesia sebagai salah satu peserta konferensi diwajibkan untuk menerapkan konsep tersebut. Fakta menunjukkan setelah pelaksanaan program KRR selama beberapa tahun tidaklah berhasil menurunkan angka pelaku free sex, KTD, aborsi, ataupun penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Hal ini patut menjadi bahan evaluasi, sudah tepatkah program KRR dalam mengatasi permasalahan remaja? SEKILAS MENGENAL PROGRAM KRR Program KRR dilaksanakan untuk mengatasi berbagai permasalahan remaja atau yang sering disebut dengan Triad KRR yakni SEKSUALITAS diantaranya seks bebas, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, HIV/AIDS dan NAPZA). 1 KRR menawarkan konsep ABC yaitu A = Abstinence, yakni tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Akan tetapi, jika sudah terlanjur ngeseks maka diterapkan konsep B, yakni Be Faithfull, yakni saling setiap ada pasangannya. Lalu, konsep C = Condom, yakni anjuran untuk memakai kondom agar tidak hamil dan tertular penyakit menular seksual (PMS). Selain mengenalkan alat reproduksi dan informasi penyakit menular seksual, KRR juga menyebarkan ide seks aman, aborsi aman, juga pengakuan homo dan lesbianisme yang dianggap sebagai identitas seksual. 1 FAKTA MASALAH REMAJA PASCA PENERAPAN PROGRAM KRR Lalu, apakah KRR bisa mengatasi permasalahan remaja? Sejauh setelah program tersebut dijalankan, program KRR ternyata tidak berhasil membendung permasalahan remaja,

3 bahkan sebaliknya permasalahan remaja kian hari semakin bertambah banyak dan kompleks. Berdasarkan penelitian YKB di 12 kota besar di Indonesia pada tahun 1992 menunjukkan pelaku seks pranikah 10-31%. Hasil penelitian Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPA) di 33 provinsi pada tahun 2008 menunjukkan bahwa pelaku seks pranikah bertambah jumlahnya menjadi 62,7% atau 26,23 juta remaja. Jumlah angka aborsi sebagai akibat seks pranikah pun meningkat tajam. Jika tahun 2002 ada 3 juta aborsi, maka survey KPA pada tahun 2008 menunjukkan angka 7 juta. 2 Merebaknya seks bebas juga menyebabkan banyaknya penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Diperkirakan 10-20 juta jiwa penduduk Indonesia rawan tertular HIV. Sebanyak 81,87 % penderita AIDS tersebut adalah remaja. Angka penyalahgunaan narkoba menurut BNN pada tahun 2004 adalah 2,3juta. 3 ANALISIS Lalu, apa yang salah dengan KRR? Disadari atau tidak, KRR memang lahir dari gagasan Barat yang mengusung kebebasan bertingkah laku. Pengenalan alat reproduksi akan member persepsi seksual ditengah maraknya paparan fakta seksual. Sesungguhnya naluri seksual adalah potensi alamiah yang diberikan Allah untuk melanjutkan eksistensi manusia di muka bumi ini, dan hanya akan terstimulasi manakala ada rangsangan dari luar. Adanya persepsi seksual dan fakta seksual akan merangsang syahwat sehingga timbullah seks bebas. Dalam KRR, selama seks dilakukan secara aman dengan kondom dan pasangan tetap, tidaklah menjadi masalah. Dengan dalih mencegah tingginya angka kematian ibu dan demi kesehatan mental, remaja wanita dengan kehamilan tidak diinginkan berhak untuk melakukan aborsi (aman). Padahal sesungguhnya tidak ada aborsi yang benar-benar aman bahkan oleh tenaga medis sekalipun. Aborsi memiliki resiko perforasi (sobeknya) dinding rahim, incompetentia

4 cervical ssehingga cenderung keguguran pada kehamilan selanjutnya, infertilitas, gangguan haid, gangguan mental (gangguan kejiwaan, frigiditas dll) bahkan kematian. Berdasar penelitian KPA (2008), 42000 remaja pelaku seks bebas meninggal dunia karena aborsi. Ketika agama mengharamkan zina dan aborsi, KRR malah menghalalkan bahkan memprogramkan, sehingga akibatnya seks bebas, aborsi, HIV/AIDS semakin merebak. Kondom disosialisasikan dalam berbagai event. Masyarakat kembali dibohongi, sesungguhnya penelitian ilmiah sudah membuktikan bahwa kondom tidaklah mencegah penularan HIV/AIDS, pori-pori kondom masih jauh lebih besar daripada ukuran virus itu sendiri. HIV/AIDS sendiri, menurut ilmuwan Amerika, sejatinya adalah senjata biologis yang sengaja dibuat Amerika untuk melakukan depopulasi negara-negara dunia ketiga (mayoritas muslim) termasuk Indonesia. 4 Jadi bila kita kritisi, seks bebas, aborsi, kontrasepsi, HIV/AIDS adalah alat Amerika untuk menghancurkan tatanan keluarga muslim, melakukan genocide bagi negeri-negeri muslim demi kepentingan imperialisme Amerika. SOLUSI ISLAM Berbeda dengan KRR, Islam memiliki solusi yang selama 13 abad telah dipraktekkan dan mampu menjaga kemuliaan dan eksistensi umat Islam. Islam mengharamkan khalwat (laki-laki dan wanita berduaan), mengharamkan ikhtilath (campur baur laki-laki dan wanita), mewajibkan menutup aurat bagi laki-laki dan wanita, menundukkan pandangan, memelihara kemaluan, mengharamkan untuk mendekati apalagi berzina, menjadikan aktivitas asal wanita di dalam rumah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, mengharamkan jual beli miras-napza, mendorong menikah, sistem sanksi yang membuat jera pelaku dan mencegah orang lain melakukannya, serta sistem pendidikan dan sistem penerangan Islam untuk membentuk

5 perilaku seks bersyariat. Tidak ada aturan yang lebih baik selain aturan dari Allah Yang Maha Sempurna. DAFTAR PUSTAKA 1. Budiharsana M, Lestari H. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). The Ford Foundation; 2002. 2. Pergaulan Remaja Makin Mengkhawatirkan. Suara Karya. 2009 02/0602009. 3. Indonesia MHT. Stop KRR Jangan Jerumuskan Remaja pada Gaul Bebas. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia 2009. 4. Cantwell A, Horowitz L, Douglass W, Graves B. Bom AIDS Ancaman Senjata Biologi yang Tidak Disadari. Semarang: Yayasan Nurani; 2008.