PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

ERA BARU MIGAS INDONESIA:

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136

STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT

MENJAWAB KERAGUAN TERHADAP GROSS SPLIT Tanggapan atas Opini Dr Madjedi Hasan Potensi Permasalahan dalam Gross Split

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO

ReforMiner Quarterly Notes

9 Fenomena Hulu Migas Indonesia, Peluang Memperbaiki Iklim Investasi dengan Kontrak Migas Gross Split

ANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

Bab IV Hasil dan Diskusi

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa. Eksplorasi: Plan of Development (POD)

Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008

Executive Summary POTENSI DISINSENTIF FISKAL DALAM PROSES BISNIS HULU MIGAS

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja Sama Migas

% Alokasi Biaya tidak langsung Kantor Pusat. Alokasi Biaya tidak langsung Kantor Pusat. Total Pengeluaran. Tahun

bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap

Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan ikiim usaha yang lebih

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN TAHUN PAJAK PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BAGI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MIGAS

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. #Energi Berkeadilan. Disampaikan pada Pekan Pertambangan. Jakarta, 26 September 2017

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

1 Universitas Indonesia

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

ANALISA KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN SHALE HIDROKARBON DI INDONESIA

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ReforMiner Quarterly Energy Notes April 2017

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k

RechtsVinding Online. menjadikan Migas merupakan bagian dari sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya

BAGI HASIL MIGAS. Divisi Akuntansi

Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas

2 kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi dalam rangka pengelolaan Minyak dan Gas Bumi di darat dan laut di Wilayah Aceh dapat dilakukan jika keseluruhan

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

FORMAT SURAT SETORAN PAJAK PENGHASILAN MINYAK BUMI DAN/ATAU GAS BUMI SURAT SETORAN PAJAK MIGAS (SSP MIGAS)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

KINERJA SEKTOR HULU MIGAS YTD SEPTEMBER 2017 (Q3) Jakarta, 27 Oktober 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 1 Hal

Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH

FORMAT SURAT SETORAN PAJAK PENGHASILAN MINYAK BUMI DAN/ATAU GAS BUMI SURAT SETORAN PAJAK MIGAS (SSP MIGAS)

PERATURAN MENTERI ESDM NO. 040/2006

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS

1. Contoh penghitungan besaran alokasi biaya tidak langsung Kantor Pusat dalam masa Eksplorasi:

BAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan komoditas strategis yang mutlak dimiliki oleh suatu

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis Perlakuan perpajakan..., Rusfin Molid Alamsyah, FISIP UI, 2009

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pre

BAB V PENUTUP. 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch

UNIVERSITAS INDONESIA

Pajak Perusahaan Migas dan Traktat Pajak Kenapa Ribut?

Perubahan Ketentuan Mengenai Izin Lokasi David Wijaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH

GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi.

Contoh Tabel Input-Output untuk Sistem Perekonomian dengan Dua Sektor Produksi. Alokasi Output Permintaan Antara Sektor Produksi Struktur Input 1 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

Fundamental of Oil and Gas Business Valuation

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 267/PMK.011/2014

I. REGULASI & KEBIJAKAN TKDN II. KONSEP PERHITUNGAN TKDN III. PERHITUNGAN TKDN BARANG IV. PERHITUNGAN TKDN JASA

2015, No dan Gas Bumi kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagaimana ditetapkan dalam Pera

MENATAP MASA DEPAN MIGAS (roadmap energi migas)

PERAN KEMENTERIAN ESDM DALAM PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR USAHA HULU MIGAS

Pembentukan Badan Usaha Milik Negara Khusus (Bumn-K) Untuk Pengelolaan Minyak Dan Gas Bumi, Tepatkah? Oleh : Muhammad Yusuf Sihite *

Indonesia Negeri Kaya Minyak dan Gas?

TINJAUAN HASIL LAPORAN EITI SEKTOR MIGAS TAHUN Disampaikan oleh : Direktur Pembinaan Program Migas

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA KELAYAKAN PERPANJANGAN KONTRAK BLOK XO DENGAN SISTEM PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas. 24 Agustus 2016 Surabaya

Contoh Penghitungan Pajak Penghasilan atas FTP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 1 1

I LATAR BELAKANG 2 2

Kondisi Hulu Migas Saat ini 1. Skema PSC Cost Recovery kurang efektif dan tidak mendorong terciptanya efisiensi. a. Reserve replacement ratio Indonesia (dengan skema PSC saat ini) lebih rendah dari beberapa negara, bahkan dari Vietnam dan Myanmar. b. Waktu yang diperlukan oleh kontraktor dari eksplorasi hingga produksi saat ini dapat mencapai 15 tahun. 2. Porsi penerimaan negara dari migas dengan split minyak 85%:15% dan gas 70%:30% pada PSC Cost Recovery apabila dihitung secara gross, berada pada dikisaran 30%-70%, dan terus menurun seiring dengan menurunnya penerimaan migas nasional. 3. Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas pola bagi hasil produksi Minyak dan Gas Bumi, Pemerintah menetapkan bentuk dan ketentuanketentuan pokok kontrak bagi hasil tanpa mekanisme pengembalian biaya operasi. 3 3

Background: Reserve Replacement Thailand Indonesia Reserve Replacement (2011-2015) India Australia Malaysia Vietnam 0% 50% 100% 150% 200% 4 4

Time to Production in Indonesia 2000s 1990s 1980s 1970s Time Between Discovery and First Oil 0 5 10 15 20 Years 5 5

Tantangan Pengelolaan Hulu MIGAS 1. Harga Migas ditentukan oleh mekanisme pasar dunia, 2. Kontraktor Migas (K3S) harus mengelola biaya dengan baik dengan memperhatikan: Cost and Risk Management. The best Cost and the best Technology. Biaya operasi dan sunk cost (investasi) harus makin lama makin efisien dan efektif sehingga industri hulu Migas akan selalu dapat menghadapi konjungtur harga Migas yang makin sulit di prediksi. 6 6

II LANDASAN HUKUM 7 7

Dasar Pengaturan 1. Pasal 1 angka 19 UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi: Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi yang lebih menguntungkan Negara dan hasulnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 2. Pasal 6 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Kontrak kerja sama paling sedikit memuat persyaratan: a. Kepemilikan sumber daya alam tetap di tangan Pemerintah sampai pada titik penyerahan; b. Pengendalian manajemen operasi berada pada SKK Migas; c. Modla dan risiko seluruhnya ditanggung Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap. 3. Pasal 1 angka 4 PP N0. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi: Kontrak Bagi Hasil adalah suatu bentuk Kontrak Kerja Sama dalam Kegiatan Usaha Hulu berdasarkan prinsip pembagian hasil produksi 8 8

III Skema Gross Split 9 9

Tujuan Gross Split 1. Mendorong usaha eksplorasi dan eksploitasi yang lebih efektif dan cepat. 2. Mendorong para kontraktor Migas dan Industri Penunjang Migas untuk lebih efisien sehingga lebih mampu menghadapi gejolak harga minyak dari waktu ke waktu. 3. Mendorong Bisnis Proses Kontraktor Hulu Migas (K3S) dan SKK Migas menjadi lebih sederhana dan akuntabel. Dengan demikian Sistem Pengadaan (procurement) yang birokratis dan perdebatan yang terjadi selama ini menjadi berkurang. 4. Mendorong K3S untuk mengelola biaya operasi dan investasinya dengan berpijak kepada sistem keuangan korporasi bukan sistem keuangan negara. 10 10

Kedaulatan Negara Gross Split TIDAK akan menghilangkan kendali negara karena: 1. Penentuan wilayah kerja ditangan negara. 2. Penentuan kapasitas produksi dan lifting ditentukan negara serta aspek komersil Migas. 3. Pembagian hasil ditentukan negara. 4. Penerimaan Negara menjadi lebih pasti. 5. Produksi dibagi di titik serah. 11 11

Prinsip Umum Gross Split - Barang milik negara (Pasal 21 Permen ESDM No. 08 Tahun 2017) seluruh barang dan peralatan yang secara langsung digunakan dalam Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang dibeli Kontraktor menjadi milik/kekayaan Negara yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah dan dikelola oleh SKK Migas - Pengadaan Barang dilakukan Oleh Kontraktor Secara Mandiri (Pasal 18 Permen ESDM No. 08 Tahun 2017) Ayat (1) : Kontraktor wajib mengutamakan penggunaan tenaga kerja warga negara Indonesia, pemanfaatan barang, jasa, teknologi, serta kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam negeri. - Biaya operasi dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan dalam menghitung penghasilan kena pajak Kontraktor (Pasal 14 Permen ESDM No. 08 Tahun 2017) - SKK MIGAS Menyetujui atau Menolak Rencana Kerja Kontraktor, sedangkan Anggaran hanya sebatas sebagai data dukung dalam evaluasi Rencana 12 Kerja (Pasal 15 Permen ESDM No. 08 Tahun 2017) 12

Manfaat dari Sistem Gross Split 1. Share Pain Share Gain. 2. Resiko Bisnis dimitigasi melalui incentive split. 3. Bisnis Governance: Kontraktor lebih independen dalam pengambilan keputusan bisnis. Penguatan Fungsi SKK Migas menjadi lebih fokus menjalankan fungsinya sebagai badan pengawas dan pelaksana. 4. Mempersingkat Bisnis Proses. Paling tidak akan menghemat waktu 2-3 tahun dalam hal procurement proses sehingga Early Production akan terjadi. Meningkatkan keekonomian lapangan (IRR). 5. Mendorong Industri migas lebih kompetitif, pengelolaan SDM, Teknologi dan sistem dan biaya operasi. 6. TKDN dipersyaratkan sebagai bagian dari insentif. 7. Menjamin pendapatan negara melalui PNBP. Resiko keuangan pada pengelolaan biaya operasi ( cost recovery ) migas dapat dihindari. 13 13

PSC Gross Split Before Tax A% Gross Revenue Split 1-A% Deductible Expenses Contractor Taxable Profit Depreciation PPh Income Tax CAPEX OPEX Government Take Contractor Take Exploration, Development & Production Expenditure 14 14 14

Proses Bisnis PSC Gross Split Penawaran WK Base Split, kriteria variable dan progressive points ditentukan di awal. Dievaluasi berdasarkan komitmen eksplorasi, bonus, dll Eksplorasi SKK Migas mereview dan menyetujui Work & Program. Sementara Budget, SKK Migas hanya melakukan review. Diskresi pemerintah untuk menaikan split (max +5%) Data milik negara Lapangan dikembalikan ke Pemerintah dan dapat ditawarkan ke operator lain NO Penemuan cadangan Commercial? Investor menentukan komersialitas dari lapangan. Gross Split ditentukan berdasarkan point dari kriteria yang sudah ditentukan (diberikan tambahan sesuai tingkat kesulitan teknis) YES Diskresi pemerintah untuk menurunkan split jika diperlukan (max -5%) Project dimulai 15 15

Contractor Split Contractor Split Komponen = Base Split + + Variabel Kriteria penambahan split: 1. Status lapangan 2. Lokasi lapangan (onshore, offshore) 3. Kedalaman reservoir 4. Ketersediaan infrastruktur pendukung 5. Kondisi reservoir 6. Kondisi CO 2 7. Kondisi H 2 S 8. Berat Jenis Minyak Bumi (API) 9. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 10. Tahapan Produksi Komponen Progresif Kriteria penambahan split: 1. Harga minyak 2. Kumulatif Produksi 16 16

Base Split Pemerintah Kontraktor Minyak 57 43 Gas 52 48 17 17

Kriteria Pemberian Insentif (1) Komponen Variabel Karakteristik Koreksi Split Bagian Kontraktor 1 Status Lapangan 2 Lokasi Lapangan POD I 5% POD II dst 0% POFD 0% No POD -5% Onshore 0.0% Offshore (0<h 20m) 8.0% Offshore (20<h 50m) 10.0% Offshore (50<h 150m) 12.0% Offshore (150<h 1000m) 14.0% Offshore (>1000m) 16.0% 18 18

Kriteria Pemberian Insentif (2) Komponen Variabel Karakteristik Koreksi Split Bagian Kontraktor 3 Kedalaman reservoir 4 Ketersediaan infrastruktur pendukung 5 Kondisi reservoir 2500 m 0 > 2500 m 1% Well developed 0 New Frontier 2% Konvensional 0 Non Konvensional 16% 19 19

Kriteria Pemberian Insentif (3) Komponen Variabel 6 Kandungan CO2 (%) 7 Kandungan H2S (ppm) 8 Berat Jenis Minyak Bumi (API) Karakteristik Koreksi Split Bagian Kontraktor <5% 0.0% 5% x<10% 0.5% 10% x<20% 1.0% 20 x<40% 1.5% 40% x<60% 2.0% x 60% 4.0% <100 0.0% 100 x<300 0.5% 300 x<500 0.75% x 500 1.0% API<25 1% API 25 0 20 20

Kriteria Pemberian Insentif (4) Komponen Variabel Karakteristik Koreksi Split Bagian Kontraktor 9 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 10 Tahapan Produksi <30% 0 % 30% x<50% 2.0% 50% x<70% 3.0% 70% x<100% 4.0% Primer 0% Sekunder 3% Tersier 5% 21 21

Kriteria Pemberian Insentif (5) Komponen Progresif Karakteristik Koreksi Split Bagian Kontraktor 11 Harga Minyak Mentah (US$/bbl) 12 Kumulatif Produksi <40 7.5% 40 x<55 5.0% 55 x<70 2.5% 70 x<85 0.0% 85 x<100-2.5% 100 x<115-5.0% 115-7.5% <1 mmboe 5.0% 1 x<10 mmboe 4.0% 10 x<20 mmboe 3.0% 20 x<50 mmboe 2.0% 50 x<150 mmboe 1.0% 150 mmboe 0.0% 22 22

IV Contoh Perbandingan PSC Cost Recovery dan Gross Split 23 23

24 24

www.migas.esdm.go.id 25 10 25