Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis)

Alarm Anti Pencuri Menggunakan LDR dan SCR (Silicon Control Rectifier) Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. perlu lagi menekan saklar untuk menyalakan lampu, sensor cahaya akan bernilai 1

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Sensor Cahaya dan Transistor NPN Serta Aplikasinya dalam Teknologi Otomatisasi

TIN-302 Elektronika Industri

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

PEMANFAATAN SENSOR SUARA (TEPUK) SEBAGAI SAKLAR LAMPU SECARA OTOMATIS. Proyek BENGKEL ELEKTRONIKA. Elkom A Nia Hidayatur Rachma ( )

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI SENSOR CAHAYA (ALARM CAHAYA) Oleh :

MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN ALAT

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM III DAN IV KARAKTERISTIK DIODA DAN TRANSFORMATOR

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

LAPORAN ALAT MIKROKONTROLER SENSOR CAHAYA DENGAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR) DAN ARDUINO

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

BAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR )

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA

Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir. Berbasis Mikrokontroler ATmega : Ayudilah Triwahida Npm : : H. Imam Purwanto, S.Kom., MM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR NAMA : NIM : JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PRODI : TEKNIK ELEKTRO

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

Politeknik Gunakarya Indonesia

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBUATAN ALAT SENSOR SINYAL BUNYI POLISI TIDUR

TUGAS AKHIR SIMULASI PENGAMAN RUMAH PADA MALAM HARI MELALUI PENDETEKSIAN PINTU DAN JENDELA. Oleh: NYOMAN AGUS KARMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB III METODA PENELITIAN

LAPORAN RESMI PROJECT AKHIR ELEKTRONIKA DASAR SEMESTER 1

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

MIKROKONTROLER ARDUINO

I. Tujuan Praktikum. Mampu mengenali bentuk dan karakteristik LDR. Mampu membuat rangkaian pembagi tegangan

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

BAB III PERANCANGAN ALAT

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL

RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

Gambar Lampu kepala

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat

ROBOT LINE FOLLOWER (LINE TRACKING ROBOT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN LINE TRACER ANALOG

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PEMERAH SUSU SAPI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8

Gambar 1 Tampilan alat

KUNCI OTOMATIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Bab 1: Pendahuluan. Isi: Pengertian Ilmu Elektronika Terminologi/Peristilahan: Komponen Elektronika Rangkaian Elektronika Sistem Elektronika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

Rancang Bangun Alat Otomatis Pengisian Tangki Air WSLIC Menggunakan Radio Frekuensi di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia. c. Display : LCD karakter 16x2.

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB I KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

Konduktor dan isolator

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB III LANDASAN TEORI

Input ADC Output ADC IN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TEKNOLOGI SMART LAMP SEBAGAI INOVASI LAMPU RUANGAN MULTI-FUNGSI DENGAN TEKNOLOGI REMOTE CONTROL

Transkripsi:

Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR Fahrul Rozi 1, Fepiliana 2, Umi Yanti 3 Jurusan Sitem Komputer; Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32, Kec. Indralaya, Kab. Ogan Ilir 30662 Email : 1. fahrul721@gmail.com 2. fepilianasugianto@gmail.com 3. umi.yantii@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai kajian variasi alat Alarm Anti Maling menggunakan LDR. LDR (Light Dependent Resistor) biasa disebut dengan sensor cahaya, terdiri dari sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Alat alarm anti maling akan bekerja ketika switch dihidupkan (on) dengan penanda lampu LED pada rangkaian menyala. Tegangan yang berasal dari sumber batere akan mengalir ke semua komponen pada rangkaian. Beberapa komponen yang terdapat dalam rangkaian yaitu resistor, transistor, SCR, dan LDR. Pada rangkaian, resistor digunakan sebagai pengatur tegangan yang masuk ke SCR. Fungsi SCR adalah sebagai pengatur daya dan juga sebagai saklar arus yang otomatis. Pada rangkaian, transistor juga digunakan sebagai saklar. LDR di bawah cahaya yang cukup terang, nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, nilai tahanan bahan tinggi sehingga alarm dapat mengeluarkan bunyi. Kata Kunci : Alarm, LDR, Resistor, Transistor, SCR I. PENDAHULUAN Salah satu tindakan kriminal yang semakin meningkat akhir-akhir ini yaitu pencurian di suatu rumah atau gedung. Maraknya pencurian di rumah atau gedung ini pasti membuat para penghuninya merasakan resah dan tidak aman. Banyak kejadian tindakan pencurian terjadi saat penghuni rumah sedang berpergian atau rumah yang ditinggal pemiliknya dalam waktu yang lama. Kejadian tersebut semakin parah karena respon dari lembaga terkait sangat lambat[1]. Pencurian terjadi karena sistem keamanan yang tidak baik. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan akan keamanan tindak pencurian sangatlah penting, karena siapapun pasti menginginkan keadaan yang aman. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terhadap bahaya pencurian, yaitu memasang sistem alarm anti maling di rumah atau gedung. Sistem alarm anti maling ini sangat bermanfaat untuk mengurangi terjadinya tindakan pencurian yang menimpa rumah atau gedung.ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa peneliti mengangkat tema ini yaitu :pertama, rumah sebagai tempat aktifitas manusia dan tempat penyimpanan barang berharga lainnya memerlukan sistem perlindungan yang mudah dioperasikan dan terjangkau harganya.kedua, kejadian yang sering membahayakan rumah dan penghuninya adalah tindakan pencurian[1]. 1

Alarm ini memanfaatkan sensor cahaya. Terdapat berbagai macam sensor untuk mengukur iluminansicahaya antara lain Light Dependent Resistor (LDR), fotodioda, tabung fotomultiplier, dan fototransistor[2]. Peneliti menggunakan LDR. LDR ( Light Dependent Resistor), yaitu resistor yang besar resistansi-nya bergantung terhadap intensitas cahaya yang menyelimuti permukaannya[3]. LDR terbuat dari ba-han semikonduktor seperti kadmium sul-fida [4]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu rangkaian sistem alarm yang dapat mendeteksi tindakan pencurian (maling) dan menjelaskan bagaimana proses kerjanya. 12. Pin header 13. Timah 2.2 Pengertian Komponen 1. Papan PCB Bor Papan PCB Bor digunakan untuk tempat perakitan komponen rangkaian-rangkaian elektronika. II. METODELOGI PENELITIAN Dalam pembuatan perangkat ini, jenis metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Metode ini digunakan untuk mendapatkan rancangan alat dengan cara menguji rangkaianrangkaian elektronika, yang kemudian disatukan menjadi suatu perangkat lengkap yaitu alarm anti maling. 2. Resistor Resistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat membatasi aliran arus listrik. Resistor berfungsi sebagai tahanan listrik yang mempunyai besar tahanan sesuai dengan warna-warna yang ditunjukkan pada transistor. 2.1 Komponen Penelitian Adapun komponen yang digunakan dalam penelitian adalah, a. Alat : 1. Solder Listrik 2. Multimeter 3. Penyedot Timah b. Bahan : 1. Papan PCB Bor 2. Resistor 1K Ω (3 buah) 3. Resistor 4K7 Ω (1 buah) 4. Resistor 2K2 Ω (3 buah) 5. Transistor A1015 (1 buah) 6. Buzzer 6 VDC (1 buah) 7. SCR tipe Fir 3D (1 buah 8. LDR (1 buah) 9. Baterai 6 VDC (1 buah) 10. Soket baterai (1 buah) 11. Saklar (1 buah) Resistor 1K Ω Resistor 2K2 Ω 2

Resistor 4K7 Ω Berikut resistor : adalah warna-warna gelang pada 4. Buzzer 6 VDC Buzzer merupakan perangkat elektronika yang terbuiat dari elemen piezoceramics pada suatu diafragma yang mengubah getaran atau vibrasi menjadi gelombang suara. Buzzer menggunakan resonansi untuk memperkuat intensitas suara (berfungsi sebagai penghasil suara alarm). 3. Transistor A1015 Transistor A1015 adalah alat semi konduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe A1015 model PNP. Transistor memiliki 3 kaki, yaitu Base, Collector, dan Emitter. Pada rangkaian, transistor juga digunakan sebagai saklar. 3

5. SCR tipe Fir 3D Silicon Controlled Rectifier (SCR) adalah salah satu komponen yang mirip dengan transistor karena memiliki tiga buah kaki. SCR biasa disebut juga dengan istilah Thyristor. Tapi kaki pada SCR tidak sama dengan kaki yang terdapat pada transistor. Kaki yang terdapat pada SCR terdiri dari ; A = Anoda, G = Gate, K = Katoda. Jadi jelaslah bahwa fungsi SCR ini beda dengan transistor. SCR ini memiliki berbagai macam daya dan kekuatan, misalnya saja SCR yang memiliki daya dan kekuatan sebesar 100 V / 2A. Ini berarti SCR tersebut hanya bisa dipakai tidak lebih dari 2 Ampere atau sama dengan tak lebih dari 200 Watt. 6. LDR LDR (Light Dependent Resistor) biasa disebut dengan sensor cahaya. LDR yang terdiri dari sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Di bawah cahaya yang cukup terang, banyak elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan sangat tinggi sehingga alarm dapat bekerja. Fungsi SCR adalah sebagai pengatur daya dan juga sebagai saklar arus yang otomatis. Dengan karakteristik yang serupa tabung thiratron, maka SCR atau Tyristor (Therystor) masih termasuk keluarga semikonduktor. Kaki gate (G) adalah sebagai pengendalinya. Sebetulnya SCR terbuat dari bahan campuran P dan N. SCR berisi bahan-bahan yang terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut sebagai PNPN Trioda. 7. Baterai 9 VDC Baterai berfungsi sebagai sumber daya pada alarm. 4

\ \ 8. Soket baterai Soket baterai digunakan sebagai penghubung antara sistem rangkaian komponen dengan sumber daya (baterai) 11. Solder Listrik Solder listrik yaitu alat yang digunakan untuk menyambungkan semua komponen elektronika yang telah terpasang pada papan PCB. Penyambungan komponen eletronika dengan menggunakan solder dibantu dengan timah. 9. Switch Swicth berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik yang mengalir pada alarm yang bersumber dari baterai. 12. Lampu LED Pada penelitian ini, lampu LED (Light Emitting Diode) digunakan sebagai penanda jika lampunya hidup berarti rangkaian alat alarm anti maling sedang aktif atau bekerja. 10. Pin header Pada penelitian ini, pin header digunakan untuk menyambungkan kabel buzzer dengan kabel soket baterai. 5

2.3. Perakitan Alat Letakkan komponen elektronika yang digunakan untuk membuat alarm anti maling di atas papan PCB Bor. Setelah itu, hubungkan komponen pada papan PCB Bor dengan menggunakan jalur Point-to-Point (PTP). Rangkaian komponen untuk pembuatan alarm anti maling dapat dilihat dibawah ini: Jika semua rangkaian telah selesai, maka hasilnya pun akan tampak seperti gambar berikut: Setelah komponen elektronika dirangkai seperti gambar diatas, gunakan multimeter untuk mengecek rangkaian apakah telah terpasang dengan benar atau tidak. Jika rangkaian komponen elektronika telah terpasang dengan benar, maka multimeter pun akan berbunyi. Setelah di cek dengan menggunakan multimeter, solder semua kompenen dengan menggunakan bantuan timah. Untuk menghubungkan semua rangkaian, tak lupa digunakan kawat kecil yang digunakan sebagai jumper. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Alat akan bekerja ketika switch dihidupkan (on) dengan penanda lampu LED pada rangkaian menyala. Tegangan yang berasal dari sumber batere 9 VDC akan mengalir ke komponen resistor, transistor, SCR, dan LDR. Pada rangkaian, resistor digunakan sebagai pengatur tegangan yang masuk ke SCR. Fungsi SCR adalah sebagai pengatur daya dan juga sebagai saklar arus yang otomatis. Transistor yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe A1015 model PNP. Transistor memiliki 3 kaki, yaitu Base, Collector, dan Emitter. Pada rangkaian, transistor juga digunakan sebagai saklar. 6

Apabila LDR berada di bawah cahaya yang terang, maka banyak elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap (dibawah cahaya yang redup) atau cahaya terhalang, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan tinggi, maka hal itu akan mengakibatkan alarm dapat bekerja sehingga buzzer 6V mengeluarkan bunyi. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti maling tersebut dapat berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau tidak mendapat cahaya lampu, karena jika sensor (LDR) dalam keadaan gelap mempunyai tahanan yang lebih tinggi daripada sensor (LDR) dalam keadaan yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja atau berbunyi. Bunyi yang dihasilkan dapat terdengar dengan adanya buzzer. Pada alarm anti maling ini, LDR dapat bekerja secara optimal jika mendapatkan sinar matahari, namun jika tidak mendapatkan sinar matahari alarm anti maling ini membutuhkan sinar laser. V. Daftar Pustaka [1] Toha, M. Sistem Alarm Anti Maling dan Anti Kebakaran untuk Pengamanan Gedung. Diakses pada tanggal 22 Maret 2014 http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/gr aduate/industrialtechnology/2005/artikel_10400755.pdf Jika pada siang hari alarm anti maling tidak perlu membutuhkan sinar tambahan (laser), karena LDR dapat bekerja secara optimal dengan adanya sinar matahari. Sedangkan pada malam hari, alarm anti maling ini memerlukan sinar tambahan (laser) yang fokus ke LDR, karena pada malam hari LDR tidak mendapatkan cahaya matahari, hal itu menyebabkan LDR tidak dapat bekerja secara optimal dan LDR-nya pun sangat sensitif, ketika switch dihidupkan alarmnya selalu mengeluarkan bunyi. IV. Kesimpulan [ 2 ] Kumala, Ellys dan Endarko. 2012. Kajian Karakteristrik Alat Ukur dan Sensor Standarpada Proses Kalibrasi Data Sensor Cahaya. Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol. 8, No. 2. Diakses pada tanggal 24 April 2014 http://jfa.physics.its.ac.id/articles/jfa- 120206_ellys.pdf [ 3 ] Dinan Muftian Shofwa, Yoyo Somantri Dan Tjetje Gunawan. 2013. Rancang Bangun Trainer Mikrokontroler Berbasis Sensor Passive Infrared Receiver. Electrans Vol. 12, No. 1. Diakses pada tanggal 24 April 2014 http://jurnal.upi.edu/file/04_dinan_muftian_hal _21-281.pdf [4] Supatmi, Sri. Pengaruh Sensor LDR terhadap Pengontrolan Lampu. Majalah Ilmiah Unikom Vol..8, No. 2. Diakses pada tanggal 24 April 2014 http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v08- n02/volume-82-artikel-5.pdf/pdf/volume-82- artikel-5.pdf 7