PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 13 TAHUN 2011 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 14 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2012 TENTANG DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN SAR NASIONAL

(3) Nota Penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.01 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA PENYELENGGARAAN SIAGA SAR TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90/PMK.01/2013 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENATAUSAHAAN PIUTANG PNBP. Nomor: SOP /KU 04 02/UM

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.16 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 05 Tahun 2010 TENTANG STANDAR BIAYA DALAM PENYELENGGARAAN OPERASI SAR TAHUN ANGGARAN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No tentang Kebijakan Akuntansi Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak atas Informasi Cuaca untuk Penerbangan pada Badan Meteorologi, Klima

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL

2 Penghapusan Sanksi Administrasi Bunga yang Terbit Berdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Car

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 18 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pa

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2009

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 06 Tahun 2010 TENTANG STANDAR BIAYA PENYELENGGARAAN SIAGA SAR TAHUN ANGGARAN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

-3- BAB I KETENTUAN UMUM

2016, No Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat; c. bahwa sehubungan dengan implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.05/2015 tent

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI PERATURAN SEKRETARIS KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 02/PER/SM/IV/2010

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No pengelola penerimaan negara bukan pajak panas bumi diatur secara terpisah di dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri; c. bahwa un

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/PMK.03/2015 TENTANG

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 01/Permentan/KU.410/1/2009 TENTANG

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

2017, No Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan rekonsiliasi dalam penyusunan La

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

14 Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PERMENTAN/PL.020/3/2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2014, No

2017, No Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan da

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENATAUSAHAAN PNBP PADA SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu

Petunjuk Teknis. Penatausahaann Piutang PNBP Dengann Sistem Informasi BATAN. Susana PPIKSN - BATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No efisien, perlu diatur ketentuan mengenai pedoman pengunaan Sistem Informasi Kredit Program dengan mendasarkan pada ketentuan sebagaiman

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142/PMK.02/2013 TENTANG

1 of 6 18/12/ :13

2 257/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan, Dan Pertanggungjawaban Dana APBN Yang Kegiatannya Dilaksanakan Oleh PT Asabri

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115/PMK.05/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 32/PMK.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.05/2007 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1711, 2015 KEMENPORA. Belanja Barang. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

Transkripsi:

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 13 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penatausahaan dan pemanfaatan aset/barang milik negara di lingkungan Badan SAR Nasional yang saat ini belum digunakan perlu dimanfaatkan melalui kerjasama atau bentuk lainnya dengan pihak ketiga; b. bahwa hasil pemanfaatan/kerjasama sebagaimana tersebut huruf a perlu diatur melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); c. bahwa dengan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a dan huruf b, perlu menetapkan standar operasional prosedur (SOP) penerimaan negara bukan pajak di lingkungan Badan SAR Nasional dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik 1

Indonesia Nomor 3687); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4500); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4658) 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan Dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara penggunaan, Pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtangan Barang Milik Negara; 2

10. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PER. KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.07 Tahun 2010; 11. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PK.12 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Kepala Badan SAR Nasional Dalam Rangka Penggunaan Barang Milik Negara Di Lingkungan Badan SAR Nasional; 12. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PK.13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan, Serah Terima Dan Penetapan Status Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, Pemindahtanganan Barang Milik Negara di Lingkungan Badan SAR Nasional; M E M U T U S K A N : Memperhatikan : PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disebut dengan PNBP adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perapajakan. 2. Pengguna Anggaran/Barang yang selanjutnya disebut PA/ B adalah Kepala Badan SAR Nasional yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan Anggaran dan pengelolaan Barang di lingkungan Badan SAR Nasional. 3

3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya. 4. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/ atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/ atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 5. Pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum negara/ daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. 6. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. 7. Piutang adalah jumlah uang yang menjadi hak pemerintah atau kewajiban pihak lain kepada pemerintah sebagai akibat penyerahan uang, barang dan jasa oleh pemerintah atau akibat lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Wajib Bayar adalah orang pribadi atau badan yang ditentukan untuk melakukan kewajiban membayar menurut peraturan perundangundangan yang berlaku. 9. Kepala Badan adalah Kepala Badan SAR Nasional. 10. Sestama adalah Sekretaris Utama Badan SAR Nasional. 11. Basarnas adalah Badan SAR Nasional. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Standar Operasional Prosedur (SOP) PNBP mempunyai maksud dan tujuan sebagai pedoman dan petunjuk bagi para pejabat terkait dalam hal mengatur dan melaksanakan PNBP di lingkungan Basarnas. 4

BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 (1) Ruang lingkup pengaturan ini meliputi: a. penatausahaan PNBP; dan b. penatausahaan piutang. (2) Pentaausahaan PNBP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. alur pemanfaatan BMN; b. alur penagihan dan penyetoran PNBP; dan c. pencatatan dan pelaporan PNBP. (3) Penatusahaan piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. penatausahaan piutang; dan b. prosedur piutang. BAB IV PENATAUSAHAAN (PNBP) Bagian Pertama Umum Pasal 4 (1) PNBP merupakan seluruh penerimaan pemerintah yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. (2) PNBP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disetor langsung ke Kas Negara. Bagian Kedua Alur Pemanfaatan Barang Milik Negara Pasal 5 5

(1) Pihak Ketiga (calon penyewa) mengajukan surat permohonan Pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) kepada Sestama. (2) Selanjutnya Sestama melimpahkan kepada Kepala Biro Umum untuk melakukan verifikasi atas surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Dalam hal telah dilakukan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga menyusun dokumen kontrak/perjanjian terhadap penggunaan aset/barang milik negara. (4) Dokumen kontrak/perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Petugas Akuntansi, Bendahara Penerimaan, dan KPA. (5) Dalam hal hasil verifikasi dokumen kontrak/perjanjian yang dilaksanakan oleh petugas akuntansi, bendahara penerimaan, dan KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pembahasan. (6) Dalam hal dipandang perlu pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilakukan dengan melibatkan unit kerja terkait. (7) Unit kerja terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. bidang hukum dan kerjasama; b. bidang keuangan; c. bidang perlengkapan; dan d. bidang aset/barang milik negara. (8) Dokumen kontrak/perjanjian sebagaimana ayat (5) di sampaikan kepada pihak ketiga (calon penyewa) untuk ditandatangani dan disahkan oleh Sestama. Bagian Ketiga Alur Penagihan Dan Penyetoran PNBP Pasal 6 6

(1) Berdasarkan dokumen kontrak/perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5), Bendahara Penerima melakukan penagihan dengan membuat Nota Tagihan yang terdiri dari: a. Nota Tagihan; b. SSBP; c. SSP; dan d. Faktur Pajak. (2) Berdasarkan nota tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pihak Ketiga melakukan penyetoran ke Kas Negara sesuai nilai yang tertera pada Nota Tagihan ke Bank Mitra KPPN IV. (3) Dalam hal pihak ketiga melakukan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pihak Ketiga menerima kembali SSBP dan SSP (lembar pertama dan kelima) dari Bank Mitra KPPN IV. (4) SSBP dan SSP lembar pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) beserta PPH final yang dibayarkan oleh Pihak ketiga dan Nota Tagihan serta Faktur Pajak disampaikan kepada Bendahara Penerima, untuk diarsipkan. Bagian Keempat Pencatatan dan Pelaporan Pasal 7 Bendahara Penerima membuat laporan pembukuan PNBP kepada KPA secara periodik. Pasal 8 (1) Petugas akuntansi membuat laporan lencatatan PNBP untuk selanjutnya dimasukan ke dalam aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) secara periodik; (2) Alur PNBP secara lengkap sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini. 7

BAB V PENATAUSAHAAN PIUTANG Bagian Pertama Penatausahaan Piutang Pasal 9 (1) Penatausahaan piutang bertujuan untuk: a. menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang piutang; b. mengamankan transaksi piutang melalui pencatatan, pemrosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten. (2) Piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditimbulkan oleh kelalaian atau keterlambatan pihak ketiga dalam membayar tagihan. Pasal 10 (1) Dalam hal terjadi kelalaian atau keterlambatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (2), Bendahara Penerima mengeluarkan nota tagihan ulang kepada Pihak Ketiga. (2) Nota tagihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditembuskan kepada Pejabat Akuntansi untuk dilakukan rekapitulasi kartu piutang. (3) Rekapitulasi kartu piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan untuk: a. mencatat keseluruhan piutang yang ada; b. mengetahui seluruh saldo piutang; dan c. mengetahui umur piutang. (4) Berdasarkan rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selanjutnya disusun jurnal neraca dan dimasukkan ke dalam aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan (SAK). 8

(5) Alur piutang PNBP secara lengkap sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini. Bagian Kedua Prosedur Piutang Pasal 11 (1) Unit Penatausahaan Piutang di lingkungan Basarnas meliputi: a. Unit Operasional, yaitu unit/ organisasi yang mengelola penerimaan negara; b. Unit Administrasi (Bendahara Penerima), yaitu unit/ petugas yang melaksanakan penerimaan dan pengiriman dokumen piutang; c. Unit Pembukuan (Petugas Akuntansi SAK), yaitu unit/ organisasi yang melaksanakan pembukuan dan pelaporan piutang. (2) Dokumen Sumber Penatausahaan Piutang yang digunakan meliputi: a. Surat Perjanjian/kontrak; b. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) dan bukti setor lainnya. Pasal 12 (1) Penanggung jawab pengelolaan piutang terdiri atas: a. Petugas Operasional; b. Bendahara Penerima; dan c. Petugas Akuntansi. (2) Petugas Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertugas: a. menerbitkan nota tagihan dan menagih kepada Pihak Ketiga; b. menerbitkan nota tagihan rangkap 3 dengan rincian : 1) Lembar 1 untuk Pihak Ketiga (calon penyewa); 2) Lembar 2 untuk Petugas Akuntansi/ SAK; 3) Lembar 3 untuk arsip Bendahara Penerima. 9

(3) Bendahara Penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas: a. menerbitkan SSBP rangkap 3 dengan rincian: 1) Lembar 1 untuk Pihak Ketiga (calon penyewa); 2) Lembar 2 untuk Petugas Akuntansi/ SAK; dan 3) Lembar 3 untuk arsip Bendahara Penerima. b. menerbitkan Nota tagihan atas keterlambatan pembayaran pihak ketiga rangkap 3 dengan rincian: 1) Lembar 1 untuk Pihak Ketiga (calon penyewa); 2) Lembar 2 untuk Petugas Akuntansi/ SAK; 3) Lembar 3 untuk arsip Bendahara Penerima. c. melakukan pencocokan antara nota tagihan dengan bukti setoran dari Pihak Ketiga. (4) Petugas Akuntansi SAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab dalam penatausahaan piutang. (5) Petugas Akuntansi SAK sebagimana dimaksud pada ayat (4) mempunyai tugas: a. mengisi dan merekam Formulir Jurnal Neraca kedalam aplikasi SAK; b. mencatat SSBP dalam aplikasi SAK; c. mencetak Laporan Keuangan (Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca). BAB VI SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 13 Pelanggaran terhadap pelaksanaan Pasal 7 dan Pasal 8 akan dikenakan sanksi administratif. Pasal 14 Sanksi administratif sebagaimana dimaksud daklam Pasal 13 diberikan oleh Sestama sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan PNBP di lingkungan Basarnas. 10

Pasal 15 Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku BAB VII PENGAWASAN Pasal 16 Sestama melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Peraturan ini disampaikan kepada : 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Keuangan; 3. Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan; 4. Direktur Jenderal Perbendaharaan; 5. Direktur Jenderal Kekayaan Negara; 6. Para Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Basarnas; 7. Para Kepala Kantor SAR di lingkungan Basarnas. Salinan sesuai dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN Ditetapkan di: J A K A R T A Pada Tanggal: 20 Oktober 2011 KEPALA BADAN SAR NASIONAL ttd DARYATMO, S.IP. MARSEKAL MADYA TNI AGUNG PRASETYO, S.H. PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c) 11

Lampiran I Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PK. 13 TAHUN 2011 Tanggal : 20 OKTOBER 2011 ALUR PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) NO AKTIVITAS 1 Pihak ketiga mengajukan Surat Permohonan (SP) penggunaan ruang kepada Sekretaris Utama KABAG KEU UNIT KERJA TERKAIT KABAG PRLNGKPN &RUMTA KARO UMUM SESTAMA PIHAK KETIGA BENDAHARA PENERIMA 2 Sekretaris Utama melimpahkan kepada Kepala Biro Umum untuk melakukan verifikasi surat permohonan 3 Kepala Biro Umum memerintahkan Kabag. Perlengkapan dan Rumta beserta unit kerja terkait untuk membuat draft perjanjian penggunaan ruangan. 4 Draft perjanjian diverifikasi oleh Kabag Keuangan. Kemudian disetujui oleh Sekretaris Utama dan Pihak Ketiga sehingga perjanjian sewa menyewa ruang dianggap valid dan lunas maka dokumen perjanjian dibuat rangkap 2 dan diserahkan kepada Kabag.Perlengkapan Rumta dan pihak ketiga 5 Berdasarkan Dokumen Perjanjian, Bendahara Penerima membuat nota tagihan yang terdiri dari : Nota tagihan, SSBP, SSP, Faktur Pajak 6 Pelanggan melakukan penyetoran ke Kas Negara sesuai nilai yang tertera pada SSBP, SSP, Faktur Pajak yang di maksud (rangkap 5 ) 7 Setelah melakukan pembayaran ke Kas Negara pelanggan menerima kembali SSBP, SSP, Faktur Pajak pada lembar pertama dan kelima 8 lembar pertama di berikan ke bendahara penerima, beserta PPH final yang dibayarkan oleh pelanggan 9 Lembar pertama yang diberikan ke Bendahara Penerima selanjutnya akan dibukukan sebagai Laporan Penerimaan Negara Bukan Pajak. 10 Diinput di Aplikasi SAK

Keterangan: 1. adalah Surat Permohonan 2. adalah Nota Tagihan, SSBP, Faktur Pajak 3. adalah kegiatan/ proses KEPALA BADAN SAR NASIONAL ttd DARYATMO, S.IP. MARSEKAL MADYA TNI Salinan sesuai dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN AGUNG PRASETYO, S.H. PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c)

Lampiran II Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PK. 13 TAHUN 2011 Tanggal : 20 OKTOBER 2011 ALUR PIUTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) PEJABAT AKUNTANSI BENDAHARA PENERIMA PELANGGAN NOTA TAGIHAN Pencocokan KONTRAK NOTA TAGIHAN NOTA TAGIHAN NOTA TAGIHAN NOTA TAGIHAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN NOTA TAGIHAN KETERLAMBATAN > 15 Hari > 1 Semester > 2 Semester NOTA TAGIHAN KETERLAMBATAN NOTA TAGIHAN KETERLAMBATAN Rekap Kartu Piutang 1. Daftar Rekapitulasi Piutang 2. Daftar Saldo Piutang 3. Daftar Umur Piutang Jurnal Neraca Aplikasi SAK 1

a. Saldo Piutang Kementerian Negara/Lembaga : (107) Badan SAR Nasional Jenis Piutang : (...)... Nomor :... Identitas Debitur SALDO PIUTANG Data Piutang Nama :... Jumlah Piutang : Rp.... NIP/NPWP :... Tgl Jatuh tempo :...... Alamat :... Keterangan :...... Unit Kerja :... Mulai mengangsur :... s/d... Departemen/Lembaga :... Dasar Penetapan Piutang No. SK :...... Tgl. SK :...... Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. TOTAL Rp. Rp. Rp. Dicatat, Disetujui, (Staff Subbag Akuntansi) (Kuasa Pengguna Anggaran) 2

b. Daftar Rekapitulasi Piutang Kementerian Negara/Lembaga : (107) Badan SAR Nasional DAFTAR REKAPITULASI PIUTANG Jenis Piutang PNBP :... (... ) Semester :... (...) Yang berakhir pada tanggal :... No. Kartu Piutang Keterangan Jumlah Piutang s.d. semester lalu Penambahan Pengurangan Jumlah Piutang s.d. semester ini... PT.... Rp. Rp. Rp. Rp. Dicatat, Disetujui, (Staff Subbag Akuntansi) (Kuasa Pengguna Anggaran) 3

c. Kartu Daftar Umur Piutang Kementerian / Lembaga : (107) Badan SAR Nasional DAFTAR UMUR PIUTANG Yang berakhir pada tanggal :... No. Nama Debitur No. Piutang Jenis Piutang Nilai Semula Tgl SK Tgl Jatuh Tempo Umur Belum Jatuh Tempo 1-30 Hari Umur Piutang 1-3 Bulan 3-6 Bulan 1. PT... 000xx... Rp............. 2. 3. 4. Dicatat (Petugas Akuntansi) KEPALA BADAN SAR NASIONAL ttd DARYATMO, S.IP. MARSEKAL MADYA TNI Salinan sesuai dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN AGUNG PRASETYO, S.H. PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c) 4

a. Saldo Piutang Kementerian Negara/Lembaga : (107) Badan SAR Nasional Jenis Piutang : (...)... Nomor :... Identitas Debitur SALDO PIUTANG Data Piutang Nama :... Jumlah Piutang : Rp.... NIP/NPWP :... Tgl Jatuh tempo :... Alamat :... Keterangan :... Unit Kerja :... Mulai mengangsur :... s/d... Departemen/Lembaga :... Dasar Penetapan Piutang No. SK :... Tgl. SK :... Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. TOTAL Rp. Rp. Rp. Dicatat, Disetujui, (Staff Subbag Akuntansi) (Kuasa Pengguna Anggaran)

b. Daftar Rekapitulasi Piutang Kementerian Negara/Lembaga : (107) Badan SAR Nasional DAFTAR REKAPITULASI PIUTANG Jenis Piutang PNBP :... (... ) Semester :... (...) Yang berakhir pada tanggal :... No. Kartu Piutang Keterangan Jumlah Piutang s.d. semester lalu Penambahan Pengurangan Jumlah Piutang s.d. semester ini... PT.... Rp. Rp. Rp. Rp. Dicatat, Disetujui, (Staff Subbag Akuntansi) (Kuasa Pengguna Anggaran) c. Kartu Daftar Umur Piutang Kementerian / Lembaga : (107) Badan SAR Nasional DAFTAR UMUR PIUTANG Yang berakhir pada tanggal :... No. Nama Debitur No. Piutang Jenis Piutang Nilai Semula Tgl SK Tgl Jatuh Tempo Umur 1. PT... 000xx... Rp............. 2. 3. 4. Belum Jatuh Tempo 1-30 Hari Umur Piutang 1-3 Bulan 3-6 Bulan Dicatat (Petugas Akuntansi)