BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki martabat yang berbeda beda dengan manusia yang lainnya karena Tuhan menciptakan manusia dengan sikap,perilaku dan fisik yang berbeda. Dalam pandangan orang yang beriman,manusia itu makhluk mulia dan terhormat dari Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk sangat baik dengan segala kesempurnannya. Jika manusia hatinya masih kotor, maka derajatnya akan rendah sedangkan jika hatinya bersih maka derajatnya ditinggikan oleh Tuhan. Manusia memiliki tanggung jawab yang menjadi kewajiban yang harus dilakukan karena kemampuan dan martabat manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dan lebih tinggi di hadapan Tuhan. Dalam pandangan orang lain, manusia merupakan makhluk yang mulia dan terhormat dengan memiliki akal budi, pikiran dan kebebasan yang bertanggung jawab. Martabat sering disalah gunakan oleh manusia karena manusia masih belum tahu keadaan yang baik dan buruk atau manusia yang disebut sebagai makhluk sosial sering bergantung dan mengikuti orang lain untuk melakukan yang tidak baik. Oleh karena itu banyak manusia yang tidak peduli terhadap sikapnya yang sebenarnya dipandang tidak baik di lingkungan sosial manusia sendiri. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan karena ia diciptakan menurut citra allah maka manusia memiliki tempat khusus dalam ciptaan. Manusia yang adalah citra Allah adalah laki-laki dan perempuan yang memiliki kodrat yang sama dalam jiwa badan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut. 1.2.1. Bagaimana ajaran kitab suci tentang martabat manusia? 1.2.2. Bagaimana ajaran gereja tentang martabat manusia? 1.2.3. Apa saja pelanggaran terhadap martabat manusia? 1.2.4. Bagaimana upaya mengatasi masalah berkaitan dengan pelanggaran martabat manusia? 1.3. Tujuan dan Manfaat Pembahasan Masalah Page 1
Berdasarkan tujuan masalah yang telah diuraikan tersebut, manfaat pembahasan dari tugas agama adalah sebagai berikut. 1.3.1 untuk mengetahui kitab suci tentang martabat manusia 1.3.2 untuk mengetahui ajaran gereja tentang martabat manusia 1.3.3 untuk mengetahui pelanggaran terhadap martabat manusia 1.3.4 untuk mengetahui upaya mengatasi masalah berkaitan dengan pelanggaran martabat manusia Page 2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ajaran Kitab Suci Tentang Martabat Manusia 2.1.1 Manusia sebagai citraallah yang memiliki martabat yang luhur, a. Sebagai citra Allah manusia mempunyai martabat yang luhur (kejadian 1:26-27) manusia diberi anugrah akal budi, hati nurani dan kebebasan untuk mengembangkan dirinya menuju kesempurnaan b. Manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan citaan yang lainya c. Manusai ditetapkan oleh Allah untuk menaklukkan dan menggunakan ciptaan yang lainya serta menggarahkan menuju kesempurnaan sama seperti dirinya sendiri. 2.1.2 Perjuangan Yesus dalam membela keluhuran martabat manusia (Lukas 19:1-10) a. Selama hidupnya Yesus selalu memperjuangkan martabat manusia, maka dari itu setiap setiap peristiwa yang dialami Yesus selalu mewartakan kabar keselamatan dan menghargai martabat manusia. Contoh : Yesus menerima Zakheus si pemungut cukai, Yesus mengampuni wanita yang kedapatan berzinah, Yesus menyembuhkan orang sakit, Yesus membangkitkan orang mati. b. Apa yang dilakukan Yesus tidak selalu diterima masyarakat Yahudi, bahkan Yesus selalu mendapat perlawanan karena Yesus bertindak baik, tindakan Yesus benar, dan tindakan Yesus menggambarka Allah yang hidup dan berkarya di tengah umatnya. Namun Yesus tidak pernah takut karena hal itu merupakan konsekwensi Yesus sebagai juruslamat umat manusia. 2.2 Ajaran Gereja Tentang Martabat Manusia Bendasarkan ajaran sosial Gereja adalah martabat yang erat melekat pada pribadi, pada setiap manusia. Gagasan Gereja tentang martabat manusia bersumber pada kitab Kejadian 1:27, yakni bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan kesamaan dengan Allah, manusia adalah citra Allah. Sebagai citra Allah, manusia bukan sekedar ciptaan seperti ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Ia menjadi pusat dan puncak ciptaan Allah. Kitab Kejadian menuliskan bahwa Allah Page 3
menciptakan manusia sebagai tuan atas segala ciptaan lain. Pribadi manusia lalu menjadi cerminan paling gamblang dari Allah yang hadir di tengah-tengah kita. Karena itu, hidup manusia dipandang sebagai sesuatu yang kudus dan martabat pribadi manusia menjadi acuan bagi visi moral masyarakat. Fakta bahwa setiap orang adalah citra Allah memiliki beberapa konsekuensi penting. Pertama, setiap orang memiliki martabat yang sama, yang berasal dari kecitraannya dengan Allah. Martabat manusia sama sekali bukanlah hasil kerja, usaha, dan prestasinya sendiri. Martabat itu semata-mata merupakan anugerah Allah, hanya karena dia adalah manusia yang diciptakannya. Maka, selama ia adalah manusia yang diciptakan oleh Allah dan karenanya secitra dengan Allah, ia punya martabat, derajat, dan hak yang sama dengan manusia lain (bdk. Compendium art. 111). 2.3 Pelanggaran Terhadap Martabat Manusia Berbagai pelanggaran terhadap martabat manusia. Pelanggaran yang sering muncul biasa terjadi dalam 2 bentuk, yakni sebagai berikut : a. Diskriminasi. Yakni suatu pembatasan, pelecehan atau bahkan pengucilan secara langsung maupun tidak langsung didasarkan pada SARA. b. Penyiksaan. Yakni perbuatan yang dilakukan secara sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit yang teramat atau penderitaan baik itu jasmani maupun rohani pada seseorang. Pelanggaran HAM berat diklasifikasiakan menjadi 2 yaitu : a. Kejahatan Genosida yang merupakan setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruh maupun sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok, maupun agama dengan cara membunuh setiap anggota kelompok. b. Kejahatan terhadap kemanusiaan yang berupa : a. Pembunuhan Page 4
b. Pemusnahan c. Perbudakan d. Pengusiran atau pemindahan penduduk yang dilakukan secara paksa e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain dengan sewenang-wenang f. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa g. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu h. Penghilangan orang secara paksa i. Kejahatan apartheid, yakni sistem pemisahan ras 2.4 Upaya Mengatasi Masalah Berkaitan Dengan Pelanggaran Martabat Manusia a. Memberikan perturan / UUD yang berlaku dimasyarakat (tentang HAM ) b. Memberikan penanggulangan khusus bagi orang yang melanggar HAM c. Memberikan pengetahuan tentang HAM d. Membentuk komisi penggulangan HAM e. Memberikan hukuman yang setimpal, agar orang tersebut berjanji untuk tidak mengulang Page 5
BAB III PENUTUP Manusia memiliki martabat yang berbeda beda dengan mahluk yang lainnya karena Tuhan menciptakan manusia dengan sikap, perilaku dan fisik yang sempurna, serta memiliki akal budi, pikiran dan kebebasan yang bertanggung jawab. Bendasaran ajaran sosial Gereja adalah martabat yang erat melekat pada pribadi, pada setiap manusia, yang bersumber pada kitab Kejadian 1:27. Namun, martabat sering disalah gunakan oleh manusia karena manusia masih belum tahu keadaan yang baik dan buruk atau manusia yang disebut sebagai makhluk sosial sering bergantung dan mengikuti orang lain untuk melakukan yang tidak baik. Oleh karena itu banyak manusia yang tidak peduli terhadap sikapnya yang sebenarnya dipandang tidak baik di lingkungan sosial manusia sendiri. Pelanggaran martabat sering muncul biasa terjadi dalam 2 bentuk, yakni diskriminasi dan penyiksaan, sedangkan pelanggaran HAM berat merupakan kejahatan genosida. Namun ada beberapa upaya dalam mengatasi masalah berkaitan dengan pelanggaran terhadap martabat manusia 1. Memberikan perturan / UUD yang berlaku dimasyarakat (tentang HAM ) 2. Memberikan penanggulangan khusus bagi orang yang melanggar HAM 3. Memberikan pengetahuan tentang HAM 4. Membentuk komisi penggulangan HAM. Page 6