BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

perkebunan kelapa sawit di Indonesia

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Daftar Pustaka. Glosarium

PELANGGARAN HAM YANG BERAT. Muchamad Ali Safa at

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XII (DUA BELAS) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KASUS PELANGGARAN HAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM

MAKALAH INDONESIAN HUMAN RIGHTS LEGISLATION. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

TUGAS PANCASILA KASUS PELANGGARAN HAM DAN PENYESAIANNYA OLEH : MUKHLISIIN BUDIDAYA PERAIRAN(A)

BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PENANGANAN PELANGGARAN BERAT HAM

Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah pelanggaran sebagaimana dimaksud

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

PENEGAKAN HUKUM PIDANA INDONESIA DALAM PENYELESAIAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA. Oleh: Laras Astuti

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA MENURUT SILA KE 2

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

*12269 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 26 TAHUN 2000 (26/2000) TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

BAB III PENYAJIAN DATA KEJAHATAN KEMANUSIAAN DALAM DESKRIPSI UU NO. 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAM

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 26 TAHUN 2000 (26/2000) TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 26 TAHUN 2000 (26/2000) TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

PELAJARAN 15 PERJUANGAN MENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SDLB TUNANETRA

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. Siapa yang merdeka?

KAJIAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT MENURUT UU NO.26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAM O L E H :

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999)

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

Oktober Berdoa Untuk Wanita Di Seluruh Dunia

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 26 TAHUN 2000 (26/2000) TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

HAK ASASI MANUSIA PENGERTIAN

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA

Kewajiban Negara Pihak terhadap Pelaksanaan Instrumen-instrumen HAM Internasional. Ifdhal Kasim

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

1. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Ideal Sila-Sila Pancasila

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

Diberikan Allah dengan senang hati.

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

Kebenaran Kitab Suci Diterjemahkan dari Family Radio Bukti-Bukti Luar

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

Kalender Doa DESEMBER 2015 Berdoa untuk Pengungsi Perempuan

33. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMP

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I)

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban merupakan salah satu bagian dari unsur-unsur suatu Sistem

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6)

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)

NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011

26. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SD

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki martabat yang berbeda beda dengan manusia yang lainnya karena Tuhan menciptakan manusia dengan sikap,perilaku dan fisik yang berbeda. Dalam pandangan orang yang beriman,manusia itu makhluk mulia dan terhormat dari Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk sangat baik dengan segala kesempurnannya. Jika manusia hatinya masih kotor, maka derajatnya akan rendah sedangkan jika hatinya bersih maka derajatnya ditinggikan oleh Tuhan. Manusia memiliki tanggung jawab yang menjadi kewajiban yang harus dilakukan karena kemampuan dan martabat manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dan lebih tinggi di hadapan Tuhan. Dalam pandangan orang lain, manusia merupakan makhluk yang mulia dan terhormat dengan memiliki akal budi, pikiran dan kebebasan yang bertanggung jawab. Martabat sering disalah gunakan oleh manusia karena manusia masih belum tahu keadaan yang baik dan buruk atau manusia yang disebut sebagai makhluk sosial sering bergantung dan mengikuti orang lain untuk melakukan yang tidak baik. Oleh karena itu banyak manusia yang tidak peduli terhadap sikapnya yang sebenarnya dipandang tidak baik di lingkungan sosial manusia sendiri. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan karena ia diciptakan menurut citra allah maka manusia memiliki tempat khusus dalam ciptaan. Manusia yang adalah citra Allah adalah laki-laki dan perempuan yang memiliki kodrat yang sama dalam jiwa badan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut. 1.2.1. Bagaimana ajaran kitab suci tentang martabat manusia? 1.2.2. Bagaimana ajaran gereja tentang martabat manusia? 1.2.3. Apa saja pelanggaran terhadap martabat manusia? 1.2.4. Bagaimana upaya mengatasi masalah berkaitan dengan pelanggaran martabat manusia? 1.3. Tujuan dan Manfaat Pembahasan Masalah Page 1

Berdasarkan tujuan masalah yang telah diuraikan tersebut, manfaat pembahasan dari tugas agama adalah sebagai berikut. 1.3.1 untuk mengetahui kitab suci tentang martabat manusia 1.3.2 untuk mengetahui ajaran gereja tentang martabat manusia 1.3.3 untuk mengetahui pelanggaran terhadap martabat manusia 1.3.4 untuk mengetahui upaya mengatasi masalah berkaitan dengan pelanggaran martabat manusia Page 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ajaran Kitab Suci Tentang Martabat Manusia 2.1.1 Manusia sebagai citraallah yang memiliki martabat yang luhur, a. Sebagai citra Allah manusia mempunyai martabat yang luhur (kejadian 1:26-27) manusia diberi anugrah akal budi, hati nurani dan kebebasan untuk mengembangkan dirinya menuju kesempurnaan b. Manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan citaan yang lainya c. Manusai ditetapkan oleh Allah untuk menaklukkan dan menggunakan ciptaan yang lainya serta menggarahkan menuju kesempurnaan sama seperti dirinya sendiri. 2.1.2 Perjuangan Yesus dalam membela keluhuran martabat manusia (Lukas 19:1-10) a. Selama hidupnya Yesus selalu memperjuangkan martabat manusia, maka dari itu setiap setiap peristiwa yang dialami Yesus selalu mewartakan kabar keselamatan dan menghargai martabat manusia. Contoh : Yesus menerima Zakheus si pemungut cukai, Yesus mengampuni wanita yang kedapatan berzinah, Yesus menyembuhkan orang sakit, Yesus membangkitkan orang mati. b. Apa yang dilakukan Yesus tidak selalu diterima masyarakat Yahudi, bahkan Yesus selalu mendapat perlawanan karena Yesus bertindak baik, tindakan Yesus benar, dan tindakan Yesus menggambarka Allah yang hidup dan berkarya di tengah umatnya. Namun Yesus tidak pernah takut karena hal itu merupakan konsekwensi Yesus sebagai juruslamat umat manusia. 2.2 Ajaran Gereja Tentang Martabat Manusia Bendasarkan ajaran sosial Gereja adalah martabat yang erat melekat pada pribadi, pada setiap manusia. Gagasan Gereja tentang martabat manusia bersumber pada kitab Kejadian 1:27, yakni bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan kesamaan dengan Allah, manusia adalah citra Allah. Sebagai citra Allah, manusia bukan sekedar ciptaan seperti ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Ia menjadi pusat dan puncak ciptaan Allah. Kitab Kejadian menuliskan bahwa Allah Page 3

menciptakan manusia sebagai tuan atas segala ciptaan lain. Pribadi manusia lalu menjadi cerminan paling gamblang dari Allah yang hadir di tengah-tengah kita. Karena itu, hidup manusia dipandang sebagai sesuatu yang kudus dan martabat pribadi manusia menjadi acuan bagi visi moral masyarakat. Fakta bahwa setiap orang adalah citra Allah memiliki beberapa konsekuensi penting. Pertama, setiap orang memiliki martabat yang sama, yang berasal dari kecitraannya dengan Allah. Martabat manusia sama sekali bukanlah hasil kerja, usaha, dan prestasinya sendiri. Martabat itu semata-mata merupakan anugerah Allah, hanya karena dia adalah manusia yang diciptakannya. Maka, selama ia adalah manusia yang diciptakan oleh Allah dan karenanya secitra dengan Allah, ia punya martabat, derajat, dan hak yang sama dengan manusia lain (bdk. Compendium art. 111). 2.3 Pelanggaran Terhadap Martabat Manusia Berbagai pelanggaran terhadap martabat manusia. Pelanggaran yang sering muncul biasa terjadi dalam 2 bentuk, yakni sebagai berikut : a. Diskriminasi. Yakni suatu pembatasan, pelecehan atau bahkan pengucilan secara langsung maupun tidak langsung didasarkan pada SARA. b. Penyiksaan. Yakni perbuatan yang dilakukan secara sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit yang teramat atau penderitaan baik itu jasmani maupun rohani pada seseorang. Pelanggaran HAM berat diklasifikasiakan menjadi 2 yaitu : a. Kejahatan Genosida yang merupakan setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruh maupun sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok, maupun agama dengan cara membunuh setiap anggota kelompok. b. Kejahatan terhadap kemanusiaan yang berupa : a. Pembunuhan Page 4

b. Pemusnahan c. Perbudakan d. Pengusiran atau pemindahan penduduk yang dilakukan secara paksa e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain dengan sewenang-wenang f. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa g. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu h. Penghilangan orang secara paksa i. Kejahatan apartheid, yakni sistem pemisahan ras 2.4 Upaya Mengatasi Masalah Berkaitan Dengan Pelanggaran Martabat Manusia a. Memberikan perturan / UUD yang berlaku dimasyarakat (tentang HAM ) b. Memberikan penanggulangan khusus bagi orang yang melanggar HAM c. Memberikan pengetahuan tentang HAM d. Membentuk komisi penggulangan HAM e. Memberikan hukuman yang setimpal, agar orang tersebut berjanji untuk tidak mengulang Page 5

BAB III PENUTUP Manusia memiliki martabat yang berbeda beda dengan mahluk yang lainnya karena Tuhan menciptakan manusia dengan sikap, perilaku dan fisik yang sempurna, serta memiliki akal budi, pikiran dan kebebasan yang bertanggung jawab. Bendasaran ajaran sosial Gereja adalah martabat yang erat melekat pada pribadi, pada setiap manusia, yang bersumber pada kitab Kejadian 1:27. Namun, martabat sering disalah gunakan oleh manusia karena manusia masih belum tahu keadaan yang baik dan buruk atau manusia yang disebut sebagai makhluk sosial sering bergantung dan mengikuti orang lain untuk melakukan yang tidak baik. Oleh karena itu banyak manusia yang tidak peduli terhadap sikapnya yang sebenarnya dipandang tidak baik di lingkungan sosial manusia sendiri. Pelanggaran martabat sering muncul biasa terjadi dalam 2 bentuk, yakni diskriminasi dan penyiksaan, sedangkan pelanggaran HAM berat merupakan kejahatan genosida. Namun ada beberapa upaya dalam mengatasi masalah berkaitan dengan pelanggaran terhadap martabat manusia 1. Memberikan perturan / UUD yang berlaku dimasyarakat (tentang HAM ) 2. Memberikan penanggulangan khusus bagi orang yang melanggar HAM 3. Memberikan pengetahuan tentang HAM 4. Membentuk komisi penggulangan HAM. Page 6