BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pendidik yang pertama dan utama dalam memberikan pengaruh kepada

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga harus terjadi interaksi antarsesama manusia untuk memenuhi kebutuhan yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kebahagiaan hidup yang lebih baik dan sempurna. sendiri, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta hamba

PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berperan dalam, mempersiapkan dan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Islam sangat memperhatikan arti pendidikan. Karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Bimbingan masyarakat Islam sekaligus sebagai ujung tombak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak manfaatnya dalam kehidupan praktis. Berbagai aspek kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

PENERAPAN PUNISHMENT DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAH DI DAYAH DARUL MUTA ALIMIN SKRIPSI. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

PENDIDIKAN AGAMA ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA TNI JL. GATOT SUBROTO NO.51, PENGAMBANGAN, KEC. BANJARMASIN TIMUR OLEH ALI HUDRI

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

PERBANDINGAN IPK MAHASISWA ALUMNI SEKOLAH AGAMA DENGAN ALUMNI SEKOLAH UMUM PADA JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus menerus berkembang. Hal ini sejalan lurus dengan fitrah

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

ABSTRAK. Kata Kunci: Kemampuan, Membaca, Menulis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK PENGHASILAN MENURUT PENGUSAHA KABUPATEN TANAH LAUT SKRIPSI

PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an dan Hadits adalah sumber hukum umat Islam yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun-rukun Islam. Di dalam syariat, zakat ialah

BAB I PENDAHULUAN. murka Tuhan adalah dengan beragama yang benar. Keluarga berkewajiban mengajar, membimbing, atau

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

PRAKTIK JUAL BELI IKAN DALAM SUNGAI DI DESA HANDIL BARABAI KECAMATAN KERTAK HANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA AGAMA DI SMA NEGERI 7 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

PENDIDIKAN SHALAT BAGI PASIEN PANTI REHABILITASI SOSIAL JIWA DAN NARKOBA BUNGKANEL KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-qur an dan al-hadist yang di dalamnya

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah yang dihasilkan melalui beberapa proses di antaranya jasa,

OLEH : FAJAR RACHMADI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. dan menjelaskannya kepada orang lain, sesuai dengan kualitas dan kuantitas ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat Islam ada Rukun Islam yang wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits: ع خ نس ع ن ع ر ن س ن و نا هلل ع صل ى هلل ع ل ع ن ي ا ه ع و سل ع ن م ن ع ن ن اال ن سال ع ن م ع ا ن ن ن ع ع ع عا : ع عا ل عى : ع ع ع ا ال ع هلل ا ال هلل و ع ن م ع د ر ن س ن و نا هلل ع و ا ع ام لص ال ع ع ا و ا ي ن ا ع ن ت ع ا ء لز عك ا ع و ع ح ج لل ع ن ي ا ع و ع ص ن و ام ع ر ع ع ع. )روه للخ رى( 1 Dengan melaksanakan rukun-rukun Islam, maka ke-islaman seseorang akan menjadi makin mantap dan sempurna, dan ini adalah tanda dari orang-orang yang beriman. Di antara kewajiban setiap muslim yang sudah mukallaf adalah menjalankan perintah agama, salah satu di antaranya adalah shalat lima waktu dalam sehari semalam. Shalat lima waktu adalah salah satu dari Rukun Islam yang lima. Untuk menanamkan suatu kesadaran beragama termasuk membangun kesadaran untuk melaksanakan shalat diperlukan pendidikan. Di antara cara mendidik adalah melalui pembiasaan dalam melakukan suatu amalan atau kebajikan. Menurut M. Ngalim Purwanto, pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan yang penting sekali, terutama bagi anak-anak. Sebagai permulaan atau pangkal dari pendidikan, pembiasaan-pembiasaan akan hal-hal yang baik harus ditanamkan. 1 al-imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-bukhari, Shahih al-bukhari, jilid I, (Beirut; Dar al-fikr, 1401 H), h. 14. 1

2 Pembiasaan sangat penting karena akan membentuk dan mempengaruhi watak anak pada masa dewasa dan hari tuanya. 2 Pembiasaan yang baik harus dilakukan secara konsisten, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah hingga masyarakat. Dengan demikian, ada kesatupaduan antara ketiga lingkungan pendidikan tersebut. Lebih-lebih pendidikan agama, sangat memerlukan adanya kesatupaduan, sehingga apa yang dajarkan di sekolah, mestinya juga dilakukan di rumah dan di masyarakat, begitu juga sebaliknya. Lebih-lebih bagi anak-anak yang sudah memasuki usia remaja, maka antara lingkungan-lingkungan pendidikan harus saling mendukung dan melengkapi. Anak-anak yang bersekolah di bangku SMP pada umumnya sudah termasuk muslim yang baligh atau mukallaf, sebab mereka ini sudah tergolong remaja. Menurut Zakiah Darajat, usia remaja menurut kebanyakan ahli berada pada rentang usia 13-21 tahun. 3 Dalam perspektif agama, usia baligh ditandai oleh keluarnya sperma bagi anak pria dan haid bagi anak wanita, atau maksimal 15 tahun. 4 Hukum melaksanakan shalat lima waktu adalah fardlu ain, yaitu wajib bagi setiap orang melaksanakannya, baik pria maupun wanita. Hanya bagi wanita yang haid ada keringanan untuk tidak melaksanakan shalat. 5 2 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Praktis dan Teoritis, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 1993), h. 224. 3 Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 13. 4 Mardaham, Agama yang Lurus Benar, (Jakarta; Kalam Mulia, 1989), h. 12. 5 Saidus Syahar, Asas-asas Hukum Islam, (Bandung: Alumni, 1985), h. 30.

3 Ibadah shalat fardlu baik sekali dikerjakan dengan cara berjamaah, baik di masjid, langgar atau pun mushalla, sebab nilai pahalanya jauh lebih besar. Dalam sebuah hadits diterangkan: ع ر ن س و نا هلل ع ا صل ى هلل ع ا ل ع ن ي ا ه ع و ع سل ع ن م ا ة : ع عا صال ع ن نجل ع ع ع ا د هلل ا ن ن ع ع ع ع ن ع ن ل ن ا ي ن ع ع ا ع ر ع ة. 6 ا ع ن ل ا ا و ا )روه للخ رى( ع نل ن ن لص ال ع ع نل عل Keutamaan shalat berjamaah tidak saja dilihat dari nilai pahalanya yang besar, tetapi juga dari sini dapat meningkatkan silaturahim dan kebersamaan antara warga masyarakat. Itulah sebabnya sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan sangat giat membangun masjid dan langgar. Setiap mereka membangun perkampungan atau pemukiman, selalu diusahakan untuk membangun masjid atau langgar. Ada yang besar ada yang kecil, mewah atau sederhana, sesuai dengan kemampuan masyarakat setempat. Untuk menanamkan keaktifan shalat berjamaah diperlukan pembiasaan. Sekolah adalah salah satu lembaga atau lingkungan pendidikan yang dapat menanamkan pembiasaan tersebut. Sekarang ini kebanyakan sekolah juga menyediakan mushalla bahkan masjid di lingkungannya masing-masing, baik di tingkat SD, SMP, SMA bahkan juga perguruan tinggi. Pada sejumlah perguruan tinggi juga memiliki masjid. Semua itu tentunya dimaksudkan untuk mendorong dan memfasilitas bagi warga sekolah, atau perguruan tinggi untuk melaksanakan shalat, shalat berjamaah, serta kegiatan keagamaan lainnya. Begitu juga halnya dengan SMP Negeri 16 Banjarmasin, di sini tersedia masjid yang dapat digunakan oleh para siswa atau pun guru serta masyarakat sekitar 6 al-bukhari, Op. cit., 158.

4 untuk shalat. Siswa dibiasakan shalat di sekolah ketika sampai waktunya, sehingga setelah pulang sekolah mereka dapat makan, beristirahat dan mengerjakan kegiatan lainnya. Di sore hari saat ada kegiatan sekolah, mereka juga dapat melaksanakan shalat di masjid sekolah tanpa harus pulang ke rumah. Tetapi dari pengamatan penulis, penggunaan masjid sekolah untuk shalat berjamaah masih kurang. Hal ini diduga karena belum ada pengarahan dari guru yang bersifat kedisiplinan, yang ada baru berupa anjuran. Selain itu ada siswa yang enggan shalat berjamaah, bahkan bersembunyi di kolong jembatan ketika diajak shalat berjamaah. Kebanyakan siswa memilih shalat setelah pulang sekolah saja, bahkan sebagian mereka juga ada kemungkinan tidak shalat. Kondisi yang demikian, mungkin juga disebabkan kurangnya kesadaran dan dasar pengetahuan siswa dalam hal shalat, mayoritas siswa lulusan SD, serta tidak aktifnya mereka mengikuti pembiasaan shalat di luar rumah. Walaupun mereka tidak shalat berjamaah di masjid atau mushalla sekolah, diharapkan mereka tetap melaksanakan shalat berjamaah di masjid atau langgar yang ada di tempat tinggal atau lingkungannya masing-masing. Untuk menanamkan kebiasaan siswa shalat berjamaah tentu perlu dorongan orangtua di rumah serta keteladanan dari para anggota masyarakat. Di samping tentunya juga kesadaran siswa itu sendiri. Berkenaan dengan masalah ini maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini akan dijadikan bahan untuk menyusun skripsi yang berjudul: PELAKSANAAN SHALAT BERJAMAAH OLEH SISWA PADA SMP NEGERI 16 BANJARMASIN.

5 B. Rumusan Masalah Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan shalat berjamaah di kalangan siswa SMP Negeri 16 Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan shalat berjamaah di kalangan siswa SMP Negeri 16 Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pelaksanaan shalat berjamaah di kalangan siswa SMP Negeri 16 Banjarmasin. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanakan shalat berjamaah di kalangan siswa SMP Negeri 16 Banjarmasin. D. Kegunaan Penelitian Hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan berguna: 1. Sebagai bahan informasi masukan bagi siswa SMP Negeri 16 Banjarmasin untuk meningkatkan pelaksanaan shalat berjamaah. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru SMP Negeri 16 untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam melaksanakan shalat berjamaah. 3. Sebagai bahan masukan bagi para orangtua dan tokoh masyarakat untuk menggiatkan shalat berjamaah di lingkungan masing-masing.

6 4. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan perkuliahan pada program penyetaraan Sarjana S 1 Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin. E. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan Untuk memperjelas maksud judul di atas, maka ditegaskan secara operasional sebagai berikut: 1. Pelaksanaan, maksudnya adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan. 7 Pelaksanaan yang dimaksudkan di sini adalah perbuatan dan keaktifan siswa dalam melaksanakan shalat berjamaah. 2. Shalat berjamaah, maksudnya shalat lima waktu yang dikerjakan secara bersama-sama yang diikuti oleh siswa baik yang dilaksanakan di masjid sekolah pada saat shalat Zuhur, maupun di masjid atau langgar yang ada di lingkungan tempat tinggal siswa. Dengan demikian ruang lingkup pembahasan skripsi ini adalah keaktifan siswa SMP Negeri 16 Banjarmasin dalam melaksanakan shalat berjamaah, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat di mana mereka tinggal, meliputi perhatian dan minat dalam melakukan shalat berjamaah, shalat berjamaah yang dikerjakan siswa; tempat siswa shalat berjamaah; peranan siswa dalam shalat berjamaah; frekuensi siswa shalat berjamaah dalam sehari. Kemudin juga diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan shalat berjamaah di kalangan siswa, meliputi faktor 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 488.

faktor kemauan siswa, faktor bimbingan orang tua, pengarahan guru, sarana dan fasilitas shalat berjamaah di sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. 7 F. Alasan Memilih judul Dipilihnya judul skripsi ini disebabkan beberapa alasan, yaitu: 1. Shalat berjamaah sangat penting dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di masyarakat, supaya mereka terbiasa shalat dan berjamaah, sehingga aktif dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Kegiatan shalat berjamaah di masjid sekolah pada SMP Negeri 16 Banjarmasin masih kurang, sebab siswa belum terbiasa mengerjakannya setiap hari, dan masih banyak tergantung pada arahan dari guru. 3. Permasalahan ini sepengetahuan penulis belum pernah diteliti, dan penulis sendiri menjadi guru PAI di sekolah yang bersangkutan, jadi turut merasa bertanggung jawab untuk mengoptimalkan shalat berjamaah di kalangan siswa. G. Kajian Pustaka Dari penelusuran sejumlah bahan pustaka, ditemukan beberapa hasil penelitian terdahulu, yang agak mirip dengan penelitian ini namun memiliki beberapa perbedaan, yaitu: Aktivitas Keagamaan Siswa SMP Negeri 1 Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala, oleh Raudah, skripsi STAI al-jami Banjarmasin, 2005. Dalam penelitian ini diteliti tentang aktivitas keagamaan yang diikuti dan dilaksanakan siswa baik shalat fardlu maupun kegiatan dakwah yang dilaksanakan di sekolah dan luar sekolah.

8 Aktivitas Shalat Fardlu di Kalangan Jamaah Pengajian Ibu Hj. Jamiyah di Kecamatan Banjarmasin Timur, oleh Maulida Shaufiyah, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin, 2006. Penelitian ini meneliti tentang pelaksanaan shalat lima waktu di kalangan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri yang menjadi jamaah pengajian Ibu Hj. Jamiyah. Dengan melihat penelitian di atas jelas adanya perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, sebab penulis khusus meneliti pelaksanaan shalat berjamaah di kalangan siswa SMP Negeri 16 Banjarmasin, baik yang mereka laksanakan di sekolah maupun di luar sekolah. H. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I. Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional dan ruang lingkup pembahasan, alasan memilih judul, kajian pustaka dan sistematika penulisan. Bab II. Tinjauan umum tentang shalat berjamaah, memuat uraian tentang pengertian dan tujuan shalat, dasar-dasar kewajiban shalat, keutamaan shalat berjamaah, faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam shalat berjamaah. Bab III. Metode Penelitian, memuat jenis dan lokasi penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, prosedur penelitian. Bab IV. Laporan hasil penelitian, berisikan gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan Analisis data. Bab V. Penutup, berisikan simpulan dan saran-saran.