MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERMUTASI DAN KOMBINASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI Uswatun Kasanah Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung e-mail: kasanah.uswatun@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami konsep permutasi dan kombinasi dan meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep permutasi dan kombinasi. Penyebab siswa lemah dalam peluang dan statistik adalah karena mereka tidak dapat menguasai bilangan rasional, perbandingan, pecahan yang digunakan dalam menghitung dan menentukan peluang. Salah satunya masih banyak siswa yang merasa bingung dalam membedakan antara permutasi dan kombinasi pada soal cerita. Hal ini dikarenakan mereka kurang memahami konsep permutasi dan kombinasi yang seharusnya konsep tersebut bisa membedakan di antara keduanya. Berbagai studi yang dilakukan menemukan tiga hal yang menyebabkan kesulitan siswa memahami konsep peluang. Pertama, karena mereka mengalami masalah dalam memahami konsep bilangan rasional dan argumentasi. Kedua, di sebabkan oleh kontradiksi konsep peluang dengan pengalaman sehari-hari. Ketiga, berhubungan dengan merasa tidak sukanya siswa dengan topik peluang. Dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya tentang permutasi dan kombinasi, guru memilih menggunakan metode yang melibatkan siswa aktif dengan menemukan konsep yaitu metode pembelajaran inkuiri. Kata Kunci : Metode Inkuiri, Pemahaman Konsep, Permutasi dan Kombinasi. ABSTRACK This study aimed to know trouble be met by students and to improve student s understanding in understanding permutation and combination concept. Cause the students were weak an opportunity and statistic were they couldn t to control reasonable number, proportion, and fraction be used to calculate and determine an opportunity. Any of them the students felt confused to distinguish between permutation and combination in a essay question. This matter was caused by they less understood permutation and combination concept that it should could distinguish between both of them. Kinds of studies were undertook found three thing that caused a student s trouble understanding a opportunity concept. First, they had a problem understanding reasonable number and argumentation. Second, it was caused by contradiction between a opportunity concept and daily experience. Third, the students didn t feel like a topic of opportunity. In mathematics learning at school especially about permutation and combination, the teacher chosen use a method that concerned active students to find a concept, was inquiry method. Keywords : Inquiry Method, Understanding Concept, Permutation and Combination.
Uswatun Kasanah PENDAHULUAN Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Zaini, 2011: 4). Guru merupakan ujung tombak maju mundurnya dunia pendidikan (Hamalik, 2011: 118). Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan (Syaiful, 2010: 1). Matematika berasal dari akar kata mathema artinya pengetahuan, mathanein artinya berpikir atau belajar. Dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam bilangan. Belajar matematika memerlukan konsep pembelajaran yang benar. Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja, dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu di dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. (Mufarokah, 2013: 17). Namun demikian, menurut Aisyah et. al. (2014: 20) matematika terkenal sebagai mata pelajaran yang tidak menarik, sukar dan membosankan menurut siswa jika dibandingkan dengan pelajaran lain seperti bahasa, ilmu sosial atau olahraga dan juga sains. Hal ini terjadi terutama karena cara pengajaran yang digunakan oleh guru tidak dapat menarik minat siswa dan menyebabkan mereka gagal dalam memahami matematika. Saat yang sama penguasaan matematika oleh siswa di Indonesia juga dalam kondisi yang mengkhawatirkan, dimana kebanyakan mereka masih lemah dalam menguasai soal yang melibatkan penalaran, penjelasan dan juga dalam memberi pendapat berbentuk kalimat deskriptif, sehubungan kurangnya mereka dilatih dalam proses penyelesaian masalah. Salah satu pokok bahasan matematika yang sukar untuk di kuasai oleh siswa ialah topik peluang (probabilitas). Dalam silabus pendidikan matematika, pokok bahasan peluang diberikan di kelas sepuluh yang meliputi tiga subtopik yaitu ruang sampel, peristiwa dan peluang dalam sesuatu peristiwa. Menurut Aisyah et. al. (2014: 20) yang dikutip dari Behr et al. menyatakan bahwa salah satu sebab siswa lemah dalam peluang dan statistik adalah karena mereka tidak dapat menguasai bilangan rasional, perbandingan, pecahan yang digunakan dalam menghitung dan menentukan peluang. Salah satunya masih banyak siswa yang merasa bingung dalam membedakan antara permutasi dan kombinasi pada soal cerita Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Permutasi dan Kombinasi dengan Menggunakan Metode Inkuiri terpatri di dalam suatu tujuan. (Bahri dan Zain, 2010: 3). Hamzah dan Muhlisrarini (2013: 271) menyatakan bahwa metode inkuiri dengan menggunakan penyelidikan terarah merupakan salah satu metode yang tepat yang dapat diterapkan dalam pembelajaran peluang. Karena metode ini melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. KAJIAN TEORI A. Hakikat Belajar Belajar adalah usaha untuk mengubah tingkah laku dalam rangka pemuasan kebutuhan berdasarkan pemikiran, pengalaman, dan latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Mufarokah, 2013: 16). Belajar matematika bagi para siswa, merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu (Ar, 2003: 57). Suryabrata (2005: 282) menyatakan bahwa belajar sebagai perubahan dalam struktur kognitif. Apabila seorang belajar, maka dia akan tambah pengetahuannya. Apakah artinya tambah pengetahuannya ini? Artinya tahu lebih banyak. Lebih banyak dari pada sebelumnya belajar. Dan apa artinya tahu lebih banyak ini? Ini berarti ruang hidupnya menjadi lebih terdeferensiasikan, lebih banyak subregions yang dimilikinya, yang dihubungkan oleh jalur-jalur tertentu. Dengan kata lain orang tahu lebih banyak tentang fakta-fakta dan saling hubungan antara fakta-fakta itu. Belajar seperti halnya perkembangan berlangsung seumur hidup, dimulai sejak dalam ayunan (buaian) sampai dengan menjelang liang lahat (meninggal). Apa yang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya pada setiap fase perkembangan berbeda-beda. Banyak teori yang membahas masalah belajar. Tiap teori bertolak dari asumsi atau anggapan dasar tertentu tentang belajar. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila kita temukan konsep atau pandangan serta praktek yang berbeda dari belajar. B. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (dituruti) ditambah dengan awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (Uno dan Mohamad, 2012: 142). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran (Bahri dan Zain, 2010: 1). C. Metode Inkuiri Metode inkuiri adalah metode yang mampu menggiring peserta didik Seminar Problematika Pembelajaran Matematika
Uswatun Kasanah untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif. Metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi (Hamzah dan Muhlisrarini, 2013: 244). Inkuiri berasal dari bahasa inggris yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmuah yang diajukan. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis (Mufarokah, 2013: 169). Suwana (2006:122) menyatakan bahwa peran guru metode inkuiri lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah dengan bimbingan guru. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Semua metode pengajaran mempunyai ciri khasnya masing-masing, demikian pula dengan metode inkuiri. Secara umum mempunyai ciri-ciri diantaranya guru berusaha menstimulir siswa untuk berpikir aktif, guru berusaha menjaga suasana bebas dan mendorong siswa untuk berani memecahkan buah pikirannya sendiri, pembelajaran inkuiri melibatkan berbagai variasi pemecahan masalah, baik secara individual maupun kelompok, dan Metode inkuri bersifat open ended (Mufarokah, 2013: 170). Mufarokah (2013: 171) juga mengatakan pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki lima komponen yang umum, yaitu question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources. Sedangkan macam-macam metode inkuiri diantaranya Giuded Inquiry (penyelidikan terarah) dan Open Inquiry (Inkuiri terbuka/bebas) Tujuan dari metode inkuiri ialah peserta didik diajak untuk berpikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu melalui pengalamannya. Tujuan pembelajaran inkuiri pada prinsipnya adalah untuk membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaa, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya dan membantu teori dan gagasannya tentang dunia. Kegiatan bertanya sangat berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran dan membimbing siswa untuk menemukan dan menyimpulkan sendiri. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis (Mufarokah, 2013: 173). Salah satu kelebihan dari metode inkuiri yaitu dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengajn lebih baik, sedangkan kelemahan dari metode ini kemungkinan sebagian siswa tidak berperan serta aktif sehingga menghambat jalannya pembelajaran (Hamzah dan Muhlisrarini, 2013: 272). Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Permutasi dan Kombinasi dengan Menggunakan Metode Inkuiri PEMBAHASAN A. Kesulitan yang Dihadapi Siswa dalam Memahami Konsep Permutasi dan Kombinasi Peluang merupakan salah satu bab pada materi pokok matematika yang mencakup kompetensi-kompetensi dasar yang harus dicapai siswa kelas X semester genap. Istilah peluang banyak digunakan dalam kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja dalam permainan dadu atau kartu. Dengan menggunakan peluang atau kemungkinan, dapat diterka berapa besar kemungkinan terjadinya suatu kejadian dalam permainan, meskipun hasilnya tidak dapat tepat 100 persen. Akan tetapi, hal ini tentu saja akan sangat membantu dalam memenangkan permainan (Nogroho dan Maryanto, 2008: 57). Berbagai studi yang dilakukan menemukan tiga hal yang menyebabkan kesulitan siswa memahami konsep peluang. Yang pertama karena mereka mengalami masalah dalam memahami konsep bilangan rasional dan argumentasi atau kalimat yang bersifat proporsi, yang sering di gunakan dalam perhitungan, membuat laporan dan menginterpretasi peluang. Menurut Aisyah et. al. (2014: 21) dalam keputusan laporan oleh National Assessment of Education Progress (NAEP) di Amerika Serikat, didapati bahwa siswa yang lemah dalam menguasai konsep bilangan rasional akan mempunyai kesulitan dalam pemahaman konsep dasar yang melibatkan pecahan, angka desimal dan persentase. Kesukaran kedua yang dialami oleh siswa adalah di sebabkan oleh kontradiksi konsep peluang dengan pengalaman sehari-hari dalam cara melihat lingkungan sekitarnya. Contohnya, jika hari Sabtu cuaca pada waktu pagi adalah cerah, peluang untuk hujan pada siang hari adalah 0,5 (setengah). Tetapi kebanyakan siswa menyatakan bahwa peluang untuk hujan di siang hari adalah 0 (kosong) karena mereka menyatakan bahawa jika pada waktu pagi cuaca cerah, pada waktu siang cuaca juga akan panas. Jawaban yang diberikan itu adalah berdasarkan pengalaman keseharian mereka di lingkungan sekitar. Kontradiksi ini bisa menyebabkan berlakunya salah konsep oleh siswa. Kesulitan terakhir berhubungan dengan merasa tidak sukanya siswa dengan topik peluang yang menurut mereka biasanya diberikan penjelasan yang abstrak dan formal oleh guru. Hal ini jelas akan menghambat pemahaman akan pengembangan konsep yang harus dikuasai saat beban mental ini telah terbentuk. Kesulitan siswa dalam peluang khususnya dalam membedakan antara permutasi dan kombinasi pada penerapan soal cerita. Ketika guru memberikan beberapa soal yang memuat permutasi dan kombinasi, banyak siswa yang mengerjakan soal tersebut dengan cara yang terbalik. Maksudnya, untuk soal yang seharusnya pemecahannya menggunakan permutasi, diselesaikan menggunakan kombinasi dan begitu juga untuk soal yang seharusnya diselesaikan menggunakan cara kombinasi, dikerjakan menggunakan cara permutasi. Di sini penulis menyimpulkan bahwa mereka masih belum mengetahui kunci yang membedakan antara permutasi dan kombinasi. Hal ini dikarenakan mereka kurang memahami konsep permutasi dan kombinasi yang seharusnya konsep tersebut bisa membedakan di antara keduanya. Seminar Problematika Pembelajaran Matematika
Uswatun Kasanah B. Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Memahami Konsep Kombinasi Dan Permutasi dengan Mengunakan Metode Inkuiri Dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya tentang permutasi dan kombinasi, guru memilih menggunakan metode yang melibatkan siswa aktif dalam belajar yaitu metode pembelajaran inkuiri. Kegiatan pembelajaran dengan metode inkuiri ini guru akan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi terbimbing oleh guru mengenai masalah-masalah permutasi dan kombinasi. Dengan begitu guru berharap siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran permutasi dan kombinasi menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi permutasi dan kombinasi yaitu guru memperkenalkan faktorial dari bilangan asli. Faktorial dari bilangan asli didefinisikan sebagai berikut: Nugroho dan Maryanto mendefinisikan (2008: 60) untuk setiap bilangan asli n, ( ) ( ). Lambang atau notasi Dibaca sebagai faktorial. Contoh:. 2) Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok. 3) Guru memberikan permasalahan yang ditulis di kertas kepada masing-masing kelompok sebagai berikut: a) Seorang pengusaha mebel ingin menulis kode nomor pada kursi buatannya yang terdiri dari tiga angka, padahal pengusaha itu hanya memakai angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Angka-angka itu tidak boleh ada yang sama. Berapakah banyaknya kursi yang akan diberi kode nomor? b) Berapakah banyaknya bilangan yang dapat disusun dari angka 2275 apabila tidak boleh ada angka-angka yang sama? c) Pada rapat pengurus OSIS SMA X dihadiri oleh 6 orang yang duduk mengelilingi sebuah meja bundar. Berapakah susunan yang dapat terjadi? d) Pada waktu kenaikan kelas dari kelas XI, siswa yang naik akan memasuki jurusan masing-masing. Ada yang IPA, IPS maupun Bahasa. Oleh karena itu, diadakan perpisahan kelas dengan jalan berjabat tangan. Adi, Cory, dan Budi melakukan jabat tangan. Ada berapa kemungkinan jabat tangan yang terjadi di antara ketiga anak tersebut? 4) Guru menjelaskan dan membimbing langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa, yaitu merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. 5) Siswa mengerjakan soal tersebut secara berkelompok. 6) Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 7) Guru membahas dan membuat kesimpulan dari soal-soal tersebut. Untuk menjawab soal nomor satu kita gambarkan 3 tempat kosong yang akan diisi dari 5 angka yang tersedia. Kotak (a) dapat diisi dengan 5 angka yaitu angka 1, 2, 3, 4, atau 5. Kotak (b) dapat diisi dengan 4 angka karena 1 angka sudah diisikan di kotak (a). Adapun kotak (c) hanya dapat diisi dengan 3 angka, sehingga banyaknya kursi yang akan diberi kode adalah 5 x 4 x 3= 60 kursi. Susunan semacam ini disebut permutasi karena urutannya diperhatikan, sebab 125 tidak sama dengan 215 ataupun 521. Permutasi pada contoh ini disebut permutasi tiga-tiga dari 5 unsur dan dinotasikan dengan atau ( ) atau, sehingga: = 5 x 4 x 3 = 5 x (5-1) x (5-2) = 5 x (5-1) x... x (5-3+1). Secara umum dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Banyaknya permutasi dari n unsur diambil r unsur dinotasikan: ( )( )( ) ( ) atau dapat juga ditulis: (Nugroho dan Maryanto, ( ) 2008: 60). Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Permutasi dan Kombinasi dengan Menggunakan Metode Inkuiri Banyaknya bilangan yang dapat disusun dari angka 2275 apabila tidak boleh ada angka-angka sama yang bisa dicari dengan menggambar diagram pohon sehingga mengahasilkan sebanyak 12 cara. Dapat dijabarkan 4 x 3 = 12 atau permutasi 4 unsur dengan 2 unsur sama ditulis. secara umum permutasi n unsur dengan p unsur sama dan q unsur sama ditulis Banyaknya permutasi n unsur yang memuat k, l, dan m unsur yang sama dapat ditentukan dengan rumus (Nugroho dan Maryanto, 2008: 64). Permutasi siklis adalah permutasi yang cara menyusunnya melingkar, sehingga banyaknya menyusun n unsur yang berlainan dalam lingkaran ditulis: ( )( ) ( ) ( ) ( ) atau ( ) ( ) =( ) (Nugroho dan Maryanto, 2008: 65) Permutasi untuk Adi-Budi, Adi- Cory, Budi-Adi, Budi-Cory, Cory-Adi, Cory-Budi adalah 6 karena urutan diperhatikan. Kombinasi untuk Adi- Budi, Adi-Cory, Budi-Cory = 3 karena urutan tidak diperhatikan. Sehingga kombinasi =. Jika kombinasi dari 3 unsur diambil 2 unsur ditulis: ( ). Secara umum dapat disimpulkan bahwa: Banyaknya kombinasi dari n unsur yang berbeda dengan setiap pengambilan dengan r unsur ditulis, atau ( ) adalah: (Nugroho dan ( ) Maryanto, 2008: 67). PENUTUP A. Kesimpulan Kesulitan siswa dalam peluang khususnya dalam membedakan antara permutasi dan kombinasi pada penerapan soal cerita. Ketika guru memberikan beberapa soal yang memuat permutasi dan kombinasi, banyak siswa yang mengerjakan soal tersebut dengan cara yang terbalik. Maksudnya, untuk soal yang seharusnya pemecahannya menggunakan permutasi, diselesaikan menggunakan kombinasi dan begitu juga untuk soal yang seharusnya diselesaikan menggunakan cara kombinasi, dikerjakan menggunakan cara permutasi. Di sini penulis menyimpulkan bahwa mereka masih belum mengetahui kunci yang membedakan antara permutasi dan kombinasi. Hal ini dikarenakan mereka kurang memahami konsep permutasi dan kombinasi yang seharusnya konsep tersebut bisa membedakan di antara keduanya. Dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya tentang permutasi dan kombinasi, guru memilih menggunakan metode yang melibatkan siswa aktif dalam belajar yaitu metode pembelajaran inkuiri. Langkah-langkah pembelajaran peluang tentang permutasi dan kombinasi menggunakan metode inkuiri sebaga berikut: a) guru menjelaskan kepada siswa tentang materi permutasi dan kombinasi, b) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, c) guru memberikan permasalahan yang ditulis di kertas kepada masing-masing kelompok, d) guru menjelaskan dan membimbing langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa, yaitu merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan, e) siswa mengerjakan soal tersebut secara berkelompok, f) guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi, g) guru membahas dan membuat kesimpulan dari soal-soal tersebut. Seminar Problematika Pembelajaran Matematika
Uswatun Kasanah B. Saran Dalam proses pembelajaran seharusnya seorang guru menggunakan metode yang menarik yang cocok digunakan dengan materi yang akan disampaikan sehingga proses pembelajaran terlihat menarik dan tidak membosankan. DAFTAR RUJUKAN [1]. Aisyah, Maizatul Nur, dkk. 2014. Jurnal Pengajaran MIPA. Volume 19. Nomor 1. Malaysia. [2]. Ar, Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica. [3]. Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. [4]. Hamalik, Oemar.2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. [5]. Hamzah, H.M. Ali & Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. [6]. Mufarokah, Anissatul. 2013. Strategi dan Model-model Pembelajaran. Tulungagung: STAIN Tulungagung Press. [7]. Nugroho & Maryanto. 2008. Matematika untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: PT Jepe Press Media Utama. [8]. Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. [9]. Uno, Hamzah B. & Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara. [10]. Zaini. 2011. Landasan Kependidikan.Yogyakarta: Mitsaq Pustaka. Tadris Matematika IAIN Tulungagung