MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERMUTASI DAN KOMBINASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DENGAN OPERAN KERTAS IDE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BAITURRAHMAH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENERAPKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION HILMARISA 2008/02393

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS III SDN KRADENAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 NATAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATIPUH. Abstract

Peluang Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam Pemecahan Masalah Ruang Sampel Suatu Percobaan Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

p-issn : e-issn :

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 3 BUKITTINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Witri Agusta, Siska Nerita, Lince Meriko

Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Kelas VI Di SDN 35 Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

SKRIPSI. Oleh : LULU AZMI FARIDAH

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP BUNDA PADANG. Endah 1, Susi Herawati 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. (Artikel) Oleh MUHAMMAD AKBAR

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Era globalisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif. Hal ini berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DILENGKAPI MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KARANGSAMBUNG

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY ROLE APPROACH BERBASIS LESSON STUDY DI SMA N 16 SEMARANG

UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PROBLEM POSSING. Abstrak

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

Paulina Lelly *, Zulhelmi **, M. Nasir ** Paulina ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

Key words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

Asih Dia Ningsih, Islamias, R Usman Rery. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI IPS

Transkripsi:

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERMUTASI DAN KOMBINASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI Uswatun Kasanah Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung e-mail: kasanah.uswatun@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami konsep permutasi dan kombinasi dan meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep permutasi dan kombinasi. Penyebab siswa lemah dalam peluang dan statistik adalah karena mereka tidak dapat menguasai bilangan rasional, perbandingan, pecahan yang digunakan dalam menghitung dan menentukan peluang. Salah satunya masih banyak siswa yang merasa bingung dalam membedakan antara permutasi dan kombinasi pada soal cerita. Hal ini dikarenakan mereka kurang memahami konsep permutasi dan kombinasi yang seharusnya konsep tersebut bisa membedakan di antara keduanya. Berbagai studi yang dilakukan menemukan tiga hal yang menyebabkan kesulitan siswa memahami konsep peluang. Pertama, karena mereka mengalami masalah dalam memahami konsep bilangan rasional dan argumentasi. Kedua, di sebabkan oleh kontradiksi konsep peluang dengan pengalaman sehari-hari. Ketiga, berhubungan dengan merasa tidak sukanya siswa dengan topik peluang. Dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya tentang permutasi dan kombinasi, guru memilih menggunakan metode yang melibatkan siswa aktif dengan menemukan konsep yaitu metode pembelajaran inkuiri. Kata Kunci : Metode Inkuiri, Pemahaman Konsep, Permutasi dan Kombinasi. ABSTRACK This study aimed to know trouble be met by students and to improve student s understanding in understanding permutation and combination concept. Cause the students were weak an opportunity and statistic were they couldn t to control reasonable number, proportion, and fraction be used to calculate and determine an opportunity. Any of them the students felt confused to distinguish between permutation and combination in a essay question. This matter was caused by they less understood permutation and combination concept that it should could distinguish between both of them. Kinds of studies were undertook found three thing that caused a student s trouble understanding a opportunity concept. First, they had a problem understanding reasonable number and argumentation. Second, it was caused by contradiction between a opportunity concept and daily experience. Third, the students didn t feel like a topic of opportunity. In mathematics learning at school especially about permutation and combination, the teacher chosen use a method that concerned active students to find a concept, was inquiry method. Keywords : Inquiry Method, Understanding Concept, Permutation and Combination.

Uswatun Kasanah PENDAHULUAN Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Zaini, 2011: 4). Guru merupakan ujung tombak maju mundurnya dunia pendidikan (Hamalik, 2011: 118). Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan (Syaiful, 2010: 1). Matematika berasal dari akar kata mathema artinya pengetahuan, mathanein artinya berpikir atau belajar. Dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam bilangan. Belajar matematika memerlukan konsep pembelajaran yang benar. Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja, dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu di dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. (Mufarokah, 2013: 17). Namun demikian, menurut Aisyah et. al. (2014: 20) matematika terkenal sebagai mata pelajaran yang tidak menarik, sukar dan membosankan menurut siswa jika dibandingkan dengan pelajaran lain seperti bahasa, ilmu sosial atau olahraga dan juga sains. Hal ini terjadi terutama karena cara pengajaran yang digunakan oleh guru tidak dapat menarik minat siswa dan menyebabkan mereka gagal dalam memahami matematika. Saat yang sama penguasaan matematika oleh siswa di Indonesia juga dalam kondisi yang mengkhawatirkan, dimana kebanyakan mereka masih lemah dalam menguasai soal yang melibatkan penalaran, penjelasan dan juga dalam memberi pendapat berbentuk kalimat deskriptif, sehubungan kurangnya mereka dilatih dalam proses penyelesaian masalah. Salah satu pokok bahasan matematika yang sukar untuk di kuasai oleh siswa ialah topik peluang (probabilitas). Dalam silabus pendidikan matematika, pokok bahasan peluang diberikan di kelas sepuluh yang meliputi tiga subtopik yaitu ruang sampel, peristiwa dan peluang dalam sesuatu peristiwa. Menurut Aisyah et. al. (2014: 20) yang dikutip dari Behr et al. menyatakan bahwa salah satu sebab siswa lemah dalam peluang dan statistik adalah karena mereka tidak dapat menguasai bilangan rasional, perbandingan, pecahan yang digunakan dalam menghitung dan menentukan peluang. Salah satunya masih banyak siswa yang merasa bingung dalam membedakan antara permutasi dan kombinasi pada soal cerita Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Permutasi dan Kombinasi dengan Menggunakan Metode Inkuiri terpatri di dalam suatu tujuan. (Bahri dan Zain, 2010: 3). Hamzah dan Muhlisrarini (2013: 271) menyatakan bahwa metode inkuiri dengan menggunakan penyelidikan terarah merupakan salah satu metode yang tepat yang dapat diterapkan dalam pembelajaran peluang. Karena metode ini melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. KAJIAN TEORI A. Hakikat Belajar Belajar adalah usaha untuk mengubah tingkah laku dalam rangka pemuasan kebutuhan berdasarkan pemikiran, pengalaman, dan latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Mufarokah, 2013: 16). Belajar matematika bagi para siswa, merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu (Ar, 2003: 57). Suryabrata (2005: 282) menyatakan bahwa belajar sebagai perubahan dalam struktur kognitif. Apabila seorang belajar, maka dia akan tambah pengetahuannya. Apakah artinya tambah pengetahuannya ini? Artinya tahu lebih banyak. Lebih banyak dari pada sebelumnya belajar. Dan apa artinya tahu lebih banyak ini? Ini berarti ruang hidupnya menjadi lebih terdeferensiasikan, lebih banyak subregions yang dimilikinya, yang dihubungkan oleh jalur-jalur tertentu. Dengan kata lain orang tahu lebih banyak tentang fakta-fakta dan saling hubungan antara fakta-fakta itu. Belajar seperti halnya perkembangan berlangsung seumur hidup, dimulai sejak dalam ayunan (buaian) sampai dengan menjelang liang lahat (meninggal). Apa yang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya pada setiap fase perkembangan berbeda-beda. Banyak teori yang membahas masalah belajar. Tiap teori bertolak dari asumsi atau anggapan dasar tertentu tentang belajar. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila kita temukan konsep atau pandangan serta praktek yang berbeda dari belajar. B. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (dituruti) ditambah dengan awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (Uno dan Mohamad, 2012: 142). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran (Bahri dan Zain, 2010: 1). C. Metode Inkuiri Metode inkuiri adalah metode yang mampu menggiring peserta didik Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

Uswatun Kasanah untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif. Metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi (Hamzah dan Muhlisrarini, 2013: 244). Inkuiri berasal dari bahasa inggris yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmuah yang diajukan. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis (Mufarokah, 2013: 169). Suwana (2006:122) menyatakan bahwa peran guru metode inkuiri lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah dengan bimbingan guru. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Semua metode pengajaran mempunyai ciri khasnya masing-masing, demikian pula dengan metode inkuiri. Secara umum mempunyai ciri-ciri diantaranya guru berusaha menstimulir siswa untuk berpikir aktif, guru berusaha menjaga suasana bebas dan mendorong siswa untuk berani memecahkan buah pikirannya sendiri, pembelajaran inkuiri melibatkan berbagai variasi pemecahan masalah, baik secara individual maupun kelompok, dan Metode inkuri bersifat open ended (Mufarokah, 2013: 170). Mufarokah (2013: 171) juga mengatakan pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki lima komponen yang umum, yaitu question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources. Sedangkan macam-macam metode inkuiri diantaranya Giuded Inquiry (penyelidikan terarah) dan Open Inquiry (Inkuiri terbuka/bebas) Tujuan dari metode inkuiri ialah peserta didik diajak untuk berpikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu melalui pengalamannya. Tujuan pembelajaran inkuiri pada prinsipnya adalah untuk membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaa, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya dan membantu teori dan gagasannya tentang dunia. Kegiatan bertanya sangat berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran dan membimbing siswa untuk menemukan dan menyimpulkan sendiri. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis (Mufarokah, 2013: 173). Salah satu kelebihan dari metode inkuiri yaitu dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengajn lebih baik, sedangkan kelemahan dari metode ini kemungkinan sebagian siswa tidak berperan serta aktif sehingga menghambat jalannya pembelajaran (Hamzah dan Muhlisrarini, 2013: 272). Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Permutasi dan Kombinasi dengan Menggunakan Metode Inkuiri PEMBAHASAN A. Kesulitan yang Dihadapi Siswa dalam Memahami Konsep Permutasi dan Kombinasi Peluang merupakan salah satu bab pada materi pokok matematika yang mencakup kompetensi-kompetensi dasar yang harus dicapai siswa kelas X semester genap. Istilah peluang banyak digunakan dalam kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja dalam permainan dadu atau kartu. Dengan menggunakan peluang atau kemungkinan, dapat diterka berapa besar kemungkinan terjadinya suatu kejadian dalam permainan, meskipun hasilnya tidak dapat tepat 100 persen. Akan tetapi, hal ini tentu saja akan sangat membantu dalam memenangkan permainan (Nogroho dan Maryanto, 2008: 57). Berbagai studi yang dilakukan menemukan tiga hal yang menyebabkan kesulitan siswa memahami konsep peluang. Yang pertama karena mereka mengalami masalah dalam memahami konsep bilangan rasional dan argumentasi atau kalimat yang bersifat proporsi, yang sering di gunakan dalam perhitungan, membuat laporan dan menginterpretasi peluang. Menurut Aisyah et. al. (2014: 21) dalam keputusan laporan oleh National Assessment of Education Progress (NAEP) di Amerika Serikat, didapati bahwa siswa yang lemah dalam menguasai konsep bilangan rasional akan mempunyai kesulitan dalam pemahaman konsep dasar yang melibatkan pecahan, angka desimal dan persentase. Kesukaran kedua yang dialami oleh siswa adalah di sebabkan oleh kontradiksi konsep peluang dengan pengalaman sehari-hari dalam cara melihat lingkungan sekitarnya. Contohnya, jika hari Sabtu cuaca pada waktu pagi adalah cerah, peluang untuk hujan pada siang hari adalah 0,5 (setengah). Tetapi kebanyakan siswa menyatakan bahwa peluang untuk hujan di siang hari adalah 0 (kosong) karena mereka menyatakan bahawa jika pada waktu pagi cuaca cerah, pada waktu siang cuaca juga akan panas. Jawaban yang diberikan itu adalah berdasarkan pengalaman keseharian mereka di lingkungan sekitar. Kontradiksi ini bisa menyebabkan berlakunya salah konsep oleh siswa. Kesulitan terakhir berhubungan dengan merasa tidak sukanya siswa dengan topik peluang yang menurut mereka biasanya diberikan penjelasan yang abstrak dan formal oleh guru. Hal ini jelas akan menghambat pemahaman akan pengembangan konsep yang harus dikuasai saat beban mental ini telah terbentuk. Kesulitan siswa dalam peluang khususnya dalam membedakan antara permutasi dan kombinasi pada penerapan soal cerita. Ketika guru memberikan beberapa soal yang memuat permutasi dan kombinasi, banyak siswa yang mengerjakan soal tersebut dengan cara yang terbalik. Maksudnya, untuk soal yang seharusnya pemecahannya menggunakan permutasi, diselesaikan menggunakan kombinasi dan begitu juga untuk soal yang seharusnya diselesaikan menggunakan cara kombinasi, dikerjakan menggunakan cara permutasi. Di sini penulis menyimpulkan bahwa mereka masih belum mengetahui kunci yang membedakan antara permutasi dan kombinasi. Hal ini dikarenakan mereka kurang memahami konsep permutasi dan kombinasi yang seharusnya konsep tersebut bisa membedakan di antara keduanya. Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

Uswatun Kasanah B. Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Memahami Konsep Kombinasi Dan Permutasi dengan Mengunakan Metode Inkuiri Dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya tentang permutasi dan kombinasi, guru memilih menggunakan metode yang melibatkan siswa aktif dalam belajar yaitu metode pembelajaran inkuiri. Kegiatan pembelajaran dengan metode inkuiri ini guru akan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi terbimbing oleh guru mengenai masalah-masalah permutasi dan kombinasi. Dengan begitu guru berharap siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran permutasi dan kombinasi menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi permutasi dan kombinasi yaitu guru memperkenalkan faktorial dari bilangan asli. Faktorial dari bilangan asli didefinisikan sebagai berikut: Nugroho dan Maryanto mendefinisikan (2008: 60) untuk setiap bilangan asli n, ( ) ( ). Lambang atau notasi Dibaca sebagai faktorial. Contoh:. 2) Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok. 3) Guru memberikan permasalahan yang ditulis di kertas kepada masing-masing kelompok sebagai berikut: a) Seorang pengusaha mebel ingin menulis kode nomor pada kursi buatannya yang terdiri dari tiga angka, padahal pengusaha itu hanya memakai angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Angka-angka itu tidak boleh ada yang sama. Berapakah banyaknya kursi yang akan diberi kode nomor? b) Berapakah banyaknya bilangan yang dapat disusun dari angka 2275 apabila tidak boleh ada angka-angka yang sama? c) Pada rapat pengurus OSIS SMA X dihadiri oleh 6 orang yang duduk mengelilingi sebuah meja bundar. Berapakah susunan yang dapat terjadi? d) Pada waktu kenaikan kelas dari kelas XI, siswa yang naik akan memasuki jurusan masing-masing. Ada yang IPA, IPS maupun Bahasa. Oleh karena itu, diadakan perpisahan kelas dengan jalan berjabat tangan. Adi, Cory, dan Budi melakukan jabat tangan. Ada berapa kemungkinan jabat tangan yang terjadi di antara ketiga anak tersebut? 4) Guru menjelaskan dan membimbing langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa, yaitu merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. 5) Siswa mengerjakan soal tersebut secara berkelompok. 6) Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 7) Guru membahas dan membuat kesimpulan dari soal-soal tersebut. Untuk menjawab soal nomor satu kita gambarkan 3 tempat kosong yang akan diisi dari 5 angka yang tersedia. Kotak (a) dapat diisi dengan 5 angka yaitu angka 1, 2, 3, 4, atau 5. Kotak (b) dapat diisi dengan 4 angka karena 1 angka sudah diisikan di kotak (a). Adapun kotak (c) hanya dapat diisi dengan 3 angka, sehingga banyaknya kursi yang akan diberi kode adalah 5 x 4 x 3= 60 kursi. Susunan semacam ini disebut permutasi karena urutannya diperhatikan, sebab 125 tidak sama dengan 215 ataupun 521. Permutasi pada contoh ini disebut permutasi tiga-tiga dari 5 unsur dan dinotasikan dengan atau ( ) atau, sehingga: = 5 x 4 x 3 = 5 x (5-1) x (5-2) = 5 x (5-1) x... x (5-3+1). Secara umum dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Banyaknya permutasi dari n unsur diambil r unsur dinotasikan: ( )( )( ) ( ) atau dapat juga ditulis: (Nugroho dan Maryanto, ( ) 2008: 60). Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Permutasi dan Kombinasi dengan Menggunakan Metode Inkuiri Banyaknya bilangan yang dapat disusun dari angka 2275 apabila tidak boleh ada angka-angka sama yang bisa dicari dengan menggambar diagram pohon sehingga mengahasilkan sebanyak 12 cara. Dapat dijabarkan 4 x 3 = 12 atau permutasi 4 unsur dengan 2 unsur sama ditulis. secara umum permutasi n unsur dengan p unsur sama dan q unsur sama ditulis Banyaknya permutasi n unsur yang memuat k, l, dan m unsur yang sama dapat ditentukan dengan rumus (Nugroho dan Maryanto, 2008: 64). Permutasi siklis adalah permutasi yang cara menyusunnya melingkar, sehingga banyaknya menyusun n unsur yang berlainan dalam lingkaran ditulis: ( )( ) ( ) ( ) ( ) atau ( ) ( ) =( ) (Nugroho dan Maryanto, 2008: 65) Permutasi untuk Adi-Budi, Adi- Cory, Budi-Adi, Budi-Cory, Cory-Adi, Cory-Budi adalah 6 karena urutan diperhatikan. Kombinasi untuk Adi- Budi, Adi-Cory, Budi-Cory = 3 karena urutan tidak diperhatikan. Sehingga kombinasi =. Jika kombinasi dari 3 unsur diambil 2 unsur ditulis: ( ). Secara umum dapat disimpulkan bahwa: Banyaknya kombinasi dari n unsur yang berbeda dengan setiap pengambilan dengan r unsur ditulis, atau ( ) adalah: (Nugroho dan ( ) Maryanto, 2008: 67). PENUTUP A. Kesimpulan Kesulitan siswa dalam peluang khususnya dalam membedakan antara permutasi dan kombinasi pada penerapan soal cerita. Ketika guru memberikan beberapa soal yang memuat permutasi dan kombinasi, banyak siswa yang mengerjakan soal tersebut dengan cara yang terbalik. Maksudnya, untuk soal yang seharusnya pemecahannya menggunakan permutasi, diselesaikan menggunakan kombinasi dan begitu juga untuk soal yang seharusnya diselesaikan menggunakan cara kombinasi, dikerjakan menggunakan cara permutasi. Di sini penulis menyimpulkan bahwa mereka masih belum mengetahui kunci yang membedakan antara permutasi dan kombinasi. Hal ini dikarenakan mereka kurang memahami konsep permutasi dan kombinasi yang seharusnya konsep tersebut bisa membedakan di antara keduanya. Dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya tentang permutasi dan kombinasi, guru memilih menggunakan metode yang melibatkan siswa aktif dalam belajar yaitu metode pembelajaran inkuiri. Langkah-langkah pembelajaran peluang tentang permutasi dan kombinasi menggunakan metode inkuiri sebaga berikut: a) guru menjelaskan kepada siswa tentang materi permutasi dan kombinasi, b) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, c) guru memberikan permasalahan yang ditulis di kertas kepada masing-masing kelompok, d) guru menjelaskan dan membimbing langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa, yaitu merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan, e) siswa mengerjakan soal tersebut secara berkelompok, f) guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi, g) guru membahas dan membuat kesimpulan dari soal-soal tersebut. Seminar Problematika Pembelajaran Matematika

Uswatun Kasanah B. Saran Dalam proses pembelajaran seharusnya seorang guru menggunakan metode yang menarik yang cocok digunakan dengan materi yang akan disampaikan sehingga proses pembelajaran terlihat menarik dan tidak membosankan. DAFTAR RUJUKAN [1]. Aisyah, Maizatul Nur, dkk. 2014. Jurnal Pengajaran MIPA. Volume 19. Nomor 1. Malaysia. [2]. Ar, Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica. [3]. Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. [4]. Hamalik, Oemar.2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. [5]. Hamzah, H.M. Ali & Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. [6]. Mufarokah, Anissatul. 2013. Strategi dan Model-model Pembelajaran. Tulungagung: STAIN Tulungagung Press. [7]. Nugroho & Maryanto. 2008. Matematika untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: PT Jepe Press Media Utama. [8]. Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. [9]. Uno, Hamzah B. & Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara. [10]. Zaini. 2011. Landasan Kependidikan.Yogyakarta: Mitsaq Pustaka. Tadris Matematika IAIN Tulungagung