ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA

dokumen-dokumen yang mirip
Kelembaban Udara. Klimatologi. Meteorology for better life

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1D03-04DBK

LAPORAN PRATIKUM AGRIKLIMATOLOGI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

5/16/2013 SUHU / TEMPERATUR. This page was created using Nitro PDF SDK trial software. To purchase, go to

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

Campuran udara uap air

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PSYCROMETER WIRLING/SLING

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi

BAB II LANDASAN TEORI

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

BAB 2 DATA METEOROLOGI

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN ALAT DISUSUN OLEH : NAMA : NILAM TIKA NIM : G ASISTEN : VIPIN CHRISTINA CHANDRA PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Foto Alat. Pengujian Marshall

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LEMBAR UDARA ( = HUMIDITY)

TERMOMETER MAKSIMUM. Yosik Noman Meteorology I C Akademi Meteorologi dan Geofisika. Abstrak

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

1. Bengkuang yang digunakan diperoleh dari pasar pakem 2. Udara panas sebagai media pengering

BAIQ HELMA HIDYANTI

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

RANCANG BANGUN SENSOR SUHU TANAH DAN KELEMBABAN UDARA

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62

AC (AIR CONDITIONER)

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

1. Pendahuluan PEMANFAATAN LM35 SEBAGAI SENSOR SUHU OTOMATIS PADA SISEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN PENGERING (STUDI KASUS : PENGERING TIPE RAK) Santoso

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER

Peningkatan Waktu Pengeringan dan Laju Pengeringan Pada Mesin Pengering Pakaian Energi Listrik

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

SUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Tahapan Perancangan Alat Pengering Gagasan Awal

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 4. Bagaimana cara menampilkan hasil suhu dan kelembaban yang terbaca dengan menggunakan LCD dan komputer?

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. global warming seperti saat ini mempengaruhi perubahan musim yang tidak

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

awan sempurna Obeservasi cuaca permukaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

Termometri dan Kalorimetri

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

Transkripsi:

MAKALAH INSTRUMENTASI LINGKUNGAN ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA DISUSUN OLEH KELOMPOK III : Bahtiar (0710930011) Dista Aris Tamalia (0710933002) Fitri Oktafiani (0810933004) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh. Kejenuhan udara dapat terjadi apabila udara terus ditambah uap airnya dan jika suhu udara turun atau didinginkan. Kandungan uap air diatmosfir dinyatakan dalam Tekanan uap, Kelembaban spesifik, Kelembaban absolute dan Kelembaban relative. Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikometer atau hygrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Adapun cara yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah dengan menggunakan metode psikrometri. Metode ini menggunakan dua buah transduser temperatur, sebuah transduser dibiarkan kering dan disebut dry bulb, sedang transduser yang lainnya dililiti dengan kain basah dan disebut wet bulb. Hubungan antara temperatur dry bulb, penurunan temperatur wet bulb, dan kelembaban relatif ditabelkan dalam table psikrometri. Tranduser yang digunakan biasanya adalah IC LM 35. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui dan memahami cara mengukur kelembaban udara menggunakan alat ukur Psikometer. 1.3 Batasan Masalah Mengukur kelembaban udara dengan menggunakan metode Termodinamika yang berupa alat ukur Psikometer

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengukuran Kelembaban A. Kelembaban Absolut Kelembaban absolute bergantung volume paket udara, meski kandungan air sama, kelembaban absolute bisa berbeda. kandungan uap air (dpt dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume (kg/m3). Volume udara berubah ketika udara naik/turun. B. Kelembaban Spesifik Kelembaban spesifik adalah pengukuran kelembaban yang paling banyak digunakan dalam klimatologi. Kelembaban Spesifik merupakan masa uap air/masa total paket udara satuan : g/g. Karena tidak dipengaruhi volume udara kelembaban spesifik tidak dipengaruhi naik/turunnya udara. C. Kelembaban Relatif (nisbi) Merupakan perbandingan kandungan (tekanan) uap air aktual dengan keadaan jenuhnya (g/kg). Kelembaban relative Paling umum digunakan tetapi sering disalah Mengerti. Kelembababn ini tidak menunjukkan jumlah uap air yang sebenarnya di udara. Kelembaban relative tergantung pada suhu udara. Udara yang panas memiliki kemampuan yang besar dalam menampung uap air dibandingkan udara yang dingin. Pada udara dingin air akan cenderung berbentuk cair bukan uap. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air. Jika massa uap air tidak diikutkan maka disebut sebagai massa udara kering (dry air) Data klimatologi kelembaban nisbi (relatif) atau relative humidity (disingkat RH) dan dinyatakan dalam% (persen).kelembaban diukur sebagai persen, relatif terhadap titik jenuh dimana udara tidak mampu lagi menampung tambahan uap air (i.e. 100% kelembaban). RH = [ρ a/ ρ s) x 100% atau (Pa/Ps) x 100% ρ a = Pa = tekanan uap air aktual

ρ s = Ps = tekanan uap air pada kondisi jenuh Jika udara jenuh dengan uap air maka ρ a = ρ s dan RH 100% Kerapatan uap air ( v) = massa uap air per satuan volume udara yang mengandung uap air tersebut v = mv/v Keterangan : v = kerapatan uap air (kg.m-3) mv = massa uap air (kg) V = volume udara (m3) nilai v pada daerah lembab & panas lebih tinggi daripada daerah kering & dingin. Berdasar Hukum Gas Ideal, P = n RT/ V n = jumlah mol R = tetapan gas konstan (8.3144 J K-1 mol-1) T = suhu absolut (K) V = volume udara (m3) Jika jumlah mol n = m/mv dan Mv = 18.016 (untuk air), serta v = mv/v maka Pa = mv RT/ (18.016 V). Jadi tekanan uap dipengaruhi oleh kerapatan uap air dan suhu. Tingkat kelembaban bervariasi menurut suhu. Semakin hangat suhu udara, semakin banyak uap air yan dapat ditampung. Semakin rendah suhu udara, semakin sedikit jumlah uap air yang dapat ditampung. Jadi pada siang hari yang panas dapat menjadi lebih lembab dibandingkan dengan hari yang dingin. Kemampuan udara untuk menampung uap air dipengaruhi oleh suhu. Jika udara jenuh uap air dinaikkan suhunya,maka udara tersebut menjadi tidak jenuh uap air. Sebaliknya, jika udara tidak jenuh uap air suhunya diturunkan dan kerapatan airnya dijaga konstan, maka udara tersebut akan mendekati kondisi jenuh uap air. Jadi ketika udara hangat naik dan mulai mendingin, lama kelamaan akan kehilangan kemampuan untuk menahan / menampung uap air. Kelembaban udara sendiri dapat diukur dengan menggunakan alat ukur kelembaban, salah satunya yaitu Psikrometer.

2.2 Alat ukur kelembaban dengan metode Psikrometer Pengukuran kelembaban nisbi udara (relative humidity disingkat RH) biasanya dilakukan dengan metode termodinamik yang membutuhkan psikrometer. Untuk kepentingan agroklimatologi, alat pengukur kelembaban diletakkan di dalam sangkar cuaca.psikrometer pada dasarnya adalah alat pengukur RH yang bekerja berdasarkan persamaan termodinamik sebagai berikut : RH = P / P w x 100% P = P w A. P. (T-T w ) Keterangan : RH = kelembaban nisbi udara dalam persen P = tekanan uap air aktual di udara P w = tekanan uap air jenuh pada suhu udara tersebut, yaitu pada suhu Tw A = koefisien psikrometer atau tetapan psikrometer P = tekanan udara T = suhu udara T w = suhu termometer bola basah Untuk suatu tekanan dan suhu tertentu,nilai P w besarnya tertentu; pada kecepatan 3 meter perdetik koefisien A nilainya tertentu dan perubahan nilai P di udara lapisan bawah relatif kecil. Sehingga dengan demikian melalui pengukuran T T w maka nilai RH dapat diketahui. Nilai T diketahui dari termometer bola kering (termometer Hg biasa) dan nilai T w diketahui dari termometer bola basah. Sebagai termometer bola basah termometer Hg dibungkus kain muslin pada bagian sensornya, dan terus menerus dibasahi aquadest. Kedua termometer dipasang berdampingan. Termometer bola kering dibaca lebih dahulu kemudian termometer bola basah. Setelah diperoleh suhu bola kering dan bola basah selanjutnya RH dapat dihitung dari tabel atau dari mistar hitung RH (psikrometer rule). Psikrometer yang banyak dikenal adalah psikrometer sangkar (stasionary psykrometer),psikrometer putar (sling

psychrometer) dan psikrometer aspirasi (aspirated psycrometer). Psikrometer aspirasi yang terkenal adalah psikrometer Assmann. Gb. 2.1 Psikrometer standar 2.3 Sistem Instrumen pada Psikrometer Sistem instrumentasi pada Psikrometer terdapat bermcacam-macam, pada pengukurannya dapat menggunakan sensor, tranduser dan prinsip yang berbeda. Salah satunya yaitu Psikrometer dengan menggunakan sensor termistor. Pada Psikrometer untuk mengukur gejala panas dapat digunakan Termistor. Termistor ini menggunakan prinsip jembatan wheatstone. Sebuah termistor digunakan sebagai sensor temperature tabung kering yang mewakili temperature udara sekeliling yang akan diukur kelembabannya. Termistor lain digunakan sebagai sensor temperatur tabung basah. Selain itu termistor ini juga dilengkapi dengan sebuah penguat differensial dengan low pass filter dan galvanometer. Jembatan wheatstone dipilih sebagai rangkain utama untuk memenuhi fungsi kedua termistor sebagai sensor yang harus bekerja secara simultan. Perubahan temperatur udara lembab sekeliling menyebabkan perubahan tahanan salah satu lengan jembatan dimana sistem sensor terpasang. Akibatnya jembatan seimbang keluar dari keseimbangannya yang mengindikasikan adanya perbedaan tegangan pada bagian output yang merupakan indikasi besaran kandungan kadar air disekitar itu. Tegangan ini diperkuat dengan rangkaian penguat differensial. Disaring dengan low pass filter, ditayangkan dengan indikator pada sebuah galvanometer sehingga secara keseluruhan dengan sistem elektronika. Namun nilai yang keluar dari sistem ini masih berupa analog sehingga digunakan ADC untuk mengkonversi hasil analog tadi kedalam bentuk digital setelah itu diolah pada

mikrokontroller yang hasilnya adalah besaran yang dapat diketahui dan dapat ditampilkan pada display. Berikut adalah salah satu diagram pengukuran kelembaban udara. Gb.2.2 Diagram sistem pengukuran kelembaban 2.3 Macam macam Psikrometer 2.3.1.Psikrometer Sangkar Psikrometer sederhana ini terdiri dari sepasang termometer (bola basah dan bola kering), dipasang tegak di dalam sangkar cuaca dengan tinggi sensor 1,25 2 meter dari permukaan tanah. (Gambar 2.1.). Penggunaannya ditujukan untuk kepentingan pengumpulan dara iklim. Pengamatan umumnya dilakukan tiga kali sehari yaitu jam 07.30 ; 13.30 ; 17.30. Bila pengamatan RH juga dilakukan dengan higrograf, maka data psikrometer ini dapat dijadikan sebagai penera. Penempatan di dalam sangkar cuaca diharapkan agar sensornya terlindung dari sinar matahari, tetesan hujan, dan tiupan angin kencang. Kecepatan angin yang diperlukan di waktu pembacaan adalah antara 3 5 meter per detik. Beberapa hal pada termometer bola basah perlu diperhatikan. Pemasangan kain muslin pada sensor harus merata dan rapat, tetapi kain yang digunakan tidak boleh terlalu tebal. Apabila tidak tersedia kain muslin dapat digunakan kain kassa. Pembungkus ini harus benar-benar higroskopik maka sebaiknya dari bahan kapas. Sebelum digunakan hendaklah dicuci dengan aquadest hingga bersih dan tidak berminyak. Penggantian kain muslin dianjurkan seminggu sekali dan sebaiknya dilakukan setelah pengamatan atau kira-kira 30 menit sebelum pengamatan.pembasahan terus menerus pada kain muslin dilakukan dengan mencelupkan ujungnya dalam tabung berisi aquadest yang terletak tepat di bawah termometer bola basah. Jarak antar sensor dan permukaan

air sebaiknya antara 2 7 cm. Agar tida kotor tabung air sebaiknya ditutup dan hanya diperlukan lubang sempit untuk mencelupkan muslin. Persediaaan air di tabung reservoir harus selalu bersih dan jangan sampai habis. Psikrometer sangkar ini umumnya diletakkan dalam sangkar cuaca bersama-sama dengan termometer maksimum dan termometer minimum. Gb 2.3 Pskroemeter Sangkar Keterangan gambar : A = Termometer B = Kain muslin B1 = Kain muslin khusus

B2 = Kain kassa dan benang kapas sebagai bahan pembuat muslin C = Cawan berisi aquadest ; jarak antara sensor dan permukaan aquadest 2 7 cm D = Tiang penggantung 2.3.2.Psikrometer Assmann Pada psikrometer aspirasi ( psikrometer dengan system pengaliran udara),udara dari luar dialirkan ke dalam tiap sensor termometer dengan menggunakan baling-baling yang digerakkan oleh pegas atau dengan motor listrik. (Gambar 1.2.) Sensor bola kering dan bola basah ditempatkan terpisah di dalam tabung logam mengkilat. Udara ;liuar dihisap masuk dari bawah ke dalam tiap sensor dengan kipas yang digerakkan oleh pegas. Psikrometer ini gunanya untuk mengukur kelembaban nisbi udara di luar sangkar. Keuntungan pemakaian psikrometer Assman adalah bahwa dengan sebuah alat dapat dilakukan pengukuran kelembaban pada berbagai ketinggian dalam waktu singkat. Dalam hal ini diperlukan tiang dan percabangannya pada berbagai ketinggian tertentu untuk menggantungkan. Ketinggian pengukuran diukur dari sensor sampai permukaan tanah. Pengukuran suatu seri profil RH dilakukan dengan memindah-mindahkan psikrometer dari tiang terbawah sampai dengan teratas. Setelah digunakan alat ini disimpan kembali pada kotak yang disediakan.

Gb. 2.4 Psikrometer Assmann Keterangan Gambar : A = Letak termometer B = Kain muslin pada termometer bola basah C = Kunci pemutar kipas angin D = Letak kipas di dalam pelindung E = Arah masuk udara F = Pelindung sensor termometer G = Celah untuk mengeluarkan udara H = Cincin penggantung psikrometer I = Tiang pengantung psikrometer dengan berbagai ketinggian : 5 cm, 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm, 100 cm, 150 cm, 200 cm.

BAB III KESIMPULAN Salah satu unsur dari cuaca yaitu kelembaban udara. Kelembaban udara merupakan banyaknya kadar air di dalam udara. Kelembaban udara terdiri atas 3 faktor yaitu kelembaban absolute, kelembaban spesifik dan kelembaban relative (nisbah). Pengukuran kelembaban udara dilakuakn dengan mengukur kelembaban nisbahnya. Dimana pengukuran kelembaban ini dilakukan sesudai dengan metode termodinamika dan alat ukurnya disebut Psikrometer. Psikrometer yaitu alat ukur kelembaban udara dengan menggunakan dua termperatur yaitu temperature kering dan temperature basah. Dimana hasil selisih dari kedua temperature jika di lihat dalam table psikrometer maka akan menunjukkan besarnya RH (kelembaban udara nisbah).

DAFTAR PUSTAKA http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_8831_5.html http://digilib.petra.ac.id/viewer Tim Pengajar Klimatologi FTP UB. 2010. Modul Praktikum Klimatologi. FTP UB; Malang. Nawawi, Gunawan Ir., Ms.2001.Pengendalian Iklim Mikro. Departemen Pendidikan Nasional; Jakarta