Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

Prinsip prinsip Islam

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH, PEMBIAYAAN SYARIAH, DAN JAMINAN. diperkenalkan dengan istilah bagi hasil dalam sistem perbankan Indonesia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN KEGIATAN USAHA BERBASIS SYARIAH

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

PRODUK PERBANKAN SYARIAH. Imam Subaweh

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Lembaga-lembaga keuangan syariah berupa bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS SEWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

OPERASIONAL BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB II LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai banknote. Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

MENGENAL BANK SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN UNTUK UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan berkembang dengan begitu pesatnya.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

Exploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia. Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Amirah Ahmad. Jakarta, 19 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB II Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI. dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

REGULASI ENTITAS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM PRODUK PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis bagi pendorong

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masyarakat muslim yang menginginkan agar adanya jasa keuangan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB II TINJAUAN PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PRINSIP SYARIAH. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BABI PENDAHULUAN. Sistem perbankan syariah merupakan bagian dari konsep ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. sirkulasi perekonomian akan melahirkan tingkat inflasi yang begitu

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada kaitannya dengan uang. Hal ini tidak salah karena bank memang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan primer manusia adalah sandang, pangan, dan papan. Dengan dasar itu rumah menjadi suatu kebutuhan bagi kehidupan manusia.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara, yakni sebagai lembaga. perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1

Dasar-Dasar Pembiayaan Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana

1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Produk Lembaga Keuangan Islam Kode Mata Kuliah : IE 327

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

Transkripsi:

Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan Bahasa Indonesia. Dengan Dosen Pengampu : Asep Purwo Yudi Utomo, S.Pd., M.Pd. Disusun oleh: Khikmatus Sholikhah 7211413127 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 i

KATA PENGANTAR Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Bahasa Indonesia dengan judul Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Terselesaikannya makalah ini merupakan sesuatu yang tak lepas dari pertolongan Allah SWT, serta bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT; 2. dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia; 3. orang tua yang selalu memberi motivasi dan semangat serta 4. teman-teman yang selalu memberikan dukungan. Penulis sadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesuksesan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan insan akademis yang cinta akan ilmu utamanya. Semarang, November 2014 Penulis ii

DAFTAR ISI Halaman Muka... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Bab 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penulisan... 2 Bab 2 Pembahasan... 3 2.1 Pengertian Perbankan... 3 2.2 Produk & Akad yang ditawarkan... 4 2.3 Pebedaan Perbankan Syariah dengan Konvensional... 6 Bab 3 Penutup... 8 3.1 Simpulan... 8 3.2 Saran... 8 Daftar Pustaka... 9 iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Meskipun ada 6 agama yang diakui di Indonesia akan tetapi islam menjadi agama mayoritas yang dianut. Namun demikian, sistem perekonomian di Indonesia lebih mengarah kepada sistem ekonomi kapitalis termasuk dalam dunia perbankan. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam penyaluran dan pengelolaan dana masyarakat. Dana dari masyarakat yang diterima oleh bank akan dikelola dan disalurkan pada unit kegiatan ekonomi lainnya. Keuntungan yang dihasilkan dari unit kegiatan usaha lainnya akan dikembalikan lagi kepada masyarakat. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Indonesia menjalankan Dual Banking System yaitu beroperasinya sistem perbankan baik secara konvensional maupun syariah sekaligus dengan tetap memisahkan pengelolaan dan pengoperasiannya. Namun sistem perbankan syariah pada saat itu belum begitu kuat secara hukum perdata mengingat belum adanya UU yang mengatur secara jelas mengenai perbankan syariah. Dengan mulai berlakunya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, maka Pemerintah mendukung perkembangan sistem perbankan berbasis syariah. Akan tetapi, masyarakat Indonesia masih memiliki persepsi yang keliru tentang bank syariah. (Imaniyati 2013: 44) Atas dasar permasalahan di atas, penulis membuat makalah dengan judul Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional dengan tujuan untuk memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat pada umumnya dan insan akademisi pada khususnya. 1

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini. Diantaranya sebagai berikut: a) Apa pengertian Perbankan? b) Apa saja produk yang ditawarkan oleh perbankan konvensional maupun perbankan syariah? c) Bagaimana perbedaan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menginformasikan dan memberikan pemahaman mengenai: a) Memberikan informasi mengenai pengertian Perbankan. b) Memberikan pemahaman tentang perbedaan dari Perbankan Konvensional dengan Perbankan Syariah. c) Memberikan pemahaman mengenai produk-produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah dengan Bank Konvensional. 2

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Perbankan Perbankan menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank Konvensional yaitu bank yang aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan per tahun. (Santoso & Triandaru 2006 : 153). Sistem perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 hingga saat ini masih menganut dual banking system dimana Bank Konvensional atau biasa disebut dengan Bank Umum dan Bank Syariah atau Bank Islam bisa berdampingan dalam menjalankan operasi usahanya. (Ali 2008: 2)... Bank konvensional dan Lembaga Keuangan Lainnya membuka unit usaha syariah... Sedangkan menurut Sutedi (2009: 41) berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, bank umum diperbolehkan... beroperasi secara konvensional dan syariah sekaligus, sepanjang penataan dan pengelolaannya dilakukan secara terpisah. Dengan kata lain Bank Konvensional diperbolehkan untuk 3

membuka kantor cabang yang khusus melakukan kegiatan usaha syariah dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip syariah. Dari pengertian di atas dapat ditarik simpulan bahwa Bank Konvensional adalah lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usahanya dalam menghimpun dan menyalurkan dana dengan menggunakan cara dan proses yang konvensional seperti pemberian dan pengenaan imbalan berupa bunga. Sedangkan Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang menjalankan unit usaha menghimpun dan menyalurkan dana dengan cara dan proses yang berdasarkan nilai islam (syariah). Dengan kata lain bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang tidak mengandung bunga (riba), serta unsur-unsur ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam operasionalnya. 2.2 Produk dan Akad Yang Ditawarkan Perbankan Konvensional maupun Perbankan Syariah memiliki produk yang ditawarkan dalam segi pendanaan, pembiayaan serta jasa perbankan lainnya. Produk yang ditawarkan oleh Perbankan Syariah lebih mengadopsi kepada produk yang ditawarkan oleh Perbankan Konvensional hanya saja berbeda dalam pelaksaan serta proses terkait adanya akad yang digunakan dalan perbankan syariah. Jenis produk yang ditawarkan pada perbankan syariah maupun konvensional dalam segi pendanaan meliputi giro, tabungan, deposito/investasi, serta obligasi atau biasa disebut dengan sukuk pada sistem syariah. Dalam segi pembiayaan meliputi pemberian pinjaman (kredit). Produk jasa perbankan lainnya yang ditawarkan seperti jual beli valuta asing, anjak piutang, transfer, inkaso, kliring, dan lain sebagainya. Selain itu, pada Bank Syariah terdapat pula produk seperti Pasar Modal, Reksadana Syariah, Pasar Uang dan Produk Perbankan Syariah, Asuransi dan Dana Pensiun Syariah, serta Gadai Syariah (Rahn). Produk semacam itu juga terdapat pada Bank Konvensional hanya saja tanpa ada pelekatan kata syariah dalam penyebutannya. 4

Menurut Ascarya (2011: 41), jenis akad yang diterapkan oleh bank syariah dapat dibagi ke dalam enam kelompok pola, yaitu: 1) pola titipan, meliputi wadi ah yad amanah dan wadi ah qardhul hasan; 2) pola pinjaman, meliputi qardh dan qardhul hasan; 3) pola bagi hasil, seperti mudharabah dan musharakah; 4) pola jual beli, seperti murabahah, salam, dan istishna; 5) pola sewa, seperti ijarah dan ijarah wa iqtina atau ijarah muntahiya bittamlik (IMBT); dan 6) pola lainnya, seperti wakalah, kafalah, hiwalah, ujr, sharf, dan rahn. Bentuk produk bank syariah dengan pola titipan (wadi ah) berupa giro, karena giro merupakan suatu bentuk titipan dana dari masyarakat kepada suatu lembaga keuangan (bank) yang harus dijaga dan kembalikan secara utuh ketika masyarakat tersebut menghendaki. Bentuk produk dengan pola pinjaman adalah pemberian pinjaman yang lebih bersifat sosial dimana masyarakat yang meminjam dana/modal kepada bank syariah untuk keperluan usaha pada khususnya hanya diwajibkan untuk mengembalikan sebesar modal/dana yang dipinjam dan tidak diharuskan untuk membagi dana dari keuntungan yang diperoleh. Untuk pola pinjaman ini lebih ditekankan pada masyarakat yang tidak mampu. Bentuk produk dari pola bagi hasil hampir sama dengan pola pinjaman, bedanya pola bagi hasil tidak untuk bertujuan sosial sehingga masyarakat yang melakukan pinjaman dana wajib mengembalikan dana/modal beserta keuntungan/kerugian yang ditanggung dalam usaha yang dijalankan, dimana ketika usaha yang dijalankan mengalami kerugian maka kerugian tersebut akan ditanggung bersama, dan ketika mengalami keuntungan maka keuntungan tersebut akan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati antara pihak peminjam dengan pihak yang memberi pinjaman. 5

Dalam pola jual beli, barang yang akan diperjual belikan harus jelas spesifikasinya dengan pihak bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, harga jual dari bank adalah harga beli dari pemasok ditambah dengan keuntungan dalam persentase tertentu bagi bank syariah sesuai dengan kesepakatan. Kepemilikan barang tersebut akan berpindah kepada nasabah setelah perjanjian jual beli ditandatangai dan nasabah akan membayar dengan cicilan yang besrnya sama hingga pelunasan, jika menggunakan prinsip murabahah. (Ali 2008: 30) Sedangkan jika menggunakan prinsip salam maka pembayaran dilakukan secara tunai dan barang yang dibeli akan diserahkan dikemudian hari, dan jika menggunakan pola istishna pembayaran bisa dilakukan dengan termin yang jangka waktunya sesuai dengan kesepakatan. Bentuk produk yang ditawarkan dengan pola sewa dalam pola konsepnya hampir sama denga pola jual beli, namun hanya ada pemindahan hak guna atas barang ataupun jasa tanpa adanya pemindahan kepemilikan. Sedangkan jika menggunakan pola sewa IMBT akan ada perjanjian menjual atau menghibahkan barang yang disewa kepada penyewa di akhir periode sewa sehingga ada pemindahan alih kepemilikan. 2.3 Perbedaan Perbankan Konvensional dengan Syariah Terkait dengan fungsi bank yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana dari masyarakat tersebut ke masyarakat lain yang membutuhkan, terdapat praktek-praktek yang membedakan antara sistem perbankan syariah dengan sistem perbankan konvensional diantaranya sebagai berikut: 6

Perbankan Syariah Tidak menggunakan sistem bunga (riba), melainkan bagi hasil Penentuan besarnya nisbah (proporsi pembagian) di akhir setelah ada usaha Besarnya persentase didasarkan pada keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dijalankan Hanya menawarkan produk halal dengan cara yang halal Perbankan Konvensional Menggunakan sistem bunga Penentuan besarnya persentase bunga di awal karena di asumsikan usaha yang dijalankan akan selalu untung Besarnya persentase bunga didasarkan pada besarnya dana yang akan dipinjam Tidak ada pemisahan antara yang halal dengan yang haram, sehingga menimbulkan ketidakjelasan Hal yang sangat menonjol dalam perbedaan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional adalah adanya sistem bunga (riba) yang dianut oleh perbankan konvensional, sedangkan perbankan syariah menganut sistem non-riba, gharar, dan maisir. 7

BAB 3 PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan yang telah penulis bahas di atas. Maka penulis menarik simpulan bahwa: a) Perbankan menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. b) Produk yang ditawarkan oleh Perbankan Syariah lebih mengadopsi kepada produk yang ditawarkan oleh Perbankan Konvensional hanya saja berbeda dalam pelaksaan serta proses terkait adanya akad yang digunakan. Dalam perbankan syariah pembagian akad didasarkan pada pola tujuan dari pendanaan, pembiayaan, maupun jasa bank lainnya. c) Perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional adalah terkait sistem yang digunakan. Pada bank konvensional menganut sistem bunga sedangkan pada bank syariah menggunakan sistem bagi hasil yang mana lebih meringankan beban nasabah. 3.2 Saran Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat mengambil sisi positif dari pembahasan mengenai Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional, dan sisi negatif dari pembahasan di atas bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca. 8

Daftar Pustaka Ali, Zainuddin. (Ed.) 2008. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. Anonim. Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Buku Panduan Organisasi. Ascarya. 2011. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers. Burhanuddin S. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: UII Press Imaniyati, Neni Sri. 2013. Perbankan Syariah Dalam Perspektif Hukum Ekonomi. Bandung: CV Mandar Maju. Mangani, Ktut Silvanita. (Eds.) 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sutedi, Adrian. 2009. Perbankan Syariah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Santoso, Totok Budi & Triandaru, Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.Jakarta: Salemba Empat. 9