Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

dokumen-dokumen yang mirip
Teknologi Jarlokaf. DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) Point to Point. 1 Digital Loop Carrier (DLC)

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

JARINGAN AKSES. Akses Tembaga. Akses Optik. Akses Radio

Sukiswo Jartel, Sukiswo 1

FTTX. 1. Latar belakang

JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK

JARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbeda dengan kabel metalik, kabel serat optik ukurannya kecil, + 3 cm,

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman

Endi Dwi Kristianto

BAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK

TEKNOLOGI JARINGAN AKSES

Pengabdian Masyarakat di SMK Bangun Nusantara APLIKASI FIBER OPTIK. Oleh :Suyatno Budiharjo

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

BAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote

2.2 Arsitektur Jarlokaf Berikut adalah macam macam arsitektur jarlokaf yang telah diaplikasikan di lapangan:

Jaringan Kabel Optik

BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK

ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini

MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK

MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.

STT Telematika Telkom Purwokerto

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu

JARINGAN AKSES BROADBAND

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM

Abstrak II. JARINGAN LOKAL AKSES FIBER I. PENDAHULUAN

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

ANALISIS JARINGAN TEMBAGA EKSISTING UNTUK PENERAPAN TEKNOLOGI MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN)

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom

Pengantar Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)

BAB III MEKANISME KERJA

ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI JARINGAN AKSES OPTIK DENGAN REMOTE DSLAM UNTUK IMPLEMENTASI LAYANAN SPEEDY DI KANDATEL. Disusun oleh :

BAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini


PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)

ANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG

Training Center ISSUED4/17/2004 1

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

(Gigabit Passive Optical Network)

Unsur yang menentukan jenis suatu LAN atau MAN adalah : Topologi Media Transmisi Teknik Medium Access Control

MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK KE PELANGGAN

ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN)

BAB III. 3.1 Pengertian MSAN

Jaringan Komputer 1 of 10. Topologi menunjuk pada suatu cara dimana end system atau station yang dihubungkan ke jaringan saling diinterkoneksikan.

Akses Kecepatan Tinggi ke Rumah

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

Ignatius Yoslan Kurniawan. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

PENGANTAR PENGKABELAN (WIRING)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

Gian Dhaifannahri [1]

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA

BAB III PEMBAHASAN. sebagai pembawa pesan, suara, gambar, dan data digital.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)

Powered by Upload by - Vj Afive -

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012

Analisis Kualitas Jaringan Lokal Akses Fiber Optik Pada Indihome PT. TELKOM di Area Jimbaran

Faktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver

PERANCANGAN DAN ANALISIS TRANSPORT OAN (OPTICAL ACCESS NETWORK) SIEMENS DI DAERAH SENTRAL DAGO ABSTRAK

INTERNET & WWW. KONSEP KOMUNIKASI BROADBAND 7 th week

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar

DAHLAN ABDULLAH

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM

SYNCRONOUS DIGITAL HIERARCHY

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

WIDE AREA NETWORK. Gambar Jaringan WAN.

ANALISIS KUALITAS JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK PADA INDIHOME PT.TELKOM DI AREA JIMBARAN

3 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Sistem Intergrator (SI) perangkat akses jaringan telekomunikasi.

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

VDSL (Very High bit-rate DSL)

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG

Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom

BAB III TAHAPAN AWAL PERENCANAAN JARINGAN

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk

Transkripsi:

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) 1. Pendahuluan Gagasan untuk menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat premise pelanggan dengan fasilitas penyedia telah ada selama beberapa dekade. Supaya konsep ini menjadi terealisasi di lapangan, maka sebelumnya harus diketahui dan dituntaskan dulu beberapa permasalahan yang terkait seperti dibawah ini : a) Ketersediaan perangkat multiplexing yang murah b) Produksi kabel optik dalam jumlah yang cukup sehingga bisa menawarkan pelayanan yang baik c) Kesiapan penyedia layanan untuk menawarkan layanannya. Selain itu, suatu pasar juga harus dikembangkan untuk menggunakan kapasitas bandwidth dari sebuah serat optik Terdapat pendapat umum bahwa serat adalah barang langka. Tetapi, kekurangan serat optik bukanlah masalah utama dalam pasar masa kini. Bahkan serat optik saat ini merupakan sumber daya akses yang siap digunakan terutama di kota-kota besar. Diperkirakan bahwa pada tahun 1999 sekitar 65 juta km serat optik dipasang di Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan pangsa pasar yang besar untuk layanan kecepatan tinggi menggunakan serat optik. Infrastruktur serat optik terbukti menjadi bagian penting dari dunia telekomunikasi saat ini. Dorongan untuk interkonektivitas dan pertumbuhan eksponensial dalam lalu lintas data sebagai hasil dari aplikasi bisnis menyebabkan digunakannya jaringan optik karena bisa menghubungkan pengguna akhir dan penyedia layanan dengan jalan raya informasi. Suatu teknologi diperlukan sehingga bisa menambah daya guna jaringan yang ada dan meningkatkan viabilitas aplikasi jaringan yang baru. Kesenjangan bandwidth bisa dijembatani dengan solusi jaringan optik. Platform jaringan optik menyediakan solusi dengancara membuka hambatan pada bandwidth bottleneck di antara customer premises equipment (CPE) dan central office (CO) atau point of presence (PoP) menggunakan serat optik. 1

2. Defenisi Jarlokaf Jaringan lokal akses fiber (JARLOKAF) adalah bagian dari public switched network yang menghubungkan titik akses dengan pelanggan. Lebih sederhana lagi, Jarlokaf adalah penghubung akhir dalam suatu jaringan antara customer premise dan titik penghubung pertama ke infrastruktur jaringan, PoP atau CO. Jaringan akses selama ini didominasi oleh kabel tembaga twisted-pair. Jarlokaf selama ini dianggap sebagai bottleneck dalam penyediaan layanan data. Hal ini terutama karena bandwidth yang tersedia telah tertinggal dibandingkan dengan bandwidth pada LAN atau WAN di mana faktor konsentrasi dan skala ekonomi menyebabkan digunakannya serat optik. Jarlokaf muncul karena keterbatasan jaringan lokal yang berbasis kawat tembaga. Jarlokaf mempunyai beberapa kelebihan seperti kemampuan memberikan layanan yang lebih beragam. Media serat optik dipilih karena memiliki transmisi yang lebih baik, seperti bandwidth yang lebar, kebal terhadap induksi dan interferensi, serta memiliki redaman yang kecil. Beberapa keunggulan tersebut merupakan alasan kenapa serat optik digunakan sebagai pengganti kawat tembaga untuk media transmisi. Gambar 1. Jaringan Akses Fer Optik 3. Sistem Jarlokaf Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik. Terminal pelanggan biasanya dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga. 2

Daerah di mana para pelanggan terhubung ke suatu TKO disebut Daerah Akses Fiber. Pada jaringan lokal tembaga dikenal tiga buah daerah cakupan yaitu daerah cakupan sentral, daerah cakupan Rumah Kabel (RK) dan daerah cakupan Kotak Pembagi (KP), sedangkan Daerah Akses Fiber sebanding dengan daerah cakupan RK atau daerah cakupan KP pada lokasi yang sudah ada jaringan kabel tembaganya. 4. Konfigurasi Sistem Jarlokaf Beberapa konfigurasi dapat digunakan untuk menghubungkan perangkat opto elektronik di sisi sentral dengan perangkat opto elektronik di sisi pelanggan (TKO). Sudut pandang dalam menentukan konfigurasi adalah berdasarkan topologi jaringan yang menghubungkan sentral lokal dengan lokasi pelanggan. Konfigurasi pelanggan yang dapat digunakan dalam sistem JARLOKAF meliputi konfigurasi di bawah ini : 4.1 Konfigurasi Single Star Konfigurasi JARLOKAF single star adalah JARLOKAF yang memiliki 1 buah titik star kabel yaitu pada perangkat opto elektronik di sisi sentral. Keuntungan konfigurasi ini adalah kapasitas bandwith yang tinggi, privacy, dan sederhana. Sedangkan kekurangannya adalah kurang sesuai untuk prlanggan yang distribusinya menyebar. Jenis teknologi JARLOKAF yang dapat menggunakan konfigurasi ini adalah DLC (Digital Loop Carrier). Gambar 2. Konfigurasi Single Star 4.2 Konfigurasi Multiple Star Multiple Star adalah konfigurasi JARLOKAF yang memiliki lebih dari satu buah titik star kabel serat optik. Misalnya pada konfigurasi Double Star dengan teknologi PON, titik star pertama terletak di perangkat opto elektronik di sisi sentral dan 3

titik star kedua di Passive Splitter. Keuntungan konfigurasi ini adalah bahwa kebutuhan kabel optik dari sentral lebih sedikit, dan investasi awal lebih murah. Kekurangan konfigurasi ini adalah perangkat tambahan pada titik star kedua baik komponen pasif maupun perangkat opto elektronik, sehingga membatasi privacy dan membutuhkan perawatan tambahan. Jenis teknologi yang menggunakan konfigurasi ini antara lain adalah OAN (Optical Access Network) berdasarkan teknologi PON (Passive Optical Network) ataupun AON (Active Optical Network). Gambar 3. Konfigurasi Multiple Star 4.3 Konfigurasi Triple Star Triple star adalah konfigurasi JARLOKAF yang memiliki 3 titik star. Contoh aplikasi pada teknologi DLC dengan FTTZ, titik star pertama terdapat pada perangkat opto elektronik di sentral, titik star kedua terdapat pada perangkat opto elektronik di RK, titik star ketiga terdapat pada perangkat opto elektronik di DP. Keunggulan konfigurasi ini adalah harga investasi yang lebih murah karena dapat menggunakan jaringan kabel tembaga dan serat optik. Kelemahannya adalah berkurangnya bandwith, privacy, dan bertambahnya O&M perangkat opto elektronik 4.4 Konfigurasi Ring Konfigurasi digunakan untuk meningkatkan keandalan jaringan. Konfigurasi yang digunakan pada JARLOKAF dengan DLC adalah konfigurasi ring SDH. Konfigurasi ring SDH dengan prangkat ADM digunakan sebagai proteksi beberapa 4

point sekaligus. Keunggulan konfigurasi ring SDH di samping meningkatkan kehandalan sistem juga dapat menghemat jumlah serat optik yang aktif Gambar 4. Konfigurasi Ring 5. Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF). merupakan suatu teknologi penggunaan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam sistem telekomunikasi. JARLOKAF terdiri dari berbagai macam jenis, jenis jenis berikut merupakan teknologi JARLOKAF yang sudah berkembang dengan baik yaitu : o DLC (Digital Loop Carrier) o PON (Passive Optical Network) o AON (Active Optical Network) o HFC (Hybrid Fiber Coax) DLC, PON dan AON, merupakan teknologi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair (fiber-copper), sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial (fiber-coax). Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria yaitu : 1. Jenis jasa dan kapasitas. 2. Kemudahan O&M. 3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability). 4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility). 5

5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya. 6. Biaya efektif. 7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF. 5.1 Teknologi Fiber-Copper. Teknologi fiber-copper ini sangat banyak digunakan oleh operator telekomunikasi. Sedangkan teknologi fiber-coax banyak digunakan oleh operator cable TV di dunia. Beberapa teknologi JARLOKAF (fiber-copper) yang sedang berkembang dan diurut berdasarkan jumlah implementasi terbanyak ditunjukkan pada tabel 1. Tabel. 1 Teknologi Fiber-Copper Untuk beberapa tipe jaringan akses lokal, dapat dilihat dari gambar 5 berikut. Gambar. 5 Tipe jaringan akses lokal. 6

5.1.1 Digital Loop Crrier (DLC). Teknologi DLC merupakan hasil teknologi PCM-30 pada sistem jaringan pelanggan. Teknologi ini memiliki dua perangkat utama yaitu di sisi sentral (CT) dan di sisi pelanggan (RT). DLC merupakan perangkat yang memultiplexing. sinyal keluaran dari sentral dengan kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan kecepatan 2 Mbps di sisi pelanggan. Jika dibentuk jaringan lokal tersendiri, maka diperlukan dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan. Konfigurasi DLC terdiri dari: a. Pada sisi sentral (Exchange DLC Unit) terdiri dari: - Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM). - Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi sentral yang berfungsi untuk multiplexing sinyal keluaran dari perangkat DLC (2 Mbps) dan mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik. b. Pada sisi pelanggan (Remote DLC Unit) terdiri dari: - Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM). - Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi pelanggan yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik oleh OLTE dan melakukan demultiplexing ke sinyal 2 Mbps. Antara RT-DLC ke pelanggan dihubungkan melalui kabel tembaga. Jarak antara CT- DLC ke RT-DLC adalah sampai 30 km untuk daya sedang. Untuk daya rendah 10 km dan untuk daya tinggi 60 km. Gambar 6 berikut adalah konfigurasi umum dari teknologi DLC. 7

Gambar. 6 Konvigurasi Umum DLC. Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki hubungan kabel fiber optik dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke setiap titik. Namun DLC dapat digunakan juga dengan konfigurasi ring, dengan menggunakan transmisi SDH. 5.1.2 Passive Optical Network (PON). PON adalah bentuk khusus dari FTTC atau FTTH yang mengandung perangkat optik pasif dalam jaringan distribusi optik. Perangkat optik pasif yang dipakai adalah konektor, passive splitter dan kabel optik itu sendiri. Dengan passive splitter kabel optik dapat dipecah menjadi beberapa kabel optik lagi, dengan kualitas informasi yang sama tanpa adanya fungsi addressing dan filtering. Dalam PON terdapat tiga komponen utama yaitu Optical Line Terminal (OLT), Optical Distribution Network (ODN) dan Optical Network Unit (ONU). Berikut akan adalah bentuk topologi PON pada gambar 7. Gambar.7 Topologi Passive Optical Network (PON). OLT berfungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektris menjadi sinyal optik dan sebaliknya. Dalam sebuah OLT bisa terdiri atas beberapa ODN. Sedangkan ONU berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektris dan sebaliknya dari sinyal elektris menjadi sinyal optik. Di dalam perencanaan jaringan dengan PON yang utama adalah skenario penggelaran ONU. Untuk bentuk konfigurasi umum PON ditunjukan pada gambar.8 berikut. 8

Gambar.8 Konfigurasi umum PON. 5.2 Teknologi Fiber-Coax. Teknologi HFC merupakan suatu langkah teknologi yang unik, yang menggabungkan dua teknologi jaringan yang saling bertolak belakang. Pada satu sisi jaringan kabel tembaga termasuk jaringan kabel koaksial dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan layananmenuju layanan pita lebar (broadband services). Pada sisi yang lain digunakan jaringan kabelserat optik dengan kemampuan sangat tinggi yang saat ini sudah mencapai 10 Gbps. Penggabungan teknologi ini diharapkan menghasilkan performansi layanan yang baik, dapat mengimbangi teknologi lain yang berkembang seperti FITL (Fibber in the Loop) atau teknologi xdsl seperti ADSL (Asymetric-data Digital Subscriber Line) dan VDSL (Veryhigh-data Digital Subscriber Line). Konfigurasi jaringan dari headend sampai dengan BONU (Broadband ONU) menggunakan jaringan serat optik. Perangkat headend berfungsi sebagai integrasi fungsi modulator-demodulator dan sebagai antar muka. Fungsi modulator-demodulator digunakan untuk layanan broadcast dan off air TV, sementara fungsi antar muka digunakan dengan PSTN(Public Switched Telephone Network), dan komunikasi data. Pada beberapa referensi terdapat pemakaian istilah yang berbeda, namun mempunyai maksudyang sama. Seperti penggunaan istilah HIU (Headend Interface Unit), CIU dengan CTU(Coaxial Terminal Unit), MDU dengan istilah CNU (Coaxial Network Unit). Penamaanistilah ini tergantung dari produk masing-masing vendor. Namun pada suatu saat nanti perluadanya standarisasi dalam penamaannya. 9

Referensi Penulisan http://septialutfi.edublogs.org/files/2007/11/dasar-sko.pdf http://www.scribd.com/doc/56435559/jaringan-akses-fiber 10