PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI KERJA DAN PENGALAMAN MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

JURNAL. Oleh FARAH NURIKASARI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Budaya Sekolah, Mutu Mengajar A. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS DENGAN KREATIVITAS PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP KETERAMPILAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM SISWA KELAS XII SMA N 11 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

Transkripsi:

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016 LOREN TRISNAWINATA tlollend@yahoo.com Drs. Rusno, MM Sulaiman.abah65@gmail.com Dra. Andriani Rosita, M.Pd Rosita.andriani@yahoo.com (Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas kanjuruhan Malang) ABSTRAK Kinerja antara kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan sikap guru yang ada di sekolah memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya dimana diharapkan dapat meningkatkan kompetensi profesional guru. Penelitian ini bertujuan untuk: Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru, secara bersama-sama (simultan) terhadap kompetensi profesional guru di SMA PGRI Lawang Tahun Akademik 2015/2016. Jenis penelitian menggunakan penelitian ex-post-facto dengan menggunakan regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA PGRI Lawang Kabupaten Malang, yaitu sebanyak 65 guru. Data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan software SPSS versi 22.00 for windows. Berdasarkan hasil penelitian menunujukan ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru, terhadap kompetensi profesional guru di SMA PGRI Lawang Tahun Akademik 2015/2016. Kata Kunci: Kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru dan kompetensi profesional guru PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Semakin banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya guna, akan sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, yaitu Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa2007:7). Kepala Hal 1

sekolah, guru dan tenaga kerja kependidikan lainnya adalah tenaga profesional. Oleh karena itu, mereka harus terdidik dan terlatih secara akademik dan profesional serta mendapat pengakuan formal sebagaimana mestinya (Depdiknas, 2007:1) dan profesi mengajar harus memiliki status profesi yang membutuhkan pengembangan (Tilaar, 2001:142). Menyadari hal tersebut maka pihak Depdiknas melakukan program sertifikasi berupa akta mengajar bagi lulusan ilmu kependidikan maupun non kependidikan yang akan menjadi pendidik. Untuk menjadi guru yang profesional, guru harus memenuhi kualifikasi akademik minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar (UU RI.No.20 tahun 2003 pasal 42 dan PP.RI No.19 tahun 2005 Bab VI Pasal 28). Program sertifikasi kepada guru akan menjadi contoh yang mendorong bagi penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan profesionalismenya dan memberikan layanan maksimal kepada para stakeholders (Lengkanawati, 2006:10). Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini oleh As tuti. 2014, dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Sertifikasi, Universitas Lampung. Hasil Analisis Menunjukan Bahwa: Ada Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi, Ada Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi, Ada Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi, Ada Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kompetensi Terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru, secara bersama-sama (simultan) terhadap kompetensi profesional guru di SMA PGRI LAWANG Kabupaten Malang Tahun Akademik 2015/2016. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Mariani (2009: 227), kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik guna melakukan tugas dan keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik. Kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian suatu kompetensi ditunjukan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan. Kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh faktor sikap dan kepemimpinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi Kompetensi profesional guru adalah sikap guru. Secara umum dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki perilaku atau watak yang baik, dinyatakan sebagai Hal 2

seorang yang memiliki kepribadian. Menurut Danuhadimedjo (dalam Kustiani, 2005:31), seseorang yang memiliki kepribadian baik cenderung memiliki kebiasaan bersikap, berbuat dan berfikir secara sehat dan masuk akal. Menurut Indrawijaya (2002:40) sikap atau attitude dapat didefinisikan sebagai a predisposition to react in some manner to an individual or situation, artinya suatu cara bereaksi terhadap suatu rangsangan yang timbul dari seseorang atau dari suatu situasi. Secara sederhana, pertumbuhan sikap seseorang dapat digambarkan bahwa seseorang yang merupakan perpaduan antara masa lampaunya dengan keadaan lingkungannya masa kini. Menurut Danumihardja (2001:39), Kepala sekolah yang profesional harus selalu kreatif dan produktif dalam melakukan inovasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, untuk menyiapkan kepala sekolah yang inovatif merupakan kendala yang sangat sulit jika dikaitkan dengan sistem kesejahteraan bagi tenaga guru di indonesia yang jauh dari memadai (Surya, 2005:5). Untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah di institusi pendidikan, diperlukan berbagai upaya berupa peningkatan kreativitas kerja, motivasi kerja, kinerja, dan produktivitas kerja kepala sekolah serta pemberian berbagai jenis bentuk pelatihan, pendidikan profesional dan berbagai kegiatan profesional lainnya kepada kepala sekolah untuk meningkatkan mutu lulusan. (Balitbang Depdikbud 2000:59) mengemukakan bahwa lima upaya dalam meningkatkan kualitas guru, yaitu: meningkatkan kemampuan profesional, upaya profesional, kesesuaian waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional, kesesuaian antara keahlian dengan pekerjaannya, dan kesejahteraan yang memadai. Kelima faktor tersebut menjadi barometer dalam mengukur kualitas guru. Melalui kepala sekolah yang produktif, situasi pembelajaran dapat dilakukan secara efisien, efektif, menarik, dan menyenangkan. Hal ini disebabkan karena di tangan kepala sekolah yang kreatif lahir berbagai ide-ide kreatif dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang variatif, inovatif, dan menyenangkan bagi peserta didik karena sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan situasi pembelajaran tidak menakutkan peserta didik. Kepala sekolah yang profesional umumnya selalu menunjukan motivasi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas profesional sehari-hari di Sekolah. Motivasi kerja tinggi yang dimiliki oleh kepala sekolah yang profesional cenderung berkaitan disiplin tinggi yang dimiliki oleh kepala sekolah yang profesional dalam melaksanakan tugas-tugas profesional nya di sekolah. Hal 3

Dalam penelitian ini ketiga faktor yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru, dianggap dapat mempengaruhi kompetensi profesional guru Penelitian ini didukung dengan beberapa penelitian terdahulu diantaranya: (1) Meita Tjumiatini (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Teknik analisis data yang di gunakan adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta. (2) Astuti. 2014, Jurnal Penelitian dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Sertifikasi, Universitas Lampung. Teknik analisis data yang di gunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil Analisis Menunjukan Bahwa: Ada Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi, Ada Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi, Ada Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi, Ada Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kompetensi Terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi. (3) Yanti (2012), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Minat Belajar Siswa SMPI NURUL HIKMAH LOMBANGGILI GENTING SUMENEP. Teknik analisis data yang di gunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh antara Kompetensi Profesional Guru terhadap Minat Belajar Siswa. Penelitian terdahulu dijadikan referensi dalam proses penelitian, sehingga hipotesis yang dilakukan oleh peneliti benar-benar terbukti kebenarannya oleh penelitian sebelumnya dan akan menambah kemantapan dalam penelitian. Pada penelitian terdahulu ada beberapa variabel penelitian yang sama dengan variabel yang saya teliti, selain itu akan menambah wawasan bagi penulis. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian. Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat dikemukakan kerangka pemikiran yang digambarkan pada bagan sebagai berikut. Hal 4

X1 Y X2 Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Keterangan: X 1 X 2 Y : Kepemimpinan Kepala Sekolah : Sikap Guru : Kompetensi Profesional Guru : Garis Simultan : Garis Parsial Gambar diatas ditujukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X dan Y yaitu pengaruh antara X 1 dan Y, X 2 dan Y, serta pengaruh antara X 1, X 2 dan Y. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel tersebut dapat menggunakan uji t secara parsial yaitu dilakukan dengan cara meneliti tiap-tiap variabel secara satu-persatu, atau dengan menggunakan uji F atau uji regresi linier berganda untuk meneliti adanya pengaruh antara beberapa variabel secara bersama-sama atau keseluruhan dari variabel X 1, X 2, dan variabel Y. Menurut Sugiyono (2002:8) Kerangka berpikir merupakan kerangka atau garis besar dalam pelaksanaan kegiatan penelitian. Penelitian ini variabel yang akan dijelaskan adalah variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Berdasarkan kerangka berpikir dan didukung penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H 1: Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru di SMA PGRI Lawang Kabupaten Malang Tahun Akademik 2015/2016. H 2: Ada pengaruh yang signifikan antara sikap guru terhadap kompetensi profesional guru di SMA PGRI Lawang Kabupaten Malang Tahun Akademik 2015/2016. Hal 5

H 3: Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap kompetensi profesional guru di SMA PGRI Lawang Kabupaten Malang Tahun Akademik 2015/2016. METODE Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian ex-post-facto, karena peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti (Sukardi, 2005:15). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap kompetensi profesional guru di SMA PGRI Lawang Kabupaten Malang Tahun Akademik 2015/2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya. Sumanto (2007:12) menjelaskan penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang menekankan pada aspek pengukuran yang secara obyektif terhadap fenomena sosial, semua informasi atau data yang diperoleh diwujudkan dengan angka dan analisis yang digunakan adalah analisis statistik. Melihat permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode korelasional dan regresi linier berganda, pengaruh antara variabel yang diteliti dan dijelaskan. Pengaruh yang dicari tersebut sebagai korelasi. Sedangkan regresi linier berganda adalah suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti pengaruh antar variabel terikat dengan variabel bebas. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, yaitu 65 guru, maka dalam penelitian ini tidak dilakukan pengambilan sampel. Dengan kata lain 65 guru tersebut seluruhnya merupakan subyek penelitian. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling atau sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2009:85) sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. PEMBAHASAN Hasil analisis hipotesis pertama menunjukan bahwa nilai t hitung untuk variabel X 1 (kepemimpinan kepala sekolah) sebesar 2.218 dengan tingkat signifikan sebesar 0.030. Karena tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,05, maka variabel X 1 (kepemimpinan kepala sekolah) berpengaruh terhadap variabel Y (kompetensi profesional guru) sehingga H1 diterima, maka ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional Hal 6

guru dengan indikator yang terdiri dari mampu meningkatkan profesionalisme guru, mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru tentang pembelajaran, mampu memotivasi guru dan siswa untuk disiplin dalam belajar dan bekerja serta berprestasi, dapat membina kepribadian, mental, sikap, moral, dan perilaku guru, dapat merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin dan mengendalikan program dan realisasi pendidikan sekolah, dapat merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin dan mengendalikan program dan realisasi program pengembangan sarana dan prasarana sekolah, dapat merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin dan mengendalikan program dan realisasi program pengembangan guru di sekolah, dapat merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi, memimpin dan mengendalikan program dan realisasi program pengembangan fasilitas sekolah, mampu mengadministrasikan kurikulum, mampu mengadministrasikan keuangan, mampu mengadministrasikan fasilitas sekolah bersama guru dan staf yang terkait, mampu melakukan supervisi klinis kepada guru untuk meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pembelajaran dengan metode diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual dan simulasi pembelajaran, mampu melalukan supervisi terhadap motivasi, kreativitas, kinerja dan produktivitas guru di sekolah, kepala sekolah mampu menunjukan kepribadian yang patut di teladani oleh guru dan staf, kepala sekolah dapat memiliki keahlian dasar dalam memimpin sekolah, kepala sekolah dapat memiliki pengalaman dan pengetahuan profesional tentang kepemimpinan, kepala sekolah dapat memiliki pengetahuan tentang administrasi dan pengawasan sekolah, kepala sekolah mampu bekerja secara konstuktif, kreatif, delegatif, dan integrative, kepala sekolah mampu bekerja rasional, objektif, disiplin, teladan, fleksibel, dan pragmatis, kepala sekolah dapat memotivasi guru dalam bekerja melalui pengaturan lingkungan fisik kelas dan sekolah dan kepala sekolah dapat mengevaluasi guru dalam bekerja melalui pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan dan penyediaan sebagai sumber belajar kepada guru. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh: Meita Tjumiatini (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap kinerja guru dengan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan Hal 7

kepala sekolah dan budaya sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta. Sekolah harus terus menerus melakukan perbaikan secara berkelanjutan untuk lebih meningkatkan kualitas yang diharapkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan. Perbaikan kualitas tersebut harus dimulai dari seorang pimpinan yaitu kepala sekolah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan di sekolah, walaupun pada hakekatnya setiap personil sekolah memiliki tanggung jawab. Hasil analisis hipotesis kedua menunjukan bahwa nilai t hitung untuk variabel X 2 (sikap guru) sebesar 4.623 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 Karena tingkat signifikannya kurang dari 0,05, maka variabel X 2 (sikap guru) berpengaruh terhadap variabel Y (kompetensi profesional guru) sehingga H2 diterima, maka ada pengaruh yang signifikan antara sikap guru terhadap kompetensi profesional guru dengan indikator meliputi: menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerja, menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiawakanan sosial didalam dan diluar lingkungan, hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling, membimbing peserta didik, mengembangkan seluruh pribadi peserta didik baik dalam jasmani maupun rohani, bekerja sama dalam melaksanakan tujuan organisasi, baik di sekolah maupun di luar sekolah, pembangunan gedung-gedung pendidikan, kewajiban belajar, peningkatan mutu pendidikan, kegiatan karang taruna, pengurus atau anggota biasa, wajib berpartisipasi guna memelihara suatu organisasi, membina, meningkatkan mutu organisasi profesi dan mewujudkan cita-cita organisasi. Hal ini didasari oleh penelitian: Yanti (2012), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Minat Belajar Siswa SMPI NURUL HIKMAH LOMBANGGILI GENTING SUMENEP. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh antara Kompetensi Profesional Guru terhadap Minat Belajar Siswa. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu seharihari, apakah memang ada yang patut di teladani atau tidak. Hal 8

Berdasarkan hasil penelitian diketahui kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel dependent (Y), sehingga hipotesa yang dibuat oleh peneliti menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru ketika diterapkan secara simultan (bersama-sama), akan mempengaruhi variabel (Y) dengan tingkat porsentase yang positif dan signifikan. Untuk mengetahui secara bersama-sama pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap kompetensi profesional guru digunakan uji F. Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah (X 1) dan sikap guru (X 2) terhadap kompetensi profesional guru (Y). Hasil analisis hipotesis ketiga menunjukan bahwa terdapat pengaruh sebesar 10.689 dengan tingkat signifikan 0,000 25,6% terhadap perubahan variabel (Y), dengan demikian sisanya 74,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model persamaan misalnya: minat, budaya kerja dan lingkungan kerja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap kompetensi profesional guru di SMA PGRI Lawang tahun akademik 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang diajukan adalah untuk menambah pengetahuan, pengembangan kemampuan berfikir dan sebagai bahan refleksi bagi penulis sebagai calon pendidik ataupun praktisi pendidikan untuk mencoba menyelesaikan sebagai salah satu sumber bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian dengan menambah variabel lain selain variabel dari penelitian ini yaitu: minat, budaya kerja dan lingkungan kerja. Hal 9

DAFTAR PUSTAKA Dwi, Astuti. 2014. Pengaruh Kepemimpianan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Sertifikasi. Universitas Lampung. Hasan, I. 2001. Pokok-Pokok Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hasan, I. 2001. Pokok-Pokok Statistik II (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT. BumiAksara. Kartono, Kartini. 2013. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers Mulyasa, 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Sarwoko, Endi. 2010. Modul Praktikum Statistik SPSS 22.0 for windows. Malang Universitas Kanjuruhan. Sarwoko, Endi. 2011. Statistik 1 dan II (Deskriptif dan Inferensial) Sugiyono. 2005. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Sumarsono, 2012. Menjadi Guru Profesional Berkarakter. Universitas Kanjuruhan Malang. Sumarno. 2009. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, Skripsi Universitas Negeri Semarang. Hal 10