Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224

dokumen-dokumen yang mirip

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Jurusan Kimia, Jalan Dg. Tata Raya, Makassar

The Comparison of Learning Results with Homework and Quiz on the Direct Instruction Model (main topic of Redox Reaction)


Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

Nurhayati. Jurusan Pendidikan kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question and Getting Answers Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bajeng

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

ABSTRAK

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKKELAS VII SMPN 1 AWANGPONE

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

APPLICATION OF GUIDED DISCOVERY LEARNING MODEL TO IMPROVE THE SCIENTIFIC ATTITUDE STUDENT ON ELEVEN CLASS SMA N 9 PEKANBARU IN PHISICS LESSON

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 1 Maret 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

ABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII 4 SMP NEGERI 1 MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TIM PENDENGAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 PADANG ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENGARUH PENERAPAN LATIHAN SOAL BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA PADA MATERI KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DI SMAN 2 MOJOKERTO

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER INSTRUCTION FLIP DAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH KEG DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SISTEM KOLOID

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SUNGAI KAKAP

ABSTRAK

Hesti Noviyana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Rotating Trio Exchange (RTE) model, Mathematics learning achievements.

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing


Transkripsi:

114 Pengaruh Model Pembelajaran Discovery terhadap Perkembangan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA SMAN 1 Bulukumba (Studi pada Materi Pokok Laju Reaksi) The Effect of Discovery Instruction Model toward Development of Student Scientific Attitude and Learning Outcomes in XI Science Class at SMAN 1 Bulukumba (Reaction Rate Subject Matter) 1) Zuhrah Adminira Ruslan, 2) Muh. Yunus, 3) Army Auliah 1, 2, 3) Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224 ABSTRAK Penelitian ini adalah jenis eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery terhadap perkembangan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok laju reaksi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran discovery dan pembelajaran langsung, sedangkan variabel terikatnya adalah perkembangan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA SMAN 1 Bulukumba, sebanyak 6 kelas dengan jumlah peserta didik 192 orang. Sampel pada penelitian diambil melalui cara random sampling, sehingga diperoleh kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 4 sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta didik masingmasing kelas sebanyak 32 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan tes hasil belajar. Hasil deskripsi lembar observasi menunjukkan bahwa kategori perkembangan sikap ilmiah kelas eksperimen untuk sikap ingin tahu berada pada kategori cukup (63%) dan sikap jujur berada pada kategori baik (75%) sedangkan perkembangan sikap ilmiah kelas kontrol untuk sikap ingin tahu berada pada kategori kurang (56%) dan sikap jujur berada pada kategori cukup (69%). Hasil statistik inferensial pada taraf signifikansi 95% diperoleh nilai perkembangan sikap ilmiah yaitu t hitung = 6,45 > t tabel = 2,00 menunjukkan bahwa model pembelajaran discovery berpengaruh terhadap perkembangan sikap ilmiah peserta didik dan untuk nilai tes hasil belajar yaitu t hitung = 2,70 > t tabel = 2,00 menunjukkan bahwa model pembelajaran discovery berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Kata kunci : Model Pembelajaran Discovery,Perkembangan Sikap Ilmiah, Hasil Belajar ABSTRACT This research is a type of quasi experiments that aim to find out the effect of discovery instruction model toward development of student scientific attitude and learning outcomes in XI science class at SMAN 1 Bulukumba with reaction rate subject matter. Dependent variables in this study are discovery instruction model and direct instruction model, whereas variables are independent is the development of scientific

115 attitude and learning outcomes student. The population in this research is the entire students class XI MIA SMAN 1 Bulukumba, as 6 classes with the number of students 192 people. Research on sample taken through random sampling and retrieved class XI MIA3 as class experiments and XI MIA4 as a class controls with the number of students in each class as much as 32 people. The instruments used in this research are the observation sheets and test results of the study. The results showed that the observation sheet description of the categories of scientific attitude of development class experiments for curiosity in the category of "enough" (63%) and honest attitude in the category of "good" (75%) whereas the development of scientific attitude control for a class of inquisitive in the category of "less" (56%) and honest attitude in the category of "enough" (69 percent). Inferential statistical results on 95% significance level obtained a scientific attitude of development value t calculate = 6,45 > t table = 2.00 discovery instruction model suggests that the effect on the development of scientific attitude of the students and test results for the value of learning t calculate = 2.70 > t table = 2.00 discovery instruction model suggests that the effect on student learning outcomes. Keywords: Discovery Instruction Model, Development of Scientific Attitude, Learning Outcomes PENDAHULUAN Kimia pada Sekolah Menengah Atas memiliki istilah yang khusus, dipenuhi rumus-rumus senyawa ataupun molekul dan perhitungan-perhitungan di dalamnya sehingga sebagian besar peserta didik tidak tertarik untuk mempelajari kimia. Terlebih jika model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak dapat menarik minat peserta didik untuk belajar. Guru hanya menjadikan peserta didik sebagai objek penerima informasi tanpa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengolah informasi yang mereka dapatkan. Hal ini berdampak terhadap sikap peserta didik di dalam kelas, seperti kurangnya sikap jujur dan kurangnya rasa ingin tahu peserta didik terhadap informasi yang mereka peroleh membuat peserta didik menjadi malas untuk belajar. Pembelajaran kimia membutuhkan analisis untuk mencapai konsep-konsep dari materi yang diajarkan. Pembelajaran kimia memuat kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah seperti melakukan kegiatan percobaan. Kegiatan inilah yang sering dilakukan oleh para saintis disebut sebagai kegiatan penemuan. Salah satu materi kimia yang mengaplikasikan kegiatan penemuan terdapat pada materi laju reaksi, khususnya pada sub materi faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pembelajaran penemuan pada materi laju reaksi memudahkan peserta didik untuk menemukan konsep-konsep materi secara tidak langsung. Aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam pembelajaran discovery (observing, questioning, discovering, associating, communicating) mengarahkan peserta didik untuk mengolah dan menampilkan data hasil percobaan sesuai yang mereka lakukan sehingga menghasilkan sikap jujur.

116 Selain itu, tahapan-tahapan pembelajaran discovery akan membuat peserta didik mengkonstruk fikiran mereka untuk menyelesaikan masalah dan menemukan sendiri jawaban dari masalah tersebut yang mampu mengembangkan sikap ingin tahu. Secara keseluruhan seluruh aktivitas pembelajaran discovery diharapkan mampu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik terutama pada sikap jujur dan ingin tahu. Dengan berkembangnya sikap jujur dan ingin tahu, peserta didik akan lebih antusias terhadap pembelajaran yang dilaksanakan sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar dan lebih mudah memahami pembelajaran yang diharapkan mampu memperbaiki hasil belajar peserta didik. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis Quasi Experimental Design dengan desain penelitian Post-Test Only Group Design. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu model pembelajaran discovery dan model pembelajaran langsung, sedangkan variabel terikat yaitu perkembangan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA SMAN 1 Bulukumba, sebanyak 6 kelas dengan jumlah peserta didik 192 orang. Sampel pada penelitian diambil melalui cara random sampling, sehingga diperoleh kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 4 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa masing-masing kelas sebanyak 32 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan tes hasil belajar. Data perkembangan sikap ilmiah dan tes hasil belajar peserta didik kemudian diolah dalam analisis deskriptif dan analisis inferensial. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi perkembangan sikap ilmiah peserta didik digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai presentase perkembangan sikap ilmiah dan kategori sikap ilmiah peserta didik bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil deskripsi meliputi penyajian tabel dan diagram. Gambaran umum perkembangan sikap ilmiah peserta didik selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas Eksperimen Indikator Pertemuan Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 Angka Presentase Menanyakan maksud materi pembelajaran atau percobaan yang 2 2 3 2 3 1 2 50% akan dilakukan penjelasan atau 3 3 4 3 3 1 3 75% demonstrasi dari guru Mencari informasi 2 2 1 2 2 1 2 50%

117 tentang materi yang diberikan oleh guru dengan membaca buku presentase dari teman atau kelompok lain 1 2 3 2 3 1 3 75% Rata-Rata Kategori Sikap Ilmiah KPSI = PSI 50+75+50+75 % = 63% (Cukup) N 4 Tidak menyontek dalam mengerjakan tugas atau ulangan 3 3 3 4 4 3 3 75% penjelasan atau demonstrasi dari guru Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain 1 1 1 1 3 1 3 75% tanpa menuliskan sumber) dalam mengerjakan tugas Mengambil kesimpulan berdasarkan fakta yang ada 4 3 4 3 3 1 3 75% Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya 3 3 4 3 1 1 3 75% Rata-Rata Kategori Sikap Ilmiah KPSI = PSI 75+75+75+75 % = 75% (Baik) N 4 Gambaran perkembangan sikap ilmiah peserta didik selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas Kontrol Indikator Pertemuan Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 Angka Presentase Menanyakan maksud materi pembelajaran atau percobaan yang 2 2 1 2 2 1 2 50% akan dilakukan penjelasan atau 3 3 3 3 3 1 3 75% demonstrasi dari guru

118 Mencari informasi tentang materi yang diberikan oleh guru 2 2 1 2 3 1 2 50% dengan membaca buku presentase dari teman atau kelompok lain 1 2 2 1 3 1 2 50% Rata-Rata Kategori Sikap Ilmiah KPSI = PSI 50+75+50+50 % = 56% (Kurang) N 4 Tidak menyontek dalam mengerjakan tugas atau ulangan 3 3 3 1 4 2 3 75% penjelasan atau demonstrasi dari guru Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain 1 1 1 1 2 1 2 50% tanpa menuliskan sumber) dalam mengerjakan tugas Mengambil kesimpulan berdasarkan fakta yang ada 3 4 3 1 3 1 3 75% Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya 3 4 3 1 1 1 3 75% Rata-Rata Kategori Sikap Ilmiah KPSI = PSI 75+50+75+75 % = 69% (Cukup) N 4 Perkembangan sikap ilmiah peserta didik selama 6 pertemuan, selanjutnya perkembangan sikap ilmiah peserta didik dikelompokkan dan dikategorikan lalu dibuat diagram presentase kategori sikap ilmiah peserta didik dapat dilihat pada Gambar 1. 63% 75% 69% 56% EKSPERIMEN INGIN TAHU JUJUR KONTROL Gambar 1. Diagram Presentase Kategori Perkembangan Sikap Ilmiah Peserta Didik

Jumlah Peserta Didik Jumlah Peserta Didik Pengaruh Model Pembelajaran Discovey terhadap Perkembangan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar 119 Selain hasil deskripsi presentase kategori sikap ilmiah peserta didik, terdapat pula deskripsi perkembangan sikap ilmiah yang meliputi ukuran pemusatan data, standar deviasi dan varians yang tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Deskripsi Rata-Rata Perkembangan Sikap Ilmiah Peserta Didik Deskripsi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor tertinggi 133 120 Skor terendah 68 50 Rentang 65 70 Jumlah kelas 6 6 Panjang kelas 11 12 Rata-rata 113,56 97,13 Median 120 94,17 Modus 101,50 109,50 Deviasi 14,69 6,53 Varians 198,58 42,64 Deskripsi hasil belajar peserta didik meliputi penyajian tabel, diagram batang, nilai tertinggi, nilai terendah, ukuran pemusatan data, standar deviasi. Gambaran umum hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas control pada akhir pertemuan berdasarkan hasil analisis manual dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Deskripsi Tes Hasil Belajar Peserta Didik Deskripsi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai tertinggi 90 85 Nilai terendah 50 50 Range 40 35 Jumlah kelas 6 6 Panjang kelas 7 6 Rata-rata 79,69 72,84 Median 79,17 73,80 Modus 73,77 70,68 Standar deviasi 10,88 9,69 Varians 118,37 93,68 Peserta didik yang memenuhi KKM 20 13 Hasil deskripsi tabel hasil belajar peserta didik kemudian dibuat menjadi diagram untuk memperlihatkan nilai tes hasil belajar peserta didik berdasarkan frekuensi masing-masing. Data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen ditunjukkan pada diagram pada Gambar 2. 20 15 10 5 0 Gambar 2. Diagram Batang Hasil Belajar Kelas Eksperimen Data hasil belajar peserta didik kelas kontrol ditunjukkan pada diagram Gambar 3. 15 10 5 0 52.5 59.5 65.5 72.5 79.5 86.5 Nilai 52 58 65 70 76 82 Nilai Gambar 3. Diagram Batang Hasil Belajar Kelas Kontrol Berikut persentase ketuntasan kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Gambar 4.

120 80% 60% 40% 20% 0% 63% 37% Kelas Eksperimen Tuntas 41% 59% Kelas Kontrol Tidak Tuntas Gambar 4. Diagram Persentase Ketuntasan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan inferensial dengan nilai χ 2 tabel = 2,85 untuk perkembangan sikap ilmiah diperoleh χ 2 hitung = - 109,05 pada kelas eksperimen dan χ 2 hitung = -91,24 pada kelas kontrol. Sedangkan tes hasil belajar peserta didik diperoleh χ 2 hitung = -70,03 untuk kelas eksperimen dan χ 2 hitung = -132,87 untuk kelas kontrol. Berdasarkan hasil yang diperoleh χ 2 hitung < χ 2 Tabel, maka hal ini menunjukkan bahwa sampel pada penelitian telah terdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan inferensial dengan nilai F tabel = 2,95 perkembangan sikap ilmiah nilai F hitung = 4,66. Berdasarkan hasil yang diperoleh F hitung > F Tabel, maka hal ini menunjukkan bahwa varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol bersifat tidak homogen. Pada tes hasil belajar peserta didik nilai F hitung = 1,26. Berdasarkan hasil yang diperoleh F hitung < F Tabel, maka hal ini menunjukkan bahwa varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol bersifat homogen. Berdasarkan hasil perhitungan inferensial dengan nilai t tabel = 2,00 untuk perkembangan sikap ilmiah nilai t hitung = 6,45 dan untuk tes hasil belajar peserta didik nilai t hitung = 2,70. Berdasarkan hasil yang diperoleh t hitung > t Tabel maka hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran discovery berpengaruh terhadap perkembangan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery terhadap perkembangan sikap ilmiah peserta didik. Kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen melalui model pembelajaran discovery dan kelas kontrol melalui model pembelajaran langsung. Berdasarkan hasil deskripsi pada lembar observasi diperoleh presentase kategori perkembangan sikap ilmiah peserta didik kelas eksperimen pada sikap ingin tahu sebanyak 63% termasuk kategori cukup (C) dan sikap jujur sebanyak 75% termasuk kategori baik (B). Presentase kategori perkembangan sikap ilmiah peserta didik kelas kontrol pada sikap ingin tahu sebanyak 56% termasuk kategori kurang (K) dan sikap jujur sebanyak 69% termasuk kategori cukup (C). Presentase kategori perkembangan sikap ilmiah peserta didik pada Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan bahwa kelas eksperimen dengan melalui model pembelajaran discovery mengalami perkembangan sikap ilmiah lebih baik dibanding kelas kontrol melalui model pembelajaran langsung. Pada Tabel 1 dan Tabel 4 pada sikap ingin tahu dengan indikator memperhatikan presentase dari teman atau kelompok lain untuk kelas eksperimen sebesar 75% dan kelas kontrol 50%. Perbedaan ini terjadi karena pada kelas eksperimen

121 peserta didik tidak mendapatkan banyak informasi mengenai materi pembelajaran yang diajarkan, sehingga pada tahap associating dan communicating mereka antusias mendengarkan penjelasan teman mereka dari kelompok lain untuk lebih memahami materi. Perbedaan presentase perkembangan sikap jujur pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan indikator tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menuliskan sumber) dalam mengerjakan tugas terjadi karena peserta didik pada kelas eksperimen lebih banyak mencari informasi sehingga mereka memiliki beberapa referensi mengenai jawaban masalah yang ingin mereka temukan sedangkan pada kelas kontrol, peserta didik telah menemukan informasi mengenai penyelesaian materi melalui penjelasan guru sehingga mereka cenderung menuliskan jawaban dari masalah tanpa mencantumkan sumber dari referensi-referensi yang telah dibaca. Rasa ingin tahu peserta didik pada kelas eksperimen berkembang mulai dari tahap observing, questioning, discovering, associating sampai communicating dimana pada tahap observing peserta didik yang mencari informasi yang diberikan guru dengan membaca buku. Pada tahap questioning peserta peserta didik yang menanyakan maksud dari materi pembelajaran. Pada tahap discovering peserta didik yang memperhatikan penjelasan atau percobaan yang dilakukan guru. Pada tahap associating dan communicating peserta didik memperhatikan presentase teman atau kelompok lain. Rasa jujur peserta didik pada kelas eksperimen berkembang mulai dari tahap discovering, associating sampai communicating dimana pada tahap discovering peserta didik yang tidak menyontek dalam mengerjakan tugas. Pada tahap associating dan communicating peserta didik yang mengambil kesimpulan berdasarkan fakta yang ada dan peserta didik membuat laporan berdasarkan data apa adanya. Pada tahap communicating peserta didik tidak melakukan plagiat. Rasa ingin tahu peserta didik pada kelas kontrol berkembang mulai tahap menginformasikan pengetahuan, memberikan latihan, dan umpan balik. Pada tahap menginformasikan pengetahuan, peserta didik memperhatikan penjelasan atau percobaan yang dilakukan guru. Pada tahap memberikan latihan peserta didik mencari informasi yang diberikan guru dengan membaca buku dan peserta didik menanyakan maksud dari materi pembelajaran. Pada tahap umpan balik jumlah peserta didik memperhatikan presentase teman atau kelompok lain selama. Rasa jujur peserta didik pada kontrol berkembang mulai dari tahap memberikan latihan, umpan balik, dan latihan mandiri lanjutan dimana pada tahap memberikan latihan peserta didik tidak menyontek dalam mengerjakan tugas dan tidak menyontek. Pada tahap umpan balik peserta didik mengambil kesimpulan berdasarkan fakta yang ada dan peserta didik membuat laporan berdasarkan data apa adanya. Pada tahap latihan mandiri lanjutan peserta didik tidak melakukan plagiat.

122 Sikap ilmiah peserta didik pada kelas eksperimen berkembang lebih baik karena adanya kegiatan percobaan melalui demonstrasi yang dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, khususnya sikap jujur dan sikap ingin tahu berdasarkan hasil pengamatan, diskusi dan presentase yang mereka lakukan. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Syam (2013), pembelajaran penemuan dapat dikembangkan dengan baik oleh peserta didik dengan pencapaian sikap ingin tahu rata-rata 76.13% dan sikap jujur 65, 82% serta penelitian Pitafi (2012) bahwa rasa ingin tahu peserta didik pada sekolah menengah berada pada kategori cukup setelah melalui pembelajaran discovery. Berdasarkan keseluruhan skor perkembangan sikap ilmiah peserta didik pada lembar observasi, dari hasil analisis inferensial diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi secara normal, tetapi memiliki varians yang tidak homogen. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam mengembangkan sikap ingin tahu dan sikap jujur pada kelas eksperimen jauh lebih baik dibanding kelas kontrol yang diperoleh dari skor rata-rata perkembangan sikap ilmiah kelas eksperimen sebesar 113,56 dengan standar deviasi 14,09 dan skor ratarata perkembangan sikap ilmiah kelas kontrol sebesar 97,13 dengan standar deviasi 6,53. Setelah dilakukan pengujian asumsi, maka data diolah dalam uji-t, dari hasil uji-t diperoleh bahwa nilai t hitung = > t Tabel, hal ini dapat dilihat dari kategori perkembangan sikap ilmiah yang diperoleh masingmasing kelas berbeda. Selain itu, pada kelas eksperimen peserta didik mampu menerapkan indikator ingin tahu dan jujur berdasarkan kegiatan penemuan yang mereka lakukan, baik dengan melalui percobaan maupun melalui presentase dan asosiasi serta komunikasi mereka dalam menyelesaikan masalah melalui kegiatan diskusi. Sedangkan pada kelas kontrol peserta didik mampu menyelesaikan masalah hanya melalui presentase dan umpan balik (kegiatan tanya jawab) yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa tahap-tahap pembelajaran discovery mampu membuat sikap ilmiah peserta didik berkembang lebih baik dibanding tahap-tahap pembelajaran langsung. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Melani (2012) bahwa aplikasi pembelajaran discovery berpengaruh signifikan terhadap sikap ilmiah peserta didik. Berdasarkan hasil deskripsi pada Tabel 4.5, diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 79,69 dengan standar deviasi 10,88 sehingga pencapaian kriteria ketuntasan peserta didik sebanyak 20 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 63%. Sebanyak 37% (12 orang) peserta didik tidak tuntas pada item soal nomor 3 dan nomor 14 dengan pokok bahasan penentuan besaran laju reaksi berdasarkan data perubahan konsentrasi dan waktu, nomor 6 dengan pokok bahasan pengaruh katalis terhadap laju reaksi, nomor 12 dengan pokok bahasan penentuan orde reaksi. Hal ini disebabkan karena peserta didik kurang memahami konsep materi

123 dan kurang menganalisis soal yang diberikan. Rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 71,72 dengan standar deviasi 9,89 sehingga pencapaian ketuntasan peserta didik sebanyak 13 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 41%. Sebanyak 59% (19 orang) peserta didik tidak tuntas pada item soal nomor 3 dan nomor 14 dengan pokok bahasan penentuan besaran laju reaksi berdasarkan data perubahan konsentrasi dan waktu, serta nomor 8 dengan pokok bahasan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Hal ini disebabkan karena peserta didik kurang mengaplikasikan konsep materi dan kurang menganalisis soal yang diberikan. Hasil belajar pada kelas eksperimen yang melalui model pembelajaran discovery lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang melalui pembelajaran langsung disebabkan karena pembelajaran discovery mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan mereka dalam mengolah informasi yang mereka dapatkan melalui tahapan pembelajaran penemuan (observing, discovering, associating, communicating) dengan bantuan lembar kerja peserta didik, percobaan yang dilakukan, kemampuan presentase, kemampuan berdiskusi, dan nilai tes hasil belajar kognitif yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siagian, S. (2012) dan Jamal, M. (2011), model pembelajaran discovery sangat cocok untuk diterapkan pada pembelajaran melalui partisipasi secara aktif terhadap konsep-konsep dan prinsipprinsip dalam materi pembelajaran dengan melakukan percobaan. Tahapan observing membuat peserta didik selalu mencari tahu pokok permasalahan materi dan cara menyelesaikannya. Tahapan discovering membuat peserta didik dapat lebih mudah memahami dan menyimpan konsep materi ke dalam memori otaknya dalam jangka waktu yang lama sebab mereka sendiri yang telah menemukan cara penyelesaian masalah. Tahapan associating membuat para peserta didik mengasah kemampuan kognitif mereka melalui cara menganalisis permasalahan yang sedang didiskusikan. Communicating dapat membuat peserta didik menarik kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi pendapat pada saat mereka berdiskusi. Berdasarkan hasil uji normalitas post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui bahwa data post-test berdistribusi normal yang berarti bahwa mereka memiliki kemampuan yang hampir sama pada ranah kognitif pada saat mereka menganlisis masalah melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab yang dilakukan. Uji homogenitas menunjukkan bahwa data berasal dari dua varians yang homogen. Setelah diketahui bahwa sampel berdistribusi normal dan variansnya homogen dilanjutkan dengan uji-t, dari hasil uji-t diperoleh bahwa nilai t hitung > t Tabel, sehingga disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery berpengaruh terhadap hasil belajar kimia peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Melani (2012) bahwa aplikasi pembelajaran discovery learning berpengaruh signifikan

124 terhadap hasil belajar kognitif peserta didik serta penelitian Saputro (2012) dimana indikator penguasaan konsep dan hasil belajar peserta didik meningkat dari 70% ke 80% setelah melalui pembelajaran discovery. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran discovery berpengaruh terhadap perkembangan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMAN 1 Bulukumba. B. Saran Saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi guru, model pembelajaran discovery dapat dipikirkan implementasinya pada materi lain selain yang telah dilakukan peneliti dan juga pada bidang studi lain yang memiliki karakteristik sama dengan bidang studi kimia. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menjadikan referensi untuk diterapkan atau dikembangkan sebaiknya pengaplikasian model pembelajaran discovery disesuaikan dengan waktu pembelajaran dan jumlah peserta didik dalam kelas sebaiknya tidak lebih dari 30 orang agar hasil yang diperoleh dapat lebih baik dan lebih meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Jamal, Muhammad. 2011. Skripsi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Dengan Metode Penemuan dan Penemuan Terbimbing. Bandung: UPI. Melani, Riyan dkk. 2012. Pengaruh Metode Guided Discovery Learning terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, Volume 4, Nomor 1 Halaman 97-105. Pitafi, Amjad Islam and Muhammad Farooq. 2012. Measurement of Scientific Attitude Of Secondary School Students in Pakistan. Academic Research International. ISSN-L: 22323-9553, ISSN: 2223-9944, Vol.2, No.2 March 2012. Saputro, Hanri Eko. 2012. Tesis Implementasi Metode Guided Discovery Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang. Semarang: Iain Walisongo Semarang Syam, Rahman. 2013. Skripsi Perbandingan Sikap Ilmiah Menggunakan Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Bone- Bone Pada Mata Pelajaran Fisika. Makassar: Universitas Negeri Makassar.