PENGAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH (Analisis Kurikulum dan Desain Pembelajarannya) 1

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

PENGEMBANGAN SILABUS

Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus. Ilmiah Relevan Sistematis Konsisten Memadai Aktual dan kontekstual Fleksibel Menyeluruh

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Terima kasih telah mengunjungi

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Pengembangan Silabus

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL

BAB II KAJIAN TEORI. tentang kurikulum yang termasuk kategori pola lama seperti yang dikemukakan

UNIT 2. Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS. Pendahuluan

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MAKALAH (RPP)UNTUK GURU,KEPALA SEKOLAH,PENGAWAS TK/SD TINGKAT KECAMATAN,PEMEGANG PROGRAM UKS PUSKEMAS KAB.PADANG PARIAPJAN P!~ERI%A EL : SI!h!!

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1

PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika di SMA Negeri 1 Klaten dapat disampaikan berikut.

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BSNP PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

KAJIAN SK - KD. sebagai PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

MENGEMBANGKAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PRINSIP PENERAPAN ACTIVE LEARNING UNTUK SD

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Ketua BSNP. BAMBANG SOEHENDRO i

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MADRASAH TSANAWIYAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Muatan Lokal dalam Kurikulum /27/2017 Nafan 1

Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Catatan Pengantar

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SD

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tulis. Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap

MODEL PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain bahasa Inggris

PENYUSUNAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA SD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KTSP

TUJUAN PERKULIAHAN Mahasis Ma wa hasis mema wa ham mema i ham konsep k dasa onsep r per dasa enc r per anaan pembelajara ana n an pembelajara

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

KOMPONEN KURIKULUM (KTSP) Tujuan pendidikan satuan pendidikan Struktur dan muatan (KTSP) Kalender pendidikan Silabus

Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekh

BAB I PENDAHULUAN. penutur bahasa yang sopan, maka terkesan seseorang tersebut berkarakter. meningkatkan kualitas penggunaan bahasa.

BAB II LANDASAN TEORITIS

desentralisasi pendidikan. Dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip Kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan. Kesatuan dalam kebijakan

PENGEMBANGAN KURIKULUM DITINJAU DARI TINGKAT KABUPATEN SAMBAS PADA DAERAH TERTINGGAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH KABUPATEN SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

MENGINTEGRASIKAN MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

Selamat belajar, semoga sukses

PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN DAN PRODUKSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam membentuk generasi masa mendatang. Hal tersebut sebagaimana

MODEL MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

KOMPONEN SILABUS. Identitas Standar Kompetensi. Indikator Materi Pokok/Materi : Pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran. Penilaian.

KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR INPUT

Kurikulum Muatan Lokal

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

TEKNIK PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Implementasinya berkait erat dengan lembaga, pendidik,

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. berbudaya dan beragama. Menurut Abd al-majid dalam buku Metodologi

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

PERANGKAT PEMBELAJARAN MADRASAH TSANAWIYAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Penulis: Penilai: Editor: Ilustrator: Dra. Supinah. Drs. Markaban, M.Si. Hanan Windro Sasongko, S.Si. Fadjar Noer Hidayat, S.Si., M.Ed.

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

TEKNIK PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SMP

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 SEMARANG

Transkripsi:

A. Pendahuluan PENGAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH (Analisis Kurikulum dan Desain Pembelajarannya) 1 Oleh: Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd Pelajaran Bahasa Arab di madarasah memiliki tujuan; Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat keterampilan berbahasa, menyimak (istima ), berbicara (kalam), membaca (qira ah), dan menulis (kitabah). Disamping itu juga bertujuan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam, dan mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya. Oleh karena itu, bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, (Istima, Kalam, Qiro ah, dan Kitabah). Namun demikian, pada tingkat pendidikan dasar (Ibtida ) pengajarannya dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Dan pada tingkat pendidikan menengah (Mutawassid), keempat keterampilan berbahasa diajarkan secara seimbang. Sedangkan pada tingkat pendidikan lanjut (mutaqoddim) difokuskan pada keterampilan membaca dan menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab 2. Demikian cita-cita ideal kurikulum bahasa Arab yang dirumuskan oleh Kementrian Agama, akan tetapi bagaimana implementasi kurikulum tersebut di madrasah? Kajian ulang terhadap kurikulum tersebut memang harus dilakuan, dalam penerapannya di madrasah, kurikulum tersebut banyak menimbulkan problem, kendalakendala, baik dari sisi tujuan, materi, SDM guru dan siswa, serta lingkungan dimana bahasa Arab diajarkan. B. Analisis Kurikulum Bahasa Arab di Madrasah Apabila kita melihat kembali perkembangan kurikulum pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, maka setidaknya kita akan temuka kurikulum tahun 1964, 1974, 1984, 1994, dan 2004. Kemudian kurikulum tahun 2004 disempurnakan dengan diterbitkannya permendiknas No 22, 23, 24, tentang 1. Disampaiakan pada acara pembekalan mahasiswa peserta PKLI jurusan pendidikan bahasa Arab Fak. Humbud UIN Maliki Malang, tanggal 3 Januari 2013 2. Lampiran 3 : Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Permenag No: 2 Tahun 2008. Hal: 16. 1

Standar Isi (SI) satuan pendidikan, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan pelaksanaan SI dan SKL, dan juga didukung dengan semangat otonomi daerah 3 sehingga lahirlah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sedangkan untuk pelajaran bahasa Arab merujuk pada Permenag No: 2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk mata pelajaran agama. Pada kurikulum 1964, 1974, dan 1984 dapat kita lihat bahwa, bahasa Arab diajarkan dengan pendekatan parsial (nadhoriatul furu ), baik ilmu bahasa, unsur bahasa bahkan keterampilan bahasa, artinya dalam kurikulum tersebut antara unsur bahasa dan keterampilan bahasa masing-masing menjadi mata pelajaran tersendiri, seperti; Nahwu, Shorof, balaghoh, adab, Muhadatsah, Muthola ah, Insyak, Imla, Khot, Mahfudhot, dan bahasa Arab itu sendiri, dan masing-masing memiliki tema yang berbeda-beda. Sedangkan dalam kurikulum Tahun 1994, bahasa Arab sudah mulai nampak diajarkan dengan pendekatan satu kesatuan (Nadhoriyatul Wahdhah) antara unsur bahasa (Ashwat, Mufrodat, dan Qowaid) dengan keterampilan berbahasa (Istima, Kalam, Qiro ah, dan Kitabah), dengan satu tema, dan lebih tampak lagi pada kurikulum tahun 2004, dimana pembelajaran bahasa Arab diarahkan pada penguasan keempat keterampilan bebahasa tersebut. Dari sisi lain, pada kurikulum 1964, 1974, dan 1984, waktu untuk membelajarka materi bahasa Arab tersedia sangat banyak, sehingga muatan materi lebih banyak tersampaikan, sehingga output memiliki penguasaan dan wawasan ilmu kebahasaan dan unsur bahasa sangat kuat dan luas. Berbeda dengan kurikulum tahun 1994 dan 2004, dimana waktu yang tersedia untuk membelajarkan bahasa Arab sangat singkat hanya 3-4 kali pertemuan kali 45 menit dalam satu minggu, maka secara otomatis materi akan berkurang dan wawasan serta kemampuan berbahasa juga berkurang. Bahkan lebih ironis lagi apabila kita lihat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pada Permenag No: 2 Tahun 2008, maka waktu pembelajaran bahasa Arab hanya memperoleh 2 kali pertemuan dalam satu minggu dengan durasi 45 menit. Waktu yang sangat singkat untuk mengajarkan 3. Lihat Undang-Undang No: 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah, dan PP Nomor 25 tahun 2000 Tentang Kewenangan Daerah dan Pusat 2

keempat keterampilan berbahasa, sehingga kemungkinan kecil siswa dapat menguasai keterampilan tersebut dengan baik 4. Pembelajaran bahasa Arab di madrasah selama ini hanya mampu mengantarkan siswa menjawab pertayaanpertayaan dalam ujin semester. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sesungguhnya memberikan peluang besar dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum khususnya pelajaran bahasa Arab. Keberhasilan pembelajaran bahasa Arab tergantung pada keberanian lembaga penyelenggara madrasah. KTSP sebaiknya disusun dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan madrasah tersebut, dan dikembangkan secara beragam, bukan seragam. C. Desain Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah 1. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. 5 Maka dengan kata lain silabus adalah rancangan tertulis yang dikembangkan guru sebagai rencana pembelajaran untuk satu semester. Yang berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban profesional pendidik terhadap lembaga, sejawat, peserta didik, dan masyarakat. Prinsip Pengembangan Silabus Dalam mengembangkan silabus mata pelajaran kita sebagai guru harus memperhatian prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan 4. Abdul Wahab Rosyidi, 2012. Menegok Kurikulum Bahasa Arab di Madarasah Ibtidaiyah, makalah pendampingan pengembagan bahan ajar bahasa Arab, 7 November. UIN Maliki Malang. 5.MEDP. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dirjen Pendidikan Islam DEPAG RI. 3

b. Relevan, Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. c. Sistematis, Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. d. Konsisten, Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian. e. Memadahi, Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. f. Aktual dan Kontektual, Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. g. Fleksibel, Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. h. Menyeluruh, Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). Demikian beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika menyusun dan mengembangkan silabus untuk mata pelajaran kurikulum nasional atau muatan lokal. Kecermatan kita dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip pengembangan akan tercermin dalam silibus yang kita tulis. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Selain prinsip-prinsip pengembangan tersebut di atas, Ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam mengembangkan silabus sebagai berikut 6 : 1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 6. Departemen Agama RI, 2004. Kurikulum 2004- Pedoman Khusus Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah. Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 4

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan halhal berikut: urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI; keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran. 2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: potensi peserta didik; relevansi dengan karakteristik daerah, tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; kebermanfaatan bagi peserta didik; struktur keilmuan; aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan alokasi waktu. 3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. 5

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. 4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. 5. Penentuan Jenis Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian. 6

Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan. 6. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. 7. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. 7

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Komponen Siabus Dalam menyusun silabus untuk mata pelajaran, setidaknya mengadung sembilan komponen sebagaimana berikut ini; 1. Identitas Berisi identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/ semester, standar kompetensi, durasi pembelajaran, Contoh : Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu 2. Standar Kompetensi : MTs. Al Ma arif : Bahasa Arab : VIII / 2 (Genap) : Memahami wacana dan ungkapan berbahasa Arab dalam bentuk dialog dan teks bacaan dan mengungkapkannya dalam bentuk lisan atau tulis. : 3 x 40 menit Standar kompetensi merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya kualifikasi peserta didik, sebagaimana contoh tersebut di atas. 3. Kompetensi Dasar Sejumlah tugas atau kemampuan untuk mendukung ketercapaian standar kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati, contoh; المهنة Bercakap, membaca, dan menulis dalam bahasa Arab tentang مبتداء و خبر: dengan struktur kalimat dasar yang meliputi 4. Materi Pokok/Materi Pembelajaran Merupakan substansi pembelajaran utama yang berfungsi menunjang pencapaian kompetensi dasar/subkompetensi, mencakup keseluruhan ranah kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap), contoh; Teks Hiwar tentang نتعلم الحساب dengan menggunakan 20-25 mufradat baru seperti: dan struktur kalimat dasar أحد عشر انثا عشر عشرون ثالثىن... 8

تسعة عشر خمسة untuk menunjukkan Jumlah seperti األعداد : meliputi yang أركان اإليمان ستتة: Sepertiاألعداد والمعدود : juga danوأربعىن... 5. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran adalah kegiatan fisik dan atau mental yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar, contoh; Menyimak dan menirukan kosa kata dan kalimat dan ungkapanungkapan 6. Indikator Pernyataan yang mengindikasikan ketercapaian kompetensi dasar yang dipersyaratkan, dapat diukur, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional, contoh; - Siswa dapat mengucapkan mufrodat baru dengan lafal yang baik dan benar - Siswa dapat mengucapkan materi hiwar dengan lafal dan intonasi yang baik dan benar. 7. Penilaian Proses membandingkan capaian hasil belajar peserta didik dengan indikator pencapaian kompetensi/kriteria kinerja. Dalam bentuk tes dan non tes sesuai dengan karakteristik indikator pencapaian kompetensi/kriteria kinerja dan pengalaman belajar yang ditempuh, contoh; Pertanyaan lisan, ulangan praktik, penugasan 8. Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah estimasi jumlah jam pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasaryang dirinci ke dalam jumlah jam pembelajaran untuk tatap muka (teori), contoh; 3 jam, 2 jam (1 JTM = 45 Menit) 9. Sumber Belajar Rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar/subkompetensi serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian 9

kompetensi/kriteria kinerja, contoh; Buku Bahasa Arab PT. Toha Putra H.D. Hidayat, Kamus Arab Indonesia Prof. Mahmud Yunus, Kamus Indonesia Arab, Al Kalaly (lihat lampiran) 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam menyusun RPP bahasa Arab harus berpijak pada PP. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20 bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Disamping itu juga Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang meliputi; 1. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. 2. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. 3. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis Berdasarkan peraturan tersebut, maka setiap guru wajib membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dari kurikulum dan silabus yang sudah ada. RPP bahasa Arab dapat dikembangkan dengan melihat Permenag Nomor 2 Tahun 2008. (lihat lampiran) D. Penutup Pembelajaran bahasa Arab di madrasah saat ini, masih jauh dari harapan yang ideal baik dari sisi kebijakan ujian nasional, alokasi waktu, dan muatan materi, hal ini apabila dibandingkan dengan pembelajaran bahasa Asing lainya seperti bahasa Inggris (4 x 45 dalam satu minggu). Dengan demikian banyak persoalan yang selalu muncul dalam proses pembelajarannya. Sebagai guru/calon guru bahasa Arab harus pandai dalam menyikapi kondisi tersebut 10

dengan cara menghadirkan pembelajaran bahasa Arab yang kreatif, efektif, efesien, dan menyenangkan. Daftar Pustaka Abdul Wahab Rosyidi, 2012. Menegok Kurikulum Bahasa Arab di Madarasah Ibtidaiyah, Makalah Pendampingan Pengembagan Bahan Ajar Bahasa Arab, 7 November UIN Maliki Malang Departemen Agama RI, 2004. Kurikulum 2004- Pedoman Khusus Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah. Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta Ibrahim Baisuni Umairoh, 1991. Al manhaj wa Anasiruhu. Daarul Maarif Al Qohiroh. MEDP. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dirjen Pendidikan Islam DEPAG RI. Permenag No. 2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Rajawali Pres, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta Undang Undang No 22, 23, 24, Tahun 2005. Tentang Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, dan Standar Isi. Depdiknas, Jakarta. UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 20 Tahun 2003 Tentan Sisdiknas yang menitikberatkan pada desentralisasi kurikulum. 11