BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia. Menurut WHO, lebih dari 4,2 juta orang di seluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan rokok akan membunuh 1 miliar orang sepanjang abad ke-21

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, didefinisikan

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

Tanaman sambiloto telah lama terkenal digunakan sebagai obat, menurut Widyawati (2007) sambil oto dapat memberikan efek hepatoprotektif, efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. penanganan serius, bukan hanya itu tetapi begitu juga dengan infertilitas. dan rumit (Hermawanto & Hadiwijaya, 2007)

I. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

Infertilitas pada pria di Indonesia merupakan masalah yang perlu perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mencapai tata kehidupan yang selaras dan seimbang dengan

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah gangguan dari sistem reproduksi yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infertilitas adalah suatu keadaan dimana pasangan. suami-istri yang telah menikah selama satu tahun atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2001) dan menurut infomasi tahun 2007 laju pertumbuhan penduduk sudah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi (Sugiri, 2009), yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

ABSTRAK. Elizabeth, 2016; Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

I. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Population Data Sheet (2014), Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah ,68 KM 2. menekan tingkat laju pertumbuhan penduduk adalah dengan menekan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia saat ini, banyak sekali pasangan suami istri yang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Dilanny Puspita Sari, 2014; Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra. Apt, M.S, AFK Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr. M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan yang serba instan. Sayangnya pengkonsumsian makanan. sehingga berakibat terjadinya penumpukan lemak.

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. (Harty,2003). Perlukaan sering terjadi di dalam rongga mulut, khususnya pada gingiva (Newman dkk, 2002). Luka merupakan kerusakan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan industri menghasilkan banyak manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

I. PENDAHULUAN. disfungsi ereksi, dan ejakulasi dini. Pada tahun 2025, diduga terdapat 322 juta

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. tingginya dapat mencapai 30 meter sesuai dengan kondisi lingkungan. Batang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERHADAP MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. makanan tersebut menghasilkan rasa yang lezat dan membuat orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. karbon pewangi (P3), dan kontrol (K) masing-masing terdiri atas 7 tikus.

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB II ROKOK DI KALANGAN REMAJA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rokok adalah masalah utama kesehatan sebagai penyebab penyakit dan penyebab kematian di dunia. Menurut WHO, lebih dari 4,2 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok. WHO memperkirakan, penyakit yang berkaitan dengan tembakau pada tahun 2020 akan menjadi masalah utama terbesar yang menyebabkan 8,4 juta jiwa kematian penduduk dunia setiap tahun (WHO, 2002). Kebiasaan merokok di Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya terus meningkat. Pada tahun 1960 sampai dengan 2004 konsumsi rokok meningkat 6,2 kali lipat, dari 35 miliar batang rokok menjadi 217 milyar batang pertahun, suatu peningkatan yang cukup fantastis. Perokok di Indonesia berjumlah 75% yang terdiri atas 60% populasi pria dan 15% populasi wanita (WHO, 2005). Dilihat dari gambaran konsumsi rokok sedunia, konsumsi rokok di Indonesia adalah peringkat kelima setelah Cina, Amerika, Jepang dan Rusia. Bila dilihat dari jumlah perokok, Indonesia menduduki peringkat pertama di antara negara ASEAN dan peringkat ketiga di seluruh dunia (WHO, 2002). Rokok merupakan sumber utama radikal bebas yang berasal dari lingkungan, disamping polusi udara, paparan bahan kimia dan radiasi ion. Asap rokok mengandung radikal bebas yang sangat tinggi, dalam satu hisapan diperkirakan sebanyak 10 14 molekul radikal bebas masuk ke dalam tubuh. Asap rokok juga dapat memicu terbentuknya radikal bebas dalam tubuh (Yuneawati, 1

2 2004). Secara umum gangguan asap rokok terhadap kesehatan manusia dapat terjadi mulai pada fase janin, fase anak-anak sampai pada orang dewasa. Gangguan kesehatan itu antara lain berupa gangguan pernafasan, gangguan fertilitas, impotensi, kelainan pada jantung, sistem saraf dan kelainan pada janin (Gondodiputro, 2007). Gangguan fertilitas pria akibat paparan asap rokok dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada sel-sel spermatogenik, frekuensi sebaran stadia epitel seminiferus, berat testis, diameter tubulus seminiferus, dan penurunan kadar hormon testosteron (Anita, 2004). Merokok dapat merusak sistem reproduksi seseorang dan mengurangi peluang untuk memiliki anak yang sehat. Merokok dapat menurunkan kualitas sperma manusia (konsentrasi, motilitas, dan morfologi spermatozoa) ( Yapri, 2001). Seorang pria dikatakan relatif fertil apabila dalam semennya terdapat lebih dari sama dengan 50% sperma dengan motilitas cepat lurus dan motolitas lambat lurus/ tidak lurus (WHO, 1992). Pada pria dengan infertilitas, diperlukan penanganan dalam berbagai bentuk terapi yang dikembangkan dengan baik. Salah satu bentuk terapi yang cukup banyak dipilih masyarakat dalam mengatasi masalah infertilitas adalah dengan menggunakan obat tradisional. Dan diantara obat tradisional yang sering digunakan adalah tanaman Jintan Hitam (Nigella sativa) (Rahim, 2008). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Nigella sativa memiliki potensi untuk meningkatkan fertilitas. Diantaranya dilaporkan pemberian Nigella sativa dapat meningkatkan kesuburan sistem reproduksi pada tikus jantan dewasa

3 (Mohammad, 2009). Selain itu terdapat penelitian lain yang menunjukkan bahwa Pemberian minyak Nigella sativa sebanyak 0.09 ml/hari selama 18 hari berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit hiperlipidemia (Umami, 2009). Nigella sativa tidak hanya memiliki efek meningkatkan jumlah spermatozoa, namun juga dapat menurunkan tingkat keabnormalitasan morfologi spermatozoa (Sopia, 2009). Walaupun telah banyak penelitian yang menunjukan adanya khasiat dari Nigella sativa untuk kasus infertilitas karena efek rokok, namun masih sedikit penelitian yang membuktikan manfaat Nigella sativa pada manusia, khususnya pada fertilitas dan sistem reproduksi manusia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar ilmiah dalam penggunaan Nigella sativa untuk mengatasi masalah infertilitas pada pria akibat asap rokok. Pemilihan Nigella sativa pada penelitian ini adalah didasarkan pada hadist: Sesungguhnya di dalam Habbatussauda terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit, kecuali kematian" (HR Bukhori & Muslim). B. PERUMUSAN MASALAH Apakah pemberian Nigella sativa pada pria perokok efektif dalam meningkatkan prosentase morfologi sperma dibandingkan dengan pria nonperokok?

4 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui efektivitas pemberian Nigella sativa terhadap kesuburan lakilaki. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui morfologi spermatozoa pada pria perokok dan non-perokok. b. Mengetahui efektivitas pemberian Nigella sativa terhadap morfologi spermatozoa. D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Meningkatkan keterampilan dan ketelitian peneliti dalam melakukan penelitian. 2. Meningkatkan kesehatan dan memperbaiki tingkat kesuburan bagi responden. 3. Pengetahuan dan pengembangan ilmu kedokteran. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai penatalaksanaan infertilitas pada pria, menambah dasar ilmiah tentang penggunaan Nigella sativa, dan memberikan bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan Nigella sativa.

5 E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian tentang pengaruh memberian Nigella sativa terhadap fertilitas sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian ini antara lain : Penelitian yang dilakukan oleh Purbandari, Atikasari dan Iswara pada tahun 2010 tentang pengaruh pemberian daun Cyclea barbara L. Miers terhadap jumlah, morfologi dan motilitas spermatozoa mencit balb/c jantan yang dipapar asap rokok. Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan antara lain subyek penelitian dimana penelitian tersebut menggunakan subyek mencit yang dopapar asap rokok sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan subyek manusia yaitu pria perokok dan nonperokok. Umami dan Sopia dalam penelitiannya tentang pengaruh pemberian minyak Nigella sativa terhadap jumlah dan motilitas spermatozoa mencit dan wistar hiperlipidemia pada tahun 2009 menunjukkan bahwa pemberian minyak Nigella sativa dapat meningkatkan jumlah dan motilitas spermatozoa. Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan antara lain terletak pada subyek yang diteliti yaitu mencit dan wistar hiperlipidemia pada penelitian ini, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan subyek manusia dengan paparan asap rokok. Al-Sa'aidi, Al-Khuzai dan Al-Zobaydi dari University of Al-Qadisiya Nigella Sativa on Fertility in Ma. Penelitian tersebut menunjukkan

6 bahwa pemberian ekstrak alkohol Nigella sativa L. secara oral menyebabkan peningkatan kesuburan tikus jantan. Perbedaan antara penelitian in dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada subyek penelitian. Penelitian ini menggunakan subyek tikus jantan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan subyek manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad, Mohamad dan Dradka pada tahun 2009 Nigella sativa) on menunjukkan peningkatan jumlah tikus betina yang dihamili oleh tikus jantan yang menerima pengobatan. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada subyek penelitian. Penelitian ini menggunakan subyek tikus jantan albino, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan subyek manusia. Nigella sativa on Male Fertility in Normal and Hyperl mendapatkan hasil bahwa pemberian secara oral dari minyak Nigella sativa pada tikus normal dan hiperlipidemia memperbaiki indeks fertilitas dengan manifestasinya pada peningkatan berat vesikel seminalis, level testosteron, motilitas sperma, jumlah sperma dan penurunan abnormalitas sperma. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada subyek yang diteliti yaitu tikus dengan hiperlipidemia, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan subyek manusia.