ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

Karakterisasi Material Sprocket

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambahan karbon yang disebut carburizing atau karburasi, dilakukan dengan

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

ANALISA NILAI KEKERASAN BAJA S-35 C DALAM PROSES KARBURASI PADAT MEMANFAATKAN TULANG SAPI SEBAGAI KATALISATOR DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

MODIFIKASI MESIN FLAME HARDENING SISTEM PENCEKAMAN BENDA KERJA SECARA VERTIKAL PADA BAJA S45C

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

Nevada J.M. Nanulaitta Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ambon

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

ANALISA KERAGAMAN NILAI KEKERASAN BAJA ST-42 MELALUI PROSES KARBURASI MENGGUNAKAN KOMPOSISI BaCO 3 dan CARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN DARI ARANG KAYU JATI

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PADA KEKERASAN MATERIAL SPECIAL K (K100)

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

APLIKASI SERBUK ARANG TONGKOL JAGUNG DAN SERBUK CANGKANG KERANG MUTIARA SEBAGAI MEDIA CARBURIZER PROSES PACK CARBURIZING BAJA KARBON RENDAH

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Analisa Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja S45C ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA S45C PADA PROSES QUENCH-TEMPER DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

Proses Pack Carburizing dengan Media Carburizer Alternatif Serbuk Arang Tongkol Jagung dan Serbuk Cangkang Kerang Mutiara

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

ANALISA PENGARUH VARIASI KATALIS BaCO3, NaCO3 dan CaCO3 PADA PROSES KARBURASI BAJA KARBON SEDANG DENGAN PENDINGINAN TUNGGAL

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO LOGAM ST 60

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HARDENING TERHADAP KEKERASAN BAJA S45C DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

ANALISIS PENGARUH WAKTU PERLAKUKAN PANAS TERHADAP NILAI KEKERASAN KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIFAT FISIS DAN MEKANIK BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU JATI

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ANALISA KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA AISI 1018 AKIBAT PROSES PACK CARBURIZING DENGAN VARIASI KONSENTRASI SERBUK CANGKANG KEONG EMAS

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

ANALISA SIFAT FISIS DAN MEKANIK BAJA KARBURISING DENGAN BAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

TUGAS METALURGI II PENGUJIAN METALOGRAFI BAJA 1020

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING M. Ichsan Fahreza 1, Fakhriza 2, Hamdani 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan Km.280 Buket Rata Email : ichanf95@gmail.com Abstrak Karburasi padat merupakan suatu proses perlakuan thermokimia melalui cara melarutkan karbon pada permukaan baja yang berkisar 0,3% - 0,9% pada suhu austenit kemudian dipertahankan beberapa waktu pada suhu yang sama dilanjutkan proses quenching menggunakan air, oli, udara maupun larutan garam. Penelitian ini menguji kualitas kekerasan Baja AISI 1050 sebelum dan sesudah proses karburasi padat menggunakan 80% arang tempurung kelapa sebagai karbon dan 20% cangkang telur sebagai katali, dengan waktu penahanan 60, dan 90 menit mengguanakan media quenching oli dan air garam. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan nilai kekerasan tertinggi pada waktu penahanaan 90 menit menggunakan quenching air garam. Kata kunci : Karburasi padat, Nilai Kekerasan, Struktur Mikro 1 Pendahuluan Besi (ferrous) merupakan salah satu logam yang paling awal diketahui. Besi sejak dahulu telah banyak digunakan diberbagai bidang. Selain karena nilai ekonomisnya, besi mempunyai siatsifat yang bervariasi, dapat dibentuk atau diolah menjadi berbagai macam bentuk yang diinginkan dan dapat dikembangkan dalam lingkupan yang luas. Baja merupakan campuran antara besi (Fe) dan karbon (C) sekitar 0,1% sampai 1,7%. Selain itu, baja juga mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur (S), fosfor (P), silicon (Si), mangan (Mn), dan sebagainya. Namun unsur-unsur ini hanya dalam presentase yang kecil Karbon merupakan unsur utama untuk menguatkan baja, sehingga baja harus mengandung karbon sampai kadar tertentu. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja dapatkan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: (1) baja karbon rendah (C<0,3%), (2) baja karbon sedang (C 0,3-0,7%), (3) baja karbon tinggi (0,7-1,7%) Kandungan karbon di dalam struktur baja akan berpengaruh terhadap sifat mampu keras. Sifat ini dibutuhkan untuk komponen mesin yang saling bergesekan atau karena fungsinya harus mempunyai kekerasan tertentu. Selanjutnya, kekerasan pada komponen mesin yang terbuat dari baja dapat diperoleh melalui proses perlakuan panas atau perlakuan permukaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sifat-sifat permukaan yaitu dengan cara proses pack carburizing. Proses pengarbonan (carburizing) merupakan proses chemical heat treatment yang dilakukan dengan cara memanaskan spesimen pada suhu austenitnya dalam ruang yang mengandung serbuk karbon. Pengarbonan ini bertujuan untuk menaikkan kadar karbon pada lapisan permukaan baja sehingga diperoleh baja yang memiliki permukaan keras. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan suatu penelitian pack carburizing pada baja AISI 1050 yang termasuk baja karbon sedang dengan menggunakan sumber karbon arang tempurung kelapa dan cangkang kulit telur yang memiliki kandungan kalsium karbonat (CaCO 3 ) sebagai katalisator untuk mengetahui nilai kekerasan dengan membuat variasi waktu penahanan pada saat proses penambahan karbon. 2 Metodologi Penelitian Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kawat, penjepit, furnace, sarung tangan tahan panas, kotak karbon, mesin grinding dan polishing, rockwell hardness test, alat pengering dan mikroskop optik. Bahan-bahan yang digunakan adalah Baja AISI 1050, arang tempurung kelapa, cangkang telur, alkohol, nital, oli SAE 40, air garam dan metal polish. 53

2.1 Prosedur Penelitian 1) Penyiapan Spesimen Spesimen yang digunakan adalah baja AISI 1050. Ukuran spesimen adalah P=50mm, L=25mm dan T=12mm. Jumlah spesimen sebanyak 5 buah dan diberi nama A1, A2,B1, B2 untuk spesimen yang mengalami proses karburasi dan spesimen Z tanpa proses karburasi 2) Penyiapan Carburizing Compound a. Menyiapkan arang tempurung kelapa b. Menyiapkan cangkang telur c. Proses pencampuran dengan komposisi 80% arang dan 20% cangkang telur 3) Proses Pack Carburizing a. Benda uji dililitkan dengan kawat baja sebagai tempat pengait untuk mempermudah proses pengangkatan dari dalam kotak karbon setelah di panaskan. b. Benda uji A1 dan A2 diletakkan ke dalam kotak karbon kemudian ditimbun dengan karbon (arang tempurung kelapa) dan bubuk cangkang telur (CaCO 3 ) yang telah dicampur. c. Memasukkan kotak karbon ke dalam dapur pemanas, kemudian ditutup, temperatur pemanasan adalah 820 C dengan waktu penahanan 60 menit. d. Mematikan dapur pemanas lalu membuka tutupnya untuk mengeluarkan kotak karbon dari dalam dengan menggunakan tang penjepit. e. Mengangkat benda uji dari dalam kotak karbon dan dimasukkan ke dalam media pendingin oli untuk spesimen A1 dan kedalam media pendingin air garam untuk spesimen A2 hingga dingin f. Mengangkat benda uji dari dalam media pendingin, kemudian dibersihkan dari sisa-sisa proses pack carburizing hingga bersih g. Untuk spesimen B1 dan B2 dengan waktu penahanan 90 menit menggunakan langkah-langkah proses carburizing dengan cara yang sama. 4) Proses Quenching Pada penelitian ini penulis melakukan quenching dengan menggunakan oli dan air garam. Pendinginan menggunakan 2 media berbeda bertujuan untuk melihat perbandingan nilai kekerasan yang dihasilkan. Oli mempunyai kemampuan penyerapan panas lebih lambat dibandingkan air garam, sedangkan air garam memiliki sifat mendinginkan teratur dan cepat. 5) Pengujian Kekerasan a. Persiapan dan memasang penetrator intan berbentuk kerucut. b. Memilih beban pada angka 150kg.f dengan memutar handel c. Meletakkan benda uji pada anvil (landasan uji) d. Mengatur jarum penunjuk dan mengecangkan hingga posisi jarum utama dan jarum bantu menunjukkan angka 0 e. Menarik tuas loading ke posisi on, biarkan tuas unloading berproses selama beberapa detik hingga berhenti f. Mencatat data hasil pengukuran sebagai data nilai kekerasan bahan yang diuji pada dial dan angka yang ditunjukkan oleh jarum utama yang tertulis dengan tinta hitam g. Memutar kembali handwheel perlahanlahan ke posisi semula dan atur benda pada tempat yang belum mengalami pengujian 6) Proses grinding, polishing, dan Pengetsaan untuk pengamatan Mikro a. Spesimen yang sudah diproses carburizing di grinding dahulu agar material halus dan rata. b. Proses grinding menggunakan ampelas grade 120, 150, 400, 600, 1000, 1200 dan 1500 dengan menggunakan mesin grinding. c. Setelah spesimen di ampelas sampai halus kemudian di polishing dan diberi autosol agar spesimen lebih halus dan mengkilap d. Spesimen yang sudah di polish kemudian di masukan dalam cairan etsa dengan menggunakan campuran larutan 2% HNO (Nital) dan 96% alkohol dengan cara dicelupkan, kemudian dibilas dengan air secukupnya dan mengeringkan menggunakan alat pengering. e. Selanjutnya dilakukan pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik 3 Hasil dan Pembahasan Hasil pengujian kekerasan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. 54

Spe sim en Tabel 1.1 Data Hasil Pengujian Kekerasan Quenc hing 1 Nilai kekerasan (HRC) 2 3 4 5 Keker asan Ratarata Z - 9 10 11 11 11 10,4 A1 Oli 14 13 16,5 14,5 14,5 14,5 A2 Air garam 28 37,5 23 36 39 32,7 B1 Oli 17,2 19 19,5 17,5 17,2 18,08 B2 Air garam 38,5 38 38,2 38,5 37,5 38,14 kekerasan rata-rata ( HRC) 50 40 30 20 10 0 Z A1 B1 A2 B2 Spesimen Dari data nilai kekerasan pada Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai kekerasan antara spesimen tanpa proses pack carburizing dengan spesimen yang mengalami proses pack carburizing. Waktu penahanan sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan, semakin lama waktu penahanan maka semakin meningkat nilai kekerasan spesimen. Nilai kekerasan spesimen Z sebesar 10,4 HRC. pada spesimen A1 mengalami peningkatan kekerasan sebesar 14,5 HRC dengan waktu penahanan 60 menit menggunakan media quenching oli. Sedangakan pada spesimen A2 mengalami peningkatan kekerasan sebesar 32,7 HRC dengan waktu penahanan yang sama tetapi menggunakan media quenching air garam. Pada spesimen B1 mengalami peningkatan kekerasan sebesar 18,08 HRC dengan waktu penahanan 90 menit menggunakan media quenching oli. Sedangakan pada spesimen B2 mengalami peningkatan kekerasan sebesar 38,14 HRC dengan waktu penahanan yang sama tetapi menggunakan media quenching air garam. Dari data nilai kekerasan diatas, juga dapat diketahui bahwa media quenching juga berpengaruh terhadap nilai kekerasan spesimen yang telah mengalami proses pack carburizing. Pada spesimen dengan media quenching air garam nilai kekerasan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan media quenching oli dikarenakan air garam lebih cepat dalam mendinginkan spesimen sehingga kadar karbon yang telah masuk ke dalam spesimen disaat proses karburasi tidak dapat terdifusi keluar sedangkan dengan menggunakan oli pendinginan cenderung lebih lambat sehingga kadar karbon dapat terdifusi keluar. Peningkatan nilai kekerasan rata-rata di sajikan pula dalam bentuk grafik pada Gambar 1.1 berikut. Gambar 1.1 Grafik peningkatan nilai kekerasan rata-rata Hasil pengamatan struktur mikro dapat dilihat pada gambar 1.2 s.d. 1.6 di bawah ini : a. Spesimen Z Gambar 1.2 Struktur Mikro Spesimen Z b. Spesimen A1 Gambar 1.3 Struktur mikro spesimen A1 c. Spesimen B1 Gambar 1.4 Struktur mikro spesimen B1 55

JURNAL JURNAL MESIN MESIN SAINS SAINS TERAPAN TERAPAN NO. 1 NO. VOL.1 1 VOL.1 AGUSTUS AGUSTUS 2017 2017 ISSN ISSN d. Spesimen A2 Gambar 1.5 Struktur mikro spesimen A2 e. Spesimen B2 Gambar 6 Struktur mikro spesimen B2 Dari hasil foto mikro dapat diketahui bahwa pada spesimen tanpa proses pack carburizing terlihat jelas struktur ferrit dan perlit. Ferit ditunjukkan oleh butir yang berwarna terang sedangkan perlit ditunjukkan oleh butir yang berwarna gelap seperti yang terlihat pada spesimen Z. Struktur Ferrit pada spesimen tanpa proses pack carburizing lebih banyak dibandingkan dengan perlit struktur ferrit memiliki sifat yang lunak sedangkan perlit memiliki sifat yang keras. Untuk spesimen yang mengalami proses pack carburizing dengan waktu penahanan 60 menit menggunakan pendinginan oli pada spesimen A1, terlihat adanya struktur ferrit dan perlit namun struktur ferrit mulai tertutupi dengan butir-butir baru yang mengindikasikan terbentuknya martensit akibat dari proses pendinginan cepat sehingga kekerasannya meningkat namun masih memiliki sifat lunak karena masih terlihat nya struktur ferrit dan pertumbuhan butir-butir martensit belum merata. Sedangkan pada spesimen A2 dengan waktu penahanan 90 menit menggunakan pendinginan oli, terlihat struktur perlit mendominasi sedangkan ferrit sudah mulai berkurang dan juga terlihat peningkatan jumlah butir- butiran baru. struktur martensit yang sudah mulai terlihat halus. Meningkat jumlah butir-butir martensit dan kemudian juga meningkatnya jumlah perlit membuat spesimen menjadi lebih keras dibandingkan dengan spesimen yang ditahan selama 60 menit pada saat proses carburizing. Pada spesimen B2 terjadi peningkatan kadar karbon hal ini diperjelas dengan meningkatnya jumlah perlit akibat proses carburizing karena semakin banyak jumlah perlit maka semakin besar kadar karbonnya dan membuat spesimen menjadi semakin keras. Untuk hasil foto mikro pada spesimen A2 dengan waktu penahanan 60 menit menggunakan pendinginan air garam, terlihat adanya struktur perlit dan struktur martensit namun tidak terlihat struktur ferrit yang membuat spesimen menjadi sangat keras serta mengalami peningkatan nilai kekerasannya dibandingkan spesimen yang menggunakan media pendingianan oli. Hal ini dikarenakan pendinginan menggunakan air garam lebih cepat dan teratur dibandingkan pendinginan oli yang membuat pertumbuhan martensit lebih banyak, teratur dan merata dibandingan pendinginan oli. Sedangkan untuk waktu penahanan 90 menit dengan media pendingin yang sama pada spesimen B2 juga terlihat struktur perlit dan martensit namun dalam jumlah yang lebih banyak dan membuat spesimen mengalami peningkatan nilai kekerasan dan memiliki sifat keras dan juga getas atau lebih keras dibandingkan spesimen dengan waktu penahanan 60 menit dengan media quenching yang sama. Akibat proses carburizing, waktu penahanan dan juga akibat proses quenching. Maka dapat diketahui bahwa semakin lama waktu penahanan semakin banyak kadar karbon yang masuk ditandai dengan meningkatnya jumlah perlit. Kemudian semakin cepat proses quenching setelah proses carburizing maka semakin banyak butir- butir martensit yang akan terbentuk dan membuat spesimen menjadi sangat keras akibat mengalami peningkatan jumlah karbon dan menjadi keras dan getas akibat adanya struktur martensit. 4. Kesimpulan Waktu penahanan sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan Baja AISI 1050 pada proses pack carburizing, semakin lama waktu penahanan maka semakin besar nilai kekerasannya. Hal ini dapat dilihat dari nilai kekerasan pada spesimen Z tanpa proses 56

carburizing sebesar 10,4 HRC, terjadi peningkatan pada spesimen dengan waktu penahanan 60 menit yaitu pada spesimen A1 sebesar 14,5 HRC menggunakan quenching oli dan spesimen A2 sebesar 32,7 HRC menggunakan quenching air garam. Begitu juga dengan waktu penahanan yang lebih lama yaitu 90 menit terjadi peningkatan nilai kekerasan pada spesimen B1 sebesar 18,08 HRC menggunakan quenching oli dan spesimen B2 sebesar 38,14 HRC menggunakan quenching air garam. 5. Daftar Pustaka [1] Alan, Mochammad, 2012. Perbandingan Nilai Kekerasan dan Struktur Mikro akibat Variasi Katalis pada Proses Carburizing Baja S45c, Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. [2] Alfani, Willi, 2016. Pengaruh Variasi Temperatur pada Proses Pack Carburizing terhadap Ketahanan Aus Baja ST 41, Fakultas Teknik Universitas lampung. [3] Davis, Joseph R, 1998, Metal Handbook, Desk Edition : 2nd, ASM International Handbook. [4] Dossett, Jon.L, Boyer, Howard.E, 2006, Practical Heat Treating Second edition, ASM International. [5] Herrera, C. Dkk, 2009, Texture and Mechanical Properties Evolution of a deep Drawing Medium Carbon Steel During Cold Rolling and Subsequent Recrystallization, Journal of Materials Processing Technology 209. [6] Mochyidin, Ainun, 2004. Analisa Pengaruh Waktu Tahan Baja Karbon Rendah Dengan Metode Pack Carburizing, Fakultas Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. [7] Callister. D, William, 2007. Materials Science and Engineering an introduction, Seventh Edition, John Wiley & Sons, Inc. 57