BAB I PENDAHULUAN. sosial. Karena manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang membentuk pandangan hidup manusia. Islam hadir dalam bentuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH RAHIN (STUDY KASUS DI DESA KUMESU KEC. REBAN KAB. BATANG) SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB I PENDAHULUAN. muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang zaman. Keabadian dan kekuatan Islam telah terbukti sepanjang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. yakni fungsi abdun dan khali>fah fi> al-ard}. Manusia harus mengemban dua

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Kerena manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka. berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman. 1 Allah berfirman dalam surat al-

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

BAB I PENDAHULUAN. dan konsep muamalah yang diajarkan oleh syar at Islam. Islam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN TANAH SAWAH GADAI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN)

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup, kecuali dengan cara bermasyarakat. 1

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. lain karena manusia merupakan makhluq sosial. Begitu juga dalam bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT, sebagai makhluk sosial yang mana

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. juga kebun. Gadai ini terjadi ketika seseorang yang mempunyai tanah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah perubahan. Sekedar contoh, dalam sejarah manusia telah terjadi

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. memakmurkan hidup dan kehidupan ini sesuai dengan tata aturan dan. Dalam melaksanakan hidup dan kehidupan, Islam selain

Banyak orang-orang Islam dalam kehidupan sehari-harinya yang. mengerjakannya, mungkin karena sibuk dengan kegiatan lain atau memang

BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurutnya hubungan manusia sebagai makhluk sosial ini dalam Islam

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

آ ل ن ف س ب م ا آ س ب ت ر ه ين ة (٣٨)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah mempunyai arti menghambakan diri kepada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diturunkan di tengah-tengah umat, Islam telah mengatur hukumhukum yang berhubungan dengan interaksi sosial (muamalah). Peran hukum muamalah ini menjadi penting jika melihat fitrah manusia sebagai mahkluk sosial. Karena manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari hubungan dan interaksi antara individu satu dengan individu yang lain, mereka akan saling membutuhkan satu sama lainnya dalam kehidupan ini, sejak mulai dilahirkan hingga sampai meninggal dunia. Naluri interaksi pada diri manusia itu telah diberikan Allah sejak lahir, karena dengan itulah manusia dapat bertahan, berkembang dan memenuhi kebutuhan dirinya, baik kebutuhan jasmani misalnya: sandang, pangan, papan maupun kebutuhan rohani. Di antara perintah muamalah dalam Islam adalah anjuran kepada umatnya supaya hidup saling tolong menolong antara manusia satu dengan lainnya. Dalam artian tolong menolong dengan sesama tidak peduli siapapun yang minta tolong, yang kaya harus menolong yang miskin, yang mampu harus menolong yang 1

2 tidak mampu serta bantu-membantu dalam hidup bermasyarakat, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam surat al-ma>idah ayat 2: و ت ع او ن و ا ع ل ى البر و الت ق و ى و لا ت ع او ن و ا ع ل ى الا ثم و ال ع د و ان و ات ق و ا االله إ ن االله ش د ي د الع ق ا ب. \ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. (Q.S. al-ma>idah 2) 1 Banyak cara dan bentuk bagaimana manusia dapat menolong antar sesamanya, di antaranya adalah dengan jual beli atau pembelian dan pinjaman atau utang-piutang. Dalam masalah pinjaman dan utang piutang, hukum Islam juga telah mengatur sedemikian rupa, seperti menjaga kepentingan kreditur dan debitur, agar jangan sampai diantara keduanya mendapatkan kerugian, ataupun saling merugikan satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, dalam utang-piutang, hukum Islam memperbolehkan murtahin meminta barang (marhu>n) dari ra>hin sebagai jaminan atas utangnya (rahn), sehingga apabila ra>hin itu tidak mampu melunasi hutangnya maka barang jaminan boleh dijual oleh murtahin. Konsep tersebut dalam hukum Islam dikenal dengan istilah rahn atau gadai. 1 Mujamma al-malik Fahd, Al-Qur an dan Terjemahnya dengan Bahasa Indonesia, (al-madi>nah al- Munawwarah: Mujamma al-malik Fahd, 1418), 156-157.

3 Pegadaian pada masa Rasulullah saw maupun pada masa sahabat dan perkembangannya telah banyak dipraktekkan oleh umat Islam, hal ini didasari bahwa gadai itu adalah suatu syari at karena di dalam al Qur an disebutkan dalilnya. Meskipun di dalam al Qur an disebutkan dalam kondisi tertentu, tetapi itu tidak membatasi orang untuk melakukan gadai. Seperti yang telah dicontohkan rasul bahwa beliau melakukan praktek gadai tidak dalam keadaan safar seperti kondisi yang disebutkan al-qur an. Hal ini dikarenakan pada essensinya gadai itu dilakukan pada saat orang ingin bermuamalah tapi tidak secara tunai, maka diberikanlah jaminan barang berharga oleh ra>hin kepada murtahin agar menjadi jaminan bahwa pinjaman yang dilakukan akan dilunasi dikemudian hari. Dalam al-qur an Surat Al-Baqarah ayat 283 disebutkan: 2 و إ ن ك ن ت م ع ل ى س ف ر و لم تج د وا ك ات ب ا ف ر ه ان م ق ب وض ة ف ا ن أ م ن ب ع ض ك م ب ع ض ا ف ل ي و د ال ذ ي اؤ تم ن أ م ان ت ه و ل ي ت ق الل ه ر ب ه و لا ت ك ت م وا ال شه اد ة و م ن ي ك ت م ه ا ف ا ن ه آثم ق ل ب ه و الل ه بم ا ت ع م ل ون ع ل يم Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 283) 3 2 Iskandar Idris, Al-Qur an Adhim, (Jakarta: CV. Pustaka AS, 1984), 45. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur an, (Semarang: CV. Toha Putra, 1995), 124.

4 Jika diteliti banyak hadis yang mengindikasikan bahwa telah banyak praktek gadai pada masa Rasulullah saw, sehingga Rasulullah saw menunjukkan tata cara pengambilan manfaat barang gadai melalui hadis nya. 4 Bahkan ada salah satu sumber menyebutkan bahwa pada zaman jahiliyah, jika ra>hin tidak bisa membayar utang atau pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan, maka barang agunan langsung menjadi milik murtahin. Lalu praktik jahiliyah ini dibatalkan oleh Islam. Gadai menurut hukum Islam dikategorikan sebagai perbuatan mubah atau boleh menurut ketentuan al Qur an, as Sunah, dan Ijma. Aktifitas gadai pada masa sekarang sudah jauh berbeda dengan zaman Rasulullah saw sebab gadai pada saat ini tidak hanya bersifat sosial semata akan tetapi menjadi ladang bisnis bagi para pengusaha. Rasulullah saw pernah membeli makanan dengan berhutang dari seorang yahudi, dan Rasulullah saw menggadaikan sebuah baju besi kepadanya. Hal ini menunjukkan bahwa rahn telah mempunyai dasar hukum yang bukan hanya berasal dari dalam pengambilan manfaat barang-barang yang digadaikan, para ulama berbeda pendapat, di antaranya Jumhur Fuqaha dan Ahmad. Jumhur Fuqaha berpendapat bahwa murtahin tidak boleh mengambil suatu manfaat barang-barang gadaian tersebut, sekalipun rahin mengizinkannya, 4 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 108-109.

5 karena hal ini termasuk kepada utang yang dapat menarik manfaat, sehingga bila dimanfaatkan termasuk riba. Sedangkan riba dalam hukum Islam dilarang, karena Allah menghalalkan semua jual beli dan melarang riba. Menurut Imam Ahmad, Ishak, al-lais, dan al-hasan, Jika barang gadaian berupa kendaraan yang dapat dipergunakan atau binatang ternak yang dapat diambil susunya, maka penerima gadai dapat mengambil manfaat dari kedua benda gadai tersebut disesuaikan dengan biaya pemeliharaan yang dikeluarkannya selama kendaraan atau binatang ternak itu ada padanya. Pengambilan manfaat pada barang jaminan gadai di atas ditekankan kepada biaya atau tenaga untuk pemeliharaan sehingga bagi yang memegang barang jaminan gadai seperti di atas punya kewajiban tambahan. Pemegang barang gadai berkewajiban memberikan makanan bila barang gadaian itu adalah hewan. Harus memberikan bensin bila pemegang barang gadaian berupa kendaraan. Jadi, yang dibolehkan di sini adalah adanya upaya pemeliharaan terhadap barang gadaian yang ada pada dirinya. Desa Bajur adalah sebuah desa yang sangat terpencil dan jauh dari keramaian kota, khususnya kendaraan umum yang biasa mengantarkan dari Desa Bajur ke kota. Mayoritas masyarakat Desa Bajur mata pencahariannya adalah petani, dimana banyak sawah atau lahan pertanian yang cocok untuk ditanami beberapa tanaman khususnya padi, tembakau, serta palawija lainnya.

6 Ketika musim hujan petani menanam padi dan jagung tetapi ketika musim kemarau maka petani menanam tembakau. Dalam menanam padi masyarakat desa mendapatkan bibitnya dari padi tersebut yang sudah dipanen sebelumnya, sedangkan dalam menanam tembakau petani membutuhkan bibit dengan cara membeli ke pasar atau ke kota. Adapun praktik yang terjadi di Desa Bajur pada musim kemarau, petani menanam tembakau yang banyak membutuhkan modal, yaitu dengan cara para petani mencari modal untuk mensiasati penanaman modal tembakau dengan cara meminjam kepada murtahin yang biasa dipinjaminya. Murtahin yang dimaksud disini adalah masyarakat yang merantau dan berada diluar negeri seperti Arab Saudi, Malaysia, pengusaha kaya dan lain sebagainya. Masyarakat menggadaikannya melalui telpon dengan beberapa saksi yang diwakilkan oleh keluarga dari murtahin yang berada di Malaysia. Dimana masyarakat meminjam modal dengan cara menggadaikan sebidang sawahnya yang mempunyai kriteria tanah subur. Dalam melakukan transaksi tersebut tidak ada bukti tertulis yaitu hanya dihadiri oleh Kepala Desa, saksi dari keluarga yang dipinjami dengan keluarga yang meminjam, dengan melakukan perjanjian murtahin memberikan pinjaman modal yaitu sebesar Rp 10.000.000 dan ra>hin memberikan hak sawahnya kepada murtahin dengan sawah yang cukup besar selain itu dalam perjanjian

7 dicantumkan bahwa sawah tersebut dapat diambil manfaatnya dengan cara ditanami tembakau juga oleh keluarga murtahin sendiri. 5 Adapun waktu pengembalian hutang yaitu diberikan setelah tembakau laku di pasar yaitu sekitar 4 bulan. Setelah itu ra>hin membayar gadainya sesuai dengan perolehan dan kesepakatan dari awal yaitu membayar gadainya yang Rp 10.000.000, karena ketika petani menanam tembakau dengan modal 10 juta, biasanya hasil panennya 30 juta jika tembakaunya berhasil atau tidak rugi tetapi jika petani rugi dengan modal 10 juta biasanya hasilnya sekitar 15 juta dari hasil panen. Adapun faktor dari berhasilnya petani tembakau adalah lamanya musim kemarau yaitu sudah panen, dan tembakau terjual sebelum musim penghujan datang. Sedangkan faktor ruginya petani tembakau yaitu musim hujan lebih awal turun sebelum tembakau dipanen dan terjual di pasar. 6 Dalam hukum Islam jika benda yang di gadaikan tidak membutuhkan biaya maka tidak boleh mengambil manfaat dari barang yang digadaikan tersebut seperti menggadaikan baju besi atau sebidang tanah, tetapi jika barang yang digadaikan membutuhkan perawatan maka boleh diambil manfaat seperti gadai sapi maka susunya bisa dimanfaatkan karena butuh perawatan seperti pemberian makanannya. Mengenai barang yang ditangguhkan ketika menggadaikan sesuatu 5 Alimuddin, pemberi hutang, Wawancara, tanggal 24 November 2013 6 Masrin, petani tembakau, Wawancara, tanggal 24 November 2013

8 sebagai jaminannya maka harus ditulis sedangkan yang terjadi di Desa Bajur tidak ada bukti tertulis yang dapat menguatkan transaksi tersebut meskipun dihadiri oleh beberapa saksi khususnya Kepala Desa. Melalui latar belakang di atas peneliti ingin meneliti lebih mendalam tentang transaksi atau akad tersebut dilihat dari sudut pemanfaatannya dengan judul Analisis Hukum Islam Terhadap Pemanfaatan Tanah Sawah Gadai Untuk Penanaman Tembakau Di Desa Bajur Waru Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Apakah sudah sesuai dengan hukum Islam atau tidak. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Melalui latar belakang yang telah peneliti paparkan tersebut di atas, terdapat beberapa problema dalam pembahasan ini yang dapat peneliti identifikasi, yaitu: 1. Transaksi gadai tanah sawah di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten pamekasan. 2. Proses gadai tanah sawah di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. 3. Akad yang digunakan dalam gadai tanah sawah di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.

9 4. I<ja>b dan Qabu>l antara gadai tanah sawah di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. 5. Hak dan kewajiban ra>hin dan murtahin terhadap gadai tanah sawah di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. 6. Tinjauan Hukum Islam terhadap pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Adapun batasan masalah dalam judul ini, yaitu hanya membahas tentang gadai tanah sawah untuk modal penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan, antara lain: 1. Praktik pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. 2. Analisis Hukum Islam terhadap praktik pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. C. Rumusan Masalah

10 Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah dalam proposal penelitian ini, maka rumusan masalah yang akan peneliti kaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana praktik pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan? 2. Bagaimana Analisis Hukum Islam terhadap praktik pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini ialah sebagaimana berikut: 1. Untuk memahami praktik pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan 2. Untuk meninjau dan menganalisis Hukum Islam terhadap praktik pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. E. Kegunaan Hasil Penelitian

11 Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang peneliti kedepankan dalam penelitian ini, maka kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dua aspek, sebagaimana berikut: 1. Teoritis a. Menambah informasi dalam khazanah keilmuan dalam bermuamalah, khususnya dalam pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan menurut perspektif hukum Islam. b. Menambah perbendaharaan karya ilmiah untuk pengembangan hukum Islam dalam bidang Muamalah. c. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya penelitian mengenai pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan 2. Praktis a. Memberikan kontribusi pemikiran kepada masyarakat, khususnya kepada ra>hin dan murtahin tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan menurut perspektif hukum Islam.

12 b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam melakukan pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan F. Definisi Operasional Agar tidak terdapat kekeliruan dan kesalahan interpretasi dalam memahami penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul: Analisis Hukum Islam Terhadap Pemanfaatan Tanah Sawah Gadai Untuk Penanaman Tembakau Di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Maka penulis akan memaparkan beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu : Analisis Hukum Islam : Adalah peraturan yang berkenaan dengan kehidupan yang berdasarkan Al-Qur an dan Hadis, serta pendapat para Ulama, 7 dalam hal ini al-qur an dan Hadis dijadikan dasar untuk memperoleh analisis terhadap pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Pemanfaatan Tanah Sawah Gadai Untuk Penanaman Tembakau adalah sebuah transaksi gadai dimana ketika musim kemarau masyarakat Desa Bajur melakukan peminjaman modal untuk penanaman tembakau kepada kreditur per 7 Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2007), 25.

13 agunan Rp 10.000.000 dengan menjaminkan atau menggadaikan tanah sawah mereka yang subur untuk selanjutnya sawah tersebut diambil manfaatnya untuk ditanami tembakau juga oleh pihak kreditur. Desa Bajur adalah desa yang sebagian besar mata pencaharian masyarakatnyanya adalah petani dan juga desa yang sangat pelosok yang jauh dari keramaian kota. Di mana mayoritas dari desa tersebut terdiri dari lahan persawahan yang sangat cocok untuk ditananami padi pada musim hujan dan tembakau pada musim kemarau. 8 G. Kajian Pustaka Setelah peneliti melakukan kajian pustaka, peneliti menjumpai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan, yaitu sebagai berikut: Penelitian yang berjudul: Praktik Gadai Sawah Ditinjau Dari Hukum Islam (Studi di Desa Harjawinangun Kecamatan Lalapulang Kabupaten Tegal) 9 Penelitian ini mengakaji tentang: Bagaimana sistem hutang-piutang dengan 8 Profil Desa Bajur Waru Pamekasan tahun 2013 9 Isti anah, 2009, Praktik Gadai Sawah Ditinjau Dari Hukum Islam (Studi di Desa Harjawinangun Kecamatan Lalapulang Kabupaten Tegal), Skripsi, Jurusan Muamalah, Fakultas Syari ah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diakses pada tanggal 28 November 2013.

14 jaminan atau gadai dimana dalam pengembaliannya di ukur dengan hutang emas pada masa hari itu Jika kreditur hutang Rp 3.000.000 maka dihitung per gramnya berapa dalam mengembalikannya dengan menggunakan perhitungan emas. Penelitian yang berjudul: Prospek Gadai Rahn Emas Di Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. 10 Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam praktik gadai emas yang terjadi di Bank Mandiri Syariah sangat bagus karena Bekasi merupakan sebuah kota yang sangat maju dan lingkungan yang dekat dengan perekonomian yang sangat maju sehingga gadai emas yang dibuka oleh Bank Mandiri Syariah sangat prospek ditinjau dari sudut kemajuan dan kondisi Bekasi. Antara penelitian tersebut dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan, mempunyai sedikit kesamaan, yaitu sama-sama mengkaji tentang rahn atau gadai. Sedangkan yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu dalam pembahasan penelitian ini peneliti lebih fokus pada praktik tentang pemanfaatan gadai tanah sawah dan akad yang digunakan dalam peminjamannya. H. Metode Penelitian 10 Ami Apriani, 2010, Prospek Gadai Rahn Emas Di Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Skripsi, Jurusan Mua amalah, Fakultas Syari ah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Diakses pada tanggal 28 November 2013.

15 Dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, karena data yang dikemukakan bukan data angka, melainkan mendeskripsikan data, untuk di analisis secara normal. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti. dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat deduktif, dan penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi. 11 Sedangkan pendekatan penelitian ini, ialah bersifat deskriptif-analitis. Yaitu, peneliti mendeskripsikan data yang diperoleh dari objek penelitian secara objektif dan apa adanya, serta penulis memberikan interpretasi dan analisis terhadap data yang diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bajur Kecamatan waru Kabupaten Pamekasan Madura Jawa Timur. Penulis memfokuskan penelitian ini terhadap pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau tersebut. Adapun yang membedakan Desa Bajur ini dengan desa lainnya yaitu dari segi ekonominya yaitu masyarakat Desa Bajur lebih lemah perekonomiannya dari pada desa-desa lainnya seperti Desa Sanah Laok, Klerker dan lain sebagainya. 1. Data yang dikumpulkan 11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 9.

16 Melalui judul dan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka data yang dikumpulkan adalah sebagaimana berikut: a. Praktik pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. b. Prosedur pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. c. Mekanisme pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. d. I<ja>b dan qabu>l, serta akad yang digunakan dalam pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. 2. Sumber data Agar memperoleh data yang kompleks dan komprehensif, serta terdapat korelasi yang akurat sesuai dengan judul penelitian ini, maka sumber data dalam penelitian ini di bagi dua, yaitu: a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, sumber primer yang dimaksud adalah: 1) Ra>hin, penggadai tanah sawah untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.

17 2) Murtahin, penerima gadai tanah sawah di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. 3) Marhu>n yaitu sebidang tanah yang ditangguhkan dalam gadai tersebut. 4) Dokumentasi, yaitu catatan dan hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang dibutuhkan sebagai pendukung data primer. Data ini bersumber dari referensi dan literatur yang mempunyai korelasi dengan judul dan pembahasan penelitian ini seperti buku, catatan, dan dokumen. Adapun sumber data sekunder yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, ialah sebagaimana berikut: 1) Abdurrahman al-jaziri, Al-Fiqh Ala> al-maz ahib al-arba ah, juz 2, Beirut: Da>r al-fikr. 2) Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, jilid 12, Bandung: Al-Ma arif, 1987. 3) Husain Muslim bin Hajjaj al-qusyairy an-naysaburi, Sahih Muslim, juz 2, Da>r al-fikr, 1993. 4) Rachmat Syafe i, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001.

18 5) Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. 6) Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001. 7) Hasbi ash-shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Jakata: Bulan Bintang, 1984. 8) Mujamma al-malik Fahd, Al Qur an dan Terjemahnya dalam Bahasa Indonesia, al-madinah al-munawwarah: Mujamma al-malik Fahd, 1418 H. 9) Masyfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Jakarta: CV Haji Masagung, 1997. 10) Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007. 11) Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, Jakarta: AMZAH, 2010. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat, dibutuhkan penelitian selama 1 bulan dan sesuai dengan judul penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode, sebagaimana berikut: a. Observasi

19 Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati (melihat, memperhatikan, mendengarkan, dan mencatat secara sistematis obyek yang diteliti). 12 Peneliti menggunakan observasi sebagai salah satu tekhnik pengumpulan data, yaitu untuk mengamati secara langsung tentang pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. b. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 13 Metode wawancara digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data, yaitu untuk memperoleh data mengenai pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. 4. Teknik Pengolahan Data 12 Ibid., 70 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2006), 155.

20 Untuk mensistematisasikan data yang telah dikumpulkan dan mempermudah peneliti dalam melakukan analisa data, maka peneliti mengolah data tersebut melalui beberapa teknik, sebagaimana berikut: 14 a. Editing: Yaitu mengedit data-data yang sudah dikumpulkan. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk memeriksa atau mengecek data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data, dan memperbaikinya apabila masih terdapat hal-hal yang salah. Dalam hal ini yang diedit mengenai pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. b. Coding: Yaitu pemberian kode dan pengkategorisasian data. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mengkategorisasikan data-data yang sudah dikumpulkan agar terdapat relevansi dengan pembahasan dalam penelitian ini. Dalam hal ini yang diedit mengenai pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. e. Organizing: Yaitu mengorganisasikan atau mensistematisasikan data. Melalui teknik ini, peneliti mengelompokkan data yang telah dikumpulkan dan disesuaikan dengan pembahasan yang telah direncanakan sebelumnya mengenai pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. 14 Ibid.,175.

21 5. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan ke orang lain. 15 Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan secara keseluruhan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dilapangan mengenai pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Lebih lanjut, dalam menganalisa data peneliti juga menggunakan pola pikir metode induktif, adapun metode induktif yaitu metode dari khusus ke umum, yaitu mengemukakan data yang bersifat khusus mengenai fakta pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan, kemudian di analisis dengan paparan yang bersifat umum berdasarkan hukum Islam yaitu berupa dalil-dalil qard menurut pendapat hukum Islam. I. Sistematika Pembahasan 15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 244.

22 berikut: Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini, sebagaimana Bab pertama merupakan pendahuluan, yang terdiri dari beberapa sub judul, yaitu: Latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab dua berisi tentang landasan teori, pada bab ini peneliti berbicara tentang rahn dalam hukum Islam. Dalam bab ini, secara rinci peneliti akan membicarakan tentang pengertian rahn, rukun dan syarat rahn, macam-macam rahn, serta dasar hukum rahn, prinsip rahn. Pada bab tiga, peneliti memaparkan tentang hasil penelitian, yang terdiri dari: Gambaran Umum Desa Bajur, Keadaan Sosial Ekonomi, Adat istiadat, dan kehidupan beragama di Desa Bajur, sejarah Desa Bajur, visi misi Desa Bajur. Pada bab keempat akan disajikan tentang hasil analisa mengenai pemanfaatan tanah sawah gadai untuk penanaman tembakau di Desa Bajur Kecamatan Waru Pamekasan menurut tinjauan hukum Islam. Bab kelima merupakan penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.