HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI SMAN 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YESI EMIDA

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA PUTRA KELAS XI IS SMA PGRI PEKANBARU

THE RELATIONS BETWEEN LEG MUSCLE EXPLOSIVE POWER AND SPEED WITH RESULTS OF STUDENT SON LONG JUMP CLASS XI SMA NEGERI 1 BENAI

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V SDN 009 BANGKINANG JURNAL

THE EDUCATION OF HEALTH AND RECREATION TEACHERS TRAINING AND EDUCATION FACULTY RIAU UNIVERSITY

PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KEDIRI TAHUN 2015 S K R I P S I

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA SDN 014 BERINGIN MAKMUR KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

THE RELATIONSHIP ARM AND SHOULDER MUSCLE STRENGHT OVER UP SERVICE VOLLEY BALL RESULT AT MALE TEAM OF SMPN 10 TAPUNG KAMPAR REGENCY

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 KAMPAR JURNAL. Oleh TRI WAHYU AGUSTI

A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS V SDN 013 SUKAMAJU KECAMATAN SINGINGI HILIR JURNAL

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

JURNAL. Oleh SIMAI ASPERA

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMKN 5 PEKANBARU.

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

CORRELATION OF POWER ARM MUSCLES AND SHOULDERS THE RESULTS THROWN THE SPEAR, ON THE ATHLETES MAN PPLP OF RIAU

JURNAL. Oleh MASRIZAL

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

Keywords: Arm shoulder muscle strength, muscle flexibility back, shot put results

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Deskripsi data merupakan gambaran umum masing-masing variabel sebagai

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 2 KUBU JURNAL. Oleh SUPIAN

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 40 M DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 KUBU JURNAL. Oleh AKMAL

JURNAL. Oleh YON MARYONO

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

MARPION SAPUTRA NIM

HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TEMBAKAN 30 M PADA ATLET PANAHAN PPLP DISPORA RIAU TAHUN 2016 JURNAL. Oleh MUSLIM

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL TOLAK PELURU SISWA KELAS VII SMPN 05 TELUK KUANTAN KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL

PENGARUH LONCAT KATAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ELFRY APRIENDY NIM.

HUBUNGAN KECEPATAN LARI DAN KELENTUKAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI TAHUN 2016

THE POWER ARM MUSCLES AND SHOULDES WITH THE RESULTS IN THE DISK ON THE STUDENT S CLASS IX OF THE AMERICAN JUNIOR DISTRICT 27 PEKANBAR

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

HUBUNGAN KOORDINASI MATA DAN KAKI DENGAN KEMAMPUAN PASSING PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA SMPN 1 TELUK KUANTAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh:

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN TIM BOLA BASKET PUTRA SMAN 14 PEKANBARU

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

THE EFFECT OF LEGS CIRCUITS EXERCISE TOWARD STRENGTH OF LIMBS MUSCLES OF SMA N 3 PEKANBARU WOMEN'S VOLLEYBALL TEAM

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

JURNAL. Oleh JOKO RIANTO

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 50 METER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN SEPAK SILA PADA ATLET PERSATUAN SEPAKTAKRAW SELURUH INDONESIA (PSTI) KABUPATEN KAMPAR

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

HUBUNGAN KECEPATAN DAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII A SMPN 3 DUMAI

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER. Jurnal.

HUBUNGAN KECEPATAN DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA JURNAL. Oleh ERMIATI

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB III METODE PENELITIAN

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : GUSTYA YOPIE KURNIAWAN NPM :

OLEH DILLA FARID W. T

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 BENGKALIS JURNAL. Oleh RANIANTI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

Yan Indra Siregar. Abstrak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

Transkripsi:

1 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL Oleh RUSMAWATI 1405166548 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2016

1 LEG MUSCLES STRENGTH CORELATION WITH THE TRIPLE JUMP RESULT MALE STUDENT CLASS XI 1 SOCIAL SCIENCE OF SMAN 1 KAMPAR Rusmawati 1, Drs. Slamet, M.Kes, AIFO 2, Ni Putu Nita Wijayanti, S.Pd, M.Pd 3. rusmawati@yahoo.com 1 slamet.kepelatihan@yahoo.com 2, nitawijayanti87@yahoo.com 3 PHYSICAL EDUCATION HEALT AND RECREATION FACULTY OF TEACHER TRAINNING AND EDUCATION RIAU UNIVERSITY Abstract :Problem in this research is the triple jump result male students class XI 1 Social Science of SMAN 1 Kampar not good enough.this suspected because of legs muscles strength fache. Therefore, the aims this research to found out legs muscles strength corelation with triple jump result male students class XI 1 Social Science of SMAN 1 Kampar. This type of research is a corelational, his done in SMAN 1 Kampar with 12 people male student class XI 1 Social Science of SMAN 1 Kampar. Data collected by leg dinamometer for measuring legs muscles strength, and triple jump test. While the analysis data used corelation product moment. Based on analysis result showed r xy 0,7246 it mean there is corelation betwen variable X and Y on enough category, In the end, the condution in this research. Is there are corelation between legs muscles strength with triple jump results male student class XI 1 Social Science SMAN 1 Kampar. Key word : Leg muscles strenght, triple jump result.

2 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR Rusmawati 1, Drs.Slamet., M.Kes AIFO 2, Ni Putu Nita Wijayanti S.Pd., M.Pd 3. rusmawati@yahoo.com 1 slamet.kepelatihan@yahoo.com 2, nitawijayanti87@yahoo.com 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah hasil lompat jangkit siswa putra Kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kampar masih belum baik. Hal ini diduga karena faktor kekuatan otot tungkai. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan hubungan kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jangkit siswa putera kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kampar. Jenis penelitian ini adalah korelasional, yang telah dilakukan di SMAN 1 Kampar dengan sampel 12 orang siswa putera kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kampar. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari hasil tes leg dynamometer untuk mengukur kekuatan otot tungki, dan tes lompat jangkit. Sedangkan analisis data menggunakan korelasi produk moment. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh r xy 0.7246 ini berarti terdapat hubungan antara variabel X dan Y pada kategori cukup. Dengan demikian, dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan anatara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jangkit siswa putera kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kampar. Kata Kunci: Kekuatan otot tungkai, hasil lompat jangkit.

3 PENDAHULUAN Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 1 point 11 berbunyi : Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, memberikan nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lainlain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan afektif, kognitif, pskomotorik dan metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman dengan gerak manusia. Ruang lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan mencakup aspek-aspek permainan dan olahraga, yang di dalamnya terdapat cabang atletik. Salah satu materi yang diajarkan kepada peserta didik adalah nomor lompat jangkit. Lompat jangkit adalah lompatan yang dilakukan dalam tiga fase yaitu berjingkat (hop), melangkah (step) dan lompatan (jump). Untuk melakukan lompatan, pelompat harus mendarat dengan kaki yang sama yang digunakan untuk take off pada fase hop (lompatan dengan satu kaki), dengan kaki yang berlawanan dari kaki yang digunakan take off pada fase step (melangkah) dan dengan kedua kaki pada fase terakhir atau jump. (Suherman. dkk, 2001:141) Dalam pelaksanaan lompat jangkit harus menguasai teknik gerakan yang benar dan didukung oleh kondisi fisik, dan mental. Salah satu yang penulis angkat untuk mengetahui pengaruh sesungguhnya adalah kondisi fisik yakni pada kekuatan otot tungkai yang akan memberi dampak pada saat melakukan lompat jangkit. Untuk mencapai prestasi, seorang atlet lompat jangkit harus memiliki kondisi fisik yang baik untuk menunjang hasil lompat jangkit terutama kekuatan. Kekuatan adalah kemampuan yang dikeluarkan seseorang untuk melakukan sesuatu hal atau pekerjaan secara maksimal. Secara umum kekuatan otot kaki dan tungkai memiliki hubungan yang erat dalam melakukan lompat jangkit, karena

4 dengan kekuatan otot tersebut atlet akan mampu melakukan awalan yang lebih baik, lari yang cepat dan tumpuan yang seimbang. Dengan demikian, maka jelas erat hubungan kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jangkit terutama saat melakukan lentingan waktu melayang sehingga terjadi dorongan kedepan. Selain Kekuatan, unsur kondisi fisik yang dibutuhkan untuk lompat jangkit adalah power dan stamina. Power atau daya ledak dibutuhkan pada saat melakukan tolakan, baik pada saat hop, step dan jump, sedangkan stamina sangat diperlukan karena lompat jangkit harus melalui tiga tahapan, tidak sama dengan lompat jauh yang hanya satu kali tolakan. (Suherman, dkk. 2001: 141). Selanjutnya tak kalah pentingnya, bahwa untuk dapat hasil lompat yang maksimal juga diperlukan koordinasi, Syafruddin (2013:123) menjelaskan bahwa penguasan ciri-ciri koordinasi gerak menunjukkan tingkat penguasaan suatu teknik cabang olahraga dan sekaligus menggambarkan kualitas teknik olahrag seorang atlet. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Kampar, terlihat bahwa hasil lompat jangkit siswa masih rendah yang ditandai dengan jarak lompatan masih pendek, prestasi atau jarak lompatan siswa masih berkisar antara 5 sampai dengan 7,5 meter. Rendahnya hasil lompat jangkit siswa ini disinyalir disebabkan oleh beberapa konponen kondisi fisik seperti kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, Kecepatan, dan panjang tungkai. Berdasarkan uraian di atas, banyak konponen kondisi fisik yang mempengaruhi hasil lompat jangkit siswa, maka penulis tertarik mengangkat satu komponen fisik yang sangat erat hubungannya dengan lompat jangkit dalam penelitian yang diberi judul Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Lompat Jangkit Siswa Putra Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kampar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2016 di SMA Negeri 1 Kampar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan regresi. Best (Sukardi,2003:157) mengatakan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai apa adanya. Selanjutnya West (Sukardi,2003:157) menyatakan dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas tinggi. Di samping itu penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang, dan melaporkan keadaan objek dan subjek penelitian sesuai dengan apa adanya. Berdasarkan hipotesis penelitian Terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jangkit siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kampar, maka jenis data adalah data kuantitatif. Analisis datanya dilakukan dengan pendekatan korelasional, karena berusaha mengungkapkan hubungan suatu variabel dengan variabel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Putra kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kampar yang berjumlah 12 orang. Melihat jumlah populasi siswa putra

5 kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kampar tidak begitu besar, maka populasi di jadikan sebagai sampel, ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006 ; 134) Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Pengambilan sampel penulis menggunakan total sampling yaitu semua populasi dijadikan sampel, dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 12 orang. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan alat leg dynamometer 2. Untuk hasil lompat jangkit digunakan tes lompat jangkit dengan teknik yang benar. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Deskripsi data 1. Variabel Kekuatan Otot Tungkai (X) Hasil penyeleksian data diperoleh skor terendah 16 dan skor tertinggi 58. Dari hasil analisis data diketahui rata-rata 36,64 dan standar deviasi 16,0142. Tabel 1 Distribusi Frekuensi skor variabel Kekuatan otot tungkai (X) No Kelas Interval Frekwensi Absolut Relatif (%) 1 16-26 5 45,46 2 27-37 2 18,18 3 38-48 0 0,00 4 49-59 4 36,36 11 100,0% Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa penyebaran skor variabel X terdapat 5 orang atau 45,46% memperoleh skor masing-masing bervariasi antara 16-26, 2 orang atau 18,18% memperoleh skor yang bervariasi antara 27-37. Sementara yang memperoleh skor 38-48 0 %, dan 4 orang sampel atau 36,36% yang skornya bervariasi antara 49-49. 2. Variabel Hasil Lompat Jangkit (Y) Hasil seleksi data diperoleh skor terendah 7,21 dan skor tertinggi 10,07. Dari hasil analisais data diketahui skor rata-rata 8,42, dan standar deviasi 0,8621. Tabel 2 Distribusi frekuensi variabel Hasil Lompat Jangkit (Y) No Kelas Interval Frekwensi Absolut Relatif (%) 1 7,00-7,99 4 36,36 2 8,00-8,99 5 45,46 3 9,00-9,99 1 9,09 4 10,00-10,99 1 9,09 11 100,0%

6 Berdasarkan tabel 2 di atas penyebaran skor menunjukkan bahwa 4 orang atau 36,36% memperoleh skor yang bervariasi antara 7,00-7,99, 5 orang atau 45,46% memperoleh skor yang bervariasi antara 8,00-8,99. Terdapat 1 orang 9,09% memperoleh skor yang bervariasi antara 9,00-9,99 dan skor 10,00-10,99. b. Pengujian Persyaratan Analisis Persyaratan analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis selanjutnya. Persyaratan analisis tersebut uji normalitas. Perhitungan uji normalitas dengan uji Lilliefors dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3 Hasil uji Lilliefors Variabel X Variabel Y N 11 11 L hitung 0,1999 0,1209 L tabel 0,249 0,249 Kesimpulan Normal Normal Ho = Data semua variabel berdistribusi normal. Ha = Data semua variabel tidak berdidtribusi normal. Dasar pengambilan keputusan: L hitung < L tabel, maka data berdistribusi normal. Diketahui L hitung variabel kekuatan otot tungkai (X) berada dibawah L tabel (0,1999 < 0,249), sedangkan variabel Hasil lompat jangkit (Y), L hitung < L tabel (0,1209<0,249) dari hasil di atas berarti Ho diterima, data kedua variabel adalah normal. c. Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis H a = Terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) dengan hasil lompat jangkit (Y). H o = Tidak terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) dengan hasil lompat jangkit (Y). Dari perhitungan diperoleh besarnya hubungan variabel kekuatan otot tungkai (X) dengan variabel hasil lompat jangkit (Y) adalah 0,7246. Artinya hubungan kedua variabel tersebut positif dan berada pada kategori Cukup. Selanjutnya r hitung dibandingkan dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% maka diperoleh r tabel 0,632 (r hitung r tabel ). Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jangkit siswa putera Kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kampar. d. Pembahasan Hasil lompat jangkit adalah prestasi atau lompat terjauh dari seorang pelompat. Lompat jangkit dilakukan dengan tahapan yaitu: pertama. Melakukan lari awalan, kedua. Setelah sampai pada batas lari awalan atau papan tumpu

7 melakukan jingkat (hop)-melangkah (step)-dan Melompat (jump), ketiga. Melayang di udara dan keempat mendarat. Untuk mencapai lompat yang jauh diperlukan kekuatan otot tungkai. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang positif dengan hasil lompat jangkit siswa putera Kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kampar, ini dibuktikan dengan nilai r xy sebesar 0,7246. Hasil tersebut di atas dapat dijelaskan, kekuatan otot tungkai siswa yang lebih baik memberikan hasil lompat jangkit yang baik juga. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima yaitu terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jangkit siswa putera kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kampar. Kekuatan otot tungkai memang sebagai penentu keberhasilan dalam memlompat, tetapi tidak dipungkira bahawa kekuatan otot tungkai bukanlah satusatunya, masih terdapat faktor lain yang memberi pengaruh terhadap keberhasilan dalam melompat seperti; kekuatan kecepatan, daya tahan, panjang tungkai, kelenturan, juga tidak kalah pentingnya adalah penguasaan teknik melompat itu sendiri. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan analisis data penelitian yaitu kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jangkit siswa putera kelas XI IPS 1diperoleh r xy 0,7246 dan r tabel 0,632 (r hitung r tabel ) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jangkit siswa putera kelas XI IPS 1 SMAN 1 Kampar. Rekomendasi Bertolak dari hasil penelitian ini, menulis merekomendasikan kepada: 1. Guru Pendidikan Jasmani, Untuk membina atlet nomor lompat perlu memperhatikan dan memberikan latihan untuk meningkatkan kekuatan kekuatan otot tungkai. 2. Kepala Sekolah, diharapkan memberikan pembinaan dengan memberikan fasilitas kepada guru Pendidikan jasmani dalam melaksanakan kegiatan pembinaan atlet di sekolah. 3. Pembaca atau peneliti selanjutnya agar meneliti faktor kondisi fisik lain yang berhubungan dengan hasil lompat jangkit. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta Carr, Gerry A. 2003. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta. Rajagrafindo Persada. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. Depdikbud Ismaryati. 2008. Tes & Pengukuran Olahraga. Surakarta. UNS Press. Jarver, Jess. 2009. Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung. Pionir Jaya.

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. 2005. Panduan Penetapan Parameter Tes pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Midgley, Rud. Cs. 2000. Ensiklopedi Olahraga Edisi Revisi. Semarang. Dahara Prize. Mukholid, Agus. 2004. Pendidikan Jasmani. Surakarta. Yudistira. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani : Prinsipprinsip dan Penerapannya. Jakarta: Depdiknas. Pearce, Evelyn. C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. Gramedia. Sajoto.M. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Suherman. dkk. 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan & Kompetisi Untuk Siswa SMA/SMK. Jakarta: Dirjen Olahraga, Depdiknas. Syafruddin. 2013. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang: UNP Press. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005. Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. 8