PENGARUH EDUKASI SOSIODRAMA TENTANG PHBS CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN SISWA SD MUHAMMADIYAH KALANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Manuskrip. Oleh : Icha Puspitalia Wilanda NIM : G2A PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas hidupnya harus berkembang dengan baik terutama anak-anak

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN DIARE PADA SISWA KELAS V SDN TRIHARJO SLEMAN TAHUN 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Yogyakarta berdiri di atas lahan dengan luas 2150 m 2 dengan luas

PERBEDAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN DEMONSTRASI PADA ANAK KELAS V SD DI SDN PAGU I KECAMATAN PAGU

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN JAJANAN SEHAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN SRIBITAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SD NEGERI TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA

Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pengetahuan, Sikap, Tindakan

Khoiruddin 1, Kirnantoro 2, Sutanta 3

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

RYAN KENDI OKTA PRATAMA J

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

*Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo Yosdimyati R

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MULTIMEDIA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK SD KELAS III DI SDN 2 JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

ABSTRACT

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK CUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI PAUD DARUNNAJAH TAMANSARI WULUHAN JEMBER

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pencegahan penyakit dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Keywords: hand washing demonstration, elementary school students, the incidence of illness.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Departemen Kesehatan Lingkungan 2 Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS II SMP DI PONDOK TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK SD NEGERI 3 GAGAK SIPAT BOYOLALI. Nur Hikmah

ARTIKEL PENELITIAN. yang berakibat buruk bagi kesehatan dan jumlah perokok di Indonesia cenderung meningkat (Notoatmodjo, 2010).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN UKS DALAM PROGRAM PHBS SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 KOTA YOGYAKARTA 2013

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH. Di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENCUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SDN 01 GONILAN

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH EDUKASI SOSIODRAMA TENTANG PHBS CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN SISWA SD MUHAMMADIYAH KALANGAN Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun Oleh : NUR INTAN INDRIYATI OKTAVIANA SJ. DAI 20130320138 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017 1

2

PENGARUH EDUKASI SOSIODRAMA TENTANG PHBS CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN SISWA SD MUHAMMADIYAH KALANGAN Nur Intan Indriyati Oktaviana Sj. Dai 1, Romdzati 2 1 Mahasiswa Ilmu Keperawatan UMY, 2 Dosen Ilmu Keperawatan UMY e-mail : nurintandai@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang : Mencuci tangan merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit melalui tangan dengan cara membersihkan tangan dan jemari dengan menggunakan air mengalir dan sabun hingga bersih. Mencuci tangan sangat penting karena tangan merupakan agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, namun tingkat kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan menggunakan sabun masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan data dan informasi dari Kementrian Kesehatan RI tahun 2014 yang menjelaskan bahwa sebanyak 56,6 % masyarakat Indonesia tidak memahami pentingnya cuci tangan dan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 51%. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh edukasi sosiodrama tentang PHBS cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap cuci tangan siswa SD. Metodologi : Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental dengan rancangan One group pre-post test design. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 42 orang. Data diuji menggunakan uji non parametrik dengan uji wilcoxon. Hasil : Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh edukasi sosiodrama tentang phbs cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap cuci tangan siswa. Hasil uji statistik diperoleh nilai signifikansi 0,000 untuk tingkat pengetahuan cuci tangan siswa dan 0,000 untuk sikap cuci tangan siswa. Kesimpulan : Terdapat pengaruh edukasi sosiodrama tentang PHBS Cuci Tangan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap Cuci Tangan siswa kelas IV dan V SD Kata Kunci : PHBS, Cuci Tangan, Pengetahuan, Sikap, Sosiodrama 3

THE INFLUENCE OF SOCIODRAMA EDUCATION ABOUT PERSONAL HYGIENE OF HAND WASH TOWARDS THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND HAND WASH ATTITUDE OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL KALANGAN STUDENTS Nur Intan Indriyati Oktaviana Sj. Dai 1, Romdzati 2 1 Student of School of Nursing UMY, 2 Lecturer of School of Nursing UMY e-mail : nurintandai@gmail.com ABSTRACT Background : Hand washing in one of the efforts to prevent contagious diseases through hand by cleaning hands and fingers by using running water and soap until they are clean. Hand washing is very important because the hand is the agent that brings germs and causes the phatogen moves from one person to the others. However, the awareness level of the society to wash their hands by using soap is still low. It can be proven by the data and information from the Ministry of Health of Indonesia Republic in 2014 that states that there were 56.6% of the Indonesia and 51% of Yogyakarta Special Region province people who did not understand the importance of hand wash. Objective : The research aimed at finding out the influence of sosiodrama education about personal hygiene hand washing on the level of knowledge and hand wash attitude of Muhammadiyah Elementary School students. Methodology : This research used Pra Eksperimental research method with One group pre-post test design. The sampling technique used in the research was total sampling of 42 respondents. The data were tested by using non parametric test with wilcoxon test. Result: The result of the analysis showed there was influence of sociodrama education about personal hygiene of hand washing towards the level of knowledge and the hand wash attitude of students. The statistical test result was that the significance value was 0,000 (p<0,05) for the level of hand wash knowledge of the students and 0,000 (p<0,05) for the hand washing attitude of the students. Conclusion :There was influence of sosiodrama education about personal hygiene hand wash towards the level of knowledge and hand wash attitude of the students of Class IV and V of Muhammadiyah Elementary School Kalangan. Keywords : PHBS, Hand Washing, Knowledge, Attitude, Sociodrama 4

PENDAHULUAN Anak usia sekolah yaitu ketika anak berusia enam tahun sampai saat anak mencapai kematangan seksualnya (13 tahun bagi perempuan dan 14 tahun bagi lakilaki) (Jahja, 2011). Pada masa ini anak cenderung memiliki perilaku hidup bersih yang rendah, sehingga menyebabkan mereka rentan untuk terkena berbagai masalah kesehatan (Rinandanto, 2015). Masalah kesehatan umum yang dimaksud berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebersihan diri, serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun (Anugrah & Hendra, 2007). Untuk menangani masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Visi Promosi Kesehatan RI adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2010, akan tetapi hal ini masih jauh dari harapan. Indikator yang digunakan sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, dan membuang sampah pada tempatnya (Gomo, Umboh, & Pandelaki, 2013) Kegiatan PHBS cuci tangan adalah membersihkan tangan dan jemari dengan menggunakan air mengalir dan sabun hingga bersih untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui tangan (Yana, 2015). Pelaksanaan PHBS khususnya cuci tangan di sekolah ini dilaksanakan guna untuk meningkatkan pengetahuan, keinginan serta kemampuan siswa, guru, dan masyarakat sekitar sekolah untuk mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan b sekolah sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit yang ditularkan akibat tidak menuci tangan (Reza, Marsito, & Saraswati, 2012). Data dan informasi dari Kementrian Kesehatan RI tahun 2014 menjelaskan bahwa hanya 43,4 % masyarakat Indonesia yang memahami dan menyadari pentingnya mencuci tangan dengan benar, sedangkan untuk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta hanya sebanyak 49,8 % yang memahami cara cuci tangan dengan benar (Kemenkes,2014). Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan terdiri dari berbagai metode, salah satunya adalah metode sosiodrama. Metode sosiodrama yaitu memainkan peran terkait permasalah di kehidupan sosial yang sesuai materi pendidikan kesehatan yang diberikan agar peserta lebih tertarik dengan materi tersebut dan dapat mengingat lebih lama (Majid, 2013). Metode ini juga cocok untuk diterapkan kepada anak usia sekolah karena pada usia tersebut anak sudah memiliki kematangan bahasa, motorik, sosial, emosional dan intelektual (Yusuf, 2011). 5

METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk diberi perlakuan. Dengan menggunakan rancangan One group pre-post test design untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi sosiodrama tentang PHBS cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap cuci tangan siswa kelas IV dan V SD. Data penelitian ini diambil menggunakan kuesioner. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Siswa SD (N=42) No. Karakteristik Frekuensi responden (n) 1. Jenis Kelamin a. Laki-laki 26 b. Perempuan 16 Jumlah 42 2. Usia a. 9 tahun b. 10 tahun c. 11 tahun d. 12 tahun e. 13 tahun Jumlah 3. Kelas a. Kelas 4 b. Kelas 5 Jumlah 4 16 20 1 1 42 23 19 42 Persen (%) 61,9% 38,1% 100% 9,5% 38,1% 47,6% 2,4% 2,4% 100% 54,8% 45,2% 100% Berdasarkan tabel 1 dijelaskan bahwa karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan usia. Pada karakterisik jenis kelamin, sebagian besar jenis kelamin responden adalah laki-laki yaitu sebesar 61,9% (26 orang). Karakteristik responden yang lain dalam penelitian ini yaitu usia. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berusia 11 tahun yaitu 47,6% (20 orang). 2. Analisis Univariat Tabel 2 Tingkat pengetahuan Siswa SD tentang cuci tangan sebelum diberikan edukasi (N=42) Karakteristik Pretest n % Rendah 21 50% Cukup 17 40,5% Baik 4 9,5% Jumlah 42 100% Tabel 2 di atas menjelaskan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan cuci tangan siswa SD sebelum diberikan edukasi adalah rendah yaitu 50% (21 orang). Tabel 3 Sikap cuci tangan Siswa SD sebelum diberikan edukasi (N=42) Karakteristik Pretest n % Negatif 19 45,2% Netral 20 47,6% Positif 3 7,1% Jumlah 42 100% Berdasarkan tabel 3 tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar sikap cuci tangan siswa SD Muhammadiyah Kalangan sebelum diberikan edukasi adalah netral yaitu sebanyak 47,6% (20 orang). 6

Tabel 4 Tingkat pengetahuan Siswa SD tentang cuci tangan setelah diberikan edukasi (N=42) Postest Karakteristik n % Rendah 2 4,8% Cukup 11 26,2% Baik 29 69,0% Jumlah 42 100% Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan cuci tangan siswa SD setelah diberikan edukasi adalah baik yaitu 69,0% (29 orang). Tabel 5 Sikap cuci tangan Siswa SD setelah diberikan edukasi (N=42) Postest Karakteristik n % Negatif 4 9.5% Netral 9 21.4% Positif 29 69% Jumlah 42 100% Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sikap cuci tangan siswa SD setelah diberikan edukasi adalahh positif yaitu sebesar 69% (29 orang). 3. Analisis Bivariat Tabel 6 Perbedaan tingkat pengetahuan siswa SD tentang cuci tangaan saat sebelum dan setelah diberikan edukasi N Mean Sig. (2-tailed) Pre-test 42 59,64 0.000 Post-test 42 81,64 Tabel 6 menjelaskan bahwa nilai rata-rata pretest tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan sebesar 59,65 dan mengalami peningkatan pada saat postest dengan nilai ratarata sebesar 81,64. Nilai signifikansi pada penelitian adalah 0,000 (p-value < 0.05), sehingga H 0 dalam penelitian ini ditolak atau terdapat pengaruh edukasi sosiodrama tentang cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan siswa. Tabel 7 Perbedaan sikap cuci tangan siswa SD saat sebelum dan setelah diberikan edukasi N Mean Sig. (2-tailed) Pre-test 42 58,93 0.000 Post-test 42 78,21 Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest sikap cuci tangan siswa sebesar 58,93 dan pada saat postest nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 78,21. Nilai signifikansi adalah 0,000 atau p-value < 0.05, sehingga H o dalam penelitian ini ditolak yang dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh edukasi sosiodrama tentang cuci tangan terhadap sikap cuci tangan siswa. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 42 siswa dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil karakteristik responden yang diperoleh dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia dan kelas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah laki-laki sebesar 61,9% 7

(26 orang) dan perempuan hanya sebanyak 38,1% (16 orang). Perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap seseorang secara langsung, akan tetapi pada saat diberikan edukasi, responden perempuan lebih antusias dan tingkat perhatiannya sangat tinggi. Pada karakteristik usia menunjukkan bahwa usia termuda responden adalah 9 tahun, sedangkan usia tertua responden adalah 13 tahun. Anak usia sekolah lebih mudah untuk dibimbing dan diarahkan (Notoatmodjo, 2010). Pada masa kelas tinggi sekolah dasar (usia 9 sampai 13 tahun), anak cenderung memiliki sifat ingin tahu dan ingin belajar serta mulai tertarik terhadap kehidupan praktis sehari-hari sehingga merupakan waktu yang tepat untuk diberikan pendidikan kesehatan (Yusuf, 2011). 2. Pengaruh Edukasi Sosiodrama tentang Cuci Tangan terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa SD Pengukuran tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan dilakukan dengan kuesioner. Pengkuruan dilakukan saat sebelum (pretest) dan setelah (postest) diberikan edukasi sosiodrama tentang cuci tangan. Pada penelitian ini, sosiodrama diperankan oleh 7 orang siswa kelas IV dan 7 orang siswa kelas V yang sudah dilatih sebelumnya oleh peneliti. Hasil Pretest pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa SD Muhammadiyah Kalangan tentang cuci tangan mayoritas adalah rendah yaitu sebanyak 50% (21 orang), sedangkan siswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik hanya sebanyak 9,5% (3 orang). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa SD sebelum diberikan edukasi masih rendah, hal ini dibuktikan dengan jumlah siswa yang memiliki tingkat pengetahuan rendah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal yang menyebabkan tingkat pengetahuan siswa masih rendah saat sebelum diberikan edukasi karena kurangnya pengetahuan siswa tentang cuci tangan. Kurang pengetahuan juga disebabkan oleh kurangnya informasi, keterangan dan pemberitahuan yang menimbulkan kesadaran (Notoatmodjo, 2012). Menurut Budiman (2013), selain kurangnya pengetahuan, pengalaman yang sedikit juga dapat menyebabkan tingkat pengetahuan rendah. Setelah diberikan edukasi sosiodrama tentang cuci tangan, tingkat pengetahuan siswa SD mengalami perubahan. Hasil postest tingkat pengetahuan siswa menjadi lebih baik, yaitu siswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang cuci tangan meningkat menjadi 8

69% (29 orang), sedangkan siswa yang memiliki tingkat pengetahuan rendah menjadi 4,8%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa SD tentang cuci tangan mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi sosiodrama tentang cuci tangan. Hal ini disebabkan karena siswa sudah terpapar dengan informasi yang diperlukan, serta telah mendapat pengalaman tambahan saat dilakukannya edukasi sosiodrama tentang cuci tangan. Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yaitu lingkungan sosial ekonomi, kultur dan budaya yang dimiliki, tingkat pendidikan dan pengalaman (Budiman & Riyanto, 2013). Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman langsung maupun tidak langsung, selalu memiliki tingkatan-tingkatan seiring dengan bertambah dan berkembangnya pengetahuan itu. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi sosiodrama tentang cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan siswa SD. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata pada saat pretest yaitu 59,65 dan meningkat pada saat postest yaitu menjadi 81,64 dengan signifikansi 0,000 atau p-value < 0,05. Dengan demikian, H o dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Fatimah (2012) yang menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan siswa setelah diberikan intervensi penyuluhan terkait PHBS. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa rata-rata nilai postest lebih tinggi dibanding dengan nilai pretest. Sama halnya dengan hasil penelitian Septianingrum (2015) yang menyatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan cuci tangan terhadap pengetahuan cuci tangan anak SD di Kota Yogyakarta. Hal ini juga didukung oleh penelitian Apriany (2012) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan tingkat pengetahuan pada kelompok yang diberikan intervensi promosi kesehatan tentang cuci tangan, sedangkan kelompok yang tidak diberikan intervensi tidak mengalami peningkatan tingkat pengetahuan. 3. Pengaruh Edukasi Sosiodrama tentang Cuci Tangan terhadap Sikap Cuci Tangan Siswa SD Sikap merupakan suatu kombinasi kognitif dan afektif seseorang terhadap suatu objek atau stimulus sehingga menimbulkan suatu reaksi tertutup (Azwar, 2011). Pada hakikatnya, skala sikap dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan, dan akan dinilai apakah pernyataan itu didukung atau ditolak (Budiman & Riyanto, 2013). Dalam 9

penelitian ini, skala sikap dinilai menggunakan kuesioner sikap dengan skala Likert. Hasil pretest sikap cuci tangan menunjukkan bahwa dari 42 responden hanya 17,1% (3 orang) yang memiliki sikap positif, sedangkan siswa yang memiliki sikap negatif sebanyak 45,5% (19 orang). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap cuci tangan siswa sebagian besar buruk saat sebelum diberikan edukasi cuci tangan. Sebagian besar siswa mencuci tangan hanya sekedarnya saja dan tidak menggunakan metode 6 langkah, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka terkait tehnik cuci tangan. Setelah diberikan edukasi terkait cuci tangan, hasil postest sikap cuci tangan siswa menjadi 9,5% (4 orang) memiliki sikap yang negatif terhadap cuci tanga dan 69% (29 orang) memiliki sikap yang positif. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap cuci tangan siswa menjadi baik setelah diberikan edukasi. Pada saat setelah diberikan edukasi, siswa lebih mengerti tehnik mencuci tangan yang baik. Perubahan sikap yang terjadi setelah diberikan edukasi cuci tangan dikarenakan siswa telah terpapar oleh informasi terkait cuci tangan serta telah terjadi peningkatan pengetahuan. Semakin meningkatnya tingkat pengetahuan seseorang, maka akan meningkat pula sikap dan perilaku orang tersebut (Khoiruddin, Kimantoro, & Sutanta, 2015). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi sosiodrama tentang cuci tangan terhadap sikap cuci tangan siswa. Hal ini dibuktikan dengan terjadi peningkatan nilai rata-rata sikap cuci tangan siswa saat pretest yaitu 58,93 menjadi 78,21 pada saat posttest dengan nilai signifikansi 0,000 atau p-value < 0,05. Dengan demikian, H 0 dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sitorus dan Fransisca (2014) yang menunjukkan bahwa ada peningkatan sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa SD Negeri 157 Kota palembang, dengan nilai signifikansi 0,001 atau p-value < 0,05. Sama halnya dengan penelitian Sari (2015) yang mendapatkan hasil bahwa ada pengaruh promosi kesehatan tentang cuci tangan pakai sabun terhadap sikap cuci tangan ibu-ibu pengajian di Banguntapan. Penelitian Wati (2011) juga memiliki hasil yang sama dengan penelitian ini yaitu ada pengaruh penyuluhan PHBS terhadap peningkatan sikap siswa SD kelas IV di SDN Bulukantil Surakarta. Hal ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sikap seseorang dapat berubah ketika mendapat rangsangan baik secara internal maupun eksternal (Sitorus & Fransisca, 2014). Rangsangan yang diberikan dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan. 10

Pendidikan atau proses belajar pada dasarnya dapat mempengaruhi pengetahuan dan keyakinan/kepercayaan sehingga terjadi perubahan sikap (Notoatmodjo, 2007). Selain pendidikan, faktor lain yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman, kebudayaan, media massa, dan emosi dari individu itu sendiri (Azwar, 2011). KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan siswa kelas IV dan V SD sebelum diberikan edukasi adalah rendah 2. Tingkat pengetahuan siswa kelas IV dan V SD setelah diberikan edukasi adalah baik 3. Terdapat pengaruh edukasi sosiodrama tentang cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas IV dan V SD. 4. Sikap cuci tangan siswa kelas IV dan V SD sebelum diberikan edukasi adalah netral 5. Sikap cuci tangan siswa kelas IV dan V SD setelah diberikan edukasi adalah positif 6. Terdapat pengaruh edukasi sosiodrama tentang cuci tangan terhadap sikap cuci tangan siswa kelas IV dan V SD Muhammadiyah Kalangan. B. Saran 1. Bagi Instansi Pendidikan Diharapkan bagi Dinas Pendidikan agar membuat kebijakan untuk menambah materi tentang PHBS ke dalam kurikulum sekolah serta lebih meningkatkan kerja sama dengan Dinas Kesehatan dalam meningkatkan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 2. Bagi Instansi Kesehatan Diharapkan dapat mengupayakan untuk memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik mengenai UKS serta PHBS di sekolah, sehingga promosi kesehatan di sekolah dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. 3. Bagi Pendidik di SD Diharapkan dapat meningkatkan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah serta memberikan penyuluhan secara berkesinambungan tentang PHBS di sekolah. 4. Bagi Siswa Sekolah Dasar Diharapkan siswa sekolah dasar dapat lebih giat dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar secara mandri. 5. Bagi peneliti selanjutnya Perlu penelitian lanjutan untuk membandingan keefektifan metode pendidikan kesehatan sosiodrama dengan metode pendidikan kesehatan lainnya. 11

DAFTAR PUSTAKA Anugrah, & Hendra. (2007). Permasalahan Umum Kesehatan Anak Usia Sekolah. Apriany, D. (2012). Perbedaan Perilaku Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol. 7, No. 2. Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiman, & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Fatimah, S. (2012). Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas 4 dan 5 Kembaran Kecamatan Loano Kabupateen Purworejo Propinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Jakarta: Universitas Indonesia. Gomo, M. J., Umboh, J. M., & Pandelaki, A. J. (2013). Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah Pada Siswa Kelas Akselerasi Di SMPN 8 Manado. Jurnal e-biomedik (ebm), Vol. 1, No. 1, 503-505. Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia. Khoiruddin, Kimantoro, & Sutanta. (2015). Tingkat Pengetahuan Berhubungan dengan Sikap Cuci Tangan BersihPakai Sabun Sebelum dan Setelah Makan pada Siswa SD N Ngebel Tamantirta, Kasihah, Bantul, Yogyakarta. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, 176-180. Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Reza, F., Marsito, & Saraswati, R. (2012). Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Oleh Peer Group dan Tenaga Kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Cuci Tangan Bersih pada Siswa SD N 01 dan 02 Bonosari Sempor Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Vol. 8, No. 1. Rinandanto, A. (2015). Sikap Siswa terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SD Negeri Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sari, F. N. (2015). Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang PHBS Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Pengetahuan dan Sikap CTPS Pada Ibu-Ibu Di Pengajian Aisyiyah Ranting Banguntapan Bantul Yogyakarta 2013. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. Septianingrum, D. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Cuci Tangan dengan Media Audiovisual (video) dan Leaflet terhadap pengetahuan Cuci Tangan Anak SD di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Sitorus, N., & Fransisca, L. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa SD Negeri 157 Kota Palembang Tahun 2014. 12

Palembang: Poltekes Kemenkes Palembang. Wati, R. (2011). Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci Tangan terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas V di SDN Bulukantil Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Yana, Y. (2015, Oktober). Manfaat Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air Bersih. Dipetik Januari 8, 2017, dari Informasi Manfaat: http://manfaat.co.id/manfaatmencuci-tangan-dengan-air-bersihdan-sabun Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 13