1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua orang tua pasti memiliki harapan mempunyai anak-anak yang bisa dibanggakan. Anak-anak yang kelak saat mereka dewasa menjadi satu diantara deretan manusia-manusia sukses, baik akademik maupun Akhlaknya. Pendidikan akademik adalah penting bagi setiap insan. Pendidikan akademik yang bernilai tinggi belum tentu menjamin kesuksesan seseorang pada masa mendatang tanpa memiliki Akhlak mulia. Fakta dan data sudah sering mengatakan bahwa anak yang cerdas belum tentu bisa sukses, sebagai contoh sebusah kasus seorang anak bernama Ted Kaczynski yang sangat cerdas, ia berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu Matematika pada usianya yang ke-20 dari Harvard University. Profesi sebagai dosen di Harvard ditinggalkannya ketika dia tertarik pada teknologi bom. Kejeniusan Kaczynski akhirnya membuat dia terpuruk didalam penjara karena dia membunuh 22 orang dengan bom yang ia buat sendiri. Sungguh ia adalah anak yang jenius namun tak berakhlak mulia. 1 Pada tahun tahun terakhir ini, prosedur Matematika dan materi Matematika lebih banyak digunakan dalam berbagai cabang ilmu, seperti fisika, kimia, biologi, kedokteran, ekonomi bahkan ilmu agama (Akhlak, moral, prilaku). 1 Bekti Hermawan Handoyo, Matematika Akhlak, ( Jakarta : kawan pustaka, 2007 ), hal IV. 1
2 penggunaan Matematika yang makin meningkat menunjukkan bahwa peran Matematika didalam kehidupan umat manusia pada abad Teknologi ini sangat mutlak. Bekti Hermawan yang merupakan alumnus Institut Pertanian Bogor (1991) menemukan sebuah cara mengajarkan Akhlak qur ani melalui pendekatan Matematika, atau lebih tapatnya mengajarkan Akhlak yang abstrak dengan bahasa bilangan yang disebut dengan Matematika Akhlak. Kini cara tersebut telah aplikasikan oleh seorang guru Matematika di MINU Tropodo-Waru-Sidoarjo. Matematika dalam pengertian lama adalah ilmu tentang bilangan, bentuk dan terapannya. Dalam hubungannya dengan berbagai ilmu pengetahuan, Matematika berfungsi sebagai bahasa ilmu dengan lingkup universal sebab dengan menggunakan Matematika dapat dilakukan abstraksi dari kenyataankenyataan yang sangat rumit menjadi suatu model sehingga dapat dicapai ketajaman dalam memberikan deskripsi, mempermudah untuk mengadakan klasifikasi, kalkulasi dan dengan komputasi Matematika akan meningkatkan kemampuan untuk mengadakan evaluasi dan prediksi. 2 Dalam kedudukannya sebagai cara berfikir dan cara belajar (mempelajari ilmu pengetahuan), Matematika sangat memegang peranan penting dalam berbagai cabang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. 3 2 Husain Bumolo dan Djoko Mursinto, Matematika untuk Ekonomi dan Aplikasinya, ( malang : bayumedia publishing, 2005 ) hal 1 3 Theresia, Tirta Saputro, Pengantar Dasar Matematika Logika dan Teori Himpunan, (Jakarta : Erlangga, 1992 ), hal 1.
3 Keith Devlin mengatakan, Matematika sebagai ilmu tantang pola, merupakan sebuah cara memandang dunia, baik dunia fisik, biologis dan sosiologis dimana kita tinggal, dan juga cara memandang dunia batin dari pemikiran kita. 4 Menurut M.Quraish Shihab, Akhlak dapat diartikan sebagai tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibut-buat dan telah menjadi kebiasaan. Tetapi selanjutnya beliau mengatakan Akhlak dapat diubah!akhlak dapat merupakan hasil dari pendidikan. Oleh karena itu, Akhlak pun dapat diubah melalui pendidikan. 5 Di sinilah letak keunikannya. Dengan penggabungan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jika Akhlak dapat diubah melalui pendidikan, Akhlak seharusnya bisa dijelaskan secara matematis, karena Matematika dan Akhlak adalah suatu bahasa dan sudah terpola dialam semesta ini. Selain itu, aspek kajian ilmu Matematika ini dalam dunia islam memperkenalkan tertib aturan (sesuatu yang terpola), keseimbangan (sesuatu yang terukur sebagaimana persamaanpersamaan matematis), dan keserasian (dapat digunakan untuk menjelaskan ilmu pengetahuan lain secara umum). Dalam proses belajar mengajar Matematika Akhlak ini, selain menggunakan al-qur an sebagai pedoman belajar Matematika, metode ini sudah dirasa cukup untuk memenuhi faktor pola pendidikan yang demokratis dan 4 Bekti Hermawan Handoyo, Matematika Akhlak, Op. Cit., hal V 5 Ibid,
4 dialogis. Selain menjadi unik dan menarik, Matematika Akhlak cukup memenuhi faktor pendidikan IQ, EQ sekaligus AQ. IQ, sudah jelas, setiap anak yang belajar Matematika Akhlak akan mengalami peningkatan pengetahuan dan teknis dalam ber-matematika. EQ, seseorang akan mengalami kematangan emosional karena dalam mempelajari Matematika digunakan pendekatan Akhlak Qur ani. Dan AQ, sudah pasti tercakup dalam Matematika akhlaq, karena metode Matematika Akhlak disampaikan secara demokratis dan dialogis kepada setiap orang yang mempelajarinya dengan mudah serta dapat secara langsung diterapkan guna membantu penyelesaian soal-soal Matematika di sekolahnya. Berangkat dari latar belakang tersebut penulis mengangkat penelitian dengan judul Peran Matematika Akhlak Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi Aqidah AkhlakDi Minu Tropodo Waru Sidoarjo B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang dapat di rumuskan adalah: 1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Akhlak di MINU Tropodo? 2. Bagaimana pemahaman siswa pada bidang studi Akhlak di MINU Tropodo? 3. Apakah Pendekatan Matematika Akhlak berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi Akhlak di MINU Tropodo?
5 C. Batasan Masalah Untuk menghindari melebarnya rumusan masalah, maka peneliti perlu memeberitahukan batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalahnya sebagai berikut: 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Akhlak di MINU Tropodo 2. Pemahaman siswa pada bidang studi Aqidah -Akhlak 3. Peran Pendekatan Matematika Akhlak dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi Akhlak. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan Matematika Akhlak di MINU Tropodo 2. Mendiskripsikan pemahaman siswa pada bidang studi Akhlak 3. Mengetahui peran pendekatan Matematika Akhlak dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi Akhla E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian peran Matematika Akhlak dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi Aqidah -Akhlak di MINU Tropodo Waru Sidoarjo adalah: 1. Sebagai bahan kajian bagi para pendidik untuk dapat diterapkan dalam pembelajarannya demi kemajuan kegiatan belajar mengajar
6 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru agar dapat ditindaklanjuti demi meningkatkan kualitas peserta didik 3. Sebagai khazanah baru dalam ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu pendidikan. 4. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh di bangku pendidikan terutama diperguruan tinggi. F. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan. 6 Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah: 1. Hipotesis Alternatif (Ha) Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara variable X dan Y atau yang menyatakan adanya perbedaan antara dua kelompok. 7 Dalam penelitian ini hipotesis yang diperoleh adalah Pendekatan Matematika Akhlak Berperan dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Bidang Studi Akhlak di MINU Tropodo Waru Sidoarjo. 6 Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Social,( Jakarta : Bumi Aksara, 1996 ), cet 1, hal 38. 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2002), Edisi Revisi v, hal 66.
7 2. Hipotesis Nihil (Ho) Hipotesis nihil biasanya dipakai dengan penelitian yang bersifatstatistik yang diuji dengan perhitungan statistik, hipotesis nihil menyatakan bahwa Pendekatan Matematika Akhlak Tidak Berperan dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Bidang Studi Akhlak di MINU Tropodo Waru Sidoarjo. G. Definisi Operasional Untuk menghindari dari kesalahpahaman terhadap pengertian dan maksud dari judul penelitian ini, maka penulis akan menguraikan pengertian dan maksud dari judul penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Peran : Menurut W.J.S. poerwadarminta adalah sebagai suatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan utama. 8 2. Matematika akhlaq : Yaitu suatu pelajaran moral, etika atau Akhlak mulia yang diajarkan melalui angka dan bilangan berdasarkan al qur an. 3. Meningkatkan : Berasal dari kata tingkat, mendapat awalan me dan akhiran an yang berarti menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya), mempertinggi, 8 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1993), hal 186.
8 memperhebat, dan sebagainya. 9 4. Pemahaman : Yaitu kemampuan untuk mengingat dan menggunakan informasi tanpa perlu menggunakannya dalam situasi baru atau berbeda-beda. 10 Selain itu, pemahaman juga bisa diartikan proses perbuatan, cara memahami dan memahamkan. Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. 5. Siswa : Pihak yang merupakan obyek kepentingan dalam pendidikan. 11 6. Aqidah -Akhlaq : Suatu bidang studi yang mengajarakan dan membimbing untuk dapat mengetahui, memehami dan meyakini Aqidah islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkahlaku yang 9 Bambang MRH, Kamus Bahasa Indonesia Popular, (Jakarta : CV. Bintang Pelajar), hal 193. 10 S.C. Utami Munandar, Strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,1999), hal 235. 11 Nur Urbiyanti, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), hal 14.
9 baik yang sesuai dengan ajaran islam. 12 Aqidah sendiri adalah keyakinan atau keimanan. Dan hal ini diistilahkan sebagai Aqidah karena ia mengikat hati seseorang kepada sesuatu yang diyakini atau diimani dan ikatan tersebut tidak boleh dilepaskan selama hidupnya. Sedangkan Akhlak adalah budipekerti, perangai, tingkahlaku, atau tabiat. Dari istilah-istilah tersebut diatas maka Peran Pendekatan Matematika Akhlak dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Bidang Studi Akhlak adalah suatu penelitian ilmiah guna memperoleh data tentang bagaimana peran Pendekatan Matamatika Akhlak dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang studi Akhlak. H. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan penelitian ini disajikan dalam bentuk berikut: Bab I pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, definisi oprasional, dan sistematika pembahasan. 12 Zakiyah Drajat, dkk, Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hal 175.
10 Bab II landasan teori, meliputi tinjauan tentang Matematika akhlaq yang meliputi : hakikat Matematika dan Akhlak, relevansi Matematika dan Akhlak, pengertian Matematika Akhlak, tujuan Matematika Akhlak. Dan tinjauan tentang pemahaman siswa pada bidang studi Aqidah akhlaq yang meliputi : pengertian pemahaman siswa, tolak ukur dalam mengetahui pemahaman siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa, langkah-langkah dalam meningkatkan pemahaman siswa. Bab III metode penelitian, dalam bab ini berisi tentang metode penelitian diantaranya adalah tentang jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi, sample, sumber data, jenis data, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan tenik analisis data. Bab IV laporan hasil penelitian, dalam bab ini berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi penyajian data tentang gambaran umum objek penelitian, meliputi sejarah berdirinya sekolah, visi dan misi sekolah, letak geografis sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan guru dan non guru serta siswa, sarana dan prasarana sekolah serta analisis data yang meliputi 4 pokok permasalahan didalam rumusan masalah. Bab V, merupakan rangkaian terakhir pembahasan dalam skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran berkenaan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.