BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagai modal bagi pembangunan nasional. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic Risk Consultancy (PERC)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic RiskConsultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan memberikan fasilitas belajar yang optimal. Namun demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar kooperatif lebih menekankan pada suatu tujuan dan kesuksesan dalam suatu kelompok yang hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, sekarang ini makin banyak digunakan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya suatu pendidikan yang berada di negara tersebut. Berhasilnya

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu aspek penting bagi bangsa. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Dari survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget pendidikan berarti. jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran.

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan untuk dirinya sendiri maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik apabila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Proses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan diantara siswa dengan sumber belajar lainnya dalam suatu kesatuan waktu yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi siswa. Kemungkinan kegagalan seorang guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan oleh proses belajar mengajar yang kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengajar pelajaran. Peran lembaga pendidikan sangat menyokong berhasilnya suatu proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal bagi pembangunan nasional. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Supriyoko (dalam Mularsih 2010:65) Hasil survei The Political and Economic Risk Consultancy (PERC) menyimpulkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia berada pada peringkat terakhir dari 12 negara dan di bawah Vietnam yang menempati peringkat 11.

Bukti lain hasil studi International Institute for Management Development menempatkan Indonesia pada peringkat paling rendah dari 49 negara dalam hal pencapaian Competitiveness Index (CI) yang merupakan salah satu indikator tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Kartika 1-2 Medan, bahwa hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi tergolong rendah. Kecenderungan siswa selalu pasif dalam menerima pelajaran, tidak fokus pada mata pelajaran yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa dalam mempelajari materi pelajaran ekonomi sangat kurang, mereka cenderung tidak perduli terhadap materi yang disampaikan oleh guru sehingga ketika guru mengadakan ulangan banyak siswa yang tidak dapat menjawab soal yang diujikan. Rata-rata test hasil belajar ekonomi masih rendah, dari 38 siswa hanya 18 atau 47,37% siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan dengan nilai 75. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Banyak cara untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dimana siswa dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Memperhatikan permasalahan diatas maka sudah selayaknya dalam pengajaran ekonomi perlu dilakukan suatu inovasi. Dalam hal ini guru selaku tenaga pendidik harus mampu mengubah metode pengajaran yang selama ini masih didomosili oleh guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan

baik dan hasil belajar meningkat. Salah satu caranya adalah mengubah metode pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, dan tugas) dengan menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah Tutor Sebaya dengan Make A Match yang diharapkan mampu mencapai keberhasilan pembelajaran di sekolah dan dapat dijadikan sebagai alternatif guna meningkatkan aktivitas yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ini selain dapat meningkatkan kecakapan siswa dalam berkomunikasi juga dapat memberi solusi kepada siswa dalam memahami suatu konsep mata pelajaran ekonomi. Pembelajaran tutor sebaya dapat dilakukan di berbagai tingkatan pendidikan dan tanpa terbatas pada pokok bahasan tertentu, sehingga dalam setiap jenjang pendidikan dapat diterapkan model pembelajaran tutor sebaya tanpa harus terpancang pada suatu materi bahasan tertentu. Pembelajaran tutor sebaya merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemamapuannya berbeda. Dalam pembelajaran, setiap siswa harus bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Sehingga pada pembelajaran tutor sebaya ini belajar dikatakan belum selesai apabila salah satu teman dalam kelompoknya belum menguasai materi pelajaran. Yang selanjutnya dikolaborasikan dengan model pembelajaran Make A Match dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan soal/jawaban sebelum batas waktu tertentu diberi poin. Model pembelajaran Make A Match ini menetapkan siswa untuk berfikir cepat dalam mencari pasangan kartu yang ada ditangannya.

Diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya dikolaborasikan dengan model pembelajaran Make A Match dapat menjadikan siswa lebih aktif dan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran ekonomi. Dengan bedasarkan pada uraian di atas maka peneliti mengambil judul: Penerapan Kolaborasi Tutor Sebaya dengan Model Pembelajaran Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada siswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Swasta Kartika 1-2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012. 1.2. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi indentifikasi masalah adalah sebagi berikut : 1. Bagaimana upaya yang dilakukan guru, untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X di SMA Kartika 1-2 Medan? 2. Apakah dengan penerapan model Tutor Sebaya dikolaborasikan dengan pembelajaran Make A Mactch dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X mata pelajaran Ekonomi di SMA Swasta Kartika 1-2 Medan T.A. 2011/2012.? 1.3. Batasan Masalah Dalam upaya memecahkan masalah tentang kurangnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ekonomi, batasan masalah pada tulisan ini adalah Penerapan Model Tutor Sebaya di Kolaborasikan Dengan Model Pembelajaran

Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada siswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Swasta Kartika 1-2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012. 1.4. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang masalah di atas, maka permasalahan umum yang dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah : Apakah dengan penerapan koloborasi model tutor sebaya dengan model Make A Match dapat Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Swasta Kartika 1-2 medan T.A. 2011/2012. 1.5. Pemecahan masalah Suatu masalah dikaji untuk mencari dan menemukan solusi pemecahannya. Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, bahwa kenyataannya hasil belajar siswa belum menjadi target yang diinginkan, maka kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran perlu ditingkatkan. Dalam hal ini seorang guru harus mampu menerapkan model pembelajaran dengan baik. Alternatif yang diperlukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas adalah dengan menerapkan perpaduan model atau koloborasi model pembelajaran Tutor Sebaya dengan Make A Match. Guru bidang studi akan menyajikan materi kepada siswa, kemudian menerapkan Model Tutor Sebaya dengan Make A Match. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti akan bertindak sebagai observer/pengamat, yaitu mengamati permasalahanpermasalahan nyata yang timbul pada saat pembelajaran berlangsung, serta respon dan perilaku siswa dalam proses mengajar.

Metode pembelajaran Tutor Sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi teman - temannya, dimana siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya (tutee) yang belum faham terhadap materi/ latihan yang diberikan guru dengan dilandasi aturan yang telah disepakati bersama dalam kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif. Kemudian guru memprosedur diawali dengan pemilihan tutor. Calon tutor dipilih berdasarkan beberapa kriteria, yaitu kemampuan akademik yang cukup tinggi (juara Kelas), mampu berkomunikasi dengan baik serta memiliki kemampuan interpersonal yang baik. Model pembelajaran ini akan lebih bagus, apabila diikuti dengan model pembelajan Make A Macth. Model pembelajaran Make A Macth adalah suatu mode pembelajaran dimana siswa disuruh mengambil satu buah kartu pada kotak yang sudah disediakan oleh guru. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mencari pasangan kartu yang ada ditangannya. Model pembelajaran Make A Macth ini mencakup petunjuk yang menciptakan lingkungan belajar mengajar. Melalui model ini siswa akan meningkatkan partisipasi dalam belajar untuk menuju kesuksesan dalam belajar. Dalam model ini, siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara akan tetapi mereka juga melakukan kegiatan seperti mencari pasangan kartu yang ada ditangannya. Permainan yang menghibur dan memacu daya piker

siswa yaitu bergegas dari tempat duduknya dan mencari pasangan kartunya. Siswa yang dapat mencari pasangan kartunya sebelum batas waktu tertentu diberi poin. Model pembelajaran Make A Macth dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada di tangan mereka. Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari pasanganya sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dalam model ini terdapat aktivitas membaca, memecahkan soal, dan kecepatan berpikirnya mencari pasangan kartunya. Kolaborasi metode pembelajaran Tutor Sebaya dengan Make A MActh merupakan suatu menerapan metode pembelajaran yang sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran ekonomi. Dimana dalam pengkolaborasian kedua model ini siswa lebih aktif dalam belajar. Penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya dapat membangkitkan keberanian dan mental siswa. Dimana siswa harus berani mempersentasikan materi yang mereka ketahui. Namun tidak menutup kemungkinan terjadinya kericuhan didalam kelas. Berdasarkan uraian diatas, maka pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melalui kolaborasi metode pembelajaran Tutor Sebaya dengan model Make A Macth diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMA KArtika 1-2 Medan. 1.6. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui peningkatkan Hasil Belajar Ekonomi siswa melalui penerapan Model Tutor Sebaya di Kolaborasikan Dengan Model Pembelajaran

Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada siswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Swasta Kartika 1-2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012. 1.7. Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai kolaborasi model pembelajaran kelompok pola tutorial sebaya dengan medel Make A Match. 2. Memberi masukan kepada guru atau calon guru ekonomi dalam menentukan strategi mengajar yang tepat yang dapat menjadi alternative selain metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran ekonomi. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi akademik dan pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.