ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs SE KECAMATAN SUTERA

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL OPEN-ENDED MATERI STATISTIKA PADA KELAS IX SMP

PENDEKATAN OPEN-ENDED (MASALAH, PERTANYAAN DAN EVALUASI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Agustinus Sroyer FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL MATEMATIS SISWA MELALUI PEND EKATAN OPEN-END ED

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

ANALISIS KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI MATEMATIS BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS MAHASISWA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

PEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGMI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

JURNAL. Oleh: DANIK RATNAWATI Dibimbing oleh : 1. Drs. Darsono, M.Kom. 2. Feny Rita Fiantika, S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED DI SMP

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TINGKAT DISPOSISI MATEMATIS DI MADRASAH ALIYAH

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED SISWA KELAS VII SMP BATIK SURAKARTA

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran matematika tidak sekedar menyampaikan berbagai informasi seperti aturan, definisi, dan prosedur untuk

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT PADA PEMBELAJARANMODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING

PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HALAMAN JUDUL JURNAL SKRIPSI

Pendahuluan. Elsa Yuli Kurniawati et al., Analisis Pola Berpikir...

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 SLEMAN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

Christina Khaidir1, Rahmi1

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

Pendahuluan. Wisas Yuan Isvina et al., Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan...

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN MASALAH OPEN ENDED

PENDEKATAN OPEN ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia

Jurnal Siliwangi Vol. 2. No.2. Nov ISSN Seri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

EFEKTIVITAS OPEN ENDED APPROACH UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA (PTK Di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo)

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended

STUDI DESKRIPTIF ADVERSITY QUOTIENT MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA BERDASAR JENIS KELAMIN DAN KEMAMPUAN MAHASISWA

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

Oleh: ARUM AISA PUTRI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN DEDUKTIF MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Risa Meidawati, 2013

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

Transkripsi:

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED Dian Nopitasari Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33, d_novietasari@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal open-ended pada mata kuliah matematika diskrit. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III Pendidikan Matematika UMT. Sampel diambil dengan teknik norm referenced evaluation yaitu mahasiswa di semester III-A3 yang memiliki kemampuan matematis tinggi, sedang dan rendah. Instrumen yang digunakan meliputi tes kemampuan berpikir kreatif, lembar observasi dan pedoman wawancara. Hasil analisis data menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kategori tingkat berpikir kreatif matematis sedang dengan presentase responden adalah 84,61 %, kategori tingkat berpikir kreatif matematis sangat rendah dengan presentase 12,82%, kategori tingkat berpikir kreatif matematis tidak kreatif dengan presentase 2,56%. Dari hasil tersebut maka didapatkan rata-rata kategori kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa semester III-A3 adalah 67,94 dengan tingkat kategori sedang. Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Open Ended. ABSTRACT The purpose of this study is to determine the level of students' mathematical creative thinking ability in solving open-ended problems in discrete mathematics courses. This research uses descriptive qualitative method. The population in this research is the third semester students of Mathematics Education UMT. The sample was taken by norm referenced evaluation technique that is students in semester III-A3 who have high, medium and low mathematical ability. The instruments used include creative thinking ability tests, observation sheets and interview guides. The result of data analysis shows that the students with the category of creative mathematical thinking level with the percentage of respondents is 84.61%, the category of mathematical creative thinking level is very low with 12.82% percentage, the level of creative creativity level is not creative with 2.56% percentage. From the result, we get the average category of students' mathematical creative thinking ability in the third semester-a3 is 67,94 with medium category level. Keywords: Mathematical Creative Thinking Ability, Open Ended. PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang semakin kompleks, fungsi pengajaran matematika untuk mempersiapkan peserta didik dalam berpikir logis, kreatif, rasional, cermat, efisien, semakin berat, seorang guru pun harus lebih profesional dalam meningkatkan kreativitas peserta didik yang beragam melalui latihan-latihan pemecahan masalah. Berpikir kreatif merupakan masalah penting dalam belajar matematika, banyak guru disekolah dasar atau menengah masih kurang memperhatikan kemampuan ini. Dengan mengetahui kemampuan ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR (Dian Nopitasari) 195

dan proses berpikir kreatif siswa, guru memperoleh wawasan yang luas tentang potensi dan bakat yang dimiliki peserta didiknya (Fardah, 2012). Salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan para guru adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Sedangkan dalam proses belajar harus ada peningkatan kemampuan berpikir. Peningkatan kemampuan berpikir siswa itu melalui fakta-fakta atau pengalaman siswa sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Dalam belajar bukan hanya sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide yang mereka miliki. Pengembangan gagasan-gagasan dan ide-ide didasarkan pada kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan siswa dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode yang bervariasi (divergen). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis artinya menaikan skor kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan penyelesaian masalah. Siswa dinyatakan memahami masalah bila menunjukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Siswa memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan soal dengan jawaban bermacam-macam yang benar secara logika. Siswa memiliki fleksibilitas dalam menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan soal dengan dua cara atau lebih yang berbeda dan benar. Siswa memiliki kebaruan dalam menyelesaikan masalah bila dapat membuat jawaban yang berbeda dari jawaban sebelumnya atau yang umum diketahui siswa. Untuk itu diperlukan cara penyelesaian yang sesuai dengan keadaan peserta didik yang beragam salah satunya adalah dengan cara penyelesaian mengunakan soal-soal terbuka (open ended). Soal-soal terbuka (open-ended) adalah salah satu alternatif penyelesaian yang lebih memfasilitasi aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam soal-soal tebuka (open-ended), penyelesaian masalah melalui pemberian soal-soal terbuka akan menjadi penyelesaian yang cukup kuat untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematika, penalaran matematika, pemecahan masalah, dan komunikasi matematika. Penyelesaian dengan menggunakan soal-soal terbuka akan memberi makna positif bagi pencapaian tujuan 196 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR (Dian Nopitasari)

pembelajaran matematika yang lebih tinggi. Pengembangan soal terbuka dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir tingkat tinggi (Becker & Shimada, 1997). Menurut Takahashi (Mahmudi, 2008), terdapat beberapa manfaat dari penggunaan soal terbuka dalam pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut: a. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengekspresikan ide-ide mereka. b. Siswa mempunyai kesempatan lebih untuk secara komperhensif menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka c. Siswa mempunyai pengalaman yang kaya dalam proses menemukan dan menerima persetujuan dari siswa lain terhadap ide-ide mereka. Kegiatan pembelajaran yang menerapkan soal-soal terbuka (open-ended), peserta didik dibawa untuk menjawab permasalahan dengan banyak cara sehingga peserta didik dapat meningkatkan potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Peserta didik diberi keleluasaan menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan materi yang sedang dipelajari untuk menyelesaikan masalah. Dengan penyelesaian mengunakan soal-soal terbuka (open-ended), proses berpikir peserta didik dalam menghubungkan materi yang satu dengan materi yang lain dapat diamati. Cara ini menyajikan masalah yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu sehingga peserta didik dimungkinkan untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman, menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dalam berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing (Japar, 2009). Penyelesaian soal matematika diskrit masih mengunakan cara biasa untuk mengerjakan soal latihan. Akibatnya peserta didik jarang mengasah kemampuan berpikir kreatif matematis. Sehingga penyelesaian yang kaku tampak dalam aktifitas penyelesaian masalah terhadap soal yang diberikan. Peserta didik mudah melupakan materi yang telah disampaikan di kelas, kurangnya konsep matematika dalam mengerjakan soal-soal menjadikan peserta didik beranggapan bahwa hanya satu penyelesaian dan cara menyelesaikan masalah. Diperoleh data siswa melalui wawancara yang dilakukan berupa persentase di kelas VIII yaitu: mahasiswa yang dapat memahami informasi masalah matematika dengan baik yaitu 40%, mahasiswa yang dapat menyelesaikan jawaban dari persoalan matematika dengan berbagai cara dengan bermacam-macam jawaban yaitu 15%, mahasiswa dapat membuat metode baru mengunakan konsep matematika yang berbeda sekitar 3%, mahasiswa tidak memahami konsep matematika dan sering kebingungan menyelesaikan masalah sebanyak 42%. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR (Dian Nopitasari) 197

menggunakan soal-soal terbuka (open-ended) dalam menyelesaikan masalah yang diharapkan dapat menganalisa kemampuan berpikir kreatif peserta didik lebih terarah secara optimal. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti menyusun rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian kali ini, yaitu sejauhmana tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik terhadap soal-soal terbuka (open-ended) dalam mata kuliah matematika diskrit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa melalui indikator kemampuan berpikir kreatif matematis dalam menyelesaikan soal-soal terbuka (open-ended). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis metode penelitian kualitatif deskriptif yang ditujukan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa. Prosedur penelitian yang digunakan peneliti terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data, dan pembuatan laporan. Tahap perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Menyusun instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis dan pedoman wawancara berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis. b. Melakukan validasi instrumen tes berpikir kreatif matematis. c. Menganalisis hasil validasi instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis kemudian merevisi instrumen jika kurang layak. Tahap Pelaksanaan Kegiatan dalam tahap pelaksanaan meliputi: a. Memberikan soal yang berbentuk berpikir kreatif matematis dan wawancara kepada subjek penelitian serta menganalisis hasil tes dan wawancara tersebut. Tahap Analisis Data Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi : a. Melakukan analisis data yang telah didapatkan pada tahap pelaksanaan (hasil tes dan wawancara). b. Menarik kesimpulan atau verifikasi Pembuatan Laporan Pada tahap ini peneliti membuat laporan dari hasil penelitian yang didapatkan di lapangan. 198 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR (Dian Nopitasari)

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama dalam penelitian kualitatif. Sumber data utama dicatat melaui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tapes. HASIL DAN PEMBAHASAN tercapainya Penggunaan soal-soal terbuka (open-ended) memberikan solusi yang baik bagi pembelajaran yang efektif. Peserta didik mampu mengespresikan ide-ide mereka dalam menjawab soal-soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika hal ini sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Becker & Shimada (1997) yaitu dimana peserta didik dapat menjelaskan soal-soal yang memerlukan pembuktian dapat dirubah oleh peserta didik dalam menemukan hubungan dari sifat-sifat/ unsur-unsur, siswa mampu menemukan suatu aturan matematika dari soal-soal terbuka (open-ended) yang diberikan. Keberagaman kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik dalam penelitian ini akan diukur melalui tes tertulis yang telah diujikan melalui tahap validitas dalam menyelesaikan soal-soal terbuka (open-ended) yang diberikan di kelas, peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis akan digolongkan berdasarkan tingkat kemampuan berpikirnya, kemampuan peserta didik dalam memahami masalah, menemukan pemecahan masalah. Setelah penelitian dilaksanakan, selanjutnya jawaban peserta didik dikoreksi dan dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis, seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis TKBK Indikator yang harus terpenuhi Kategori TKBK keterampilan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes TKBK 4 (flexibility), berpikir orisinil (originality) dan Tinggi keterampilan merinci (elaboration). TKBK 3 keterampilan berpikir lancar (fluency) dan berpikir orisinil (originality) atau berpikir luwes (flexibility) Sedang dan keterampilan merinci (elaboration). TKBK 2 berpikir luwes (flexibility) atau berpikir orisinil (originality). Rendah TKBK 1 keterampilan berpikir lancar (fluency). Sangat Rendah TKBK 0 - Tidak Kreatif ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR (Dian Nopitasari) 199

Setelah hasil tes tertulis responden dikoreksi, diperoleh aspek-aspek apa saja yang dapat dipenuhi oleh tiap responden, aspek yang dapat dipenuhi oleh responden dapat meliputi aspek kemampuan berpikir lancar (fluency) yaitu responden dapat menjawab pertanyaan dengan memahami masalah yang diberikan mengajukan solusi di depan kelas, kemampuan berpikir luwes (flexibility) yaitu responden dapat berdiskusi dengan kelompoknya sambil memperagakan konsep menggunakan jawaban yang bervariasi, keterampilan berpikir orisinil (originality) dan keterampian responden dalam (memerinci/ elaboration) jawaban permasalahan soal-soal terbuka (open-ended) yang diberikan. Dari itu dapat diketahui tingkat kemampuan berpikir kreatif responden. Adapun tingkat kemampuan berpikir kreatif yang dicapai adalah sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah dan Presentase Responden tiap TKBK TKBK Jumlah Presentase(%) 0 1 2,56 1 5 12,82 2 0 0,00 3 33 84,61 4 0 0,00 Total 39 100 Dari tabel diatas sebagian besar 33 orang peserta didik atau sebesar 84,61% berada pada TKBK 3 dengan memenuhi aspek kemampuan berpikir lancar (fluency) dan kemampuan berpikir orisinil (originality) atau kemampuan berpikir luwes (flexibility) atau keterampilan memerinci (elaboration). Peserta didik menempati TKBK 1 dengan presentase 12,82 % sebanyak 5 orang peserta didik, pada tingkat ini peserta didik hanya mampu memenuhi aspek keterampilan berpikir lancar (fluency) yaitu peserta didik dapat memberikan lebih dari satu alternatif jawaban atau dapat membuat lebih dari satu soal yang beragam solusi dari soal-soal terbuka (open-ended) yang yang diberikan. Selanjutnya sejumlah 1 peserta didik tidak dapat memenuhi satupun aspek kemampuan berpikir kreatif maka peserta didik pada TKBK 0 memiliki presentase 2,56 %. Sedangkan untuk TKBK 2 dan TKBK 4 tidak ditemukan peserta didik yang memenuhi karakteristik pada tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis tersebut. Peserta didik dengan kategori tingkat berpikir kreatif matematis sedang dihuni sebanyak 33 orang peserta didik dengan presentase responden tiap TKBK adalah 84,61 % dan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis perindividu sebesar 75.00, kategori tingkat berpikir kreatif matematis sangat rendah sebanyak 5 orang siswa dengan presentase 200 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR (Dian Nopitasari)

TKBK 12,82 % dan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis perindividu 25.00, kategori tingkat berpikir kreatif matematis tidak kreatif sebanyak 1 peserta didik dengan presentase 2,56 % dan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis memasuki perindividu 0.00. Dari data yang telah diperoleh peneliti di lapangan maka didapatkan kalsifikasi secara sederhana mengenai tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik terhadap soal-soal terbuka (open-ended) menggunakan grafik dengan keterangan yang terdapat di dalam grafik maka dapat dilihat sebaran berikut: 35 30 25 20 15 10 5 0 Tidak Kreatif TKBK 0 1 Sangat Rendah TKBK 1 5 TKBK 2 0 Rendah Sedang Tinggi TKBK 3 33 TKBK 4 0 Gambar 1. Diagram Hasil Analisis pengklasifikasian Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Implementasi/ penerapan soal-soal terbuka (open-ended) dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik, walaupun disadari terdapat berbagai manfaat dari penggunaan soal-soal terbuka (open-ended) dalam penyelesaian soal-soal matematika, namun ada beberapa kendala dalam mempraktikannya. Tidak mudah bagi guru untuk dapat menerapkan soal-soal terbuka (open-ended), perlu berbagai strategi untuk dapat mempraktikan soal-soal terbuka. Selanjutnya diharapkan penggunaan soal terbuka dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik lebih membudaya, sehingga akan menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna, karena dapat mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik. Soal-soal terbuka (open ended) dirancang untuk menyelesaikan persoalan atau permasalahan dengan berbagai cara atau strategi. Dengan pemberian soal-soal terbuka (open-ended) memungkinkan peserta didik berperan aktif dalam menyelesaikan masalah tanpa harus terpaku pada cara yang sudah biasa dikenal. Soal-soal terbuka (open-ended) memberikan peluang kepada peserta didik ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR (Dian Nopitasari) 201

untuk memberikan banyak pemecahan masalah dengan banyak strategi pemecahan masalah, sehingga dengan beragamnya jawaban yang diberikan peserta didik tersebut guru dapat mendeteksi kemampuan berpikir siswa. KESIMPULAN Hasil analisis kemampuan berpikir kreatif matematis terhadap soal terbuka ditentukan dengan menghitung rata-rata ketercapaian setiap individu. Peserta didik dengan kategori tingkat berpikir kreatif matematis sedang dihuni sebanyak 33 orang peserta didik dengan presentase responden tiap TKBK adalah 84,61 % dan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis perindividu mencapai 75.00, kategori tingkat berpikir kreatif matematis sangat rendah sebanyak 5 orang siswa dengan presentase TKBK 12,82% dan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis perindividu mencapai 25.00, kategori tingkat berpikir kreatif matematis tidak kreatif sebanyak 1 peserta didik dengan presentase 2,56% dan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis memasuki perindividu mencapai 0.00. Dari hasil tersebut maka didapatkan rata-rata kategori kemampuan berpikir di semester III- A3 dengan hasil 67,94 dengan tingkat kategori sedang. Pengunaan dengan menggunakan soal-soal terbuka (open-ended) membuat peserta didik merasa senang, tertarik, tertantang, terbantu dan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dalam belajar oleh kegiatan belajar kelompok. Selain itu, selama proses belajar peserta didik juga terlihat tidak bosan belajar, juga terlihat antusias dalam melibatkan dirinya berperan aktif dalam suasana belajar yang terbuka dalam mengungkapkan pertanyaan dan gagasan. DAFTAR PUSTAKA Becker, J.P. & Shimada, S. (1997). The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teachimg Mathematics. Virginia: National Council of Teacher Mathematics. Fardah, D. K. (2012). Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika melalui Tugas Open-Ended. Jurnal Kreano. Volume 3 No. 2. 91-99. Japar. (2009). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended. Jurnal LIPI, 1-2. [Online]. Tersedia di: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51085361.pdf [Diakses 15 Mei 2011]. Mahmudi, A. (2008). Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem dalam Pembelajaran Matematika, Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY pada hari Jumat, 28 November 2008. [Online]. Tersedia di: http://staffnew.uny.ac.id/upload/132240454/penelitian/makalah+02+pipm+2008+_ Mengembangkan+Soal+Terbuka_.pdf [7 Oktober 2012]. 202 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR (Dian Nopitasari)