Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Menikah Dini Usia di Bawah 21 Tahun di RT. 11 Wilayah Kelurahan Kelayan Timur FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENIKAH DINI USIA DI BAWAH21 TAHUN di RT 11 WILAYAH KELURAHAN KELAYAN TIMUR Rizki Amelia * 1, Ahmad Syahlani 2, Iswantoro 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu Keperawatan,STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Dosen, AKBID & STIKES Sari Mulia Banjarmasin 3 Staf Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin *Korespondensi Penulis. Telepon: 085751119541, E-mail: ameliarizki353@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Secara garis besar yang mempengaruhi usia rata-rata usia menikah pertama perempuan adalah faktor tingkat pendidikan, pengetahuan, ekonomi, adat dan budaya, pengaruh orang tua/keluarga. Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan, ekonomi, dan peran orang tua dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT 11 Wilayah Kelurahan Kelayan Timur. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey analitik dengan rancangan croos sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan sampel 36 responden. Penelitian ini mengggunakan analisis statistic Spearman Rank (Rho) dengan nilai signifikan p<0,05. Hasil: Hasil penelitian menyatakan bahwa pendidikan dengan ibu menikah dini, sebagian besar pendidikan dasar yaitu 31 orang (86%). Adanya hubungan pendidikan dengan ibu menikah dini ( p = 0,032) dengan ratio = -0,359. Pengetahuan dengan ibu menikah dini, pengetahuan rendah yaitu 20 orang (56%). Adanya hubun gan pengetahuan dengan ibu menikah dini ( p = 0,000) ratio = 0,945. Ekonomi dengan ibu menikah dini yang tergolong dalam keluarga prasejahtera sebanyak 33 orang (91%). Adanya hubungan ekonomi dengan ibu menikah dini (p = 0,031) ratio = -0,359. Peran orang tua dengan ibu menikah dini yang berperan yaitu ]33 orang (91%). Adanya hubungan peran orang tua dengan ibu menikah dini (p = 0,044) ratio = -0,337. Kesimpulan: pendidikan, pengetahuan, ekonomi, peran orang tua memiliki hubungan dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelurahan Kelayan Timur. Kata Kunci: Pernikahan dini, pendidikan, pengetahuan, ekonomi, peran orang tua.
ABSTRACT Background: Broadly speaking, that affects the average age of first marriage age of women is a factor of the level of education, knowledge, economy, customs and culture, the influence of parents/family. Objective: analyze the relationship education, economics, the Role of parents with the early married mothers aged under 21 years in RT. 11 Methods: This research is a quantitative research, which uses analytical survey approach and croos sectional analytic design. The technique of sampling uses simple random sampling as much of 36 respondents. This study uses the statistical analysis Spearman Rank (Rho) test with significant value of p <0.05. Results: The result of the study states that the with education early married mothers, the majority of primary education is 31 people (86%). There is a relationship with the mother to get married early education (p = 0.032) ratio = -0.359. Knowledge with mother married early, low knowledge is 20 people (56%). There is a relationship with the mother's knowledge of early marriage (p = 0.000) ratio = 0.945. Economics with early married mothers that classified in of underprivileged families as many as 33 people (91%). There is a economic relations with early married mothers (p = 0.031) ratio = -0.359. The role of parents with early married mothers whose role is 33 people (91%). There is a relationship with role of parents early married mothers (p = 0.044) ratio = -0.337. Conclusion: education, science, economics, the role of parents to have a relationship with married mothers under 21 years of age early in RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur. Keywords: Early Marriage, Education, economics, The Role of Parents.
PENDAHULUAN Pernikahan dini ( early mariage) merupakan suatu pernikahan formal atau tidak formal yang dilakukan dibawah usia 18 tahun (UNICEF, 2014). Menurut Undang-Undang no. 1 tahun 1974, pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Sedangkan ayat (2) untuk melangsungkan pernikahan bagi calon yang belum mencapai 21 tahun, harus mendapatkan izin dari orang tua, artinya pernikahan dapat dilakukan apabila masing-masing calon mempelai sudah mencapai usia 19 tahun dengan catatan harus mendapatkan izin dari orang tua dan jika masing-masing calon mempelai sudah berusia 21 tahun tidak perlu lagi mendapatkan ijin dari orang tua. Prevalensi tertinggi di dunia kasus pernikahan usia dini tercatat di Nigeria 79%, Kongo 74%, Afganistan 54%, dan Bangladesh 51% (WHO, 2012). Menurut United Nations Development Economic and Sosial Affairs (UNDESA, 2010), Indonesia termasuk negara dengan presentase pernikahan dini tinggi di dunia peringkat ke-37. Untuk level ASEAN, tingkat pernikahan dini di Indonesia berada di urutan kedua terbanyak setelah Kamboja. Menurut Riskesdas 2010, perempuan muda di Indonesia yang berusia 15-19 tahun yang menikah muda berusia 15-19 tahun 11,7% perempuan dan 1,6% laki-laki. Kalimantan Selatan sendiri 48,4% persentase pernikahan dini usia 15-19 tahun (BKKBN, 2012). Data dari Kementrian Agama Kota Banjarmasin pada tahun 2014 didapatkan pernikahan dini dibawah 21 tahun tertinggi di Kecamatan Banjarmasin Selatan dengan jumlah 343 orang, sedangkan data dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Kelayan Timur pada tahun 2014 didapatkan pernikahan dini dibawah 21 tahun tertinggi terjadi di Kelurahan Kelayan Timur dengan jumlah 173 orang dengan 120 kepala keluarga di RT 11.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari pernikahan dini khususnya bagi kesehatan perempuan yaitu dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian baik pada ibu maupun anak. Larasaty (2009) mengatakan bahwa pernikahan dini dapat menimbulkan anak rentan terhadap kekerasan dalam rumah tanggga, meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, serta anak yang dilahirkan berisiko mengalami BBLR. Sedangkan resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi oleh perempuan pada perkawinan dini antara lain: aborsi, anemia,prematur, kekerasan seksual selain itu juga dapat beresiko pada ibu melahirkan, kurang siapnya mental dan psikologi juga dapat menimbulkan masalah, peningkatan angka perceraian dan berdampak juga pada sosial ekonomi (Manuba, 2008). Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 1 Desember 2015 dengan hasil tanya jawab terhadap 10 responden di Kelurahan Kelayan Timur yang melakukan pernikahan usia dini 6 dari 10 responden tersebut menyatakan bahwa alasan mereka mengapa melakukan pernikahan dini karena faktor ekonomi. Dan ratarata mereka menyatakan ekonomi karena ketidakmampuan responden untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka dan tidak enak harus selalu minta dengan orang tuarata-rata rentang usia mereka yang menikah yaitu 15-19 tahun. Sementara 4 responden yang menyatakan karena dukungan orang tua, karena orang tua mereka berpikir tidak ada kerjaan dirumah setelah lulus dari bangku SMP dan beranggapan lebih baik menikah. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan croos sectional dengan pendekatan kuantitatif. Dimana penelitian menganalisis keterkaitan variabel bebas: tingkat pendidikan, pengetahuan, peran orang tua dengan variabel terikat: pernikahan dini. Populasi pada penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang melakukan pernikahan dini yang berjumlah 173 orang pada tahun 2014 di RT 11 Di Wilayah Kelurahan
Kelayan Timur. Teknik pengambilan sampel ini adalah simple Random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara data diambil dari Kelurahan Kelayan Timur dan dari 173 populasi itu diambil dengan cara diundi Lokasi penelitian ini adalah di RT 11 Wilayah Kelurahan Kelayan Timur pada tanggal 11 April hingga 8 Mei 2016. Sasaran penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang menikah pada usia dini di RT 11 Wilayah Kelurahan Kelayan Timur. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini diambil langsung kepada klien. Dan terdiri dari 4 kuesioner, yaitu tentang tingkat pendidikan, pengetahuan, tingkat ekonomi, peran orang tua dengan pernikahan dini yang dikembangkan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan skala Gutman yang sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat a. Pendidikan Tabel 1 analisis pendidikan ibu menikah dini di RT.11 Kelurahan Kelayan Timur No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1. Pendidikan Tinggi 1 2.7% 2. Pendidikan Menengah 4 11.1% 3. Pendidikan Dasar 31 86.1% 36 100(%) Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa semua responden memiliki pendidikan, namun lebih banyak ditemukan dengan pendidikan dasar yaitu sebanyak 31 responden (86,1%).
b. Pengetahuan Tabel 2 Pengetahuan ibu menikah dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur. No. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1. Tinggi 16 44.4% 2. Rendah 20 55.6% 36 100(%) Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa pada hasil penelitian dari 36 responden. Didapatkan data yang paling banyak pengetahuan dengan ibu menikah dini terhadap responden dengan pengetahuan rendah yaitu sebanyak 20 orang (55,6%). c. Ekonomi Tabel 3 Ekonomi ibu menikah dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur No. Ekonomi Frekuensi Persentase (%) 1. 2. Keluarga sejahtera Keluarga Prasejahtera 3 33 36 8.3% 91.7% 100(%) Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa pada hasil penelitian dari 36 responden. Didapatkan data yang paling banyak ekonomi dengan ibu menikah dini terhadap responden dengan keluarga yang tergolong keluarga prasejahtera yaitu sebanyak 33 orang (91,7%). d. Peran Orang Tua Tabel 4 Peran Orang Tua menikah dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur.
No. 1. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pada hasil penelitian dari 36 responden. Didapatkan data yang paling banyak peran orang tua dengan ibu menikah dini terhadap responden dengan berperan yaitu sebanyak 33 orang (91.7%) e. Pernikahan Usia Dini Peran Orang Tua Berperan Tidak 2. berperan Freku ensi Persentase (%) Tabel 5 Ibu Menikah Dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur. No. Ibu Menikah Dini 33 3 36 Frekuensi 91.7% 8.3% 100(%) Persentase (%) 1. Ya 2. Tidak 20 16 36 55.5% 44.4% 100(%) Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pada hasil penelitian dari 36 responden. Didapatkan data yang paling banyak yang terjadi pernikahan usia yaitu sebanyak 20 orang (55.5%). Analisis bivariat Hubungan Pendidikan dengan Ibu Menikah Dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur. Pernikahan Dini Pendidikan Ya Tidak Total F % F % F % 1. Pendidikan 1 100 0 0 1 100 tinggi 2. Pendidikan 3 75 1 25 4 100 Menengah 3. Pendidikan 16 51.7 1 48.3 3 100
Dasar 5 1 20 55.6 1 6 44.4 3 6 100 p value = 0,032 r = -0,359 Hasil analisis dengan menggunakan uji Spearman Rank (Rho), diperoleh p value 0,032 atau <0,05 yang menunjukan bahwa korelasi antara pendidikan dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur adalah bermakna. Dengan nilai korelasi -0,359 yang menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Hubungan Pengetahuan dengan Ibu Menikah Dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur. Pengetahuan Pernikahan Dini Ya Tidak Total F % F % % % 1. Tinggi 20 100 0 0 20 100 2. Rendah 2 12.5 14 87.5 16 100 22 161, 1 14 38.9 36 100 p value = 0,000 r = 0,945 Hasil analisis dengan menggunakan uji Spearman Rank (Rho), diperoleh p value 0,000 atau <0,05 yang menunjukan bahwa korelasi antara pengetahuan dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur adalah bermakna. Dengan nilai korelasi 0,945 yang menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat kuat. Hubungan Ekonomi dengan Ibu Menikah Dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur
No. Ekonomi Pernikahan Dini Ya Tidak Total F % F % F % 1. Keluarga 2 66.7 1 33.3 3 100 Sejahtera 2. Keluarga 18 54.6 15 45.4 33 100 Prasejahtera 20 55.6 16 44.4 36 100 p value = 0,031 r = -0,359 Hasil analisis dengan menggunakan uji Spearman Rank (Rho), diperoleh p value 0,031 atau <0,05 yang menunjukan bahwa korelasi antara ekonomi dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur adalah tidak bermakna. Dengan nilai korelasi -0,359 yang menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Hubungan Peran Orang Tua dengan Ibu Menikah Dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur. No. Peran Orang Tua Pernikahan Dini Ya Tidak Total F % F % F % 1. Berperan 20 60.7 13 39.3 33 100 2. Tidak 0 0 3 100 3 100 Berperan 3. 20 55.6 16 44.4 36 100 p value = 0,044 r = -0,337 Hasil analisis dengan menggunakan uji Spearman Rank (Rho), diperoleh p value 0,044 atau <0,05 yang menunjukan bahwa korelasi antara peran orang tua dengan ibu menikah dini di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur adalah bermakna. Dengan nilai korelasi -0,337 yang menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah.
PEMBAHASAN 1. Pendidikan Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dari 36 responden, mengenai pendidikan ibu menikah dini terhadap responden sebagian besar responden hanya pendidikan dasar yaitu sebanyak 16 responden (51.7,%) yang terjadi pernikahan dini dan 15 responden (48.3) yang tidak terjadi pernikahan dini. Pendidikan menengah 3 responden (75%) yang terjadi pernikahan dini dan 1 responden (25%) yang tidak terjadi pernikahan dini. Sementara hanya ada 1 responden (100%) yang pendidikan tinggi. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan rendah, karena dari hasil kuesioner tentang pendidikan kebanyakan responden mengisi dengan jawaban lulus SD/SMP, mengisi lulus SD ada 10 orang dan mengisi lulus SMP 21 orrang. Hal ini dapat disebabkan karena pemahaman yang kurang yang juga berhubungan dengan pengetahuan yang minim. Dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini bermacam-macam. Namun dari segi lain yaitu psikis, ekonomi, agama, sosial dan budaya maupun kemandiriannya belum tentu mampu membangun suatu rumah tangga yang baik, ini disebabkan karena emosi diusia remaja masil labil. Dari segi pendidikan, seseorang yang melakukan pernikahan terutama pada usia yang masih muda, tentu akan membawa berbagai dampak, terutama dalam dunia pendidikan. Seseorang yang melangsungkan pernikahan ketika baru lulus dari bangku SMP maupun SMA tentu keinginannya untuk melanjutkan sekolah lagi ataupun ingin kejenjang pendidikan yang lebih tinggi tidak akan tercapai. Hal tersebut dapat terjadi karena motivasi mereka belajar yang dimiliki seseorang akan mulai berkurang karena banyaknya tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan setelah menikah. Sesuai dengan Rahma, (2012) peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar. Pendidikan yang rendah akan berakibat terputusnya informasi yang
diperoleh pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi selain juga meningkatkan kemungkinan aktivitas remaja yang (Rafidah,dkk 2009). 2. Pengetahuan Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dari 36 responden, pengetahuan ibu yang menikah dini terhadap responden sebagian besar memiliki pengetahuan rendah yaitu sebanyak 20 responden (100%), dan yang tinggi hanya 16 responden (100%). Usia remaja sering kaling kali menimbulkan berbagai persoalan dari berbagai sisi, karena pada masa ini remaja selalu ingin mencoba hal-hal yang baru apa yang diketahuinya. Salah satu diantaranya seperti menikah muda karena terlanjur berhubungan seks yang menyebabkan suatu kehamilan. Padahal, dampak pernikahan dini sangatlah berbahaya bagi remaja itu sendiri baik secara psikis maupun fisik. Hasil ini sesuai dengan Jazimah, (2006) dimana faktor utama yang memengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah adalah membaca buku porno dan menonton blue film. Sehingga jika terjadi kehamilan akibat hubungan seks pra nikah maka jalan yang diambil adalah menikah usia muda. Tetapi ada beberapa remaja yang berpandangan bahwa mereka menikah muda agar terhindar dari perbuatan dosa, seperti seks sebelum nikah. Hal ini tanpa disadari oleh pengetahuan mereka tentang akibat menikah pada usia muda. 3. Ekonomi Berdasarkan hasil dari 36 responden yang merupakan keluarga nya masih tergolong keluarga prasejahtera sebanyak 18 responden (54.6%) yang terjadi pernikahan dini dan 15 orang responden (45.8%) yang tidak terjadi pernikahan dini. Kemudian responden yang keluarganya merupakan keluarga prasejahtera sebanyak 2 responden (66.7%) yang terjadi pernikahan dini dan 1 responden (33,3%) yang tidak terjadi pernikahan dini. Tingginya angka keluarga yang masih tergolong dalam
keluarga prasejahtera pada penelitian ini bisa terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang yang dianggap mampu. Sehingga mereka beranggapan bahwa apabila mereka menikah kebutuhan mereka bisa terpenuhi. Kehidupan seseorang sangat ditunjang oleh kemampuan ekonomi keluarga, sebuah keluarga yang berada pada keluarga yang masih tergolong dalam keluarga prasejahtera akan sulit untuk memenuhi kebutuhan dalam keluarga karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi, apalagi pada saat sekarang kebutuhan terus meningkat, beban dan tanggung jawab pun akan terasa semakin berat. Yang mana menurut Soekanto (2008) salah satu faktor yang mempengaruhi pernikahan dini adalah ekonomi. 4. Peran Orang Tua Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dari 36 responden, mengenai peran orang tua ibu yang menikah dini terhadap responden sebagian besar berperan yaitu sebanyak 20 responden (60.7%) yang terjadi pernikahan dini dan 13 respnden (39.3%) yang tidak terjadi pernikahan dini, dan tidak berperan hanya namun 3 responden (100%). Dari hasil tersebut didapatkan bahwa sebagian besar berperan terhadap pernikahan dini. Adanya peran maupun dukungan keluarga terhadap kelangsungan pernikahan usia dini tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari tingat pengetahuan orang tua yang dapat dihubungkan pula dengan tingkat pendidikan keluarga. Tingkat pendidikan keluarga ini akan mempengaruhi pemahaman keluarga tentang kehidupan berkeluarga. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah Astutik, (2006) ten tang faktor-faktor penyebab orang tua mengawinkan anak perempuan di usia remaja menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua yang berpendidikan rendah
menganggap anak perempuan pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga sehingga mereka tidak perlu berpendidikan tinggi. 5. Hubungan pendidikan dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur Pada penelitian ini terdapat hubungan antara pendidikan dengan ibu menikah dini. Berdasarkan arah korelasi yang menunjukan kearah negatif. Peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar. Jika seorang anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan bekerja. Saat ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga meras mampu untuk menghidupi diri sendiri dan hal yang sama juga jika anak yan putus sekolah tersebut menganggur. Dalam kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya melakukan hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika diluar control membuat kehamilan diluar nikah (Rahma, 2012). 6. Hubungan pengetahuan dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur Pada penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan dengan ibu menikah dini. Berdasarkan arah korelasi yang menunjukan kearah positif. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera (Notoadmodjo, 2007). Faktor utama yang memengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah adalah membaca buku porno dan menonton blue film. Sehingga jika terjadi kehamilan akibat hubungan seks pra nikah maka jalan yang diambil adalah menikah usia muda. Tetapi ada beberapa remaja yang berpandangan bahwa mereka menikah muda agar terhindar dari perbuatan dosa, seperti seks sebelum nikah. Hal ini tanpa
disadari oleh pengetahuan mereka tentang akibat menikah pada usia muda (Jazimah, 2006). 7. Hubungan ekonomi dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur Pada penelitian ini terdapat hubungan antara ekonomi dengan ibu menikah dini. Berdasarkan arah korelasi yang menunjukan kearah positif. Berdasarkan arah korelasi yang menunjukan kearah negatif. Rumah tangga adalah unit terkecil dalam perekonomian Indonesia. Rumah tangga pada umumnya terdiri dari suami,istri,anak, dan anggota keluarga lain. Di dalam rumah tangga terdapat pelaku produksi dan pelaku konsumsi. Selaku pelaku produksi, rumah tangga menyediakan tenaga kerja dan modal perekonomian. Rumah tangga juga merupakan pelaku konsumsi. Setiap kali suatu rumah tangga membelanjakan penghasilannya untuk membelikan barang dan jasa, ini berarti rumah tangga tersebut sedang berperan selaku pelaku konsumsi. Prinsip Ekonomi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pemanfaatan waktu yang tepat, hidup hemat, cara kerja yang efektif dan membuat skala prioritas kebutuhan atau kegiatan. Masalah kemiskinan akan sangat berkaitan dengan ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak. Kebutuhan akan pangan,sandang dan papan (perumahan) adalah kebutuhan pokok (primer) manusia yang harus dipenuhi. Tidak seorangpun yang dapat melepaskan diri dari kebutuhan tersebut dan di dalam keluarga seyogyanya adalah seorang kepala keluarga yang mencukupi kebutuhan keluarga sendiri tidak seperti halnya kasus orang tua yang memiliki utang dan tidak mampu lagi membayarnya, maka anak gadisnya diserahkan sebagai alat pembayaran kepada penagih hutang, serta setelah anak dinikahi, lunaslah hutang-hutang orang tua tersebut (Rahma, 2012).
8. Hubungan peran orang tua dengan ibu menikah dini usia dibawah 21 tahun di RT. 11 Kelurahan Kelayan Timur Pada penelitian ini terdapat hubungan antara peran orang tua dengan ibu menikah dini. Berdasarkan arah korelasi yang menunjukan kearah positif. Berdasarkan arah korelasi yang menunjukan kearah negatif. Penelitian yang telah dlakukan oleh Astutik (2006) tentang faktor -faktor penyebab orang tua mengawinkan anak perempuan di usia remaja menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua yang berpendidikan rendah menganggap anak perempuan pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga sehingga mereka tidak perlu berpendidikan tinggi. Hasil penelitian Astutik (2006) tersebut menunjukkan bahwa semua responden memiliki tindakan mengawinkan anak perempuannya di usia remaja. Sementara menurut Fadlyana (2009), alasan orang tua menyetujui pernikahan anak menikah muda seringkali dilandasi oleh ketakutan akan terjadinya kehamilan di luar nikah akibat pergaulan bebas atau untuk mempererat tali kekeluargaan. Hal ini juga serupa dengan hasil penelitian Puspitasari (2006) tentang Faktor -faktor Pendorong Perkawinan Usia Muda, yang dalam penelitian tersebut semua respondennya juga mengawinkan putrinya di usia muda, yang banyak disebabkan oleh kebudayaan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Astuty, Y.S. (2011). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan Usia Muda di Kalangan Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi : FISIP USU. (Jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/ view/2140) diakses 20 maret 2014. BKKBN. (2010). Remaja Genre dan Perkawinan Dini. Diunduh dari: http://www.bkkbn.go.id/publikasi/documents/policy%20brief%20remaja%20 %20perkawinan%20dini.pdf. Tanggal akses: 6 April 2012. Fadlyana, E & Shinta Larasaty. (2009). Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Padjajaran. Sari Pediatri, 11(2), Agustus 2009 Hidayat, AA. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.Jakarta:Salemba Medika. Jazimah. (2006). Perkawinan Usia Muda. Jakarta : Mutu Media Jaya. Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Memahami Kesehatan reprosuksi Wanita. Jakarta. Salemba Medika : 2008 Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. Puspitasari, F. ( 2006).Perkawinan Usia Muda: Faktor-Faktor Pendorong Dan Dampaknya Terhadap Pola Asuh Keluarga (Studi Kasus Di Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya).Laporan Tugas Akhir. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Rafidah. E. (2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini Di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol.25, No.2,Hal. 51-58. Rahma F J., (2012). Resiko Pada Remaja Akibat Pernikahan Dini, http://modalyakin.blogspot.com.diakses : 29 Mei, 2012.