Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

dokumen-dokumen yang mirip
BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis-jenis Kolom : Kolom Ikat ( tied column Kolom Spiral ( spiral column Kolom Komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

STRUKTUR BETON BERTULANG II

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR BETON BERTULANG II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

2. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa sengkang

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

ANALISA KOLOM STRUKTUR PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANTAI 1 KAMPUS II SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

Dinding Penahan Tanah

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG LIPPO CENTER BANDUNG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan yang serius, terutama pada konstruksi yang terbuat

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN ANALISIS KOLOM PERSEGI DENGAN KOLOM PIPIH

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Bahan Kuliah Ke-I Pengenalan Kolom Struktur Beton II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh September 2008

Materi Kuliah Definisi Pembuatan Kolom

Apa yang dimaksud dengan Kolom?

KOLOM KOLOM BETON BERTULANG

I. Teori Kolom Pendahuluan KOLOM : Elemen struktur vertikal Menyalurkan beban tekan aksial dengan atau tanpa momen Menyalurkan beban dari lantai dan atap ke pondasi.

Apa yang dimaksud dengan Elemen Struktur?

I. Teori Kolom Pendahuluan Elemen Struktur : Adalah elemen pembentuk struktur utama sebuah bangunan Elemen struktur harus ada pada sebuah bangunan (tidak boleh tidak ada)

Apa yang dimaksud dengan Beban tekan Aksial?

I. Teori Kolom Pendahuluan Beban Tekan Aksial (Sentris) : Beban yang bekerja pada sumbu titik berat elemen (sejajar dengan serat/sumbu elemen) P P : Gaya yang bekerja σ = P A A : Luas penampang σ : Tegangan yang timbul

I. Teori Kolom Pendahuluan Namun demikian, dalam kenyataan di lapangan ditemukan bahwa gaya-gaya yang bekerja itu tidak selalu berada pada sumbu titik berat, melainkan dengan jarak tertentu dari titik berat e P e : eksentrisitas, jarak dari Gaya bekerja ke titik berat penampang

I. Teori Kolom Pendahuluan e P e P Lenturan

I. Teori Kolom Pendahuluan Lenturan Momen Lentur KESIMPULAN : Beban Tekan Aksial KOLOM Beban Tekan Aksial + Momen Lentur

I. Teori Kolom Pendahuluan Kolom merupakan elemen tekan yang menumpu balok yang memikul gaya-gaya pada lantai.

BENTUK BENTUK KOLOM

Apa saja bentuk-bentuk kolom itu?

Bentuk-Bentuk Kolom

KOLOM Jenis-Jenis Kolom menurut Wang dan Fergusson (1986) adalah : 1. Kolom ikat (tied column) 2. Kolom spiral (spiral column) 3. Kolom komposit (composite column)

Bentuk-Bentuk Kolom 1. Kolom ikat (tied column) Kolom ikat (tied column) biasanya berbentuk segi empat, di mana tulangan utama memanjang (longitudinal) kedudukannya dipegang oleh pengikat lateral (begel) terpisah yang umumnya ditempatkan pada jarak 150 400 mm

Kolom dengan Sengkang 95% kolom bangunan adalah Kolom- Sengkang (Kolom Segi Empat) Spasi sengkang gempa) h (kecuali untuk Sengkang menyokong tulangan utama (mengurangi tekuk) Memperkuat kekuatan lateral

Bentuk-Bentuk Kolom 2. Kolom Spiral (Spiral Column) Kolom spiral (spiral column) biasanya berbentuk lingkaran, di mana tulangan utama memanjang (longitudinal) disusun membentuk lingkaran dan dipegang oleh spiral yang ditempatkan secara menerus dengan pitch sebesar 50 70 mm

Bentuk-Bentuk Kolom 3. Kolom Komposit (Composite Column) Kolom komposit (composite column), merupakan gabungan antara beton dan profil baja struktur, pipa, atau tube, tanpa atau dengan tulangan memanjang tambahan yang diikat dengan beugel (spiral atau ikat)

Pengikat Spiral 150 400 mm Pitch 50 70 mm (a). Kolom bersengkang (b). Kolom spiral

Spiral dan tulangan tambahan Baja Profil (c). Kolom Komposit dengan tulangan tambah + tulangan ikat spiral Diisi / dicor beton Pipa baja / besi (d). Kolom Komposit (baja menyelubungi inti beton)

PEMBAGIAN KOLOM Pembagian oleh Nawy (1990) lebih lengkap, yaitu jenis kolom dibagi atas dasar bentuk dan susunan tulangan, posisi beban pada penampangnya, dan atas panjang kolom dalam hubungannya dengan dimensi lateralnya

PEMBAGIAN KOLOM (MENURUT NAWY, 1990) a. Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan Kolom ikat (tied column) Kolom spiral (spiral column) Kolom komposit (composite column)

PEMBAGIAN KOLOM (MENURUT NAWY, 1990) b. Berdasarkan posisi beban pada penampangnya Kolom yg mengalami beban sentris Kolom yg mengalami beban eksentris

Menurut Posisi Beban Pada Penampang 1. Kolom dengan beban sentris Kolom yg mengalami beban sentris, di mana beban aksial (P) bekerja tepat pada as/sumbu kolom, yang artinya kolom tidak mengalami momen lentur. Dalam kenyataan kolom sentris tidak mungkin terjadi. P Y X (a). Kolom dengan beban sentris

Menurut Posisi Beban Pada Penampang 2. Kolom dengan beban Eksentris Kolom yang mengalami beban eksentris, di mana kolom mengalami beban aksial (P) dan momen lentur (M). Momen ini dapat dikonversikan menjadi satu beban P yang bekerja dengan suatu eksentrisitas (dapat e x, e y, e xy ) tertentu terhadap as/sumbu kolom. Momen lentur ini dapat bersumbu tunggal (uniaksial) di mana hanya ada e x atau e y, dan dapat dianggap bersumbu rangkap (biaksial) di mana ada e xy (ada e x dan e y bersama-sama.

Menurut Posisi Beban Pada Penampang 2. Kolom dengan beban Eksentris e P e P e Y Y X (b). Kolom dengan beban Eksentris

PEMBAGIAN KOLOM (MENURUT NAWY, 1990) c. Berdasarkan atas panjang kolom dalam hubungannya dengan dimensi lateralnya (Kelangsingan) Kolom Pendek Kolom Panjang (Langsing)

Menurut Kelangsingan 1. Kolom Pendek Kolom pendek, di mana dalam batas keruntuhan mekanismenya ditentukan oleh kekuatan bahannya (baja atau betonnya)

Menurut Kelangsingan 1. Kolom Panjang (Langsing) Kolom panjang, dimana dalam batas keruntuhan mekanismenya ditentukan oleh kekuatan bahannya (baja atau betonnya) dan mungkin juga oleh adanya momen tambahan akibat faktor tekuk

Teori Kolom Pemisahan Kolom Pendek dan Panjang Pemisahan kolom pendek dan langsing didasarkan pada nilai rasio kelangsingan kolom. kl u r kl u r 22 > 22 Definisi kolom pendek yang tidak tahan goyangan ke samping Definisi kolom panjang/langsing yang tidak ditahan goyangan ke samping Di mana : l u : tinggi bagian kolom yang tidak ditumpu secara lateral k : faktor yang bergantung pada restraint pada ujung-ujung kolom

Teori Kolom Pemisahan Kolom Pendek dan Panjang Kolom yang ditahan terhadap goyangan ke samping kl u r M 1 < 34 12 Definisi kolom pendek M 2 kl u r M1 > 34 12 Definisi kolom panjang/langsing M 2

Teori Kolom Nilai k Bebas Sendi Sendi Jepit L L L L Jepit Jepit Sendi Jepit k = 2 k = 0.7 k = 1 k = 0.5

Teori Kolom Contoh Soal Sebuah kolom seperti tergambar. Sendi 2 m a a 3D25 h = 35 cm 3D25 b = 25 cm Sendi Selidikilah jenis kolom tersebut? (Kolom pendek atau kolom langsing).

Teori Kolom Diketahui : l u = 2 m k = 1 (Sendi-Sendi) b = 25 cm h = 35 cm Ditanya : Kolom pendek atau Kolom Panjang..????

Teori Kolom Penyelesaian : Rumus yang dipakai : kl u r r = Jari-jari Inersia

Teori Kolom Penyelesaian : r = I A Mek. Rek II Untuk penampang segi empat : Momen Inersia (I) = 1/12 b h 3 Mek. Rek II Luas Penampang (A) = b h Maka : 3 1 b h r 12 2 = = 1 h = 1 h 0. 3h b h 12 12

Teori Kolom Penyelesaian : r 0.3h = 0.3 35 = 10.5 cm kl u r Rumus kelangsingan kolom kl u r = 1 200 10.5 = 19.05 Sehingga, 19.05 22.. Kolom Pendek (Short Column)

Teori Kolom Contoh Soal 2 Sebuah kolom dengan tumpuan sendi-sendi seperti tergambar. 7.5 cm P 2 6 m h = 30 cm b = 30 cm P 1 5 cm P 1 = P 2 = 104 ton Selidikilah jenis kolom tersebut? (Kolom pendek atau kolom langsing).

Teori Kolom Diketahui : l u = 6 m k = 1 (Sendi-Sendi) b = 30 cm h = 30 cm P 1 = P 2 = 104 ton Ditanya : Kolom pendek atau Kolom Panjang..????

Teori Kolom Penyelesaian : r 0.3h = 0.3 30 = 9 cm kl u r kl u r = 1 600 9 = 66.67

Teori Kolom Penyelesaian : M 1 = 104 0.05 = 5.2 ton-m M = P e M 2 = 104 0.075 = 7.8 ton-m P 2 7.5 cm M 34 12 M 1 2 5.2 34 12 = 7.8 26 kl u r > 34 12 M M 1 2 P 1 5 cm 66.67 > 26 Kolom Langsing

BAGAIMANA PEMBUATAN KOLOM???

PEKERJAAN KOLOM 1. Penentuan lokasi as kolom Pekerjaan ini harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk menghindari pergeseran lokasi as yang berlebihan. Untuk bangunan bertingkat tinggi harus diusahakan pergeseran as kolom (error) seminimal mungkin. Hal tersebut mengingat semakin tinggi bangunan, maka akan terjadi cumulative error yang semakin besar dan gedung yang dibangun akan terlihat miring. Penentuan lokasi as kolom dilakukan dengan menggunakan alat theodolit atau waterpass (Gambar 2.1). Titik as yang sudah ditentukan kemudian diberi tanda atau dengan memberikan tali bantuan yang diikatkan pada suatu pasak dari kayu.

Gambar 2.1 Penentuan titik As Kolom

2. Pemasangan tulangan kolom Untuk lantai pertama, tulangan kolom paling dasar dimasukkan atau diangkurkan kedalam tulangan fondasi. Tulangan utama kolom satu persatu dimasukkan ke dalam tulangan fondasi yang pada ujung bagian bawah dibengkokkan kearah luar untuk dudukan tulangan supaya dapat berdiri. Setelah semua tulangan pokok terpasang, dipasanglah tulangan sengkang untuk menjaga agar tulangan pokok kolom tidak berubah lokasi. Tulangan sengkang ini dimasukkan dari atas atau samping mengelilingi tulangan pokok kolom sesuai dengan gambar rencana. Pemasangan tulangan kolom dilakukan dengan bantuan scaffolding untuk menegakkan posisi atau sebagai penyangga tulangan kolom. Pemasangan tulangan kolom pada lantai dasar atau yang berhubungan dengan fondasi dilakukan bersamaan dengan pemasangan tulangan pondasi atau pelat / pur fondasi dan tulangan balok sloof (Gambar 2.2.a dan 2.2.c)

Tulangan Utama Balok sloof Tulangan sengkang Kolom Tulangan Utama Kolom Tulangan sengkang Sloof Tanah Asli Tulangan Pondasi Gambar 2.2.a Pemasangan tulangan kolom pada tulangan fondasi Tahu Beton

Beton Tahu,, fungsinya untuk menyangga tulangan pada saat pekerjaan perakitan (gambar 2.2.b) Gambar 2.2.b Pembuatan tahu beton

Gambar 2.2.c Pemasangan tulangan sengkang pada tulangan utama kolom

3. Penyambungan tulangan kolom antar lantai bangunan Tulangan kolom lantai 1 yang terputus, disambung dengan tulangan pokok baru yang diikat dengan kawat bendrat (tulangan kolom lantai 2). Penyambungan tulangan ini dilakukan satu persatu dengan bantuan scaffolding hingga seluruh tulangan terpasang termasuk sengkangnya (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Penyambungan tulangan kolom lantai 1 dan lantai 2

4. Pembuatan Sepatu kolom Sepatu kolom adalah sebuah blok beton yang dibuat dari adukan beton pada bagian ujung bawah tulangan kolom yang berhubungan dengan pondasi yang sudah dicor. Sepatu kolom ini dibuat dengan ukuran sesuai dengan ukuran kolom, dengan tinggi ± 5 cm, yang berfungsi sebagai pengaku posisi tulangan kolom agar tidak berubah posisi pada saat proses pengecoran dan juga berfungsi sebagai penahan bekisting bagian bawah agar posisi bekisting tidak berubah dan ukuran kolom menjadi benar (Gambar 2.4)

Tulangan kolom Plat pondasi Sepatu kolom Gambar 2.4 Pembuatan sepatu kolom

5. Pemasangan bekisting kolom Bekisting kolom dipasang setelah semua tulangan kolom selesai dikerjakan dan sepatu kolom sudah selesai dibuat dan mengeras. Bekisting dibuat dari multipleks, dengan pengaku atau penyangga menggunakan balok girder. Bekisting dipasang satu persatu pada setiap sisinya secara berurutan dengan menggunakan tali. Setelah semua bekisting tersusun pada setiap sisinya kemudian dipasang pengekang. Untuk menjaga kestabilan kedudukan bekisting, dipasang penyangga samping (skur) pada keempat sisinya atau dua sisi yang saling tegak lurus. Posisi ketegakan kolom diatur dengan memutar skur pada tiap sisi bekisting yang disangga sampai posisi bekisting tegak lurus (gambar 2.5).. Pengukuran ketegakan kolom mengguankan alat bantu tali dan unting-unting serta meteran (gambar 2.6).

Balok girder Bekisting multipleks Beugel bekisting kolom Pengatur ketegaran bekisting kolom (skur) Gambar 2.5 Spesifikasi bekisting kolom

Gambar 2.6 Pemasangan bekisting kolom

6. Pengecoran kolom Pengecoran kolom dapat dilakukan dengan menggunakan adukan beton ready mix yang diangkut oleh concrete mixer truck (gambar 2.7) atau adukan beton dengan concrete mixer diesel (gambar 2.8)dsb. Pengecoran dapat dilakukan dengan cara manual dan menggunakan concrete pump (gambar 2.9). Diusahakan agar adukan beton tidak jatuh terlalu tinggi ± 1,5 meter.. Sambil dituang, adukan beton dipadatkan dengan alat getar (gambar 2.10 dan 2.11). Catatan : Agar lebih berhati-hati, pengecoran menggunakan concrete pump sering menyebabkan pemisahan agregat dan mortarnya, hal ini disebabkan tekanan yang dikeluarkan oleh concrete pump terlalu besar.

Gambar 2.7 Concrete mixer truck

Gambar 2.8 Concrete mixer diesel

Gambar 2.9 Concrete pump truck

Gambar 2.11 Alat penggetar beton Gambar 2.10 Pengecoran Kolom secara manual (menggunakan( ember)

7. Pembongkaran bekisting kolom Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga menjamin keselamatan penuh atas struktur. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan bantuan linggis. Beton yang akan dipengaruhi oleh pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan cukup sehingga tidak akan rusak pada saat pembongkaran. Pada beberapa proyek, pembongkaran dilakukan kurang lebih satu hari setelah pelaksanaan pengecoran dengan pertimbangan bahwa beton sudah cukup keras dan mampu menahan berat sendirinya..

8. Perawatan beton Perawatan dilakukan dengan cara menyirami permukaan beton dengan air sesering mungkin untuk menjaga kelembaban beton. Beton (selain beton kuat awal tinggi) harus dirawat pada suhu di atas 10 o C dan dalam kondisi lembab sekurang- kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran. Beton kuat awal tinggi harus dirawat di atas 10 o C dalam kondisi lembab sekurang-kurangnya kurangnya 3 hari pertama.

Bahan Kuliah - KOLOM Analisis dan Desain Kolom Pendek Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh 2009

Kolom Pendek Definisi Kolom pendek, di mana dalam batas keruntuhan mekanismenya ditentukan oleh kekuatan bahannya (baja atau betonnya) kl u r 22 Definisi kolom pendek yang tidak diberi bresing

I. Teori Kolom Materi Kuliah Sama halnya dengan balok, kekuatan kolom dievaluasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut : 1. Distribusi regangan di sepanjang tebal kolom bersifat linear. 2. Tidak terjadi slip antara kolom dan tulangan 3. Regangan tekan maksimum beton pada kondisi ultimit = 0.003 4. Kekuatan tarik beton diabaikan

I. Teori Kolom Materi Kuliah Keruntuhan kolom disebabkan oleh : 1. Kelelehan tulangan pada zona tarik 2. Kerusakan beton pada zona tekan Terjadi pada kolom pendek 3. Tekuk -------------------- pada kolom langsing

I. Kolom Pendek Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik Kekuatan kolom pendek yang dibebani secara sentris (konsentris) terdiri atas sumbangan beton dan baja yaitu : A 1 A 2 b h

I. Kolom Pendek Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik Sumbangan beton : Sumbangan Baja : C c = 0.85 f c (A g -A st ).. (1) C s = A st. f y.. (2) (1) + (2), adalah P 0 = 0.85 f c (A g -A st ) + A st. f y

I. Kolom Pendek Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik A 1 A 2 b A st = A 1 + A 2 A g = b.h h P O PO terletak satu sumbu dengan resultan dari C c, C s1 dan C s2. Plastic centroid C s1 = A 1.f y C s2 = A 2.f y C c = 0.85 f c (A g -A st )

I. Kolom Pendek Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik Σ V = 0 P 0 = C c + C s1 + C s2 P 0 = 0.85 f c (A g -A st ) + A st. f y atau P 0 = A g { 0.85 f c (1 - ρ g ) + ρ g. f y } Di mana : ρ g = A st A g

I. Kolom Pendek Kekuatan kolom pendek yang dibebani sentrik Kekuatan Nominal penampang Kolom tulangan Spiral φp n(max) = 0.85 φ (0.85 f c (A g -A st ) + f y A st ) Kolom tulangan pengikat/sengkang φp n(max) = 0.80 φ (0.85 f c (A g -A st ) + f y A st ) φ = 0.8 untuk aksial tarik, aksial tarik + lentur φ = 0.65 untuk aksial tekan, aksial tekan + lentur

I. Kolom Pendek Contoh Soal Kolom pendek berikut dibebani gaya aksial seperti tergambar Hitung kekuatan aksial nominal P n(max) dari penampang kolom tersebut? A 1 = A 2 = 3 D 28 A 1 A 2 b = 305 mm A s = 1846 mm 2 f c = 27.6 MPa h = 508 mm f y = 400 MPa

I. Kolom Pendek Penyelesaian Diketahui : b = 305 mm h = 508 mm A 1 = A 2 = 3 D 28 = 1846 mm 2 f c = 27.6 MPa f y = 400 MPa Penyelesaian : A g = b.h = 305 508 = 154940 mm 2 A st = A 1 + A 2 = 1846 + 1846 = 3692 mm 2

I. Kolom Pendek Penyelesaian Kolom tulangan pengikat/sengkang P n(max) = 0.80 (0.85 f c (A g -A st ) + f y A st ) P n(max) = 0.80 (0.85 27.6 (154940-3692) + 400 3692 P n(max) = 4020 kn

I. Kolom Pendek Contoh Soal 2 Kolom pendek berikut dibebani gaya aksial seperti tergambar A 1 A 2 b = 300 mm A 1 = A 2 = 3 D 22 h = 500 mm f c = 25 MPa f y = 400 MPa Hitung kekuatan aksial nominal P n(max) dari penampang kolom tersebut?

I. Kolom Pendek Penyelesaian Diketahui : b = 300 mm h = 500 mm A 1 = A 2 = 3 D 22 f c = 25 MPa f y = 400 MPa Penyelesaian : A 1 1 = 4 4 2 2 2 = A = πd = 3 π 22 1140 mm 1 2 A st = A 1 + A 2 = 1140 + 1140 = 2280 mm 2 A g = b.h = 300 500 = 150000 mm 2

I. Kolom Pendek Penyelesaian Kolom tulangan pengikat/sengkang P n(max) = 0.80 (0.85 f c (A g -A st ) + f y A st ) P n(max) = 0.80 (0.85 25 (150000-2280) + 400 2280) P n(max) = 3240840 N = 3240 kn

TUGAS PR # 1 Sebuah kolom pendek dibebani gaya aksial seperti tergambar A 1 A 2 b = 400 mm h = 600 mm A 1 = A 2 = 4 D 20 f c = 30 MPa f y = 240 MPa Hitung kekuatan aksial nominal P n(max) dari penampang kolom tersebut?

I. Kolom Pendek Kolom yang dibebani secara eksentris Prinsip blok tegangan persegi ekivalen yang berlaku pada analisis balok dapat diterapkan pada analisis kolom terhadap beban eksentrik.