PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR IPA-FISIKA DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

SKRIPSI. OLEH: Siska Agustiana Dewi NPM:

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG ABSTRAK

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO

Artikel Publikasi. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi. Oleh: EKA NOVITASARI

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 2 ISSN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

Penerapan STAD pada materi pembiasan dan lensa terhadap prestasi belajar

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN TGT

STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK

Automotive Science and Education Journal

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENGGUNAAN MODEL TIPE STAD DALAM MATERI AJAR SISTEM REPRODUKSI DI SEKOLAH MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD)

Keperluan korespondensi, HP : ,

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika SMK

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI PRANATA SOSIAL MASYARAKAT KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT TAHUN AJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MEDIA PAPAN PETA DALAM MODEL STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

ISSN :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENERAPAN STRATEGI THINK PAIR SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TUMPANG

Indra Sahfriana 46, Wachju Subchan 47, Suratno 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (KAJIAN: DI SMAN 1 TAPEN BONDOWOSO)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR IPA-FISIKA DI SMP Lely Yuliyanti Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER beelely@gmail.com Singgih Bektiarso Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER singgih.fkip@unej.ac.id Subiki Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER subiki.fkip@gmail.com ABSTRAK Pembelajaran IPA-fisika merupakan serangkaian proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru untuk mempelajari gelaja-gejala alam dengan mengamati dan menemukan konsep maupun teori yang dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Agar siswa dapat berpartisipasi aktif, mampu bekerja sama, lebih bertanggung jawab secara individu dan membantu temannya dengan baik tanpa melihat tingkat kemampuan, jenis kelamis, suku, ras dan agama. Maka diperlukan model pembelajaran yang diharapkan dapat menanamkan sikap aktif dan keterampilan sosial kerja sama kelompok dalam aktivitas pembelajaran meliputi kemampuan bertanya, menjawab, mendorong partisipasi, mengungkapkan gagasan, menyelesaikan tugas dalam waktunya serta mampu memunculkan rasa ingin tahu dalam menyelesaikan suatu permasalahan IPA-fisika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari tanpa mengesampingkan hakikat belajar fisika. Penelitian ini bertujuan untuk membuat siswa lebih mudah dalam memahami konsep IPA-fisika yang diajarkan. Selain itu juga mampu mendorong siswa untuk membangun semangat belajarnya, karena dengan menggunakan eksperimen, siswa bisa mengamati secara langsung kejadian alam yang terjadi di sekitarnya. Serta harapan lain yaitu dapat memperkuat dan menambah daya ingat siswa sehingga konsep IPA-fisika yang akan diajarkan akan lebih lama tertanam difikiran siswa. Serta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerjasama antar siswa dalam kelompok. Kata kunci: STAD, keterampilan sosial, hasil belajar PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang 1

utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Depdiknas, 2006: 5). Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Pemberian materi IPA di SMP diharapkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa SMP yaitu yang pada umumnya masih berada pada fase transisi dari konkrit ke formal. Dalam hal ini, siswa mencari pengalaman langsung yang dapat membawa mereka dalam merencanakan kehidupan di masa mendatang dan eksistensinya sebagai manusia sosial yang saling bekerjasama antar manusia (Anita, 2011:2). Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru saat ini. Proses pembelajaran selama ini masih terkesan hanya berpusat pada guru (teacher oriented) yang menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber ilmu utama dan serba tahu (Sari dan Nasikh, 2009:2). Pada pembelajaran IPA-Fisika di SMP dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah) kurang memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga siswa cenderung hanya diam dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja dan pembelajaran konvensional kurang memfasilitasi siswa untuk kerjasama tim antar siswa satu dengan yang lain. Permasalahan lain yang dialami siswa adalah kerjasama antar kelompok yang bersifat heterogen. Siswa masih memilih-milih teman dalam berkelompok dengannya. Sehingga keterampilan sosial dalam aktivitas pembelajaran masih belum baik, belum cukup bisa memenuhi tanggung jawabnya yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompoknya untuk belajar. Keterampilan sosial diantaranya mampu berkomunikasi, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat dari orang lain, interaksi dengan guru, tidak membedabedakan teman, rasa solidaritas antar teman, dan menjaga lingkungan (Sahfriana, 2015:218-219). Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator agar siswa dapat membangun sendiri pengetahuan dan keterampilan sosialnya. Agar siswa dapat berpartisipasi aktif, mampu bekerja sama, lebih bertanggung jawab secara individu dan membantu temannya dengan baik tanpa melihat tingkat kemampuan, jenis kelamis, suku, ras dan agama. Maka diperlukan model pembelajaran yang diharapkan dapat menanamkan sikap aktif dan keterampilan sosial kerja sama kelompok dalam aktivitas pembelajaran meliputi kemampuan bertanya, menjawab, mendorong partisipasi, mengungkapkan gagasan, menyelesaikan tugas dalam waktunya serta mampu memunculkan rasa ingin tahu dalam menyelesaikan suatu permasalahan IPA-Fisika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari tanpa mengesampingkan hakikat belajar fisika. Salah satu model yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah kegiatan belajar siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, terdiri dari empat sampai enam orang anggota dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2012:202). Menurut Hamdani (2011:31) pada pembelajaran kooperatif juga diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, menjadi pendengar yang baik, dan diberi lembar kegiatan berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan. Oleh karena itu, karena siswa bekerja dalam satu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para anggota kelompok dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan. Salah satu tipe yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model yang paling sederhana, dan juga merupakan yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif (Marrysca, 2013:7). STAD merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh para ahli. Dimana guru menyampaikan kompetensi dan indikator yang harus dicapai kemudian siswa bergabung dalam kelompok untuk membagi dan 2

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru (Nugroho, 2009:108). Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen (Trianto, 2010:68). Menurut Sinulingga (2012:47) dengan berdiskusi dalam kelompok, masing-masing siswa akan membantu anggota kelompoknya untuk bisa memahami materi yang dipelajari, karena keberhasilan setiap anggota kelompok merupakan kewajiban masingmasing anggota. Pembelajaran kooperatif tipe STAD membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar (Trinovia, 2013:87). Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja sama dengan teman yang berlatar belakang berbeda. Dengan dilaksanakannya model pembelajaran kooperatif secara berkesinambungan dapat dijadikan sarana bagi guru untuk melatih dan mengembangkan siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Harmoko, 2013:5). METODE PENELITIAN Adapun desain penelitian yang digunakan adalah random, pre-test, post-test design. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada Gambar 1: Gambar 1. random, pre-test, post-test design E O 1 X O 2 R K O 3 O 4 Sumber: Arikunto, 2010:126 Keterangan: E = kelas eksperimen K = kelas kontrol R = random (kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara random/acak) O 1 = hasil pre-test kelas eksperimen O 2 = hasil post-test kelas eksperimen O 3 = hasil pre-test kelas eksperimen O 4 = hasil post-test kelas kontrol X = perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD disertai metode eksperimen Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Nuris Jember tahun ajaran 2017/2018 pada semester ganjil. Sampel dalam penelitian ini ada 2 kelas dari kelas populasi dengan menggunakan metode cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan tes (pretest dan posttest), lembar observasi keterampilan sosial dan metode wawancara dan dokumentasi. Tes terdiri dari pretest dan posttest, pretest digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Lembar observasi keterampilan sosial digunakan untuk mengamati keterampilan sosial selama proses pembelajaran berlangsung. Metode wawancara digunakan untuk mengetahui penerapan model dan metode yang biasa digunakan oleh guru serta mengetahui tanggapan terhadap model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh peneliti. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data diri siswa. Analisis data keterampilan sosial dapat dilihat dari aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Selanjutnya data akan dianalisis secara deskriptif. Skor tertinggi keterampilan sosial didapat dari jumlah perolehan instrument dikalikan dengan skor maksimum 4 (skor tertinggi = 10 butir x 4), sedangkan skor terendah = 10 butir x 1. Data skor yang diperoleh dibagi menjadi lima kategori secara ordinal pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria Keterampilan Sosial Siswa Skor Grade Keterangan 36-40 A Sangat baik 28-35 B Baik 20-27 C Cukup 12-19 D Kurang 11 E Sangat kurang Rata-rata = Untuk mengetahui skor dari setiap indikator keterampilan sosial dapat dilihat dianalisis sebagai berikut: Presentase = x 100% 3

Ketentuan kriteria keterampilan sosial per indikator terdapat pada Tabel 2: Tabel 2. Kriteria Keterampilan Sosial Siswa Per Indikator Skor Keterangan 232-289 Sangat baik 174-231 Baik 116-173 Cukup 58-115 Kurang 1-57 Sangat kurang Sumber: Sahfriana, 2015: 216 Adapun analisis hasil belajar menggunakan uji independent sample t-test. Persamaannya yaitu sebagai berikut: Sumber: Arikunto, 2010:311 Keterangan: = nilai rata-rata kelas eksperimen = nilai rata-rata kelas kontrol = jumlah kuadrat deviasi nilai kelas eksperimen = jumlah kuadrat deviasi nilai belajar kelas kontrol = jumlah sampel pada kelas eksperimen = jumlah sampel pada kelas kontrol Kalkulasi t-tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Pengujian hipotesis menggunakan uji dua pihak (two tail test), yaitu pengujian hipotesis dimana hipotesis nol (H o ) sama dengan (=) dan hipotesis alternatifnya (H a ) berbunyi tidak sama dengan ( ) (Sugiyono, 2013:229). HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam masyarakat secara budaya dan semakin beragam, dimana banyak kerja sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang bergantung satu sama lain, maka dari itu keterampilan sosial amat penting untuk dimiliki. Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat tujuan penting lain yaitu mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi (Rusman, 2012:210). Menurut Hamdani (2011:33) menyatakan bahwa selain mempelajari materi, siswa juga harus mempelajari tentang keterampilan-keterampilan khusus yang disebut kemampuan kooperatif. Keterampilan sosial akan terjadi setelah siswa mampu berkomunikasi dengan baik dengan teman-temannya (Sahfriana, 2015:220). Keterampilan sosial akan terwujud dalam kerja kelompok saat menyalurkan gagasannya untuk menjawab permasalahan melalui komunikasi antar siswa. Keterampilan dalam penelitian ini meliputi menggunakan kesempatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dalam berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain untuk berbicara, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu, dan interaksi dengan guru. Dengan berdiskusi dalam kelompok, masingmasing siswa akan membantu anggota kelompoknya untuk bisa memahami materi yang dipelajari, karena keberhasilan setiap anggota kelompok merupakan kewajiban masing-masing anggota (Sinulingga, 2012:47). Pembelajaran kooperatif tipe STAD membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar (Trinovia, 2013:87). Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja sama dengan teman yang berlatar belakang berbeda. Dengan dilaksanakannya model pembelajaran kooperatif secara berkesinambungan dapat dijadikan sarana bagi guru untuk melatih dan mengembangkan siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Harmoko, 2013:5). Pertama, aspek kognitif dalam penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test. Namun, hasil akhir dari aspek kognitif ini hanyalah pada post-test. Sedangkan pre-test digunakan untuk menghitung skor perkembangan individu yang merupakan ciri khas dari model kooperatif tipe STAD. Skor perkembangan individu diperoleh dari perbandingan antara skor awal (pre-test) sebelum diadakan pembelajaran dengan skor yang diperoleh siswa setelah diadakan pembelajaran model kooperatif tipe STAD (post-test), berdasarkan pre-test siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Siswa akan mendapatkan skor perkembangan yang 4

besarnya ditentukan, apakah skor post-test menyamai atau melampaui skor pre-test dengan menggunakan kriteria pemberian skor perkembangan individu. Dan nantinya hasil dari skor perkembangan individu ini akan dirata-rata kemudian akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata kelompok mencapai kriteria pada tingkat penghargaan kelompok. Tabel 3. Kriteria Pemberian Skor Perkembangan Individu No. Skor tes Skor perkembangan 1 Lebih dari 10 point 5 di bawah skor awal 2 Antara 10 sampai 1 10 point di bawah skor awal 3 Skor awal sampai 20 10 point di atas skor awal 4 Lebih dari 10 point di atas skor awal 30 5 Kertas jawaban 30 sempurna (terlepas dari skor awal) Sumber: Slavin. 2009:145 Tabel 4. Tingkat Penghargaan Kelompok Rata-rata Tim Predikat 0 x 5-5 x 15 Tim baik 15 x 25 Tim hebat 25 x 30 Tim super Sumber: Trianto, 2010 Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik dalam penelitian ini sudah masuk dalam lingkup keterampilan sosial. Penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pernah dilakukan oleh Asneli Lubis dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Fisika pada Materi Pokok Gerak Lurus Di Kelas X SMA Swasta UISU Medan. Hasil dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Fisika siswa pada materi pokok gerak lurus di kelas X SMA Swasta UISU T.P.2010/2011 dengan nilai rata-rata pre-test 41,31 dan nilai rata-rata post-test adalah 69,07. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Dinan Afifah Firdaus dengan judul Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe STAD Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. Hasil dari penelitian ini adalah dengan penerapan metode Cooperative Learning dalam pembelajaran sejarah siswa kelas XI IPS 3 Pasundan 1 Bandung dengan membutuhkan waktu 2-3 periode untuk meningkatkan keterampilan sosial di lingkungan kelas, kemudian meluas hingga lingkungan sekolah, bahkan meluas kembali ke lingkungan masyarakat. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian yang telah dilakukan tidak terlepas dari kontribusi tenaga dan pikiran beberapa pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Singgih Bektiarso, M.Pd dan Bapak Subiki, M.Kes selaku dosen pembimbing dan teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. PENUTUP Simpulan Model kooperatif tipe STAD disertai metode eksperimen ini bertujuan untuk membuat siswa lebih mudah dalam memahami konsep IPA-fisika yang diajarkan. Selain itu juga mampu mendorong siswa untuk membangun semangat belajarnya, karena dengan menggunakan eksperimen, siswa bisa mengamati secara langsung kejadian alam yang terjadi di sekitarnya. Harapan dari model pembelajaran STAD ini memperkuat dan menambah daya ingat siswa sehingga konsep IPA-fisika yang akan diajarkan akan lebih lama tertanam difikiran siswa. Serta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerjasama antar siswa dalam kelompok. Saran Pembelajaran IPA-Fisika hendaknya menggunakan model yang dapat membawa siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan menciptakan suasana yang menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, salah satunya adalah model 5

pembelajaran kooperatif tipe STAD disertai metode eksperimen. DAFTAR PUSTAKA Anita, W, L. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA SMP Berbasis Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Fotosintesis di SMP GIKI-3 Surabaya. PENSA E-Jurnal. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu, SMP/MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional. Firdaus, D. A. 2014. Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe STAD Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan. Vol. 3 No.1. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Harmoko. 2013. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Menggunakan Alat Ukur Kelas X Jurusan Teknik Pemesinan di SMK Muhammadiyah Prambanan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Lubis, A. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Gerak Lurus di Kelas X SMA Swasta UISU Medan. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol.1 No.1. ISSN: 2252-732X. Marrysca, A.F.V, Surantoro, dan E. Y. Ekawati. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Berbantuan LKS (Lembar Kerja Siswa) Berkarakter Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kemampuan Kognitif Fisika Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol.1 No.2 halaman 6. ISSN: 2338-0691. Nugroho, U. dan Hartono. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol.5 (1):108-112. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sahfriana, I., W. Subchan, dan Suratno. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Sosial Siswa dalam Pembelajaran IPA Biologi untuk Materi Ajar Pertumbuhan dan Perkembangan Kelas 8-C Semester Gasal di SMP Negeri 1 Bangil Pasuruan. Pancaran, Vol. 4, No. 2, hal 213-222. Sari, N. F., & Nasikh. 2009. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Teknik Peta Konsep Dalam Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X6 SMAN 2 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007. JPE 2 (1). Sinulingga, K., dan J. Nadeak. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Bunyi Di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tebing Tinggi. Jurnal Online Pendidikan Fisika. Vol.1. ISSN 2301-7651. Slavin, E. 2009.Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa Beta Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:Kencana Perdana Media Group. Trinovia, Vinda. dan M. Mulyanratna. 2013. Penerapan Strategi Index Card Match (Mencari Pasangan Kartu) dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Alat Optik. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol.02 No.03 halaman 85-88. 6