BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh rakyat di dunia. Di Indonesia khususnya di Provinsi

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Timo Scheunemann (2005:15)

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sendy Mohamad Anugrah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran berolahraga bukan hanya akan mendapat kesehatan jasmani saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kebugaran jasmani.hal ini dapat kita lihat dari antusias

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pertumbuhan watak. Pendidikan jasmani memiliki peran untuk dapat membantu siswa dalam usaha mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak. Pendidikan Jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di semua sekolah. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga yang digemari oleh peserta didik ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari siswa yang bermain sepakbola disaat jam istirahat di sekolah. Dalam permainan ini, teknik atau kemampuan dasar bermain sepakbola sangat berpengaruh terhadap kualitas permainan seseorang, dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu modal utama dalam bermain sepakbola. Kemampuan dalam pendidikan jasmani, khususnya kemampuan siswa SMP dalam permainan sepakbola seyogiyanya sudah relatif baik. Sebab kurikulumnya sudah semakin baik. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sudah dilaksanakan dan sekarang kurikulum itu sudah diganti pula dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu, siswa tersebut juga telah memiliki 1

2 pengalaman berolahraga di SD selama enam tahun melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani di SD. Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang masuk dalam kurikulum di sekolah menengah pertama. Roji (2006) mengatakan bahwa teknik dasar dalam passing sepakbola ada 3 yaitu : (1) passing bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, (2) passing bola dengan menggunakan kaki bagian luar, dan (3) passing dengan menggunakan punggung kaki. Setiap teknik dasar memiliki cara yang berbeda dalam melakukannya dan memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan bola kepada kawan. Brillinger (2007) di dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa tujuan yang diilustrasikan di dalam permainan sepakbola adalah untuk mensimulasikan bermain dalam permainan, dimana bola pergi bolak-balik (passing) antara dua tim dan masing-masing mempunyai fungsi potensi mereka sendiri. Agar memenangi suatu pertandingan sepakbola maka seluruh unsur yang ada di dalam sepak bola harus dikuasai. Dapat disimpulkan bahwa unsur yang mendasar di dalam permainan sepakbola adalah teknik dasar keterampilan passing. Setiap cabang olahraga mempunyai tujuan dari permainannya. Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri. Tujuan dari permainan di atas hanya sementara saja, karena tujuan yang paling utama dan diharapkan untuk dunia pendidikan adalah sepakbola mediator untuk mendidik anak agar kelak menjadi anak yang cerdas, terampil, jujur, dan sportif. Selain itu kita

3 mengharapkan dalam diri anak tumbuh dan berkembang semangat persaingan, kerjasama, interaksi sosial, dan pendidikan moral. Raharjo (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan gerak dasar akan mempengaruhi tingkat penguasaan keterampilan, maka guru pendidikan jasmani diharapkan dapat mengembangkan kemampuan gerak sebagai dasar untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar, karena dengan gerak dasar yang baik akan menunjang siswa terampil dalam cabang olahraga. Kemudian dinyatakan pula terdapat interaksi antara metode praktek dan kelompok umur terhadap keterampilan dasar bermain sepakbola. Upaya mencapai prestasi dalam olahraga merupakan hal yang kompleks karena melibatkan banyak faktor. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam permainan sepakbola adalah passing. Quinn (2002) menyatakan program sepakbola pemula harus berjuang melawan kenyataan bahwa 70% anak didiknya memutuskan untuk berhenti bermain sepakbola pada usia 12 tahun. Kebanyakan alasan dari anak tersebut adalah bosan dengan latihan yang monoton. Dalam permainan sepakbola, passing menempati urutan pertama untuk melatihnya karena 60% dalam permainan sepakbola adalah passing. Untuk itu guru harus mampu merancang kegiatan tersebut untuk menghasilkan kesenangan, tantangan, kreativitas, pemecahan masalah, dan motivasi. Pendekatan ini menyentuh inti dari keinginan anak-anak dan mendorong semua hal yang bisa didapat melalui permainan, peniruan, dan pengambilan resiko. Tinggi rendahnya keterampilan teknik dasar keterampilan passing dalam permainan sepakbola dapat juga dilihat dari prestasi yang telah diraih oleh siswa

4 tersebut. Karena dalam permainan sepakbola, teknik passing sudah ada di dalamnya. Liga Pendidikan Indonesi (LPI) merupakan agenda tahunan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan Nasional, dan bekerja sama dengan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, dari kegiatan ini sepakbola Sumatera Utara diharapkan mencetak siswa yang terampil dalam bermain sepakbola dan dapat mengharumkan nama di tingkat nasional maupun internasional. Tetapi kenyataannya berbeda dengan yang diharapkan, pada Liga Pendidikan Indonesia (LPI) tahun 2010 yang dilaksanakan di Yogyakarta tingkat SMP tim sepakbola Sumatera Utara selalu kalah di penyisihan. Alasan utama kekalahan tersebut adalah kurangnya kemampuan dalam melakukan kombinasi teknik dasar dan kelelahan yang berlebihan. Untuk itu pendekatan permainan/aktivitas akan membantu tim tetap solid dalam bermain, juga akan mengembangkan kreativitas pemain, meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan, serta meningkatkan kemampuan fisik siswa tersebut. Namun pada umumnya kemampuan mereka dalam mata pelajaran pendidikan jasmani tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat melalui nilai rapor pendidikan jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsiantar. Tabel 1. Nilai Rata-rata Pendidikan Jasmani Semester I Kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2008/2009 2009/2010 2010/2011 (Sumber : SMP Negeri 5 Pematangsiantar) Nilai Rata-rata 66,34 66,52 65,67

5 Memang penguasaan teknik-teknik dasar pada setiap jenis permainan memerlukan motivasi belajar dan kecermatan yang tinggi. Untuk permainan sepakbola misalnya, siswa harus menguasai beberapa macam teknik dasar. Sepakbola adalah permainan yang membutuhkan kemampuan individu di samping kerja sama kelompok. Untuk itu, seorang pesepakbola diwajibkan menguasai teknik, skill dan fisik yang baik agar dapat bermain dengan baik dalam suatu pertandingan. Teknik yang mendasar adalah passing, jika seorang pemain tidak memiliki teknik passing yang baik maka akan membuat aliran bola antar pemain akan terhambat. Di dalam teknik passing, ada dua cara dalam menggunakannya. Passing dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Dan teknik ini harus dilatih setiap saat agar akurasi tendangannya tidak meleset dari sasaran. Sumber : http://gugunbakhtiar.wordpress.com/tiga-teknikdasar-dalam-sepak-bola.html. Maniroglu (2000) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa keberhasilan dalam permainan sepakbola tergantung pada berbagai faktor termasuk karakteristik fisik, kapasitas tingkat keterampilan, tingkat motivasi, dan taktik yang diperagakan oleh mereka. Faktor-faktor ini tidak mudah diukur secara objektif, tetapi orang lain dapat diuji dengan menggunakan metode standar dan dapat memberikan informasi yang berguna untuk pelatih. Oleh karena itu, sangat penting bahwa semua pemain wajib mencapai tingkat tinggi kinerja dalam keterampilan dasar passing, trapping, dribbling, tackling, dan heading. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa karakteristik fisik atau kesegaran jasmani dan

6 tingkat keterampilan yang di dalamnya sudah masuk keterampilan passing merupakan salah satu unsur dalam permainan sepakbola. Beberapa kesalahan dalam teknik passing yaitu laju bola tidak sesuai dengan jarak passing (terlalu keras atau terlalu pelan). Jika terlalu keras, bola tidak terjangkau teman dan jika terlalu pelan bola terpotong lawan. Selain kesalahan dalam melakukan passing ada juga disebabkan faktor guru dan siswa itu sendiri antara lain: a. Guru 1. Penjelasan yang disampaikan guru tidak dimengerti siswa, 2. Dalam menjelaskan, cara yang digunakan kurang tepat dengan kondisi siswa di lapangan, 3. Metode yang digunakan kurang tepat. b. Siswa 1. Siswa cepat jenuh dalam mengikuti pelajaran, 2. Kurang fokus dalam mengikuti pelajaran, 3. Materi pelajaran tidak diminati siswa. Untuk dapat melakukan teknik passing diperlukan adanya latihan yang serius dan sistematis sehingga siswa menguasai keterampilan tersebut secara maksimal. Untuk dapat menguasai teknik passing tersebut maka diperlukan adanya proses yaitu melalui proses belajar mengajar yang dilakukan siswa dan guru untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan belajar mengajar keterampilan guru dalam melihat karakteristik siswa sangat diperlukan.

7 Dalam materi permainan sepakbola di sekolah, pada umumnya siswa cenderung langsung game tanpa memperhatikan teknik dasar permainan sepakbola tersebut. Untuk itu diperlukan kesadaran dan kemauan siswa dalam mengikuti pelajaran. Memperlajari teknik dasar dalam suatu olahraga sangat membosankan dan memerlukan kesegaran jasmani yang baik karena teknik dasar tersebut harus diulang sampai tahap gerakan tersebut digerak otomatisasi. Dari hasil pengamatan di lapangan kebanyakan siswa melakukan passing atau menendang bola menggunakan ujung kaki dan sering juga dengan jari-jari kaki, hal ini dilakukan karena insting siswa itu sendiri. Siswa menganggap menendang dengan bagian kaki tersebut adalah menendang yang paling mudah. Hal ini jelas salah karena dapat membahayakan diri sendiri dan arah bola tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Pada saat pembelajaran berlangsung guru menekankan pada pembelajaran teknik dasar sepakbola akan tetapi karakteristik siswa yang masih dalam usia SMP lebih cenderung menginginkan bermain sepakbola tanpa memahami terlebih dahulu teknik dasar, hal ini disebabkan karena dalam mempelajari salah satu teknik dasar permainan olahraga sangat membosankan. Hal tersebut merupakan alasan yang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif dan materi tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga guru menjadi sulit untuk dapat memahami dan mengetahui sejauh mana sebenarnya penguasaan kemampuan dasar siswa dalam bermain sepakbola. Pada hakikatnya inti dari pendidikan jasmani adalah gerak atau psikomotorik. Kemampuan motorik dalam pendidikan jasmani didasarkan pada banyaknya

8 latihan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Keterampilan passing siswa yang kurang memuaskan dalam permainan sepakbola dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya rendahnya motivasi belajar, rendahnya kualitas fisik siswa membuat siswa malas untuk berlatih dan kurangnya minat siswa terhadap permainan sepakbola. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat menyebabkan kurangnya antusias siswa dalam belajar dan kurangnya latihan passing yang dilakukan mereka. Rendahnya kualitas fisik siswa juga dapat menghambat siswa dalam bermain sepakbola karena mudahnya mengalami kelelahan. Demikian juga kurangnya minat siswa terhadap permainan sepakbola dapat menyebabkan mereka kurang terdorong untuk melakukan latihan passing. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan passing maka diperlukan aktivitas gerak yang cukup dan harus dipelajari supaya mendapatkan bentuk yang benar. Solihin (2011) hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan taktis berpengaruh terhadap upaya meningkatkan penguasaan keterampilan dasar passing pada permainan sepakbola. Hal ini ditunjukan oleh perkembangan yang meningkat dari proses pembelajaran siklus I (68,42%), II (73,6%), dan siklus III (89,47%). Perkembangan siswa sejatinya menitikberatkan pada perkembangan individu, bukan perkembangan tim. Kesatuan dan kebersamaan dalam tim tetap penting, namun tujuan utamanya adalah perkembangan positif setiap siswa. Pada tingkat pemula hingga 14 tahun, perkembangan individu harus menjadi satusatunya pertimbangan yang digunakan untuk menyusun dan menyelenggarakan

9 program pembelajaran. Siklus belajar berkaitan dengan bagaimana guru mengelompokkan siswa menjadi kelompok yang aktif, agar setiap anggota kelompok aktif maka dilakukan metode bermain. Quinn (2002) menyatakan, anak-anak belajar dengan bermain akan banyak bergerak dan mendapatkan kemajuan belajar seiring dengan bertambahnya usia. Anak-anak sebaiknya dilibatkan dalam aktivitas yang dinamis dan menyenangkan dengan banyak kebebasan untuk bergerak. Disini dapat dilihat bahwa istilah belajar sambil bermain dalam pemahaman tradisional terlalu statis bagi kebanyakan anak-anak, terlalu sedikit pengambilan keputusan, dan terlalu banyak membuang waktu untuk menunggu giliran. Pendekatan permainan/aktivitas akan membuat siswa tetap tertarik pada sepakbola, juga akan mengembangkan kreativitas pemain, meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan, serta meningkatkan kemampuan fisik siswa. Selain itu, keterampilan passing siswa SMP belum memuaskan dapat disebabkan metode pembelajarannya yang masih kurang efektif. Metode pembelajaran yang biasa digunakan guru pendidikan jasmani di sekolah, yaitu memberikan penjelasan kemudian siswa disuruh untuk melakukannya, ini dinilai kurang menarik perhatian siswa. Trianto (2009) menyatakan, prestasi belajar peserta didik merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri yaitu bagaimana sebenarnya belajar tersebut. Mempelajari dan mempraktekkan keterampilan dengan tepat agak sulit, apalagi untuk siswa tahap pemula, oleh

10 karena itu guru dituntut mencari alternatif metode pembelajaran passing untuk membantu siswa agar dapat meningkatkan keterampilan passing mereka. Berkaitan dengan upaya mencari metode pembelajaran passing peneliti tertarik pada dua macam metode pembelajaran, yaitu metode bermain dan metode demonstrasi. Metode bermain adalah sejenis latihan yang dikemas dalam bentuk situasi permainan yang dalam hal ini siswa yang melakukan kegiatan selalu berpasangan (bekerja sama) dan tidak ada yang tidak aktif (semuanya bergerak). Sedangkan metode demonstrasi adalah suatu metode pembelajaran yang menunjukkan bahwa guru memperlihatkan suatu proses atau gerak-gerik dan siswa menirukan atau mencontohnya untuk mencapai tujuan atau hasil yang optimal. Kedua metode pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam pelatihan perolehan keterampilan passing. Namun, metode bermain diduga lebih efektif. Karena selain lebih kuat membantu perolehan keterampilan tersebut, metode bermain lebih menyenangkan, lebih menggairahkan, lebih kuat memotivasi siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah. Hal lain yang diduga dapat berpengaruh terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola adalah tingkat kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu tidak sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukannya.

11 Sehubungan dengan masalah di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah berkenaan dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut. Bagaimana keterampilan passing siswa dalam permainan sepakbola? Bagaimana motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan sepakbola, khususnya pembelajaran teknik passing? Bagaimana minat siswa terhadap permainan sepakbola pada umumnya dan pembelajaran teknik passing pada khususnya? Apakah metode pembelajaran permainan sepakbola, khususnya pembelajaran teknik passing yang digunakan selama ini sesuai dengan karakteristik siswa? Apakah metode pembelajaran yang digunakan menarik perhatian siswa? Bagaimana keterampilan passing siswa yang diajar dengan metode bermain dalam permainan sepakbola? Bagaimana keterampilan passing siswa yang diajar dengan metode demonstrasi dalam permainan sepakbola? Apakah keterampilan passing siswa yang diajar dengan metode bermain berbeda dengan keterampilan passing siswa yang diajar dengan metode demonstrasi? Apakah tingkat kesegaran jasmani siswa mempengaruhi keterampilan passing siswa dalam bermain sepakbola? Apakah keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi daripada keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah?

12 Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa? C. Pembatasan Masalah Identifikasi masalah yang telah dinyatakan di atas menunjukkan bahwa banyak masalah yang perlu mendapat pemecahan sehubungan dengan pembelajaran teknik passing dalam permainan sepakbola. Agar penelitian lebih terarah dan mendalam, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini perlu dibatasi. Penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan metode pembelajaran, tingkat kesegaran jasmani, dan keterampilan passing siswa. Selanjutnya, metode pembelajaran dibatasi hanya pada metode bermain dan metode demonstrasi. Tingkat kesegaran jasmani siswa dibatasi hanya pada tingkat kesegaran jasmani tinggi dan tingkat kesegaran jasmani rendah. Materi pembelajaran teknik passing yang digunakan, didasarkan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran pendidikan jasmani kelas VIII semester genap. Dalam penelitian ini hasil belajar keterampilan passing sepakbola yang diperoleh siswa dibatasi pada aspek psikomotor. Kemudian subjek penelitian ini dibatasi hanya pada siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2012/2013 dan sebagai pembanding siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 3 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2012/2013.

13 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode bermain lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi? 2. Apakah keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani siswa dalam mempengaruhi keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa : 1. Keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode bermain lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi. 2. Keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi dari keterampilan passing

14 dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah. 3. Interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani siswa terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa. F. Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada bidang pendidikan, khususnya teori-teori tentang metode pembelajaran bermain, demonstrasi dan tingkat kesegaran jasmani serta pengaruhnya terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa. Juga diharapkan bermanfaat untuk memperkaya sumber kepustakaan serta dapat dijadikan sebagai pedoman dan penunjang penelitian lanjutan dimasa yang akan datang. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah : (a) sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani SMP dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif dan menarik; (b) sebagai bahan pengetahuan bagi guru-guru pendidikan jasmani SMP dalam mencantumkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kesegaran jasmani siswa dalam meningkatkan keterampilan passing pada permainan sepakbola; (c) sebagai bahan informasi keefektifan penggunaan metode bermain dalam pembelajaran keterampilan passing pada permainan sepakbola; dan (d) sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha mengoptimalkan kebijakan pembelajaran untuk mencapai keterampilan passing yang lebih baik pada permainan sepakbola di SMP Negeri 5 Pematangsiantar.