ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

PENYETARAAN (EQUATING) SKOR BIOLOGI SMA BERDASARKAN HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2010/2011

VALUE Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

UJIAN SEKOLAH/MADRASAH 12/14/2016

C UN MURNI Tahun

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

2

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

Penyetaraan (Equating) Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Dengan Teori Tes Klasik

Nomor : 0094/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi Kedua POS UN Tahun Pelajaran 2017/2018

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Hasil Ujian Nasional 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BERITA RESMI STATISTIK

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN Jakarta, 21 Maret 2018

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

Kata Kunci: Analisis Butir Tes, Teori respons butir, soal matematika

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

Strategi Guru Pembelajar Pasca-UKG

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

Ujian Nasional. Kebijakan Perubahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anies R. Baswedan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA SMP NEGERI DAN SWASTA TERHADAP HASIL UN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

Nomor : 0090/SDAR/BSNP/I/ Januari 2018 Lampiran : 7 lembar Perihal : Penambahan Mata Pelajaran dan Kisi-kisi USBN SMA Tahun Pelajaran 2017/2018

PEMBAGIAN KUOTA PELAKSANAAN ASESMEN ONLINE PEGAWAI KEMENDIKBUD TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru.

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DISPARITAS PRASARANA SMA ANTAR PROVINSI DI INDONESIA. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Setjen, Kemdikbud 2014

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika

Nomor : 0093/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Nomor : 0091/SDAR/BSNP/II/ Februari 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ariani Arsad, 2014

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

11 Juni Oleh: Rosidin

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Lampiran: 2380/H/TU/ Mei 2015

Nomor : 7396/H/TU/ Juni 2014 Lampiran : 1 berkas Hal : Petunjuk Teknis Penulisan Ijazah Tahun Pelajaran 2013/2014

Transkripsi:

ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011 Fahmi Peneliti Muda di Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud E-mail: ffahmi6@gmail.com ABSTRACT The aim of the research is to compare the proportional correct and the vocational senior high school students ability in the National Final Examination. There are three sets of test analyzed in the research. The analysis done by using Bigsteps software. The sample of the research is 20.000 students each set of test. The result of the analysis shows that the proportional correct of Indonesian Language subject is medium. The proportional correct of set 1 of the test is 0,000, set 2 is 0,295, and set 3 is 0,000. The average of the linking items proportional correct in set 1 is -0,800, set 2 is -1,096, and set 3 is -0,800. Meanwhile, the proportional correct of non linking items in set 1 is 0,088, set 2 is 0,416, and set 3 is 0,088. North Sumatera Province gets the highest average of the National Final Examination grade for Indonesian Language subject. The average is 7,77. Meanwhile, the lowest average is 6,36, reached by Central Sulawesi Province. Keywords: proportional correct, mean, equating, linking item (anchor item) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat kesukaran butir soal dan kemampuan siswa SMK dalam Ujian Nasional (UN). Paket tes yang dianalisis sebanyak 3 paket dan analisis butir soal dilakukan menggunakan software Bigsteps. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20.000 siswa setiap paket tes. Dari hasil analisis diperoleh informasi bahwa tingkat kesukaran Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK termasuk kategori sedang. Tingkat kesukaran Ujian Nasional paket 1adalah 0,000, paket 2adalah 0,295, dan paket 3adalah 0,000. Rata-rata tingkat kesukaran soal linking paket 1adalah -0,800, paket 2 adalah -1,096, paket 3 adalah - 0,800. Tingkat kesukaran butir soal non linking paket 1 adalah 0,088, paket 2 adalah 0,416, dan paket 3 adalah 0,088. Rata-rata nilai Ujian Nasional Bahasa Indonesia nasional tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (7,77) dan nilai rata-rata terendah adalah Provinsi Sulawesi Tengah (6,36) Kata kunci: Tingkat kesukaran, mean, equating(penyetaraan), linking(anchoritem) VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 16

Fahmi LATAR BELAKANG Dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Bab XVI pasal 57 sampai dengan 59dijelaskan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi penilaian sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi peserta didik dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Kegiatan evaluasi tersebut dapat dilaksanakan secara baik bila dilakukan secara profesional dan melembaga. Evaluasi pendidikan dilaksanakan oleh guru, sekolah, dan pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2005 diamanatkan bahwa Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional mempunyai tugas untuk mengembangkan sistem penilaian pendidikan. Dalam rangka menilai pencapaian standar nasional, Pusat Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penilaian yang bersifat nasional yaitu Ujian Nasional (UN) mulai dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK. Ujian Nasional berfungsi untuk mengukur sejauh mana program pendidikan telah tercapai sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.selain itu, Ujian Nasional SMP, SMA, dan SMK, maupun Ujian UN SD berfungsi sebagai alat penentu keberhasilan (sertifikasi) siswa dalam menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sebagai alat seleksi bagi siswa yang hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta sebagai masukan untuk perbaikan mutu pendidikan bagi pengelola pendidikan, baik di tingkat sekolah, daerah, maupun di tingkat pusat. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai siswa terhadap materi pelajaran adalah dalam bentuk tes prestasi belajar. Hasil tes prestasi belajar (hasil pengukuran) diharapkan dapat memberikan gambaran atau informasi yang akurat, serta dapat dipercaya. Tes prestasi belajar dituntut untuk memenuhi segala persyaratan bagi sebuah alat ukur yang baik. Menurut Saifudin Azwar (1987), mutu informasi yang didapat dari hasil pengetesan ditentukan oleh mutu tes, sedangkan mutu tes ditentukan oleh mutu butir soal yang dirakit dalam testersebut. Pengujian mutu setiap butir soal dilakukan melalui analisis butir soal, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penggunaan tes objektif khususnya tes pilihan ganda sudah banyak dilakukan guru atau lembaga, misalnya pada tes formatif, tes subsumatif ataupun tes sumatif. Sedangkan dalam skala yang lebih besar, misalnya pada Ujian Nasional. Tes sebagai alat ukur dalam Ujian Nasional untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK disusun di tingkat pusat dan untuk jenjang SD/MI disusun di tingkat provinsi. Paket tes terdiri dari paket tes utama, paket tes susulan, dan paket tes cadangan yang disusun dan dirakit dari kisi-kisi yang sama sehingga seluruh paket tes yang digunakan diharapkan tetap dalam koridor paralel VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 17

Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 secara sempurna. Dalam Ujian Nasional tahun 2011 paket tes yang digunakan dikelompokkan ke dalam tiga zone, yaitu cluster Barat, cluster Tengah, dan cluster Timur. Namun demikian sangat sulit membuat tes yang paralel secara sempurna. Tes yang paralel tidak menjamin tingkat kesulitan setiap paket tes akan sama dengan paket tes lainnya. Selalu ada perbedaan tingkat kesulitan, walaupun kecil sekali. Di lain pihak, hasil tes seharusnya memberikan informasi kemampuan peserta tesyang tidak diintervensi oleh perbedaan tingkat kesukaran paket tes. Dua orang siswa yang kemampuan matematikanya sama, maka nilai tes matematikanya harus setara terlepas dari paket tes mana yang dikerjakannya. Oleh karena itu, jika beberapa paket tes digunakan pada suatu penilaian, maka sangat penting dilakukan penyetaraan antar paket tes. Penyetaraan (equiting) antara paket tes dilakukan untuk meletakkan hasil tes berupa tingkat kesukaran dan skor siswa dalam satu skala yang sama. Dalam Ujian Nasional jenjang SMK tahun 2011 khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu penyetaraan antara paket tes, sehingga kemampuan siswa yang mengerjakan paket tes yang berbeda dapat dibandingkan. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas terdapat beberapa masalah mengenai paket tes yang digunakan dalam Ujian Nasional (UN) SMK tahun 2011 yaitu: 1. Bagaimanakah penyebaran tingkat kesukaran butir soal mata pelajaran Bahasa Indonesia UN SMK tahun 2011? 2. Bagaimanakah penyebaran nilai mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa SMK dalam UNSMK tahun 2011? 3. Bagaimanakah perbandingan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam UN SMK tahun 2011 antar provinsi? Tujuan Studi Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi penyebaran tingkat kesukaran soal pada perangkat Ujian Nasional yang berbeda untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia UN SMK tahun 2011. 2. Mengidentifikasi penyebaran nilai mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa SMK dalam UN tahun 2011. 3. Membandingkan kemampuan Bahasa Indonesia siswa SMK dalam UN tahun 2011 antar provinsi. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 18

Fahmi Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan kepada semua pihak tentang tingkat karakteristik butir soal khususnya tingkat kesukaran dan keterbandingan kemampuan siswa antarprovinsi dan nasional serta dapat menjadi masukan bagi pengelola pendidikan untuk memperbaiki sistem dan mutu pendidikan. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMKyang mengikuti Ujian Nasional (UN)utama Tahun 2011. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik stratified random sampling dan jumlah siswa yang menjadi sampel sebanyak 20.000 siswa dari tiap paket Ujian Nasional. Provinsi yang menggunakan paket Ujian yang sama dikelompokkan dalam cluster yang sama. 1 sebanyak 15 provinsi, cluster 2 sebanyak 11 provinsi, dan cluster 3 sebanyak 4 provinsi. Penyetaraan skor menggunakan teori Rasch Model (satu parameter). Skema tes mengikuti pola Non Equavalent Anchor Test (NEAT). Disebut tidak ekuivalenkarenaada tiga kelompok siswa dari 3 paket tes yang digunakan, kelompok siswa pertama (cluster 1), kelompok siswa kedua (cluster 2), dan kelompok siswa ketiga (cluster 3)masingmasing kelompok mengerjakan paket tes berbeda dan diasumsikan ketiga kelompok siswa tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda atau tidak sama. Untuk mengukur perbedaan kemampuan ketiga kelompok siswa tersebut digunakan soal anchor (soal linking) dan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal dan kemampuan siswa menggunakan software BIGSTEPS dan Microsoft Excel. Pertama-tama dilakukan analisis butir soal paket 1 sebagai paket tes referensi, kemudian dilakukan proses equiting (penyeteraan) dengan menggunakan fixed item parameter calibration (kallibrasi dengan parameter butir soal anchor telah ditentukan) dengan paket 2 dan paket 3. KAJIAN LITERATUR Menurut Crocker dan Algina (1986), menyatakan bahwa dua skor hasil pengukuran yang menggunakan instrumen X dan instrumen Y dapat disetarakan skornya jika kedua instrumen mengukur kemampuan atau trait yang sama. Menurut Hambleton (1991) penyetaraan skor adalah membandingkan skor yang diperoleh dari perangkat tes yang satu (X) dan skor yang diperoleh dari perangkat tes lainnya (Y) yang dilakukan melalui proses penyetaraan skor pada kedua perangkat tes tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, penyetaraan merupakan prosedur yang dilakukan secara sistematis berdasarkan data empiris untukmenyetarakan skor dari dua perangkat tes berbeda sehingga skor tersebut barada pada skala yang sama dan dapat dilakukan perbandingan secara langsung. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 19

Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 HASIL DAN PEMBAHASAN Paket tes dan jumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional SMK seperti pada tabel 1 berikut: Tabel 1.Mata Pelajaran, Paket Tes, Jumlah Soal UNBahasa Indonesia. No Kelompok Mata Pelajaran Kode Mata Uji Jumlah Soal Total Link 1 SMK-Tek B. Indonesia E1 50 5 2 SMK-Par B. Indonesia E1 50 5 3 SMK-Akun B. Indonesia E1 50 5 No. Soal Linking 1,5,20,2 2,24 1,5,20,2 2,24 1,5,20,2 2,24 Kode Paket Tes Utama 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Dari tabel 1, seluruh siswa SMK dari bidang keahlian kelompok teknik, kelompok pariwisata, dan kelompok akuntansi mengikuti Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Tiap kelompok keahlian dalam Ujian Nasional SMK menggunakan paket tes yang sama pada setiap cluster. Provinsi pada cluster 1 menggunakan paket 1, provinsi pada cluster 2 menggunakan paket 2, dan provinsi pada cluster 3 menggunakan paket 3. Jumlah soal Bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional sebanyak 50 butir soal termasuk 5 soal linking (anchor item). Hasil analisis butir soal linking tersebut setelah diequiting dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Rata-rata Tingkat Kesukaran Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK Antar Mata Pelajaran Statistik 1 2 3 Bahasa Indonesia Linking Mean -0,800-1,096-0,800 SD 0,588 0,490 0,470 Non Linking Mean 0,088 0,416 0,088 SD 1,066 1,055 1,038 Total Mean 0,000 0,295 0,000 SD 1,059 1,078 1,034 Soal linking mata pelajaran Bahasa Indonesia termudah adalah cluster 2 dan tersulit adalah cluster 1 dan 3. Standar deviasi tingkat kesukaran soal linking pada cluster 1 lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi tingkat kesukaran soal linking pada cluster 2 dan cluster 3, hal ini menunjukkan penyebaran tingkat kesukaran soal linking pada cluster 1 lebih bervariasi dibandingkan dengan penyebaran soal linking pada cluster 2 dan cluster 3. Soal non linking mata pelajaran Bahasa Indonesia termudah adalah cluster 1 dan 3, sedangkan yang tersulit adalah cluster 2. Standar deviasi tingkat kesukaran soal non linking pada cluster 1 lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi tingkat kesukaran soal non linking pada cluster 2 dan cluster 3, hal ini menunjukkan penyebaran tingkat kesukaran soal non linking pada cluster 1 lebih bervariasi dibandingkan dengan cluster 2 dan cluster 3. Total soal (50 soal) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang termudah adalah 1 VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 20

Fahmi dan 3, sedangkan yang tersulit adalah cluster 2. Standar deviasi tingkat kesukaran di ketiga cluster relatif sama, hal ini menunjukkan penyebaran tingkat kesukaran diketiga cluster relatif sama. Penyebaran soal linking tiap mata pelajaran antar cluster disajikan dalam grafik berikut: Grafik 4.1 Perbandingan Tingkat Kesukaran soal linking Bahasa Indonesia Ujian Nasional SMK Antara 1 dan 2. 1,01) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 1 (-0,56). Tingkat kesukaran soal linking nomor 20 pada cluster 1 (-1,53) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 2 (-0,97). Tingkat kesukaran soal linking nomor 22 pada cluster 2 (-0,57) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 2 (- 0,3). Tingkat kesukaran soal linking nomor 24 pada cluster 1 (-0,42) lebih sulit dibandingkan dengan soal linking pada cluster 2 (-0,70). Grafik 4.2 Perbandingan Tingkat Kesukaran Soal Linking Bahasa Indonesia Ujian Nasional SMK Antara 2 dan 3. Dari grafik 4.1 di atas, tingkat kesukaran soal linking Bahasa Indonesia termudah pada cluster 1 adalah butir soal nomor 20 (-1,75) dan butir soal tersulit adalah nomor 22 (-0,3). Tingkat kesukaran soal linking termudah pada cluster 2 adalah butir soal nomor 20 (-1.67) dan butir soal tersulit adalah nomor 22 (-0,57). Tingkat kesukaran soal linking nomor 1 pada cluster 2 (-1,53) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 2 (-0,97). Tingkat kesukaran soal linking nomor 5 pada cluster 2 (- Dari grafik 4.2 di atas, tingkat kesukaran soal linking Bahasa Indonesia termudah pada cluster 2 adalah butir soal nomor 20 (-1,67) dan butir soal tersulit adalah nomor 22 (-0,57). Tingkat kesukaran soal linking termudah pada cluster 1 adalah butir VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 21

Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 soal nomor 20 (-1.27) dan butir soal tersulit adalah nomor 24 (-0,38). Tingkat kesukaran soal linking nomor 1 pada cluster 2 (-1,53) lebih sulit dibandingkan dengan soal linking pada cluster 3 (-1,34). Tingkat kesukaran soal linking nomor 5 pada cluster 2 (- 1,01) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking padacluster 3 (-0,61). Tingkat kesukaran soal linking nomor 20 pada cluster 2 (-1,67) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 3 (-1,27). Tingkat kesukaran soal linking nomor 22 pada cluster 2 (-0,57) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 3 (- 0,40). Tingkat kesukaran soal linking nomor 24 pada cluster 2 (-0,70) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada provinsi cluster 3 (-0,38). Grafik 4.3 Perbandingan Tingkat Kesukaran Soal Linking Bahasa Indonesia Ujian Nasional SMK Antara 1 dan 3. Dari grafik 4.3 di atas, tingkat kesukaran soal linking Bahasa Indonesia termudah pada cluster 1 adalah butir soal nomor 20 (-1,75) dan butir soal tersulit adalah nomor 22 (-0,3). Tingkat kesukaran soal linking termudah pada cluster 3 adalah butir soal nomor 20 (-1.27) dan butir soal tersulit adalah nomor 24 (-0,38). Tingkat kesukaran soal linking nomor 1 pada cluster 1 (-0,97) lebih sulit dibandingkan dengan tingkat kesukaran soal linking pada cluster 3 (- 1,34). Tingkat kesukaran soal linking nomor 5 pada cluster 1 (-0,56) lebih sulit dibandingkan dengansoal linking pada cluster 3 (-0,61). Tingkat kesukaran soal linking nomor 20 pada cluster 1 (- 1,75) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada cluster 3 (-1,27). Tingkat kesukaran soal linking nomor 22 pada cluster 1 (-0,30) lebih sulit dibandingkan dengansoal linking pada provinsi cluster 3 (-0,40). Tingkat kesukaran soal linking nomor 24 pada cluster 1 (-0,42) lebih mudah dibandingkan dengan soal linking pada provinsi cluster 3 (-0,38). Tingkat Kesukaran Butir Soal Non Linking Tingkat kesukaran dan selisih tingkat kesukaran antar cluster dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 22

Fahmi Grafik 4.16 Tingkat Kesukaran Soal Non Linking Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK Antar 1 dan 2. Grafik 4.17Tingkat Kesukaran Soal Non Linking Ujian Nasional Bahasa IndonesiaSMK Antar 2 dan 3. Dari grafik 4.16 di atas, tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia tersulit yang digunakan pada cluster 1 adalah butir soal nomor 41 (2,01) dan termudah adalah butir soal nomor 28 (-2,19). Tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia yang digunakan padacluster 2 tersulit adalah butir soal nomor 49 (2,70) dan termudah adalah butir soal nomor 28 (-1,55). Butir soal pada cluster 1 lebih sulit dari cluster 2, yaitu butir soal nomor 3, 4, 10, 11, 12, 16, 18, 19, 21, 26, 27, 29, 32, 34, 35, 37, 38, 40, 42, 45, 48, dan 50. Butir soal pada provinsi cluster 1 lebih mudah dari cluster 2, yaitu butir soal nomor 2, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 17, 23, 25, 28, 30, 31, 33, 36, 39, 41, 43, 44, 46, 47, dan 49. Dari grafik 4.17 di atas, tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia tersulit yang digunakan pada cluster 2 adalah butir soal nomor 49 (2,70) dan termudah adalah butir soal nomor 28 (-1,55). Tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia yang digunakan padacluster 3 tersulit adalah butir soal nomor 35 (2,60) dan termudah adalah butir soal nomor 23 (-1,85). Butir soal pada cluster 2 lebih sulit dari cluster 3 adalah butir soal nomor 2, 4, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, dan 49. Butir soal pada cluster 2 lebih mudah dari cluster 3 adalah butir soal nomor 3, 8, 9, 10, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, dan 50. Selisih tingkat kesukaran butir soal pada cluster 1 dan cluster 3 seperti ditunjukkan pada tabel 4.3. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 23

Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 Grafik 4.18Tingkat Kesukaran Soal Non Linking Ujian Nasional Bahasa IndonesiaSMK Antar 1 dan 3. Nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK setelah diequiting dengan cluster 1 sebagai referensi dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK. NO. PROVINSI NILAI RATA-RATA 1 DKI JAKARTA 7,36 2 JAWA BARAT 7,60 3 JAWA TENGAH 7,75 4 DI YOGYAKARTA 7,68 5 JAWA TIMUR 7,75 6 ACEH 6,80 Dari grafik 4.18 di atas, tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia tersulit yang digunakan pada cluster 1 adalah butir soal nomor 41 (2,01) dan termudah adalah butir soal nomor 28 (-2,19). Tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia yang digunakan padacluster 3 tersulit adalah butir soal nomor 35 (2,60) dan termudah adalah butir soal nomor 23 (-1,85). Butir soal pada cluster 1 lebih sulit dari cluster 3, yaitu butir soal nomor 4, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 23, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, dan 48. Butir soal padacluster 1 lebih mudah dari cluster 3,yaitu butir soal nomor 2, 3, 8, 9, 13, 14, 15, 17, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 43, 47, 49, dan 50. Selisih tingkat kesukaran butir soal pada cluster 1 dan cluster 3 seperti ditunjukkan pada tabel 4.4. 7 SUMATERA UTARA 7,77 8 SUMATERA BARAT 7,06 9 RIAU 7,24 10 JAMBI 6.97 11 SUMATERA SELATAN 7.60 12 LAMPUNG 7,34 13 KALIMANTAN BARAT 6.72 14 KALIMANTAN TENGAH 7,01 15 KALIMANTAN SELATAN 6,90 16 KALIMANTAN TIMUR 7,00 17 SULAWESI UTARA 7,23 18 SULAWESI TENGAH 6,36 19 SULAWESI SELATAN 7,23 20 SULAWESI TENGGARA 6,65 21 MALUKU 7,18 22 BALI 7,39 VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 24

Fahmi 23 NUSA TENGGARA BARAT 6,57 24 NUSA TENGGARA TIMUR 6,56 25 PAPUA 7,09 26 BENGKULU 7,17 27 MALUKU UTARA 7,08 28 BANGKA BELITUNG 6,99 29 GORONTALO 6,88 30 BANTEN 7,45 31 KEPULAUAN RIAU 7,16 32 SULAWESI BARAT 6,62 33 PAPUA BARAT 7,02 NASIONAL 7,49 Dari Tabel 4.2 di atas, nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (7,77) dan nilai terendah adalah Provinsi Sulawesi Tengah (6,36). Nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia di bawah nilai rata-rata nasional terdapat di Provinsi DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Bengkulu, Maluku Utara, Bangka Belitung, Gorontalo, Banten, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, dan Provinsi Papua Barat. Nilai rata-rata Ujian Nasional Bahasa Indonesia di atas rata-rata nasional terdapat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Di Yagyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. SIMPULAN Secara umum tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia SMK dalam Ujian Nasional 2011 adalah sedang kecuali paket soal yang digunakan pada cluster 2. Tingkat kesukaran soal linking diketiga cluster adalah sedang, penyebaran tingkat kesukaran soal antar cluster seperti pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Soal Linking Antar. No. Soal 1 2 3 Ratarata 1-0,97-1,53-1,34-1,28 5-0,56-1,01-0,61-0,73 20-1,75-1,67-1,27-1,56 22-0,3-0,57-0,04-0,30 24-0,42-0,7-0,38-0,50 Soal linking Bahasa Indonesiatersulit adalah nomor 22 (-0,30) dan termudah adalah butir soal nomor 20 (-1,56). Paket soal Ujian Nasional diketiga cluster adalah sedang, paket soal yang paling mudah adalah paket soal yang digunakan pada cluster 1 (0,00) dan cluster 3 (0,00) dan paket soal termudah adalah pada cluster 2 (0,295). Nilai rata-rata Nasional Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMK adalah 7,49. Nilai rata-rata tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (7,77) dan nilai rata-rata terendah adalah Provinsi Sulawesi Tengah (6,36). VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 25

Analisis Butir Soal dan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa SMK Dalam Ujian Nasional Tahun 2011 SARAN Dari hasil simpulan di atas diperlukan saran-saran sebagai berikut: 1) Paket soal yang digunakan dalam Ujian Nasional sedapat mungkin dibuat/disusun separalel mungkin, sehingga tingkat kesukaran paket soal antar provinsi relatif sama, 2) Provinsi dengan nilai Ujian Nasional di bawah ratarata nasional atau masih rendah perlu melakukan pembinaan kepada sekolah-sekolah agar nilai Ujian Nasional tahun depan dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Crosker, Linda dan James Algina. Introduction To Classical & Modern Test Theory. New York: Holt, Rinehart and Wiston. Inc. 1986. Saifudin Azwar, 1987.Test Prestasi, Liberty, Yogyakarta. Hambleton, R. K., Swaminathan, H., & Rogers, H. J. (1991). Fundamentals of item response theory. Newbury Park, CA: Sage. VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 26