POKOK-POKOK HUKUM PIDANA oleh : Susan Fitriasari Heryanto,M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Hukum Indonesia Materi Hukum Pidana. Disampaikan oleh : Fully Handayani R.

Kapita Selekta Ilmu Sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

Pengertian Hukum Pidana Sumber Hukum Pidana Asas-asas berlakunya hukum pidana Hukum Pidana dan Kriminologi Peritiwa Pidana Jenis-Jenis Hukuman

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN [LN 1983/49, TLN 3262]

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

Penipuan, Perampokan, Penganiayaan, Pemerkosaan, dan Korupsi. Sementara Dr. Abdullah Mabruk an-najar dalam diktat Pengantar Ilmu Hukum -nya

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Unsur-Unsur Tindak Pidana. Belanda yaitu strafbaar feit yang terdiri dari tiga kata, yakni straf

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian tentang Tindak Pidana atau Strafbaar Feit. Pembentuk Undang-undang telah menggunakan kata Strafbaar Feit untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Ali Dahwir, SH., MH Hukum Pidana

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Perbuatan yang Termasuk dalam Tindak Pidana. Hukum pidana dalam arti objektif atau ius poenale yaitu sejumlah peraturan yang

Pengantar Hukum Pidana Joeni Arianto Kurniawan,S.H.

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-

II. TINJAUAN PUSTAKA. arti yang luas dan berubah-ubah, karena istilah tersebut dapat berkonotasi dengan bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktivitas manusia tersebut harus didukung oleh fasilitas pendukung

II. TINJAUAN PUSTAKA. wajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pertanggungjawaban

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

BAB III PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DALAM KUHP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu, fungsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pertanggungjawaban pidana dalam hukum pidana positif saat ini

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

TINJAUAN PUSTAKA. Upaya penanggulangan tindak pidana dikenal dengan istilah kebijakan kriminal

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah tindak pidana atau strafbaar feit diterjemahkan oleh pakar hukum

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai tiga arti, antara lain : 102. keadilanuntuk melakukan sesuatu. tindakansegera atau di masa depan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tata Cara Pelaksanaan Putusan Pengadilan Terhadap Barang Bukti

TINJAUAN YURIDIS PEMBUKTIAN TURUT SERTA DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan No. 51/Pid.B/2009 /PN.PL) MOH. HARYONO / D

BAB I PENDAHULUAN. dengan tindak pidana, Moeljatno merumuskan istilah perbuatan pidana, yaitu

PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT DAN MASALAHNYA SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBINAAN DISIPLIN PRAJURIT DI KESATUANNYA

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

I. PENDAHULUAN. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah warga negara Indonesia yang

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Adanya hukum dan di buat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat

SOAL TENTIR UTS 2016 ASAS HUKUM PIDANA

KEMUNGKINAN PENYIDIKAN DELIK ADUAN TANPA PENGADUAN 1. Oleh: Wempi Jh. Kumendong 2 Abstrack

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang terdiri dari kesengajaan (dolus atau opzet) dan kelalaian (culpa). Seperti

Hilangnya Sifat Tindak Pidana dan Kewenangan Menuntut Pidana. Faiq Tobroni

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

Penerapan Pidana Bersyarat Sebagai Alternatif Pidana Perampasan Kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1948 TENTANG SUSUNAN DAN KEKUASAAN BADAN-BADAN KEHAKIMAN DAN KEJAKSAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana. Ada yang menyebutkan istilah tindak pidana tersebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

Hukum Perdata, Hukum Pidana Dan Hukum Administrasi Negara

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

BAB I PENDAHULUAN. bernegara, sebagaimana yang telah diamanahkan oleh Undang-undang Dasar

SOAL DAN JAWABAN TENTIR UTS ASAS-ASAS HUKUM PIDANA 2016 BY PERSEKUTUAN OIKUMENE (PO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 19. (19/1948) Peraturan tentang susunan dan kekuasaan Badan-badan Kehakiman. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II TINJAUAN PUSTAKA. mencari untung. Sedangkan penipuan sendiri berdasarkan Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana dan bersifat melawan hukum (formil, materil), serta tidak ada alasan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA [LN 1997/67, TLN 3698]

BAB I PENDAHULUAN. Pidana yang berupa pembayaran sejumlah uang dinamakan pidana denda. Kedua

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. bentuk kejahatan terhadap nyawa manusia, diatur dalam Pasal 340 yang

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar)

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA PELAKU PEMBAKARAN LAHAN

PENGANCAMAN/AFDREIGINGAFDREIGING. Fachrizal Afandi

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DISPARITAS PIDANA DALAM PUTUSAN PENGADILAN TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tugas dan Wewenang Hakim dalam Proses Peradilan Pidana. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA (BAB XXVII) PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA DALAM BENTUK POKOK (PASAL 406 KUHP) PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA RIN

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN OLEH ANAK. Menurut Moeljatno istilah perbuatan pidana menunjuk kepada makna

Transkripsi:

POKOK-POKOK HUKUM PIDANA oleh : Susan Fitriasari Heryanto,M.Pd

PENGERTIAN HUKUM PIDANA Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum dan perbuatan tersebut diancam dengan pidana yang merupakan suatu penderitaan. (menurut Sudarsono). Kejahatan adalah perbuatan pidana yang berat.ancaman hukumannya dapat berupa hukuman denda, hukuman penjara dan hukuman mati, dan kadang kala masih ditambah dengan hukuman penyitaan barangbarang tertentu, pencabutan hak tertentu serta pengumuman keputusan hakim.

Pelanggaran adalah perbuatan pidana yang ringan, ancaman hukumannya berupa denda atau kurungan. Keistimewaan hukum pidana terletak pada daya paksaan yang berupa ancaman pidana sehingga hukum ini ditaati oleh setiap individu sebagai subjek hukum. Dengan demikian,hukum Pidana adalah hukum yang mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum. Perbuatan tersebut (pelanggaran dan kejahatan) diancam dengan pidana yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan bagi yang bersangkutan.

TUJUAN HUKUM PIDANA Tujuan utama daripada hukum pidana adalah untuk melindungi masyarakat. Fungsi Preventif : Untuk menakut-nakuti setiap orang agar mereka tidak melakukan perbuatan pidana Fungsi Represif : untuk mendidik orang yang telah melakukan perbuatan yang tergolong perbuatan pidana agar mereka menjadi orang yang baik dan dapat diterima kembali dalam masyarakat.

Sistematika Hukum Pidana Buku I : Mengatur tentang ketentuan umum terdiri dari 9 bab, dan 103 pasal Buku II : Mengatur tentang Kejahatan terdiri 31 bab,dan 103 pasal Buku III : Mengatur tentang Pelanggaran terdiri dari 10 bab,82 pasal

Perbuatan-Perbuatan Kejahatan Kejahatan terhadap keselamatan negara,kepentingan negara,pemberontakan,penghianatan Mengacaukan sidang parlemen,merintangi pemilihan umum Mengganggu rapat-rapat umum,perampokkan-perampokkan Kejahatan terhadap kesusilaan:pencabulan,perjudian,penganiyaan hewan Kejahatan terhadap kemerdekaan orang,penculikan Kejahatan terhadap jiwa orang :pembunuhan Penganiyaan Pencurian Pemerasan dan ancaman Penggelapan Penipuan Penghinaan Kejahatan jabatan

Pelanggaran-Pelanggaran Pelanggaran terhadap umum:kenakalaan terhadap manusia,hewan atau barang yang membahayakan keselamatan umum.misalnya penjualan makanan dan minuman yang sudah rusak,berburu tanpa ijin. Pelanggaran terhadap ketertiban umum:mengganggu tetangga,pengemisan Pelanggaran terhadap kekuasaan umum:merobek/merusak pengumuman dari yang berwajib Pelanggaran terhadap kesusilaan: menjual gambaratau film yangg tidak senonoh Pelanggaran terhadap keamanan negara:memasuki tempat angkatan perang

Peristiwa Pidana Peristiwa pidana/tindak pidana (delict) : suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan yang dapat dikenakan hukuman pidana. Peristiwa pidana : suatu kejadian yang dilarang oleh Undang- Undang-Undang sehingga siapa yang menimbulkan peristiwa itu dapat dikenai sanksi pidana (hukuman). Unsur-unsur peristiwa pidana : 1. Obyektif : Suatu tindakan (perbuatan)yang bertentangan dengan hukum dan mengidahkan akibat yang oleh hukum dilarang dengan ancaman hukum.(obyektif disini adalah tindakannya) 2. Subyektif : Perbuatan seseorang yang berakibat tidak dikehendaki oleh Undang-Undang.(Sifat unsur tersebut lebih mengutamakan adanya pelaku,baik oleh satu orang atau lebih)

SYARAT-SYARAT APABILA DIKATAKAN HUKUM PIDANA Harus ada perbuatan,baik dilakukan oleh satu orang atau lebih Perbuatan harus sesuai sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang. Harus ada kesalahan disertai dengan bukti-bukti tertentu sehingga perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan. Harus ada anacaman hukumannya.

DELIK-DELIK KHUSUS BIJONDERE DELICTEN Ancaman hukuman pidana ditujukan terhadap : 1. Jiwa seseorang :pembunuhan yang direncanakan 2. Tubuh :penganiyaan,perkelahian sehingga menimbulkan cacat tubuh 3. Kemerdekaan pribadi :perdagangan anak,merampas orang,mengancam dengan kejahatan 4. Kehormatan : Penghinaan,fitnah,penghinaan orang yang telah meninggal 5. Benda :Pencurian,penggelapan,penipuan, membuka rahasia, 6. Tingkah laku terhadap susunan keturunan dan perkawinan : penggelapan keturunan,perzinahan 7. Tingkah laku terhadap kesusilaan : Perkosaan,perbuatan yang melanggar kesusilaan dengan anak-anak dibawah umur

PEMBAGIAN HUKUM PIDANA Hukum pidana dibedakan menjadi : A. Hukum Pidana Obyektif (Ius Poenale) :Keseluruhan peraturan yang memuat tentang keharusan atau larangan dengan disertai ancaman hukuman bagi yang melanggarnya. 1. Hukum Pidana Material : Peraturan yang memuat rumusan tentang : Perbuatan apa yang dapat dihukum,siapa yang dapat dihukum,hukuman apa yang dapat diterapkan - Hukum pidana material umum : Hukum pidana berlaku secara umum/semua orang - Hukum pidana material khusus : berlaku bagi orang-orang tertentu,misalnya anggota TNI 2. Hukum Pidana Formal : mengatur anatara lain bagaimana menerapkan sanksi terhadap seseorang yang melanggar hukum pidana material.

B. Hukum Pidana Subyektif (Ius Puniendi) : hak negara untuk menghukum seseorang berdasarkan hukum obyektif. Hak-hak tersebut,misalnya : - Hak negara untuk memberikan ancaman hukuman - Hak jaksa untuk menuntut pelaku tindak pidana - Hak hakim untuk memutuskan suatu perkara

MACAM-MACAM PERBUATAN PIDANA Perbuatan Pidana adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menimbulkan peristiwa pidana atau perbuatan yang melanggar hukum pidana, dan diancam dengan hukuman. Perbuatan pidana tersebut adalah : 1. Perbuatan pidana formal :Pencuriaan yaitu mengambil barang milik orang lain dengan maksud memiliki barang itu dengan melawan hukum.dikatakan delik/perbuatan pidana apabila perbuatan mengambil barang tersebut sudah selesai dilakukan dan dengan maksud hendak dimiliki. 2. Delik Material : Pembunuhan,yang dimaksud dengan deliknya dalam pembunuhan adalah matinya seseorang yang merupakan akibat dari perbuatan seseorang 3. Delik Dolus : Perbuatan pidana dilakukan dengan sengaja.misalnya pembunuhan berencana 4. Delik Culpa : perbuatan tidak disengaja karena kealpaannya mengakibatkan matinya seseorang. 5. Delik aduan : Suatu perbuatan pidana yang merupakan pengaduan dari orang lain.misalnya Penghinaan 6. Delik politik : Perbuatan pidana yang diajukan kepada keamanan negara

KEKUASAAN BERLAKUNYA KUHP Segi Negatif (pasal 1 ayat (1) : Semua perbuatan tidak dapat dihukum selain atas kekuatan aturan pidana dalam Undang- Undang yang diadakan sebelum perbuatan itu terjadi. Segi Positif : kekuasaan berlakunya KUHP yang dikaitkan dengan tempat terjadinya perbuatan pidana.

ASAS-ASAS YANG TERKANDUNG DALAM KUHP Asas Legalitas : Tidak ada perbuatan yang dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundangundangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan. Asas Teritorialitas :Suatu asas yang memberlakukan KUHP bagi semua ortang yang melakukan perbuatan pidana di dalam lingkungan wilayah Indonesia. Asas Nasional Aktif : Asas yang memberlakukan KUHP terhadap orang-orang Indonesia yang melakukan perbuatan pidana di luar wilayah Republik Indonesia. Asas Nasional Pasif : Asas yang memberlakukan KUHP terhadap siapapun juga baik WNI maupun WNA yang melakukan perbuatan pidana di luar wilayah Indonesia. Asas Universal : Asas yang memberlakukan KUHP terhadap perbuatan pidana yang terjadi di luar wilayah Indonesia yang bertujuan untuk merugikan kepentingan Internasional.

JENIS-JENIS HUKUMAN Hukuman pokok (pasal 10 KUHP) :Hukuman yang dijatuhkan kepada terhukum secara mandiri.hukuman pokok tersebut,anatara lain : 1. Hukuman mati 2. Hukuman penjara 3. Hukuman Kurungan 4. Hukuman denda Hukuman Tambahan : Hukuman yang berupa tambahan dari pada hukuman pokok,dengan demikian hukuman tambahan tidak bisa diberikan sebelum adanya hukuman pokok.hukuman tambahan antara lain : 1.Pencabutan hak-hak tertentu 2. Perampasan/penyitaan barang-barang tertentu 3.Pengumuman putusan hakim