BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan transaksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk meninjau dan mengevaluasi kinerja suatu manajerial dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pemakai informasi laporan keuangan meliputi: investor,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan kondisi perekonomian dunia usaha, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan laba rugi, menurut Financial Accounting Standard Board atau FASB

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak pengelola dan konsumennya. Fact Book Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mengevaluasi kinerja manajemen. Di dalam laporan keuangan yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan, mengidentifikasikan bahwa Indonesia semakin kuat dengan. dalam volume usaha sehingga mempengaruhi pendapatan 1.

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan mengenai praktik manajemen laba (earnings management)

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bentuk pajak (Jin dan Machfoedz, 1998).

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

Laporan keuangan menjadi sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan. informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. modalnya. Namun adanya praktik manajemen laba pada laporan keuangan. emiten dapat menurunkan kembali kepercayaan investor.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

ISNI WIYATMI B

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan harga saham. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui hasil kinerja perusahaan, salah satunya informasi laba. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memulai usahanya. Salah satunya perusahaan yang. bergerak di bidang manufaktur yang kian semakin pesat dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan kemudian dilaporkan kepada pihak internal dan eksternal perusahaan selama satu periode. Laporan keuangan digunakan sebagai acuan para investor menilai sebuah perusahaan.semakin banyaknya perusahaan yang harus melaporkan ke publik, semua perusahaan berusaha membuat laporan keuangan perusahaannya menjadi baik. Salah satunya dengan melakukan manajemen laba. Menurut Statement of Accounting Conceps (SFAC) No. 1 dalam Restie 1 informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi laba ini sering menjadi target rekayasa tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasaannya. Tindakan oportunis tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan maupun diturunkan sesuai dengan 1 Restie Ningsaptiti, Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010, p. 1 1

2 keinginannya. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan keinginannya ini dikenal dengan istilah manajemen laba (earnings management). Manajemen laba merupakan cara yang digunakan manajemen untuk meningkatkan nilai laporan keuangan. Scott dalam Wibowo 2 menyatakan terdapat banyak alasan yang mendasari manajemen melakukan manajemen laba. Dari sisi teori kontrak, manajemen laba dapat digunakan sebagai jalan untuk memperkecil biaya untuk melindungi perusahaan dari konsekuensi kontrak yang dilakukan dan dari sisi laporan keuangan manajer dapat mengubah nilai pasar perusahaan melalui tindakan manajemen laba. Earnings management muncul karena adanya agency conflicts, yang muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dengan pengelolaan perusahaan. Dengan pemisahan ini, pemilik perusahaan memberikan kewenangan pada pengelola untuk mengurus jalannya perusahaan seperti mengelola dana dan mengambil keputusan perusahaan lainnya atas nama pemilik. Dengan kewenangan yang dimiliki ini, mungkin saja pengelola tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik, karena adanya perbedaan kepentingan (conflicts of interests). Keleluasaan dalam pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan penyalahgunaan wewenang, manajemen sebagai pengelola perusahaan akan memaksimalkan laba perusahaan yang mengarah pada proses memaksimalkan kepentingannya atas biaya pemilik. 2 Rahmat Haryo Wibowo, 2009. Manajemen Laba dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Laba dan Nilai Buku. Jurnal Akuntansi, Universitas Brawijaya. Vol 6, No 4, Hal 7.

3 Berdasarkan data BAPEPAM 3 terdapat 25 kasus pelanggaran pasar modal yang terjadi selama 2002 sampai dengan maret 2003. Dari 25 kasus pelanggaran tersebut, terdapat 13 kasus yang berkaitan dengan tindakan manajer untuk melakukan manajemen laba dan kasus keterlambatan laporan keuangan juga terus terjadi. Keterlambatan publikasi laporan keuangan mengindikasikan adanya masalah dalam pelaporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu penyelesaian lebih lama. Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya praktek manajemen laba telah menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hasil penelitian yang dilakukan Veronica dan Utama 4 menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba dan ukuran KAP, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berbeda dengan penelitian Nasution dan Setiawan 5 yang menunjukkan bahwa dewan komisaris dan komite audit memiliki pengaruh terhadap tindakan manajemen laba, sehingga memberikan kesimpulan bahwa 3 Wiwik Utami, Pengaruh Manajemen Laba terdapat biaya modal ekuitas ( studi pada perusahaan public sector manufaktur), Universitas Mercu Buana, 2005 4 Sylvia Veronica N.P. Siregar dan Siddharta Utama, Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management), Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, p.475 5 Nasution, M dan Setiawan, D. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.

4 mekanisme audit yang diproksikan oleh dewan komisaris dan komite audit telah efektif dalam mengurangi tindakan manajemen laba. Faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba yaitu Leverage. Leverage adalah salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual saham di pasar modal atau melalui sumber dana eksternal berupa hutang. Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang dengan meningkatkan aktiva, mengurangi utang dan meningkatkan pendapatan agar memperoleh penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang jangka panjang. Hasil penelitian oleh Julia Halim 6 faktor Leverage berpengaruh signifikan pada manajemen laba. Jika dilhat dari beberapa penelitan terdahulu, terdapat perbedan hasil penelitan yang berkaitan dengan pengaruh leverage terhadap manajemen laba. Dalam penelitan Tarjo 7 menunjukan hasil bahwa leverage mempunyai pengaruh positf signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan dalam penelitan Jao dan Pagulung 8 menunjukan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini menggunakan perusahaan Property dan real estate sebagai objek penelitian mulai dari tahun 2011-2013. Alasan peneliti memilih perusahaan 6 Halim, Julia, Carmel Meiden dan Rudolf Lumban Tobing, 2005, Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo 15-16 September 2005. 7 Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham, serta Cost of Equity Capital. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. 8 Jao, Robert dan Gagaring Pagulung, 2011, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing ; 8 (1) : 1-94.

5 ini karena perusahaan Property dan Real Estate memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang dengan melihat potensi jumlah penduduk yang terus bertambah besar sebanyak 241 juta jiwa, semakin banyaknya pembangunan di sektor perumahaan, apartemen, pusat-pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran dan memiliki rasio kepemilikan rumah yang cukup rendah sehingga banyak perusahaan yang mengalami kenaikan hutang sebagai salah satu bentuk pengembangan usaha sehingga membutuhkan tambahan dana dari luar yaitu hutang. Total Kebutuhan rumah per tahun dapat mencapai 2,6 juta unit di dorong oleh pertumbuhan penduduk. Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini pada bisnis Property dan Real Estate sangat menarik untuk diamati karena terjadinya krisis finansial global 2008 seperti yang dikutip oleh suherman 9 yang dimulai dari Amerika Serikat akibat subprime mortgage yang menjalar keseluruh dunia termasuk Indonesia, yang juga berdampak pada bisnis Property dan Real Estate Indonesia. Namun hal ini tidak menyurutkan perkembangan bisnis Property dan Real Estate untuk terus melakukan ekspansi. Hal ini terjadi karena para pengembang bisnis Property dan Real Estate percaya bahwa krisis yang terjadi tidak akan mengguncang perekonomian Indonesia apalagi menghancurkanya seperti yang terjadi pada tahun 1998 dimana jatuhnya sektor Property di Indonesia. Ekspansi bisnis Property dan Real Estate dari tahun pascakrisis 2003 hingga 2008 terus 9 Aang Ananda Suherman, 2008. Kasus Property dan Real Estate.Jurnal akuntansi dan bisnis. Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya. Hal : 3, Vol : 8.

6 meningkat, Peningkatan ini terutama digerakkan oleh banyaknya pembangunan berbagai proyek seperti perumahan, apartemen, pusatpusat perbelanjaan (mall dan trade center), gedung perkantoran dan lain-lain. Perkembangan yang terus-menerus ini bisa dilihat dalam tempo waktu 2 tahun (2007-2009) tidak kurang dari 33.000 unit rumah susun sederhana milik (rusumami) diluncurkan oleh para pengembang selain itu keyakinan para pebisnis Property dan Real Estate pada tahun 2009 pemerintah akan membuat kebijakan terobosan yaitu membuka akses yang lebih luas bagi investor asing untuk masuk ke bisnis property Indonesia 10. Fenomena lainnya di perusahaan Property dan Real Estate yaitu, Kisruh pembayaran surat utang antara kreditor dan manajemen PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akhirnya membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 11 angkat suara. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mendesak perusahaan untuk memberikan laporan terbuka kepada publik. Sebagai perusahaan terbuka yang sudah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), keterbukaan diperlukan agar investor bisa melihat kondisi perusahaan secara langsung. Ketentuannya sudah jelas, peraturannya pun sudah ada di OJK. Bagi perusahaan terbuka, setiap kejadian penting yang bisa memberi pengaruh kepada 10 Ibid 11 http: suarapengusaha.com/2013/09/27/ojk-minta-bakrieland-terbuka-dalam-kasus-utang-obligasi, Riza Khairi, OJK minta BakrieLand terbuka dalam kasus utang oblogasi.

7 publik, harus diungkapkan ke publik, Nurhaida menjelaskan, semua yang berkaitan dengan keterbukaan informasi akan berdampak pada pasar. Namun diakui OJK, manajemen ELTY sudah memberikan laporannya kepada OJK. Keterbukaan informasi bisa lewat Public Expose atau dari website. Adapun laporannya juga sudah kami terima. Untuk saat ini, OJK mengaku tidak bisa mengintervensi persoalan utang yang tengah melilit perusahaan. Persoalan itu sudah diberikan dan ditanggung oleh perusahaan yang terkait. Berdasarkan uraian diatas maka penulis penting untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA P SEKTOR INDUSTRI PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dijelaskan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat manipulasi laporan keuangan oleh manajemen dalam dunia bisnis di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Go Public melalui praktek manajemen laba di industry Property dan Real Estate.

8 2. Belum diterapkannya prinsip Good Corporate Governance secara keseluruhan menyebabkan timbulnya resiko dan kecurangan dalam pelaporan keuangan pada perusahaan perusahaan. 3. Lemahnya pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengawasi perusahaan Tbk untuk mempublikasikan laporan keuangannya. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka penulis membatasi masalah pada : 1. Periode penelitian pada perusahaan Manufaktur di bidang industri Property dan Real Estate adalah tahun 2011-2013. 2. Penulis hanya membatasi penelitian pada pengaruh mekanisme Good Corporate Governance dan Leverage terhadap manajemen laba. 3. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). D. Perumusan Masalah Berdasarkan Identifikasi dan Pembatasan Masalah diatas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah model penelitian yang diproksikan dengan variabel Good Corporate Governance dan Leverage terhadap manajemen laba dapat diterima?

9 2. Apakah variabel Good Corporate Governance berpengaruh signifikan negatif terhadap Manajemen Laba? 3. Apakah variabel Leverage berpengaruh signifikan positif terhadap Manajemen Laba? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah model penelitian yang diproksikan dengan variabel Good Corporate Governance dan Leverage terhadap Manajemen Laba dapat diterima. 2. Untuk mengetahui Good Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba. 3. Mengetahui Leverage berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba. F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman mengenai pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage terhadap manajemen laba khususnya di bidang Property dan Real Estate.

10 2. Bagi Investor Maraknya terjadi praktik manajemen laba pada suatu perusahaan, maka penelitian ini diharapkan agar menjadi acuan investor dalam mengambil keputusan. 3. Bagi Perusahaan Memberikan masukan dalam mencermati perilaku manajemen dalam aktifitas manajemen laba yang berkaitan dengan pencapaian kompensasi bonus serta mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan pelaksanaan corporate governance. 4. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai bahan referensi dalam membuat penelitian berikutnya atau penelitian lain yang sejenisnya G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan gambaran garis besar dari masingmasing BAB yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

11 BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian serta hasil penelitan terdahulu tentang Manajemen Laba, Corporate Governance, dan Leverage. Dalam bab ini juga dikemukakan mengenai kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini membahas bagaimana penelitian ini dilaksanakan secara operasional. Dalam bab ini diuraikan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan tentang profil perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang meliputi sejarah singkat perusahaan, aktivitas ekonomi perusahaan serta tingkat laba perusahaan. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan mengenai analisa dan hasil penelitian berupa statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis data. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan dan diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait.