BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan manusia. Perkembangan teknologi internet dan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan setiap manusia sejak mulai meninggalkan masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memilih untuk menggunakan rancangan cross sectional dimana variabel bebas

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

Abstrak. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa.

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

REGULASI DIRI DAN ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan seseorang untuk (1) membuat profil publik maupun semi-publik,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DENGAN TINGKAT STRES MAHASISWA ILMU KEPERAWATAN FKIK UMY TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dan ketakukan adalah sinyal peringatan. dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap adanya tuntutan atau beban. Menurut Griffin dalam Sood (2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB I PENDAHULUAN. 202 juta di tahun 1950 menjadi 831 juta di tahun Jumlah ini diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Tiap subjek

BAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN GAYA HIDUP SEHAT TERHADAP INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNISSULA

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (information technology) dan komunikasi mulai berkembang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang pesat memberikan pengaruh yang

HUBUNGAN ANTARA DURASI BERMAIN GAME ONLINE DENGAN KUALITAS TIDUR PADA ANAK USIA REMAJA DI SMA N 10 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

19

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB 2 Tinjauan Pustaka

OF MISSING OUT) DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION) PADA REMAJA DI SMAN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pasangan suami istri pada hakikatnya ingin. memiliki anak sebagai tujuan dan aspek penting dari

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Situs jejaring sosial merupakan media komunikasi online terkini yang

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 88 juta orang dengan komposisi sebagai berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia

DISERTASI HUBUNGAN STRES, KEPRIBADIAN, KADAR DOPAMIN TRANSPORTER DAN SEROTONIN TRANSPORTER DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SMA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi tersebut adalah internet. menjadi fenomena masa modern ini adalah facebook.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

HUBUNGAN ANTARA KEBAHAGIAAN DENGAN INTENSI BERMEDIA SOSIAL PADA SISWA SMA TEUKU UMAR SEMARANG. Allysa Rahmanissa

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi identik dengan era telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. 1 Setiap

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagian besar populasi penduduk dunia. 1 Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuka kesempatan bagi manusia untuk berinteraksi satu sama lain menggunakan internet. Fungsi internet sebagai media komunikasi 1,2 mendorong perkembangan situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial atau social networking sites (SNS) adalah sebuah komunitas virtual dimana penggunanya dapat membuat profil, berinteraksi dengan kawan-kawannya, dan bertemu dengan orang lain yang memiliki kesukaan yang sama. 3,4 Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan Line merupakan beberapa jejaring sosial yang sangat populer di kalangan remaja dan mahasiswa, termasuk di Indonesia. 5 8 Sebagian besar pengguna internet menggunakan internet untuk akses situs jejaring sosial. 2 Dari tiga milyar penduduk dunia yang menggunakan internet, 28% menggunakan situs jejaring sosial. 9 Di Indonesia, survei Global Web Index tahun 2015 menyatakan hingga November 2015 terdapat 88,1 juta pengguna internet di Indonesia dan 79 juta orang Indonesia memiliki akun situs jejaring sosial yang aktif. 10 Selain itu, hasil penelitian Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama dengan Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia menyatakan bahwa mayoritas pengguna internet dan situs jejaring sosial berusia 18-25 tahun. 11 Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna situs jejaring sosial adalah usia remaja akhir dan dewasa muda termasuk mahasiswa. 1

2 Penggunaan situs jejaring sosial memiliki dampak positif bagi penggunanya. Situs jejaring sosial dapat meningkatkan relasi sosial remaja, membantu remaja lebih memahami akan dirinya dan lingkungan sekitarnya, serta menjadi sarana remaja untuk mengekspresikan diri. 6,12 Komunikasi di situs jejaring sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri 13 serta meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi tentang berita terkini. 12 Situs jejaring sosial juga dapat mengurangi rasa kesepian dan depresi dan meningkatkan dukungan sosial sehingga dapat dijadikan terapi adjuvan untuk masalah psikologis. 14,15 Penggunaan situs jejaring sosial juga bisa berdampak negatif. Situs jejaring sosial telah mengubah cara orang berkomunikasi dan berinteraksi. 16 Tidak adanya kontrol terhadap konten situs jejaring sosial dapat melibatkan anak dan remaja dalam cyberbullying dan pornografi. 6,17 Selain itu, peningkatan intensitas penggunaan situs jejaring sosial berhubungan berbagai berbagai gangguan psikiatri, antara lain adiksi, gangguan kepribadian obsesif kompulsif 18, fobia sosial, ansietas, dan depresi. 16 Akan tetapi, penelitian terdahulu belum dapat menjelaskan apakah gangguan psikiatri yang menyebabkan peningkatan intensitas penggunaan situs jejaring sosial ataukah sebaliknya. Depresi merupakan salah satu efek dan penyebab yang paling sering diteliti dalam kaitannya dengan penggunaan situs jejaring sosial. Depresi dapat menyebabkan peningkatan intensitas penggunaan situs jejaring sosial. 19 Selain itu, cyberbullying, 17 kepercayaan diri yang rendah, 20 keinginan untuk meninggalkan kesan yang baik 21 dapat menyebabkan depresi karena penggunaan situs jejaring sosial.

3 Berbagai penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis hubungan antara penggunaan situs jejaring sosial dengan depresi belum dapat menghilangkan kontroversi tentang hubungan antara situs jejaring sosial dengan depresi. Studi pada mahasiswa keperawatan di Filipina 22 dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Serbia 23 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan situs jejaring sosial dan depresi. Penelitian Katerina Lup, dkk. 24 tentang Instagram menunjukkan adanya hubungan positif antara penggunaan Instagram dengan gejala depresi walaupun tidak signifikan. Studi lain di India menunjukkan tingkat depresi yang sedikit meningkat seiring peningkatan intensitas penggunaan situs jejaring sosial. 25 Penelitian lain menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan Facebook terhadap depresi. 26,27 Mahasiswa fakultas kedokteran juga menggunakan situs jejaring sosial dan dapat mengalami depresi. Tingkat depresi meninggi pada mahasiswa fakultas kedokteran tingkat akhir karena tingkat kesulitan di fase klinik, ketakutan jika tidak lulus, dan pengerjaan skripsi. 28 Penelitian mengenai penggunaan situs jejaring sosial pada mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran di Indonesia, masih sedikit. Oleh karena itu, peneliti ingin mengungkap adakah hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan depresi pada mahasiswa tingkat akhir dengan responden angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) Semarang. 1.2 Permasalahan penelitian Apakah terdapat hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir?

4 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan depresi pada mahasiswa tingkat akhir. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Menganalisis hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir. 2. Menganalisis hubungan faktor demografi (jenis kelamin, indeks massa tubuh, jumlah uang saku per bulan, dan prestasi akademik) dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial pada mahasiswa tingkat akhir. 3. Menganalisis hubungan faktor demografi (jenis kelamin, indeks massa tubuh, jumlah uang saku per bulan, dan prestasi akademik) dengan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir. 1.4 Manfaat penelitian 1. Memberikan sumbangan teoritis dan praktis bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kedokteran jiwa mengenai depresi dalam kaitannya dengan mahasiswa dan penggunaan situs jejaring sosial. 2. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai efek penggunaan situs jejaring sosial. 3. Menambah referensi tentang hubungan antara penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir.

5 1.5 Keaslian penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Nama Metode Penelitian Hasil Leodoro J. Labrague. Tidak terdapat hubungan Facebook use and yang signifikan antara adolescents emotional intensitas penggunaan states of depression, anxiety, and stress. Health Sci J. 2014; 8(1):80-89. 22 Igor Pantic, dkk. Association between online social networking and depression in high school students: Behavioral physiology viewpoint. Psychiatr Danub. 2012;24(1):90-93. 23 Syahrudin T. Taher. Hubungan antara intensitas penggunaan jejaring sosial dengan tingkat stres mahasiswa ilmu keperawatan FKIK UMY tingkat akhir [Skripsi].Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2014. 29 M Anthony David, dkk. Study to evaluate prevalence of depression, sleep wake pattern and their relation with use of social networking sites among first year medical students. Int. J. Pharm. Med. & Bio. Sc. 2013;2(1):27-31. 25 Subjek: 76 mahasiswa program studi keperawatan sebuah universitas di Samar, Filipina Variabel bebas: Intensitas penggunaan Facebook (diukur dengan Facebook Intensity Scale) Variabel terikat: Tingkat depresi, ansietas, dan stres (diukur dengan Depression Anxiety and Stress Scale (DASS)) Subjek: 160 orang siswa SMA di Serbia Tengah. Variabel bebas: durasi penggunaan situs jejaring sosial, Body Mass Index (BMI), durasi menonton televisi, dan rerata durasi tidur. Variabel terikat: depresi (diukur dengan BDI-II) Subjek: Mahasiswa tingkat akhir jurusan ilmu keperawatan FKIK UMY yang memiliki akun facebook dan twitter. Variabel bebas: intensitas penggunaan situs jejaring sosial. Variabel terikat: tingkat stres (diukur dengan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42)) Desain: deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Subjek: Mahasiswa tahun pertama fakultas kedokteran di India. (128 orang) Variabel bebas: tingkat depresi (diukur dengan Beck Depression Inventory (BDI)) dan pola tidurbangun Variabel terikat: pola penggunaan situs jejaring sosial. Facebook dengan tingkat depresi, ansietas, dan stres (p>0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan Facebook dengan depresi (r=0.233, p=0.041) dan ansietas (r=0.259, p=0.023) Terdapat korelasi positif signifikan antara skor BDI-II dengan durasi penggunaan situs jejaring sosial (p<0.05, R=0.15). Berdasarkan uji korelasi Kendal Tau, tidak ada hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat stres yang dialami mahasiswa keperawatan (p=0,749) Tingkat depresi lebih tinggi pada pengguna situs jejaring sosial. Tidak ada hubungan signifikan antara depresi dan pola tidur-bangun dengan penggunaan situs jejaring sosial.

6 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada subyek penelitian, tahun penelitian, lokasi penelitian, dan jenis situs jejaring sosial yang diteliti. Penelitian ini menggunakan subyek penelitian mahasiswa tingkat akhir (angkatan 2012) program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, dengan instrumen yang digunakan adalah SONTUS (Social Networking Time Use Scale) untuk mengukur intensitas penggunaan situs jejaring sosial dan BDI-II untuk mengukur tingkat depresi.