BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut dengan dua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH

Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar FIQIH, (Jakarta:KENCANA. 2003), Hal-141. Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: AMZAH.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB III PERAN ULTRASONOGRAFI (USG) TERHADAP IDDAH

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. kemudian rujuk kembali pada saat iddah istrinya hampir habis, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB III KAJIAN OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Ada laki-laki, ada pula

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. boleh diadakan persetujuan untuk meniadakannya 1. Diakui secara ijma

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

Prosiding Peradilan Agama ISSN:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan ibadah kepada-nya, tetapi sekaligus menimbulkan akibat Hukum ke

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa

Nafaqah merupakan kewajiban suami terhadap istrinya dalam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. sah, penyerahan diri istri kepada suami, dan memungkinkan untuk terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. itu merupakan cara yang paling tepat untuk menyalurkan kebutuhan

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

Silabi Matakuliah. Alokasi Kompetensi Dasar dan Uraian. Waktu dan Hasil Belajar. Penilaian Materi Pokok

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Dan Dasar Hukum Hakim. Berdasarkan keterangan pemohon dan termohon serta saksi-saksi dari

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

MUNAKAHAT : IDDAH, RUJUK, FASAKH,KHULU DISEDIAKAN OLEH: SITI NUR ATIQAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IDDAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

ANAK SAH DALAM PERSPEKTIF FIKIH DAN KHI Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB V PENUTUP. 1. Penetapan hak waris anak dalam kandungan menurut mazhab Syafi i adalah. diperkirakan satu saja, lebih dari itu adalah langka.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan satu sama lainnya. Begitupun kegiatan manusia sehari-hari yang

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB IV PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH (PREMARITAL CHECK UP) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar tumbuh dan berkembangnya pembangunan di segala bidang. Dengan berkembangnya pembangunan nasional, tingkat ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari hukum perdata. dikemukakan oleh Abdul Ghofur Anshori, yaitu hukum perkawinan sebagai

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan landasan falsafah pancasila dan Undang-undang ini di

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

MASALAH IDDAH DALAM PERSPEKTIF MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. insan (yang berlainan jenis) untuk selama-lamanya sampai ajal menjemput,

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka meneruskan keturunan seperti makhluk lainya. Dalam meneruskan

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

Munakahat ZULKIFLI, MA

Lingkungan Mahasiswa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut dengan dua kata, yaitu nika>h} (نكاح) dan zawa>j.(زواج) Kedua kata ini yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al-Qur an dan hadis Nabi. 1 Kalangan ulama Syafi iyah merumuskan nikah sebagai akad atau perjanjian yang mengandung maksud membolehkan hubungan kelamin dengan menggunakan lafadz na-ka-h}a atau za-wa-ja. 2 Ulama golongan Syafi iyah ini memberikan definisi sebagaimana disebutkan di atas melihat kepada hakikat dari akad itu bila dihubungkan dengan kehidupan suami istri yang berlaku sesudahnya, yaitu boleh bergaul, sedangkan sebelum akad tersebut berlangsung diantara keduanya tidak boleh bergaul. 3 Undang-undang perkawinan yang berlaku di Indonesia, dalam pasal 1 UU. No. 1 Tahun 1974 merumuskannya dengan: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 4 1 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011), 35. 2 Ibid., 37. 3 Ibid. 4 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-undang No. 1 tahun 1974, (Bandung: Nuansa Aulia, 2011), 76. 1

2 Para mujtahid sepakat bahwa nikah adalah suatu ikatan yang dianjurkan syari at. Orang yang sudah berkeinginan menikah dan khawatir terjerumus ke dalam perbuatan zina, sangat dianjurkan untuk melaksanakan nikah. Yang demikian adalah lebih utama daripada haji, shalat, jihad, dan puasa sunnah. Demikian menurut kesepakatan para imam madzhab. 5 Dalam pandangan Islam, disamping perkawinan itu sebagai perbuatan ibadah, ia juga merupakan sunnah Allah dan sunnah Rasul. Sunnah Allah berarti menurut qudrat dan ira>dat Allah dalam penciptaan alam ini, sedangkan sunnah Rasul berarti suatu tradisi yang telah ditetapkan oleh Rasul untuk dirinya sendiri dan untuk ummatnya. 6 Perkawinan itu dilakukan untuk selamanya sampai matinya salah seorang suami istri. Inilah sebenarnya yang dikehendaki agama Islam. Namun dalam keadaan tertentu, terdapat hal-hal yang menghendaki putusnya perkawinan itu, dalam arti bila hubungan perkawinan tetap dilanjutkan, maka kemudharatan akan terjadi. 7 Pada prinsipnya, asalnya t}ala>q itu hukumnya makru>h. 8 T}ala>q diperbolehkan (muba>h}) jika untuk menghindari bahaya yang mengancam salahsatu pihak, baik suami maupun istri. 9 Perempuan yang bercerai dari suaminya, wajib menjalani masa iddah, yaitu masa dimana ia tidak boleh 5 Muhammad Bin Abdurrahman, Fiqih Empat Madzhab, (Bandung: Hasyimi, 2013), 318. 6 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan, 41. 7 Ibid., 190. 8 Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, (Jakarta: Rajawali, 2010), 249. 9 Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013), 454.

3 menikah dengan laki-laki lain. 10 Kata iddah diambil dari kata al adad atau bilangan, karna maknanya mengandung pengertian bilangan (quru> ) dan bulan, menurut kebanyakan. 11 Menurut istilah, kata iddah adalah sebutan atau nama bagi suatu masa dimana seorang wanita menanti atau menangguhkan perkawinan setelah ia ditinggal mati oleh suaminya atau setelah diceraikan baik dengan menunggu kelahiran bayinya, atau berakhirnya beberapa quru>, atau berakhirnya beberapa bulan yang telah ditentukan. 12 Iddah adalah penantian selama masa tertentu yang dijalani oleh orang perempuan agar bisa diketahui apakah ia mengandung atau tidak. 13 Secara terminologi diartikan: 14 Artinya: Masa yang mesti dilalui oleh seorang perempuan (yang bercerai dari suaminya) untuk mengetahui bersihnya rahimnya dari kehamilan. Golongan hanafiyah mendefinisikan iddah dengan: 15 Artinya: suatu batas waktu yang ditetapkan (bagi wanita) untuk mengetahui sisa-sisa dari pengaruh pernikahan atau persetubuhan. 10 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan, 304. 11 Zainuddin Bin Abdul Aziz, Terjemah Fathul Mu in, Penerjemah Moch Anwar, jilid II, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013), 1402. 12 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan..., 304. 13 Taqiyuddin Abubakar Alhusaini, Kifayatul Akhyar, juz II, (Surabaya: Bina Ilmu, 2011), 571. 14 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan..., 304. 15 Abd ar-rahman al-jaziry, Kitab al-fiqh ala Madzahib al-arba ah, juz IV, (Beirut: ihya at- Turats al- Arabi, 1969), 517.

4 Hikmah iddah sebagaimana yang tersebut dalam definisi tersebut diatas adalah untuk mengetahui apakah bekas suami yang menceraikannya meninggalkan benih dalam rahim istrinya atau tidak. Dengan begitu dapat terpelihara dari bercampurnya dengan bibit yang akan disemai oleh suaminya yang baru. 16 Menurut kesepakatan ulama, iddah hukumnya wajib menurut syara, sehingga wanita muslim yang berusaha taat terhadap Islam, ketika mengalami cerai, wajib baginya untuk melakukan iddah. 17 Pada prinsipnya, iddah disyari atkan sejak semula untuk memelihara keturunan agar jangan bercampur aduk. 18 Kewajiban menjalani masa iddah dapat dilihat dari beberapa ayat Al-Qur an, diantaranya adalah firman Allah dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 228. 19 Artinya: Perempuan-perempuan yang dithalaq oleh suaminya hendaklah menunggu masa selama tiga kali quru. Tidak halal perempuan itu menyembunyikan apa yang dijadikan Allah dalam rahimnya. 20 Serta surah Al-Baqarah (2) ayat 234. Artinya: Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (ber iddah) empat bulan sepuluh hari. 21 16 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana, 2003), 141. 17 Umi Chaidaroh, Konsep Iddah Dalam Hukum Fiqh, (Surabaya: IAIN SA Press, 2013), 52. 18 Zainuddin Bin Abdul Aziz, Terjemah, 1403. 19 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan, 304. 20 Tim Menara Kudus, Al-Qur a>n Al-Kari>m dan Terjemah Bahasa Indonesia, (Kudus: Menara Kudus, 2006), 36. 21 Ibid., 38.

5 Syarat diwajibkannya iddah yaitu istri sudah bergaul dengan suami. Bagi seorang wanita muslimah yang belum digauli suaminya, maka berdasarkan ijma> fuqoha> tidak mempunyai kewajiban menjalani masa iddah. 22 Sesuai dengan firman Allah surah Al-Ahzab ayat 49 sebagai berikut. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-kali tidak wajib atas mereka iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya, Maka berilah mereka mut'ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya. 23 Kecuali jika suaminya meninggal sebelum ia menggauli istrinya, maka istri yang diceraikannya itu harus menjalani iddah sebagaimana jika suaminya telah menggaulinya. Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat. Dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektifitas di dunia kesehatan. Salah satu contohnya adalah penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG (Ultrasonografi). USG adalah teknik diagnostik untuk pengujian struktur badan bagian dalam yang melibatkan formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang 22 Ibnu Rusyd, Terjemah Bidayatul Mujtahid, jilid II, (Semarang: As Syifa, 1990), 532. 23 Tim Menara Kudus, Al-Qur a>n Al-Kari>m, 424.

6 ultrasonik. 24 Ultrasonografi, sering disingkat USG, atau dalam bahasa Inggrisnya, ultrasound adalah suatu alat untuk memeriksa organ dalam manusia dengan menggunakan gelombang bunyi berfrekuensi sangat tinggi atau gelombang ultrasonik. Gelombang tersebut berada di atas daya tangkap pendengaran manusia karena frekuensi bunyinya lebih dari 20.000 siklus per detik (20 KHz). Gelombang ultrasonik ini dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai efisiensi dan intensitas yang tinggi dalam menebus benda padat maupun cair. Dengan menggunakan sifat-sifat gelombang yang normal, yaitu pemantulan, pembiasan, dan difraksi, dapatlah diperoleh bayangan organ dalam tubuh pada layar monitor. 25 Tidak seperti sinar-x, ultrasonografi dapat menunjukkan jaringanjaringan lembut secara mendetail dan menghasilkan gambaran janin yang sangat akurat di dalam rahim. Oleh karena itu, ultrasonografi sangat berguna untuk: 26 1. Menentukan usia janin dengan mengukur kepala dan tubuhnya. 2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan janin. 3. Mengetahui posisi janin 4. Mengetahui jenis kelamin janin. 5. Mengetahui kehamilan kembar atau tunggal. 6. Mengetahui kemungkinan abnormalitas otak atau ginjal. 24 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta: 1994), 1101. 25 P.E.S. Palmer (ed.), Panduan Pemeriksaan Diagnostik USG, Penerjemah: Andry Hartono, (Jakarta: EGC, 2001), 3. 26 Ibid., 225-281.

7 7. Mengidentifikasi perkembangan kandungan yang bisa menghambat kelahiran. Ketentuan hukum tentang iddah dalam Al-Qur an menjelaskan bahwa iddah itu wajib. Yang menjadi fokus disini adalah alasan disyari atkannya iddah yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur an. Disinilah Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk berfikir dalam menafsirkan syari at yang Dia turunkan. Apa alasan yang tepat dari pemberlakuan iddah ini, Allah kembalikan kepada manusia. Dalam wacana fiqh, banyak sekali pendapat yang menjelaskan tentang definisi iddah sejalan dengan ulama Hanafiyah yakni suatu batas waktu yang ditetapkan bagi wanita untuk mengetahui sisa-sisa dari pengaruh pernikahan atau persetubuhan. Tujuan dari iddah adalah bara> atur rah}m yaitu untuk memastikan bahwa rahim wanita yang sedang iddah tersebut dalam kondisi bersih (tidak mengandung). Bara> atur rah}m tersebut sesungguhnya sudah bisa diketahui dengan bantuan teknologi yang ada, yakni USG yang bisa mendeteksi secara cepat dan akurat apakah dalam rahim tesebut terdapat janin atau tidak. Disini teknologi USG berhadapan dengan motivasi atau tujuan iddah yakni untuk mengetahui keadaan rahim wanita yang dicerai itu dalam keadaan hamil atau tidak hamil. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah bara> atur rah}m termasuk hikmah ataukah illat, karena penentuan bara> atur rah}m tersebut termasuk illat atau hikmah akan menghasilkan kesimpulan

8 yang berbeda. Karna penentuan wilayah bara> atur rah}m yang berbeda, akan membentuk hukum yang berbeda pula. Penyelesaian permasalahan ini dikaji serta dianalisis melalui normanorma dan ketentuan hukum Islam. maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membahasnya melalui skripsi dengan judul : Implikasi Teknologi USG terhadap Hikmah Iddah Perspektif Hukum Islam. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Identifikasi masalah dilakukan untuk menjelaskan kemungkinankemungkinan cakupan masalah yang dapat muncul dalam penelitian dengan melakukan identifikasi dan inventarisasi sebanyak-banyaknya yang kemudian dapat diduga sebagai masalah. 27 Sesuai dengan paparan latar belakang masalah di atas, dapat diketahui timbulnya beberapa masalah sebagai berikut : 1. Konsep iddah dalam fiqh 2. Perbedaan pendapat para ulama tentang beberapa aspek dalam iddah 3. Hak dan kewajiban istri selama masa iddah 4. Macam-macam teknologi USG 5. Manfaat USG dalam ilmu kesehatan 6. illat iddah 7. Hikmah iddah 8. Peran USG terhadap iddah 27 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), 8.

9 9. Analisis implikasi teknologi USG terhadap iddah perspektif hukum Islam Sehubungan dengan adanya suatu permasalahan di atas, maka untuk memberikan arah yang jelas dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada masalah-masalah berikut ini : 1. Diskripsi tentang peran USG terhadap iddah. 2. Analisis hukum Islam tentang implikasi teknologi USG terhadap iddah. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah kajian pokok dari suatu kegiatan penelitian. oleh sebab itu sebelum observasi dilakukan, agar penelitian ini lebih terarah perlu diberikan rumusan masalah terlebih dahulu. Berdasarkan dari pemaparan latar belakang masalah di atas, muncullah beberapa rumusan masalah diantaranya : 1. Bagaimana peran USG terhadap iddah? 2. Bagaimana analisis hukum Islam tentang implikasi teknologi USG terhadap iddah? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang sudah pernah dilakukan dalam penelitian di seputar masalah yang

10 diteliti sehingga tidak terjadi pengulangan atau bahkan duplikasi kajian/penelitian yang sudah ada. 28 Permasalahan mengenai implikasi USG terhadap hikmah iddah ini adalah termasuk masalah yang harus ditemukan kunci penyelesaiannya, karena masyarakat umum terutama wanita perlu mengetahui hukum kewajiban menjalani masa iddah yang mana hikmah membersihkan rahim sudah tercapai dengan teknologi USG. Kajian pustaka pada penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang mungkin pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya sehingga diharapkan tidak ada pengulangan materi penelitian secara mutlak. Adapun penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan para peneliti antara lain: 1. Pemikiran Ibnu Rusyd dalam bidang munakahat tentang iddah seorang istri, oleh Azizah Kurnia tahun 2000. Skripsi ini membahas pemikiran Ibnu Rusyd bahwa iddah seorang istri dilakukan untuk mengetahui kosongnya rahim dan kosongnya rahim hanya dapat diketahui dengan haid dan bukan suci. 29 Jika skripsi yang ditulis oleh Azizah Kurnia menjelaskan tentang konsep iddah menurut pemikiran Ibnu Rusyd, maka penelitian saya adalah tentang pengaruh USG terhadap iddah. 28 Ibid., 8. 29 Azizah Kurnia, Pemikiran Ibnu Rusyd Dalam Bidang Munakahat Tentang Iddah Seorang Istri (Skripsi UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2000),.

11 2. Pemakaian obat pengatur siklus haid untuk mempercepat masa iddah dalam tinjauan hukum Islam dan hukum positif, oleh Syaiful Arif tahun 2005, yang membahas tentang tinjauan hukum Islam dengan adanya obat pengatur siklus haid yang mana pengatur siklus haid tersebut tentu sangat mempengaruhi percepatan masa iddah yang dijalani oleh seorang wanita. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dasar ketentuan masa iddah menurut hukum Islam dan hukum positif, berdasarkan aspek tujuan yaitu untuk mengetahui kondisi rahim wanita dari kehamilan, dan pada aspek psikologis yaitu sebagai waktu berfikir bagi suami untuk menyambung kembali ikatan perkawinan yang putus, serta aspek etika, yaitu sebagai masa berduka cita sebelum wanita yang dicerai dapat melangsungkan perkawinan baru. 30 Dalam upaya pemakaian obat pengatur siklus haid untuk mempercepat masa iddah menurut tinjauan hukum Islam adalah tidak diperbolehkan. Dalam skripsi tersebut dan dalam penelitian yang sekarang ini, terdapat persamaan yaitu meneliti obyek (hal baru) yang dapat mempengaruhi konsep iddah dalam Islam. yang menjadi titik perbedaan yaitu obyek penelitiannya. Skripsi yang ditulis oleh Syaiful Arif meneliti obat pengatur siklus haid yang dapat mempercepat masa 30 Syaiful Arif, Pemakaian Obat Pengatur Siklus Haid Untuk Mempercepat Masa Iddah Dalam Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif (Skripsi UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2005),.

12 iddah, sedangkan penelitian ini meneliti pengaruh teknologi USG terhadap iddah. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah rumusan tentang tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti melalui penelitian yang dilakukannya. 31 Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peran USG terhadap iddah. 2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam tentang implikasi teknologi USG terhadap iddah F. Kegunaan Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan ini sangat bermanfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis, sebagai berikut: 1. Dari segi teoritis: a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu hukum keluarga Islam atau al-ahwal as-syakhsiyyah khususnya masalah implikasi teknologi USG terhadap iddah. b. Sebagai bahan informasi, masukan, dan evaluasi bagi para mahasiswa atau praktisi hukum dalam penyelesaian masalah implikasi teknologi USG terhadap iddah. 31 Ibid., 8.

13 c. Sebagai penambah wawasan keilmuwan dan memperkaya pengalaman serta melatih diri mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam proses perkuliahan. 2. Dari segi praktis: a. Untuk memberikan pengetahuan kepada para wanita khususnya yang menggunakan teknologi USG pada saat menjalani masa iddah. b. Untuk memberikan pedoman dan dasar bagi peneliti lain dalam mengkaji penelitian lagi dalam tema yang sama tetapi topik berbeda, atau dalam topik yang sama tetapi dalam penelitian yang lebih mendalam. G. Definisi Operasional Untuk memperjelas kemana arah pembahasan masalah yang diangkat, maka penulis perlu memberikan definisi dari judul tersebut, yakni dengan menguraikan sebagai berikut : Implikasi : Efek yang ditimbulkan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu atau karena hasil penelitian. USG : Teknik diagnostik untuk pengujian struktur badan bagian dalam yang melibatkan formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonik, 32 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya suatu janin dalam 32 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar, 1101.

14 rahim, bahkan gerakan-gerakan dan jenis kelamin bayi tersebut. Iddah : Suatu masa dimana seorang wanita menanti atau menangguhkan perkawinan setelah ia ditinggal mati oleh suaminya atau setelah diceraikan baik dengan menunggu kelahiran bayinya, atau berakhirnya beberapa quru>, atau berakhirnya beberapa bulan yang telah ditentukan. 33 Hukum Islam : Hukum Islam yang dimaksud di sini adalah ketentuan hukum tentang hikmah iddah berkaitan dengan teknologi baru USG yang berdasarkan Al-Qura>n, hadis dan fiqh ulama. H. Metode Penelitian Berkenaan dengan masalah di atas, maka jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yaitu penelitian yang bersumber dari buku-buku literatur yang relevan dengan permasalahan implikasi teknologi USG terhadap iddah. 1. Data yang dikumpulkan Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah a. Gambaran detail mengenai peran USG dalam mendeteksi janin secara detail, cepat, dan akurat. 33 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan..., 304.

15 b. Konsep iddah dalam Islam c. Peran USG terhadap iddah. d. Konsep-konsep dalam hukum Islam untuk menganalisis implikasi USG terhadap iddah. 2. Sumber data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research), sehingga sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder, meliputi: 1) Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh. 2) Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. 3) Wahbah Zuhaili, Fiqhul Isla>m wa Adillatuhu>, Jilid IX. 3. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan dan pengutipan dokumen-dokumen, atau meyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, dan lain-lain. Teknik ini digunakan peneliti untuk mengetahui data-data tentang gambaran detail mengenai peran USG dalam mendeteksi janin secara detail, cepat, dan akurat, serta konsep hukum islam untuk menganalisis implikasi USG terhadap iddah. 4. Teknik pengolahan data Data-data yang berhasil dihimpun selanjutnya diklasifikasi dengan menggunakan teknik sebagai berikut.

16 a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali seluruh data yang diperoleh mengenai kejelasan data, serta kesesuaian data yang satu dengan yang lainnya. b. Organisasi data, yaitu menyusun dan mensistematisasikan data-data yang diperoleh dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan sebelumnya, sehingga menghasilkan bahan-bahan untuk merumuskan suatu diskripsi. c. Penemuan hasil, yaitu melakukan analisa lanjutan terhadap hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori, dalil, dan sebagainya diperoleh hasil yang diharapkan dapat memperoleh deskripsi data yang sesuai dengan pokok permasalahannya. 5. Teknik analisis data Seluruh data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif analisis yaitu menggambarkan sekaligus menganalisis, yakni menggambarkan konsep iddah dan peran teknologi baru yang bernama USG terhadap iddah serta menganalisis peran USG terhadap iddah. Untuk mempermudah penulis dalam membahas skripsi ini, maka digunakan teknik analisis data dengan menggunakan pola pikir deduktif, yaitu cara berfikir yang berdasarkan pada teori-teori, dalil-dalil, atau kesimpulan-kesimpulan yang bersifat umum untuk menemukan kesimpulan yang bersifat khusus. Seorang wanita yang bercerai dari

17 suaminya harus menjalani masa iddah, masa iddah tersebut bertujuan untuk membersihkan rahim, dan seorang wanita tersebut bisa menikah lagi dengan orang lain setelah ia selesai menjalani masa iddahnya. Adanya teknologi USG yang bisa mencapai tujuan atau hikmah disyari atkannya iddah adalah masalah baru. Pemecahan masalah ini memerlukan landasan teori-teori, dalil-dalil, atau kesimpulankesimpulan yang bersifat umum tentang konsep-konsep us}u>l fiqh untuk menemukan kesimpulan yang bersifat khusus. I. Sistematika Pembahasan Secara keseluruhan skripsi tersusun dalam lima bab dan masingmasing bab terdiri dari beberapa sub bab pembahasan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemahaman serta penelaahan. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut. Bab pertama yaitu Implikasi Teknologi USG terhadap Iddah Perspektif Hukum Islam. Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua yaitu Konsep Iddah dalam Islam. Bab ini memuat tentang kerangka teoritis yang digunakan sebagai analisis terhadap hasil penelitian. Bab ini membahas mengenai tinjauan umum tentang iddah, meliputi konsep

18 iddah dalam Islam secara umum disertai beberapa penjelasan mengenai jangkauan wilayah ijtihad tentang ayat-ayat iddah. Bab ketiga yaitu Peran Teknologi Ultrasonografi (USG) terhadap Iddah. Bab ini memaparkan tentang data penelitian mengenai deskripsi USG secara lengkap, yakni memuat tentang pengertian teknologi USG, cara kerja teknologi USG, manfaat teknologi USG, tingkat keakuratan yang dihasilkan oleh teknologi USG, dan peran/potensi USG terhadap iddah. Bab keempat yaitu Analisis Hukum Islam tentang Implikasi Teknologi USG terhadap Iddah. Bab ini memuat analisis implikasi teknologi USG terhadap iddah dalam perspektif hukum islam. Bab kelima yaitu Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan disini akan menjawab pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah, sedangkan saran-saran dapat menjadi agenda pembahasan lebih lanjut di masa mendatang, terlebih jika ada permasalahan baru yang perlu diteliti lebih lanjut.