PERBANDINGAN PEMBERIAN BRODIFAKUM LD50 DAN LD100 TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS TIKUS WISTAR

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PEMBERIAN BRODIFAKUM LD50 DAN LD100 TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN PATOLOGI ANATOMI GASTER TIKUS WISTAR

Perbandingan Pemberian Brodifakum LD50 dan LD100 terhadap Perubahan Gambaran Patologi Anatomi Gaster Tikus Wistar

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di

PERBANDINGAN PEMBERIAN BRODIFAKUM DOSIS LD 50 DAN LD 100 TERHADAP RESIDU BRODIFAKUM PADA HEPAR TIKUS WISTAR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS GASTER TIKUS WISTAR SELAMA 4 MINGGU

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB 4 METODE PENELITIAN

ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD-50 DAN LD-100

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

ABSTRAK. Stefany C.K, Pembimbing I : Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes. Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARU TIKUS WISTAR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP MUKOSA GASTER PADA MODEL MENCIT SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ASETOSAL

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

PENGARUH PEMBERIAN METHANIL YELLOW PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 30 HARI TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT BALB/C

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN ANTARA DURASI WAKTU PEMBEKUAN TERHADAP TERJADINYA PEMBUSUKAN JARINGAN HEPAR PADA KELINCI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTOT JANTUNG TIKUS WISTAR AKIBAT PAPARAN ARUS LISTRIK MELALUI MEDIA AIR TAWAR DAN AIR LAUT

ANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS ORGAN OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD50 DAN LD 100.

PENGARUH MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS DUODENUM PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI MONOSODIUM GLUTAMAT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN ANTARA DURASI WAKTU PEMBEKUAN TERHADAP TERJADINYA PEMBUSUKAN JARINGAN PARU-PARU PADA KELINCI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS GASTER TIKUS WISTAR SELAMA 4 MINGGU JURNAL MEDIKA MEDIA MUDA

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF JUS BUAH JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

PENGARUH RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI TESTIS TIKUS WISTAR JANTAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

PENGARUH PEMBERIAN RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS PROKSIMAL GINJAL TIKUS WISTAR

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

Analisa Gambaran Post Mortem Makroskopis dan Mikroskopis Organ Jantung dan Ginjal pada Tikus Wistar Setelah Pemberian Warfarin LD50 dan LD 100

PENGARUH FORMALIN PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS GASTER TIKUS WISTAR JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK DAUN Apium graviolens TERHADAP PERUBAHAN SGOT/SGPT TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran. Hajar Kusumastuti G

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF AIR PERASAN DAUN PISANG (Musa paradisiaca L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

RINGKASAN. (Centella asiatica [L.] Urban) Terhadap Jumlah Sel Cerebrum Yang. Mengalami Apoptosis Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK. GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN PASCA PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Christina., Pembimbing: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

Maria Caroline Wojtyla P., Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr.

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

ABSTRAK. EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. botrytis DC) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS KOLON PADA MENCIT MODEL KOLITIS

Gambar 6. Desain Penelitian

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP PENGHAMBATAN KENAIKAN BERAT BADAN TIKUS GALUR WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN KALSIUM DAN VITAMIN D3 TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL DAN SOFT DRINK

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

KARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA

UJI TOKSISITAS SUBKRONIK PRODUK HERBAL X SECARA IN VIVO SKRIPSI

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

PERBANDINGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN EKSTRAK BUAH MORINDA CITRIFOLIA

EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI

ABSTRACT. THE EFFECT of SOY MILK (Glycine Max) to THE INCREASING AMOUNT of HCL IN WISTAR CHANNEL MALE RAT STOMACH

PENGARUH RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOMORFOMETRI LIMPA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG DAN OTAK PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PERBANDINGAN PEMBERIAN BRODIFAKUM LD50 DAN LD100 TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS TIKUS WISTAR Alfian Salahudin Al Ayoubi 1, Tuntas Dhanardhono 2, Sigid Kirana Lintang Bhima 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang : Brodifakum termasuk zat antikoagulan yang biasa digunakan untuk membasmi hama, tetapi obat ini meimiliki efek racun terhadap tubuh. Brodifakum diserap melalui gastrointestinal yang dapat menyebabkan terganggunya proses pembekuan darah dengan cara menghambat enzim vitamin K epoksida reduktase. Tujuan: Mengetahui Perbandingan Gambaran Histopatologi Tikus Wistar terhadap Pemberian Brodifakum LD 50 dan LD 100 Metode:Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan post test only control group design. 27 sampel tikus wistar diberikan perlakuan pemberian brodifakum secara per oral. Skor Barthel Manja digunakan untuk menilai perubahan Histopatologi Usus halus. Skor normal dan deskuamasi merupakan perubahan ringan sedangkan erosi dan ulkus merupakan perubahan berat. Uji non parametrik Mann-Whitney terhadap hasil dinyatakan bermakna bila nilai p<0,05. Hasil:Pada LD 50 2 ekor tikus mati pada hari ke 3, 5 ekor pada hari ke 5, dan 2 ekor diterminasi pada hari ke 7. Pada LD 100 2 ekor tikus mati pada hari ke 3, 2 ekor pada hari ke 5, dan 5 ekor diterminasi pada hari ke 7. Ditemukan 66,67% kerusakan ringan dan 33,33% kerusakan berat pada kelompok LD 50, sedangkan pada LD 100 ditemukan 55,56% kerusakan ringan dan 44,44% kerusakan berat. Uji non parametric Mann-Whitney pada kelompok kontrol dengan LD 50 (p=0,269), pada kelompok kontrol dengan LD 100 (p=0,106), pada kelompok LD 50 dengan LD 100 (p=0,159) Simpulan:Tidak terdapat perbedaan bermakna antara gambaran patologi anatomi usus halus tikus pada pemberian brodifakum dosis LD 50 dan LD 100 (p=0,159) Kata kunci : brodifakum, dosis, kerusakan epitel, Usus Halus. ABSTRACT COMPARISON OF BRODIFACOUM ADMINISTRATION DOSE LD50 AND LD100 OF THE HISTOPATHOLOGY RATTUS NORVEGICUS INTESTINE Background : Brodifacoum is an anticoagulant substance which usually used as pest control, but this substance has a poisoning effect the body. Brodifacoum is absorbed through gastrointestinal tract which can cause the disorder of blod clotting by slowing down the process of epoxide reductase of vitamin-k. Aim : To know the comparison of Histopathology Rattus norvegicus Intestine against brodifacoum administration LD 50 and LD 100. 9

Methods :This study was an experimental study with post test only group design. The sample of this study are 27 Rattus norvegicus which given per oral administration of brodifacoum. Barthel Manja scores were used to assess changes in intestine Histopatology. Normal and desquamation are a minor damage, while erosion and ulcers are major damage. Non-parametric test of Mann- Whitney to the results are revealed significant if p <0.05. Results :On LD 50, 2 rats died on days 3, 5 on day 5, and 2 rats terminated on day 7. In LD 100 2 rats died on day 3, 2 on day 5, and 5 rats terminated on day 7. On LD 50 groups there are 66,67% minor damage and 33,33% major damage, while in LD 100 groups there are 55,56% minor damage and 44,44% major damage. Test non parametric Mann-Whitney in the control group with LD 50 was found p = 0.269, in control group with LD 100 was found p = 0106, then group with the LD 50 and LD 100 found p = 0.159. Conclusion :There are not significant differentiation of histopatology picture between LD 50 and LD 100 dose ( p = 0.159 ) Key words : brodifacoum, dose, epithelial damage, intestine. PENDAHULUAN Keracunan brodifakum pernah terjadi di Sumatra Selatan, Indonesia dan menyebabkan kematian. 1 Pada kehidupan sehari-hari, brodifakum berguna untuk membunuh hama tikus,termasuk tikus yang kebal dengan antikoagulan lainnya, seperti warfarin dan dikumarol. 2 Brodifakum bekerja sebagai kompetitif vitamin K. Vitamin K epoksida reduktase merubah vitamin K epoksida menjadi vitamin K, dan vitamin K reduktase mengurangi vitamin K menjadi bentuk aktifnya yaitu hidroquinon. Antikoagulan seperti brodifakum, menghambat vitamin K epoksida reductase dan menyebabkan akumulasi vitamin K epoksida. Terhambatnya pembentukan vitamin K ini dapat menyebabkan timbulnya perdarahan dalam organ vital. 5 Brodifacoum diserap melalui gastro intestinal, salah satunya adalah usus halus dan bekerja dengan mencegah penggumpalan darah normal yang menyebabkan perdarahan fatal. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui pengaruh pemberian brodifakum dosis bertingkat terhadap gambaran histopatologi brodifakum didalam usus halus tikus wistar. METODE Penelitian dan pemeliharaan dilakukan selama kurang lebih 2 minggu di Laboratorium Fakultas Biologi Universitas Negeri Semarang meliputi adaptasi hewan coba selama 1 minggu 10

dan pemberian brodifakum LD 50 dan LD 100. Pada jangka waktu 1 minggu, tikus yang mati segera dilakukan otopsi untuk mengambil organ gaster. Pada hari ke 7, tikus yang masih hidup diterminasi untuk diambil organ gasternya. Penilaian gambaran histopatologi dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Waspada Semarang dan diperiksa oleh dokter Spesialis Patologi Anatomi Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih (Rattusnorvegicus) galur Wistar jantan umur kurang lebih 1 bulan dengan berat 200 ± 50 gram. Jumlah hewan coba yang digunakan sebanyak 27 ekor terbagi dalam 3 kelompok perlakuan. Sebagai kontrol pembanding digunakan tikus putih yang hanya diberikan aquadest. Brodifakum dibentuk menjadi sediaan agar menggunakan CMCNA. Pemberian dosis Brodifakum pada kelompok LD 50 adalah 0,27 mg/kg BB, sedangkan dosis Brodifakum untuk kelompok LD 100 adalah 1,08 mg/kg.pemberian Brodifakum menggunakan metode force feeding.sedangkan untuk mencegah pembusukan organ gaster digunakan larutan buffer formalin 10%. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :Tikus putih (Rattusnorvegicus) galur Wistar jantan, umursekitar 1 bulan, berat 200 ± 50 gram. Kriteria eklsusi adalah tikus yang memiliki kelainan anatomi maupun gangguan pada organ organ dalamnya. Untuk menghindari bias karena faktor variasi umur dan berat badan maka pengambilan sampel dilakukan penghitungan umur dari tikus putih (Rattusnorvegicus) galur Wistar jantan semenjak lahir sehingga dipastikan umur tikus putih (Rattusnorvegicus) galur Wistar jantan sekitar 1 bulan. Selanjutnya dilakukan pengukuran berat badan dan memastikan jenis kelamin. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis brodifakum LD 50 dan LD 100.Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah gambaran Histopatologi usus halus tikus putih galur Wistar.Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah metabolisme tubuh tikus wistar. Penilaian kerusakan mukosa epitel usus halus berdasarkan metode skoring Barthel Manja. Berdasarkan skoring, kerusakan dibedakan menjadi normal, deskuamasi epitel, erosi epitel, dan ulkus epitel. Gambaran normal dan deskuamasi dihubungkan sebagai kerusakan ringan, sedangkan terjadinya erosi dan ulkus dihubungkan dengan perubahan berat. 11

HASIL Tabel Hasil Penilaian Barthel Manja Normal Deskuamasi Erosi Ulkus Kontrol 66,67% 33,33% LD 50 66,67% 33,33% LD 100 55,56% 33,33% 11,11% Pada tabel dapat dilihat, kelompok kontrol didapatkan 66,67% usus halus yang normal dan 33,33% yang deskuamasi. Pada kelompok LD 50 didapatkan 66,67% usus halus yang mengalami deskuamasi dan 33,33% yang mengalami erosi epitel. sedangkan pada kelompok LD 100 didapatkan 55,56% mengalami deskuamasi epitel, 33,33% usus halus mengalami erosi epitel, dan 11,11% usus halus yang mengalami ulkus. Uji Statistik Mann-Whitney Kategori Ringan Berat P Kontrol 100% LD 50 66,67% 33,34% 0,269 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada uji Mann Whitney tidak terdapat perbedaan yang berrmakna pada gambaran histopatologi kelompok kontrol yang tidak diberi brodifakum jika dibandingkan dengan gambran histopatologi usus halus yang diberi brodifakum dosis LD 50.( p = 0,269) Kategori Ringan Berat P Kontrol 100% LD 100 55,56% 44,44% 0,106 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada uji Mann Whitney tidak terdapat perbedaan yang berrmakna pada gambaran histopatologi usus halus kelompok kontrol jika dibandingkan dengan gambaran histopatologi usus halus yang diberi brodifakum dosis LD 100.( p = 0,106). 12

Kategori Ringan Berat p LD 50 66,67% 33,33% 0,159 LD 100 55,56% 44,44% Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada uji Mann Whitney tidak terdapat perbedaan berrmakna pada gambaran histopatologi usus halus yang diberi brodifakum dosis LD 50 dibandingkan dengan gambaran histopatologi usus halus yang diberi brodifakum dosis LD 100.( p = 0,159) Gambar Kerusakan Epitel Gaster Gambaran Deskuamasi epitel Gambaran Erosi epitel Gambaran Ulkus Epitel 13

PEMBAHASAN Brodifakum merupakan obat generasi kedua dari antikoagulan. Brodifakum adalah racun rodentia yang kebal terhadap warfarin. Brodifakum bekerja dengan cara menghambat pembekuan darah. Brodifakum dapat terpapar oleh tubuh melalui inhalasi, kontak dengan kulit,kontak mata dan oral. Pada Penelitian ini,tidak terdapat hasil yang bermakna pada tiap-tiap group(p>0,05). Pada kelompok kontrol terdapat 1 usus halus yang deskuamasi. Hal ini dapat disebabkan oleh pemberian makan tikus selama 7 hari. Pada makanan tikus terdapat bakteri yang dapat mengiritasi lokal mukosa usus halus. Sehingga motilitas usus halus meningkat. Hal ini dapat menyebabkan diare berat sehingga usus halus mengalami kekurangan aliran darah. Kekurangan aliran darah ini dapat menyebabkan infark sehingga terjadi deskuamasi. 4 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok LD50 menunjukkan adanya deskuamasi dan erosi, sedangkan pada LD100 menunjukkan adanya deskuamasi, erosi dan ulkus. Pada penelitian Anvent(1992) menunjukkan bahwa infark terjadi pada usus halus pada subjek yang menggunakan warfarin. Infark disebabkan oleh karena perdarahan lokal, sehingga aliran darah kejaringan berkurang dan menyebabkan kekurangan oksigen di usus halus. Infark ini lama kelamaan dapat menyebabkan kerusakan berupa ulkus pada usus halus. 5,6 Pada penelitian ini tidak didapatkan hasil yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah pemberian dosis yang tidak sesuai, kurangnya ketelitian peneliti dalam penghitungan dosis. Kondisi tubuh tikus yang berbeda-beda dapat mempengaruhi hasil, mukosa epitel usus halus yang tebal dan banyaknya sel goblet pada usus halus menyebabkan kerusakan epitel usus halus menjadi lebih minimal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa perbandingan kelompok kontrol dengan LD 50 didapatkan hasil yang tidak bermakna (p=0,269), perbandingan kelompok kontrol dengan LD 100 didapatkan hasil yang tidak bermakna (p=0,106) dan perbandingan kelompok LD 50 dengan LD 100 juga tidak didapatkan hasil yang bermakna(p=0,159). Kerusakan organ usus halus pada pemberian brodfiakum dapat meningkat seiring dengan bertambahnya 14

dosis brodifakum yang diberikan. Hal ini dapat terlihat dari kelompok LD 100. Dikelompok ini terdapat usus halus yang mengalami ulkus ( derajat kerusakan paling berat pada sistim skoring Barthel Manja) DAFTAR PUSTAKA 1. WHO; Environ Health Criteria 175: anticoagulant rodenticides p.70 (1995). Available from : http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search/a?dbs+hsdb:@term+@docno+3916 2. http://www.antakowisena.com/product/rodentisida/ratgone-0005-bb.html 3. Dowding JR, Murphy EC, veitch CR Brodifacoum Residues in Target and Non Target Species Following an Aerial Poisoning operation on Motuihe Island, Hauraki Gulf, New Zealand ( New Zealand Journal of ecology, vol 23, no. 2,1999 ; 207-10) 4. Sherwood L. 2002. Fisiologi Manusia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. Hal : 688 5. Suratun., Lusianah., 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Penerbit CV. Trans Info Medan, Jakarta. 6. Dineen RA, Lewis NR, Altaf N. Small bowel infarction complicating rectus sheath haematoma in an anticoagulated patient. Med Sci Monit. 2005;11:CS57-9. 15