PENGKAJIAN ANALISA KUALITAS AIR KOLAM DAN KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS (IPSB3)



dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

A ALISIS LIMBAH RESI PE UKAR IO SISTEM PEMUR IA AIR PE DI GI PRIMER RSG-GAS*

PENGARUH IRRADIASI BATU TOPAZ TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN REAKTOR G.A.SIWABESSY. Elisabeth Ratnawati, Kawkab Mustofa, Arif Hidayat

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

FENOMENA KOROSI PADA SISTEM PENDINGIN PRIMER REAKTOR PENELITIAN

KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH

ANALISIS LIMBAH RESIN DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY TAHUN 2008

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01)

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

KEANDALAN SISTEM PEMURNIAN TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER RSG GAS

PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O DA Ca(OH) 2 DALAM PEMEKATA RADIO UKLIDA Cs-137 DA Co-60

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3

PENGOPERASIAN SISTEM AIR ElEBAS MINERAL SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF. Sri Maryanto Pusat Teknologi Limbah RAdioaktif, BATAN

ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI INTEGRITAS BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS (BBNB) NOMOR RI-68, RI-190 DAN RI-187

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

PRODUCT WATER TREATMENT CHEMICALS COOLING TOWER TREATMENT. Mechatronic Pratama Prima,cv Water Treatment Consultan and Chemical Suppliers

MANAJEMEN OPERASI REAKTOR

RANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LlMBAH RADIOAKTIF

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

Bab V Hasil dan Pembahasan

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

PENGARUH KANDUNGAN LIMBAH RESIN DAN BAHAN ADITIF (BETONMIX) TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL SEMENTASI

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

EVALUASI KINERJA SISTEM PEMANTAU AKTIVITAS GAMMA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

PEMURNIAN AIR PENDINGIN PRIMER REAKTOR RSG-GAS IDENTIFIKASI PENYEBAB KENAIKAN TEKANAN PADA RESIN TRAP SISTEM

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

UPAYA KEMANDIRIAN AMMONIUM PERKHLORAT DALAM RANGKA MENUNJANG ROKET PELUNCUR SATELIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KELARUTAN BAHAN ALUMINIUM PADA PROSES DEKONTAMINASI KIMIA MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM DAN BASA

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING. Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

PP 16/2001, TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI SALT DALAM PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI PRSG

ION EXCHANGE DASAR TEORI

PE E TUA SOURCE-TERM TAHU A DI REAKTOR GA. SIWABESSY

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

Prinsip Dasar Pengelolaan Limbah Radioaktif. Djarot S. Wisnubroto

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

ANALISIS EFEKTIVITAS HIDRAZIN (N 2 H 4 ) SEBAGAI ALTERNATIF INHIBITOR KOROSI PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

EVALUASI KINERJA DETEKTOR PEMANT AU RADIASI AIR PENDINGIN BAHAN BAKAR BEKAS DI RSG-GAS. Yulius Sumarno, Subiharto, Nazly Kurniawan

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR

Transkripsi:

PENGKAJIAN ANALISA KUALITAS AIR KOLAM DAN KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS (IPSB3) Dyah Sulistyani R., Husen Zamroni, Sudiyati Pusat Teknologi limbah Radioaktif BATAN ABSTRAK PENGKAJIAN ANALISA KUALITAS AIR KOLAM DAN KANAL HUBUNG INSTALASI FASILITAS PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS (IPSB3). Sistem purifikasi fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas yang terdapat di Indonesia merupakan sistem purifikasi yang terpadu. Kolam penyimpan bahan bakar berisi kirakira 995 m3air bebas mineral dan di dalam kolam dilengkapi dengan beberapa buah rak penyimpan bahan bakar bekas yang harus selalu terjaga dari factorfaktor yang menyebabkan korosi. Oalam proses sistem purifikasi ini, pengotor air yang telah teraktivasi maupun yang tidak teraktivasi terlebih dahulu akan disaring dan ditangkap dengan cara pertukaran ion sehingga akan menurunkan konduktivitas dan aktivitas air pendingin bahan bakar. Kualitas air pond dan kana I hubung harus memenuhi 'spesifikasi, antara lain: derajat keasaman (ph) air pending in primer berkisar antara 5,5 dan 6,5; konduktivitasnr:a 1 8 ~S/cm, analisa kandungan cr 0,03 0,06 ppm dan N03 0,1 0,2 ppm, aktifitas radionuklida Cs 37 7.42 Bq/l dan C060 6.57 Bq/l serta temperatur dijaga kurang dari 40" C untuk menghindarkan dari laju korosi. ABSTRACT WATER QUALITY ANALYSIS STUDY POND AND INTERIM STORAGE FOR SPENT FUEL. Purification system of Storage facility of spent fuel which there is in Indonesia is integrated purification system. Reservoir pond of fuel contains approximately 995 m3 demin water and in pond equipped with some of reservoir racks of spent fuel which must always avoid from factorfactor causing corrosion. In process of this purification system, water impurity which has been activation and also which is not is activation before will filtered and catch by passing of ion exchange so that will reduce conductivity and fuel coolant water activity. Water quality pond and canals links must fulfill specifications, among other: degree of acidity (ph) primary cooling water ranges from 5,5 and 6,5 ; its conductivity 1 8 ~ S/cmo content analysis CI 0,03 0,06 ppm and N03 0,10,2 ppm, radionuclide activity Cs 137 742 Bq/l and CoG 657 Bq/l and the temperature be kept of less than 40 C to avoid from corrosion speed. PENDAHULUAN Pembangunan fasilitas Instalasi penyimpanan sementara bahan bakar bekasl IPSB3 (Interim Storage Facility for Spent Fuel/ISFSF) merupakan bagian dari strategi jangka panjang dalam perkembangan pemanfaatan reaktor serbaguna (RSG) G. A. Siwabessy. IPS83 tersebut mampu menampung bahan bakar bekas dari RSG untuk 25 tahun operasi reaktor tersebut. Sistem purifikasi yang berada di dalam fasilitas gedung KHIPSB3 merupakan sistem purifikasi terpadu, yang berfungsi untuk menjaga kualitas air pendingin dan temperatur air kanal dan kolam penyimpanan bahan bakar bekas dan untuk memindahkan panas air pendingin yang diakibatkan dari pelepasan panas peluruhan bahan bakar bekas yang tersimpan di dalam bahan bakar berisi kolam. kirakira Kolam penyimpan 995 m air bebas mineral dan di dalam kolam dilengkapi dengan beberapa buah rak penyimpan bahan bakar bekas serta peralatan penanganan bahan bakar. Oalam proses sistem purifikasi ini, pengotor air yang telah!e'aklivu~1 onaupun yang tidak teraktivasi terlebih dahulu akan disaring dan ditangkap dengan cara pertukaran ion sehingga akan menurunkan konduktivitas dan aktivitas air pendingin bahan bakar. Fungsi air dalam penyimpanan bahan bakar bekas adalah : Memfasilitasi pengambilan panas. Berlaku sebagai perisai biologi Menjaga integritas/keutuhan cladding bahan bakar Memfasilitasi inspeksi visual bahan bakar bekas Untuk mencapai tujuan diatas maka kualitas air harus dioptimalkan baik untuk bahan bakar bekas sendiri maupun sistem penyimpanan. Bila kualitas air dijaga, maka performance bahan bakar bekas tidak akan mengalami masalah. Harus diperhatikan pula keberadaan spesies mikrobiologi (seperti pertumbuhan algae), hal ini terutama untuk menghindari kekeruhan air dan lain sebagainya. Hal yang berpengaruh dalam 59

garam faktor ini adalah, kimia air, pengolahan air, metode kendali kualitas dan suhu. Tabel 1. Spesifikasi air bebas mineral yang berasal dari RSG [2]: PH 0,34 0,2 < 0,6 15 6,0 100 mol/cm3 mol/m3 ~S/cm mgll 0% 7,7 Pada fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas perlu diperhatikan halhal yang berkaitan dengan keselamatan bagi pekerja radiasi maupun lingkungan, seperti pencegahan te:!,;:;dmya k<.'ct:iakaan karena kritikalitas. pencegal1an adanya paparan radiasi yang melebihi batas (5 ~Sv/jam). Pada kondisi tingkat radiasi < 5 ~Sv/jam (0,5 mr/jam) dapat diartikan bahwa daerah ini adalah daerah yang bebas dimasuki orang (radiasi rendah), sesuai dengan dosis yang disarankan di dalam dokumen ICRP 60, U,,,; ; :>' 1111:>:'",,.,._.. ~_.. _ m.'._"'...._.. L._.~ j' L., ~< '" or [~1, j.',.1 f pencegahan adanya pelepasan zat radioaktif ke daerah kerja atau lingkungan. Pengalaman operasi sejak periode 1950an menunjukkan bahwa: Ion agresif, seperti klorida, harus diminimisasi. Bila kualitas air dijaga, maka performance bahan bakar bekas tidak akan mengalami masalah. Ada keterkaitan kuat antara kimia air dan bahan bakar yang disimpan, Pengalaman beberapa Negara menyatakan bahwa bahan bakar cacat tidak berkembang selama dalam penyimpanan di kolam. Halhal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kulaitas air pond adalah : Ion agresif, seperti klorida, harus diminimisasi Bila kualitas air dijaga, maka performance bah<jn bakar bekas tidak akan mengalami masalah Ada keterkaitan kuat antara kimia air dan bahan bakar yang disimpar Sistern purifikasi inf~<.1:;:':;i f,:iir Jo3 da;jat dilihat pada gambar 1. Komponen utama dalam sistem purifikasi ini adalah: Pompa Pretreatment (Cartridge filter) Cesium Filter MixedBed Filter Resin trap (Disposal Cartriclge),! "'Hi '\.. " l' ' :1 "c/o "~''''1 1ft." 1''''1',''I 60

Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan limbah V Pusat Teknologi limbah Radioaktif BATAN Pretreatment dimaksudkan untuk melakukan penyaringan awal air kolam atau kanal hubung sebelum melewati Cesium filter dan Mixedbed filter. Filter yang digunakan berupa disposal cartridge, yang berfungsi untuk menangkap atau menyaring kotoran yang berbentuk partikelpartikel padatan tidak terlarut di dalam air kolam atau kenai. Padatan terlarutnya akan lolos dari disposal cartridge dan disaring dengan menggunakan filter Cesium ataupun filter mixedbed. Fungsi utama dari filter Cesium adalah menangkap ionion radioaktif cesium dan ionion positif dari mineral lainnya, sedangkan mixedbed filter digunakan untuk menyaring ion radioaktif dari yang masih belum tertangkap oleh filter Cesium maupun filter Ca/1ridge. Resin trap merupakan filter terakhir dari sistem purifikasi yang berfungsi untuk menangkap kotoran yang tidak larut atau resin yang lolos dari filter resin sehingga air pendingin yang dihasilkan menjadi benarbenar bersih. Filter penukar ion Mixed bed berisi campuran resin penukar kation dan resin penukar anion dengan standar kelas nuklir (nuclear grade) dalam bentuk H' dan OH'. Oi dalam filter Mixed bed terdapat campuran 110 liter resin kation (H') tipe Oowex HCRSHNG dan 110 liter resin anion (OH') tipe Oowex SBROHNG, sedangkan untuk filter Cesium berisi campuran 110 liter resin kat ion tipe OOWEX Monosphere 550A dan 110 liter resin anion tipe OOWEX MSC1H. Resin ini berfungsi untuk menangkap ion pengotor di dalam air pendingin, baik yang telah teraktivasi maupun tidak dengan cara pertukaran ion. Penggantian resin penukar ion terse but dilakukan apabila resin sudah tidak dapat menangkap lagi ionion pengotor dalam air pending in, hal ini dapat dilihat pad a hasil pengukuran konduktivitas sebelum dan sesudah filter resin, perbedaanya semakin kecil. Pada prinsipnya bagian dari sistem purifikasi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a. Pompa Pompa purifikasi yang digunakan adalah pompa Grundfos Jenls pompa sentrifugal yang berfungsi untuk memompa air dari kolam/pond atau kanal kembali lagi menuju kolam/pond atau kanal dengan melewati filter cartridge dan filter resin. Pompa ini mempunyai kapasitas laju alir 6,0 m3/jam, discharge pressure 2,6 bar dan daya motor pompa 2,2 kw dengan material stainless steel. b. Pretreatment (Cartridge Filter) Pretreatment dimaksudkan untuk melakukan penyaringan awal air kolam atau kanal penghubung sebelum melewati filter Cesium dan mixedbed filter. Oisini Cartridge Filter yang digunakan berupa disposal cartridge, filter terse but berfungsi untuk menangkap atau menyaring kotoran yang berbentuk partikelpartikel padatan tidak terlarut didalam air kolam atau kanal, sedangkan padatan terlarutnya akan lolos dan disaring menggunakan filter Cesium ataupun filter Mixedbed. Setelah dilakukan pengoperasian beberapa waktu maka kotoran akan menumpuk pada filter. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya perbedaan tekanan pada sisi masuk dan keluar filter (pressure drops) yang cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan penggantian cartridge filter. C. Cesium filter Setelah melewati cartridge filter air dialirkan menuju tabung filter Cesium. Oi dalam tabung filter ini diisikan media resin OOWEX Monosphere 550A dan OOWEX MSC1H. Fungsi utama dari filter Cesium adalah untuk menangkap ionion radioaktif Cesium (Cs 137 ) dan ionion positlf yang terkandung didalam air. Pada tabung filter dipasang alat ukur konduktivitas air dan indikator beda tekanan yang berfungsi untuk mengetahui kondisi kualitas resin. Jika harga konduktivitas dan perbedaan tekanan pada tabung resin telah melewati batas yang diijinkan atau sudah tidak mampu lagi menyerap unsur pengotor air, maka harus dilakukan penggantian resin. d. Mixedbed filter Filter ini digunakan menghilangkan atau menyaring ion radioaktif yang masih belum tertangkap pada filter Cesium maupun filter cartridge. Oi dalam Mixedbed filter dimasukkan media resin OOWEX HCRSHNG dan OOWEX SBROHNG yang berfungsi untuk menangkap ion radioaktif dari Stronsium (Sr90) dan ionion mineral lain yang masih ada didalam air. e. Resin trap (Cartridge Filter) Resin trap merupakan filter terakhir dari sistem purifikasi yang berfungsi untuk menangkap kotoran yang tidak terlarut atau resin yang lolos dari filter resin sehingga air pendingin yang dihasilkan menjadi benarbenar bersih dan jika filter telah kotor maka perlu dilakukan penggantian filter. Filter Resin trap yang digunakan adalah sama dengan carlridge filter pada pretreatment yaitu dari jenis disposal carlridge. 61

Mekanisme Korosi Oalam kolam penyimpanan bahan bakar bekas, reaksi korosi dari aluminium dengan air membentuk aluminium hidroksida dan hidrogen. Aluminium hidroksida sangat rendah kelarutannya dalam air dan pengendapannya membentuk bayerite atau boehmite, seperi terlihat dalam reaksi berikut: AI = A13+ + 3e A13++ 3 H20 = AI(OH)J + 3 H+ 2H+ + 2 e = H2 02 + 2 H20 + 4 e = 4 OH METOOOLOGI 1. Pengambilan Sampling Air di Pond Pengambilan sampling air di pond dilakukan dalam 3 titik, dan di kanal dalam 2 titik yang mewakili seperti terlihat pada gambar 3. 2. Pengukuran ph dan Konduktivitas Pengukuran ph dilakukan dengan ph meter. Pengukuran konduktivitas dengan konduktometer 3. Analisa unsur dengan menggunakan ion kromatogravi 4. Pengukuran temperatur dengan menggunakan termometer. 5. Analisa aktivitas radionuklida dengan menggunakan gamma spektrometer, detektor semi konduktor germanium kemurnian tinggi (high purity Ge detector HPGe) SBJ ACld~ Gambar 2. Mekanisme <J> ;::;; <e_~ I I "' 5" '!! ~~ 0S:u Q) L.J Gambar 3. Titik pengambilan di KH_IPSB3 A um.num 'nj!nv korosi pada aluminium sampel er.v,,,,nmen< Faktorfaktor yang berpengaruh terhadap korosi dari rak aluminium adalah: 1. Komposisi dari air kolam 2. Konduktivitas air 3. Efek dari ph air 4. Efek dari pengotor 5. Copper 6. Bicarbonat 7. Sulphate 8. Oxygen 9. Temperatur PRSG kanal Peralatan analisis 1. ph meter 2. kalibrasi dengan standar buffer 3. Konduktometer 4. Ion Chromatography 5. Kalibrasi dengan standar referensi material 6. Kemampuan analisa : Anion: S', N02, SOJ', F Kation: logamiogam (Cd, Cu, Au, AI) Analisa pada konsentrasi ppb 7. Spektrometri Gamma 8. Termometer PEMBAHASAN Kualitas air yang terjaga di kolam penyimpanan bahan bakar bekas sangat penting untuk kontrol dari korosi aluminium bahan bakar bekas. Treatment dan purifikasi air kolam sangat diperlukan untuk menjaga performance dari air kolam tersebut. Halhal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Konduktivitas. Konduktivitas air kolam penyimpanan bahan bakar bekas harus dijaga seminimal mungkin dan dijaga pada range 1 3 ~ Stcm untuk proteksi dari korosi. Tetapi untuk konduktivitas. Konduktivitas pada range 3 1 0 ~ Stcm akan memberikan hasil yang maksimal selama ion chloride yang terlarut rendah. 2. ph. ph harus dijaga pada range 5,6 6,5 pada kolam penyimpanan bahan bakar bekas, karena pad a range ini, akan menekan timbulnya korosi. 3. Chloride (Cll Chloride dalam air harus dihindari seminimal mungkin, sehingga tidak melebihi 1 ppm untuk menghindari dari korosi. Level ini bisa dijaga asalkan 62

konduktivitas dipertahankan pada range 1 3 Il S/cm. Ion chloride akan merusak lapisan pasif pada alumunium (passive film), sehingga dapat menyebabkan korosi. 4. Sulphate (S04). Kadar Sulfat yang terlarut tidak melebihi dari 1 ppm, untuk proteksi dari korosi. Peningkatan konsentrasi sulfat akan menurunkan ketebalan protective oxide film, sehingga akan menaikkan pengaruh dari pitting korosi. 5. Logam berat. Logam berat yang terlarut dalam air, seperti tembaga (copper), mercury, selver dan ion logam berat yang lainharus dijaga pada level dibawah 0,02ppm. Ion logam berat sangat agresive mempengaruhi pitting korosi dari aluminium. Pengotor yang lain, seperti besi, nitrate, nitrite harus dijaga serendah mungkin. Dengan adanya pengotor dapat meningkatkan konduktivitas air, sehingga meningkatkan korosi dari cladding aluminium. 6. Temperatur. Temperatur air dijaga pada suhu 40 C atau kurang. Kemungkinan terjadinya pitting akan meningkat dengan kenaikan suhu. Halhal yang harus dilakukan untuk pemeliharaan dari kualitas air kolam penyimpanan bahan bakar bekas : 1. Sirkulasi air harus selalu dioperasikan secara kontinu. Penelitian menunjukkan aliran linear 2,4 m/menit akan menghindari pitting pada aluminium. 2. Skimmer system. Water skimmer harus selalu dioperasikan untuk menyaring kotoran yang ada di permukaan air kolam. 3. Celah antara aluminium cladding dan rak penyimpanan bahan bakar bekas harus dihindari. Karena konsentrasi oksigen dan konsentrasi chloride pada celah ini akan mempercepat terjadinya korosi. 4. Aktivitas radionuklida harus selalu dimonitor dan dikontrol untuk keselamatan dari pekerja. Purifikasi dengan menggunakan resin harus selalu dioperasikan untuk menangkap hasil fissi seperti Cs 137 dan radionuklida yang lain. 5. Program pengecekan korosi harus selalu diimplementasikan untuk memonitor agresivitas kemungkinan terjadinya korosi. KESIMPULAN DAN SARAN Kualitas air pond dan kanal hubung harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut: 1. Derajat keasaman (ph) air pending in primer berkisar antara 5,5 dan 6,5 2. Konduktivitasnya < 8IlS/cm. 3. Kadar Si, Mg, Ca dan Na di dalam air pending in primer masingmasing tidak boleh melebihi 1 (satu) ppm. 4. Temperatur air dijaga pada suhu 40 C atau kurang. Halhal yang harus dilakukan untuk pemeliharaan dari kualitas air kolam penyimpanan bahan bakar bekas : 1. Sirkulasi air harus selalu dioperasikan secara kontinu. 2. Skimmer system. Water skimmer harus selalu dioperasikan untuk menyaring kotoran yang ada di permukaan air kolam. 3. Celah antara aluminium cladding dan rak penyimpanan bahan bakar bekas harus dihindari. Karena konsentrasi oksigen dan konsentrasi chloride pada celah ini akan mempercepat terjadinya korosi. 4. Aktivitas radionuklida harus selalu dimonitor dan dikontrol untuk keselamatan dari pekerja. 5. Purifikasi dengan menggunakan resin harus selalu dioperasikan untuk menangkap hasil fissi seperti Cs 137 dan radionuklida yang lain. 6. Program pengecekan koros; harus selalu diimplementasikan untuk memonitor agresivitas kemungkinan terjadinya korosi. DAFTAR PUSTAKA 1. AEA Engineering UK, Preliminery Design TCISFSF, 1992 2. Laporan Analisis Keselamatan Ka:1~iI Hubung dan Instalasi Penyinlpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (LAK KHIPSB3), Bidang Operasi Reaktor, PRSGBATAN,2002 3. Technical Report Series No.240, Guidebook on Spent Fuel Storage, Second Edition, International Atomic Energy Agency, Vienna, 1991 4. SUDIYONO, Sistem Penanganan di KH IPSB3, Coaching Pengelolaan KH IPSB3, PRSG, BATAN, 2006 5. SANTOSA PUJIARTA, Sistem Purifikasi di KHIPSB3, Coaching Pengelolaan KHIPSB3, PRSG, BATAN, 2006 6. DJAROT SW, Spent Fuel Management Strategy for Indonesia research Reactor, Pusdiklat BATAN, Yogyakarta, 2005 7. GAUTE SVENNINGSEN, Corrosion of Alluminium Alloys, Department of Material Technology, 7491 Trondheim, Norway 63

Tabel1. Hasil analisa kualitas air KHIPSB3, 0.03 ; Konduktivitas Bulan 5.4; 4.5 1.26a 5.1; ; 6.1 6.57a; N03, 0.15; 15.8 5.5; Aktivitas, 0.04; 0.2 ph 5 4 0.08 5.1 ; ttd ; CI, 0.2; 0.18 ; ppm 5.5 6.78a ; ; 4 3 ppm 0.22 ; ; Bqll 4 ; 0.03 ; reteranoan : a : raoio~uklida Co60 b: radionuklida Cs 131 TANYA JAWAB Rullyanti Devi: Apa jenis limbah yang ada dalam KHIPSB3 ini? Dyah S. R. : Jenis limbahnya adalah bahan bakar bekas yang berasal dari reaktor. Air kolam dan kanal hubung mungkin ada aktivasi dari bahan bakar bekas, maka air kolam harus selalu dipurifikasi dan dianalisa kualitas airnya. Gatot Sumartono: Berapa derajat suhu yang disarankan untuk menjaga kualitas dari air kolam tersebut? Dyah S. R. : Suhu yang disarankan adalah tidak melebihi 40 C, karena semakin tinggi suhu, maka terjadinya pitting korosi semakin besar. Jika sudah ada bahan bakar bekasnya. kemungkinan suhu mencapai 7SoC dan harus didinginkan dengan alat purifikasi. 64