PERANCANGAN REAKTOR BIOGAS DI UPTD PASAR TERNAK PALANGKI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

PEMBUATAN ENERGI ALTERNATIF BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU SAMPAH SAYURAN KUBIS

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

Reaktor Biogas Skala Kecil/ Menengah

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

Muhammad Agus Sahbana, Agus Suyatno Universitas Widyagama Malang

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN. Oleh : NUR ARIFIYA AR F

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI GENERATOR LISTRIK DENGAN POLA PEMURNIAN MULTI-STAGE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

III. METODOLOGI. Penelitian dan pengambilan data dilakukan di Desa Bumi Jaya Kec, Anak

I. PENDAHULUAN. pemasaran lebih efektif dan efisien bagi seorang peternak serta untuk. menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

RANCANG BANGUN REAKTOR BIOGAS TIPE PORTABLE DARI LIMBAH KOTORAN TERNAK SAPI Design of Portable Biogas Reactor Type for Cow Dung Waste

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

SNTMUT ISBN:

PROSIDING SNTK TOPI 2013 ISSN Pekanbaru, 27 November 2013

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

Chrisnanda Anggradiar NRP

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

ANALISA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) KAPASITAS 600 M 3 /HARI MENGHASILKAN BIOGAS DI PT. UKINDO BLANKAHAN, LANGKAT

Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS TAHUN 2009

SNTMUT ISBN:

PENGEMBANGAN BIOGAS BERBAHAN BAKU KOTORAN TERNAK UPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI DI TINGKAT RUMAH TANGGA 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN MENJADI ENERGI BIOGAS UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN UMKM DI KABUPATEN PAMEKASAN

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

PERANCANGAN TANGKI BIOGAS PORTABEL SEBAGAI SARANA PRODUKSI ENERGI ALTERNATIF DI PEDESAAN

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah perlunya usaha untuk mengendalikan akibat dari peningkatan timbulan

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

STUDI PEMANFAATAN BIOGAS SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK 10 KW KELOMPOK TANI MEKARSARI DESA

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan salah satu dari bentuk bioenergi (biological energy) yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI BAHAN BAKAR DALAM PROSES PENGERINGAN RAMBAK DI DAERAH BOYOLALI UNTUK MENGURANGI KETERGANTUNGAN TERHADAP MINYAK TANAH

PEMBUATAN BIOGAS dari LIMBAH PETERNAKAN

Transkripsi:

PERANCANGAN REAKTOR BIOGAS DI UPTD PASAR TERNAK PALANGKI Ashadi Rizki Zumaro 1, Yaumal Arbi 2 Teknik Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang email : 1 rizkizumaro@gmail.com, 2 yaumalarbi@sttind.ac.id ABSTRAK Sektor peternakan menyumbang 37% metana dan 65% nitro oksida (lebih kuat dari CO2), gas metana adalah sebuah gas yang dihasilkan dari proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton/tahun dan metana yang terlepas dari kotoran hewan mencapai 18 juta ton/tahun. (Laporan LIVESTOCKS, FAO tahun 2007). Apabila disederhanakan, tulisan diatas menerangkan bahwa limbah kotoran yang dihasilkan dari satu ekor sapi dewasa ikut memberikan andil terhadap pemanasan global (Global Warming) hal itu disebabkan tidak adanya perlakuan yang tepat dan kotoran disimpan di area terbuka sehingga terkena sinar matahari langsung akibatnya gas metan yang dihasilkan dari kotoran hewan menguap. Salah satu sumber dari kotoran hewan yang ada di Indonesia adalah pasar ternak. UPTD Pasar Ternak Palangki merupakan pasar ternak terbesar se- Sumatera Barat, Pasar Ternak ini berada di Nagari Palangki, Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, rata-rata setiap tahun (2011 2016) hewan yang masuk ke UPTD ini mencapai 22215 ekor, salah satu solusi teknologi untuk mengatasi kotoran hewan adalah biogas. Kata Kunci : Masalah Lingkungan,UPTD,Bioga I. PENDAHULUAN Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia baik itu untuk keperluan industri, transportasi dan rumah tangga dari tahun ketahun semakin meningkat. Menyebabkan ketersediaan bahan bakar menjadi terbatas, atau harga menjadi melambung. Pertumbuhan penduduk,juga menyebabkan sumber daya alam yang tersedia berkurang, seperti bahan bakar minyak (BBM), eksploitasi sumber daya alam, khususnya minyak, yang telah membesar-besarkan ancaman bagi keselamatan manusia dan lingkungan itu sendiri. Hal lain yang banyak dikhawatirkan orang bahwa jumlah cadangan minyak yang menurun dari hari ke hari dan terancam habis. Karena itu perlu mencoba untuk mencari energi alternatif untuk menghemat cadangan minyak yang ada saat ini. Biogas adalah salah satu energi yang dapat dikembangkan dengan memberikan cukup bahan baku yang tersedia dan Ramah lingkungan. masalah dapat diatasi dengan kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbaru yang relatif mudah didapat, dan biaya operasional yang rendah, tidak mengakibatkan masalah limbah. salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai biogas. Biogas merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga BBM, teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama dikalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak sapi. Dalam rangka pemenuhan keperluan energi rumah tangga, khususnya di pedesaan, maka perlu dilakukan upaya yang sistematis untuk menerapkan berbagai alternatif energi yang layak bagi masyarakat.

Disamping itu dengan memanfaatkan kotoran hewan dapat juga mengurangi pemanasan global karena Sektor peternakan menyumbang 37% metana dan 65% nitro oksida (lebih kuat dari CO2), gas metana adalah sebuah gas yang dihasilkan dari proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton/tahun dan metana yang terlepas dari kotoran hewan mencapai 18 juta ton/tahun. (Laporan LIVESTOCKS, FAO tahun 2007) Apabila disederhanakan tulisan diatas menerangkan bahwa limbah kotoran yang dihasilkan dari satu ekor sapi dewasa ikut memberikan andil terhadap pemanasan global (Global Warming) hal itu disebabkan tidak adanya perlakuan yang tepat dan kotoran disimpan di area terbuka sehingga terkena sinar matahari langsung akibatnya gas metan yang dihasilkan dari kotoran hewan menguap. Salah satu sumber dari kotoran hewan yang ada di Indonesia adalah pasar ternak. UPTD Pasar Ternak Palangki merupakan pasar ternak terbesar se- Sumatera Barat Pasar Ternak ini berada di Nagari Palangki, Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Lokasi Pasar Ternak berada dipinggir jalan raya Lintas Sumatera berjarak sekitar 10 kilometer dari Muaro Sijunjung ibukota Kabupaten Sijunjung, kurang lebih 100 kilometer dari kota Padang, ibukota Propinsi Sumatera Barat dan kurang lebih 110 kilometer dari gerbang selatan Propinsi Sumatera Barat. Lokasi ini memberi kemudahan bagi para pedagang baik dari luar Kabupaten Sijunjung maupun luar Propinsi Sumatera Barat untuk datang bertransaksi di Pasar Ternak Palangki. Pedagang ternak yang bertransaksi di Pasar Ternak Palangki antara lain berasal dari luar Propinsi Sumatera Barat ( Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Utara, Aceh dan P. Jawa ) dan pedagang ternak yang berasal dari kabupaten/kota didalam Propinsi Sumatera Barat ( Dharmasraya, Sawahlunto, Solok, Tanah datar, Payakumbuh, Padang panjang, Pariaman, Padang dan Sijunjung sendiri ). Pasar Ternak Palangki berfungsi sebagai grosir bagi ternak ternak yang diperjual belikan. Umumnya ternak yang diperjual belikan di Pasar Ternak Palangki tidak untuk pemakai akhir ( dipotong untuk konsumsi ) tapi dibeli oleh pedagang ternak yang akan menjualnya kembali di tempat asalnya. II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian pengembangan, menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan perub ahan secara bertahap.. Hasil Penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. 2.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di UPTD Pasar Ternak Palangki Kabupaten Sijunjung.Waktu penelitian akan di laksanakan pada September 2016. 2.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dibawah ini akan dijelaskan berbagai teknik pengolahan dan analisis data yang berkaitan dengan penelitian ini. Prosedur Perancangan Biodigester ( Reaktor Biogas )

Urutan perancangan fasilitas biodigester dimulai dengan perhitungan volume biodigester, penentuan model biodigester, perancangan tangki penyimpan dan diakhiri dengan penentuan lokasi. A. Perhitungan Potensi Biogas Perhitungan ini menggunakan data-data: Jumlah kotoran sapi = n x 25 kg/hari Untuk mendapatkan jumlah kotoran sapi perhari, digunakan persamaan, dimana n adalah jumlah sapi (ekor), 25 kg/hari adalah jumlah kotoran yang dihasilkan oleh 1 (satu) ekor sapi dalam sehari. Untuk menentukan potensi biogas adalah dengan menggunakan rumus berikut ini : Potensi Biogas = Jumlah Kotoran Sapi x 0,04 m 3 Potensi biogas dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah kotoran sapi dengan 0,04 m 3 ( Wahyuni,2011) B.Perhitungan Volume Biodigester Kotoran hewan yang telah diperoleh tadi harus ditambahkan air sebelum masuk biodigester agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan optimum. Perbandingan komposisi antara kotoran hewan dengan air adalah 1:1. Dengan demikian, jumlah air yang ditambahkan adalah: Air yang harus ditambahkan = 1 x Jumlah Kotoran Sapi Hasil perhitungan di atas menunjukkan massa total larutan kotoran padat (mt). Waktu penyimpanan tergantung pada temperatur lingkungan dan temperatur biodigester. Dengan kondisi tropis seperti Indonesia, asumsi waktu penyimpanan adalah empat belas hari Dari data-data perhitungan di atas, maka diperoleh volume larutan kotoran yang dihasilkan adalah sebesar: V f = m t / ρ t dengan ρt = massa jenis air (1000 kg/m3). Setelah volume larutan kotoran diketahui, maka volume biodigester dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: V d = V f.t r dengan tr = waktu penyimpanan di reaktor biogas. C. Penentuan Model Biodigester Penentuan model biodigester didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu: 1. Jenis tanah yang akan dipakai 2. Kebutuhan 3. Biaya D. Perancangan fasilitas biodigester Dapat ditentukan setelah desain atau model biodigaster selesai. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Hasil Pengamatan sebelumnya pada UPTD pasar ternak Palangki Kabupaten Sijunjung, didapatkan hasil pengamatan bahwa kotoran hewan di UPTD pasar ternak Palangki belum terkelola dengan baik, kotoran hewan yang di UPTD hanya ditumpuk kemudian dibakar bersamaan dengan sisa-sisa pakan ternak yang terbuang. Dari penelitian yang telah dilakukan dalam menghitung jumlah energi atau jumlah potensi biogas, hal pertama yang harus diperhitungkan adalah berapa banyak jumlah bahan baku yang dihasilkan. Jumlah bahan baku ini akan menentukan

berapa banyak potensi biogas yang dihasilkan dan volume alat pembentuk biogas tersebut. Jumlah bahan baku gas ini didapatkan dengan menjumlahkan kotoran yang dihasilkan pada jum at sore sampai sabtu sore dalam minggu yang sama, jadi waktu tinggal hewan ternak di UPTD pasar ternak Palangki dapat diasumsikan menjadi satu hari. 3.1 Menghitung Potensi Biogas Satu ekor sapi atau kerbau mampu menghasilkan kotoran sebanyak 25 kg/hari, pada UPTD pasar ternak Palangki, dari data tahun 2010-2015, jumlah ternak terbanyak dalam satu bulan terdapat pada tahun 2011 yaitu pada bulan Oktober, pada tahun itu dalam satu bulan hewan ternak pernah mencapai sebanyak 6014 ekor, jadi rata-rata setiap minggunya pada bulan itu mencapai 1504 ekor, maka kotoran yang dihasilkan ternak ini sebanyak 37600 kg/minggu, sehingga besar potensi biogas yang dapat dihasilkan adalah sebesar 37600 kg x 0,04 = 1504 m 3 /minggu. 3.2 Menghitung Volume Reaktor Biogas Kotoran hewan yang telah diperoleh tadi harus ditambahkan air sebelum masuk biodigester agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan optimum. Perbandingan komposisi antara kotoran hewan dengan air adalah 1:1. Dengan demikian, jumlah air yang ditambahkan adalah sebanyak 37600 kg, jadi jumlah massa total larutan kotoran padat (mt) adalah 75200 kg, maka untuk memperoleh volume larutan kotoran (Vf) adalah 75200 kg/1000 kg/m 3 = 75,02 m 3. Sehingga untuk menentukan volume biodigaster (Vd) adalah Vd =Vf.tr, tr adalah waktu penyimpanan di reaktor biogas, penyimpanan ini tergantung dari masuknya bahan biogas kedalam reaktor, sedangkan di UPTD Palangki dalam satu minggu hanya satu hari yang menghasilkan kotoran ternak. Jadi, volume biodigaster yang sesuai dengan UPTD pasar ternak Palangki berdasarkan kapasitas maksimal UPTD dalam satu minggu ( kapasasitas maksimal pasar ternak yang hanya mampu menampung hewan ±1600 ekor/ minggu) dan juga memperhatikan kebutuhan serta biaya, jadi reaktor yang dipakai adalah dengan kapasitas 8 x 30 m 3 (Toren air yang ada dipasaran). 3.3 Menentukan Tipe Reaktor Biogas Untuk menentukan ini perlu pertimbangan pertimbangan teknis dan ekonomis dalam menetukan tipe reaktor yang akan dibuat, hasil identifikasi masalah dengan cara studi literatur, konsultasi teknis dan kunjungan lapangan diperoleh kesimpulan bahwa bahwa reaktor tipe fixed dome dipilih untuk dibuat. Bebarapa alasannya adalah : (a) Umur ekonomis dapat mencapai 20-25 tahun, (b) Terbuat dari bahan bahan lokal, (c) Kontruksi berupa dome sehingga mampu menahan beban baik didalam maupun diatas permukaan tanah, (d) Kontruksi didalam permukaan tanah sehingga kestabilan suhu dapat terjamin, (e) Penghematan penggunaan lahan, (f) Operasional alat mudah dilakukan, (g) Perawatan relative lebih mudah dan murah ( Jan Lam,2005 ) 3.4 Detail Desain Biodigaster ( Reaktor Biogas ) Reaktor biogas UPTD Pasar Ternak Palangki terdiri dari beberapa komponen pendukung, seperti : saluran masuk slurry (inlet), saluran keluar residu (outlet), katup pengaman tekanan (water trap) dan saluran gas.

Tabel 1. Rencana Anggaran Biaya Pembuatan Reaktor Biogas di UPTD Pasar Ternak Palangki Gambar 1. Detail desain reaktor biogas 3.5 Rencana Anggaran Biaya Biodigaster Rincian Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu dokumen yang berisi rincian komponen-komponen masukan (input) dari sebuah kegiatan serta besaran biaya dari masing-masing komponen. RAB merupakan penjabaran lebih lanjut dari unsur perkiraan biaya dalam Kerangka Acuan Kegiatan (Term Of Reference). Dalam pembuatan reaktor biogas di UPTD Pasar Ternak Palangki juga diperlukan RAB agar dapat memperkirakan besaran biaya, ditabel bawah ini akan menjelaskan RAB untuk UPTD Pasar Ternak Palangki. Tabel 1. Rencana Anggaran Biaya Pembuatan Reaktor Biogas di UPTD Pasar Ternak Palangki IV. KESIMPULAN Pada Penelitian Studi Perancangan Reaktor Biogas di UPTD Pasar Ternak Palangki didapatkan hasil Kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Data dari UPTD Pasar Ternak Palangki, luasnya areal UPTD ini berbanding lurus dengan masukknya hewan ke UPTD ini yang mencapai 6014 ekor dalam satu bulan, jadi dapat diperkirakan potensi biogas yang dihasilkan pada minggu itu mencapai 1504 m 3. 2. Berdasarkan kapasitas maksimal daya tampung hewan masuk UPTD Pasar Ternak Palangki, reaktor yang sesuai adalah dengan ukuran 8 x 30.000 L. 3. Berdasarkan perhitungan RAB untuk pembuatan reaktor di UPTD Pasar Ternak Palangki mencapai Rp 450.420.000. DAFTAR PUSTAKA Aguilar, FX., (2001), How to install a polyethylene biogas plant, Proceeding of the IBSnet Electronic Seminar, (The Royal Agricultural College, Cirencester, UK. 5-23 March 2001)

Garcelon, J., Clark, J., Waste Digester Design, Civil Engineering Laboratory Agenda, University of Florida Hambali, Erliza dkk. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta: Agro Media Pustaka Karim, FX (2005), Anaerobic digestion of animal waste: Waste strength versus impact of mixing, Bioresource Technology, 96, 1771-1791 Jan Lam. 2005. Evaluation Study for Biogas Plant Designs. Final Report of SNV(Netherlands Development Organization) Cambodia Paimin, Ferry, B. 1995. Alat Pembuatan biogas Dari Drum. Jakarta: Penebar Swadaya. Setiawan A. I. 2002. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Jakarta : PT. Penebar Swadaya. Simamora, S. et al. 2006. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak Dan Gas Dari Kotoran Ternak. Jakarta: Agro Media Pustaka. Wahyuni, Sri. 2009. Biogas. Jakarta: Penebar Swadaya.