PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG. POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT dr.sobirin KABUPATEN MUSI RAWAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG POLA TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH I LA GALIGO DENGAN RAHMAT TUHAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR. PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH

TAHUN 2014 NOMOR 44. PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 44 TAHUN TENTANG REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hj. ANNA LASMANAH BANJARNEGARA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

B U P A T I B U N G O

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEDONO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI PADA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2010 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 87 TAHUN 2012 TENTANG : PEMBENTUKAN DEWAN PENGAWAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARAWANG

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 6. Undang-undang Nomor 12 Tahun

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

G U B E R N U R J A M B I

- 1 - BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 86

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 35 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31A TAHUN 2011 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TENGAH

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI... PERATURAN BUPATI NOMOR...TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI...

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIMEULUE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTAR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HJ. ANNA LASMANAH BANJARNEGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG

PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 60 Tahun : 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN HARAPAN KITA JAKARTA

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI,

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

Transkripsi:

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa bidang kesehatan merupakan urusan wajib daerah sehingga Pemerintah Daerah bertangungjawab dalam penyenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam pelayanan di bidang kesehatan; b. bahwa RSUD Balaraja sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat memiliki peran yang strategis dalam mempercepat derajat kesehatan masyarakat sehingga RSUD Balaraja dituntut untuk memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau pada seluruh lapisan masyarakat; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf r Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib menyusun dan melaksanakan Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Baylaws); d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c tersebut diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Peraturan Internal (Hospital By Laws) Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Kabupaten Tangerang; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang...

-2-2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4502); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik; 11. Keputusan Menteri...

-3-9. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 971 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 971); 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 755 / Menkes / PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor :755); 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 772 /Menkes/ SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospitas By Laws); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 Nomor 08, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang 0810); 13. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 35 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Kabupaten Tangerang; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tangerang. 3. Bupati adalah Bupati Tangerang. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang; 5. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan internal korporasi dan peraturan internal staf medis. 6. Pelayanan kesehatan...

-4-6. Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya. 7. Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Kabupaten Tangerang yang selanjutnya disebut RSUD Balaraja adalah Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Kabupaten Tangerang. 8. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. 9. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. 10. Peraturan Internal Staf Medik (Medical Staff By Laws) adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis (Clinical Governance) untuk menjaga profesionalisme staf medis di RSUD Balaraja. 11. Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD, yang selanjutnya disingkat RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran BLUD. 12. Praktek Bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu dan berkesinambungan. 13. Dewan Pengawas adalah organ bertugas yang melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan BLUD dibentuk dengan keputusan Bupati atas usulan Direktur dengan keanggotaan yang memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku. 14. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam organisasi, yang terdiri atas Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi. 15. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 16. Direktur adalah Pemimpin PPK-BLUD sekaligus pemegang kuasa manajemen tertinggi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati, yang karena jabatannya mempunyai tugas mengelola serta memimpin RSUD Balaraja Kabupaten Tangerang kedalam maupun keluar. 17. Kepala Bidang...

-5-17. Kepala Bidang pada RSUD Balaraja adalah Kepala Bidang RSUD Balaraja Kabupaten Tangerang yang terdiri dari Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Bidang Pelayanan Penunjang dan Kepala Bidang Promosi, Diklat dan Litbang. 18. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapat pendidikan formal kesehatan dan melaksanakan fungsi melayani masyarakat. 19. Pegawai Non PNS adalah pegawai yang mempunyai hubungan kerja dengan RSUD Balaraja dan diangkat melalui keputusan Direktur RSUD Balaraja Kab. Tangerang. 20. Pegawai PNS adalah pegawai yang mempunyai hubungan kerja dengan RSUD Balaraja dan diangkat melalui keputusan pejabat yang berwenang dan dipekerjakan di RSUD Balaraja. 21. Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dalam bentuk uang dari RSUD Balaraja kepada pegawai untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan meliputi gaji pokok dan tunjangan lainnya. 22. Gaji Pokok adalah imbalan berupa uang yang besarnya ditentukan dari tabel gaji pokok yang telah ditentukan. 23. Insentif adalah imbalan yang diberikan oleh RSUD Balaraja yang pemberiannya berdasarkan variabel tetap dan variabel tidak tetap antara lain hari masuk, datang lambat, pulang cepat, alpa, apel, pendidikan, pangkat golongan, kompetensi, jabatan fungsi, tunjangan khusus. 24. Tunjungan lainnya adalah tunjangan yang diberikan selain gaji pokok dan insentif. 25. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pegawai dengan RSUD Balaraja yang memuat syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan kerja, hak dan kewajiban para pihak yang terlibat. 26. Staf medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang bekerja purna waktu maupun paruh waktu di unit pelayanan rumah sakit. 27. Tokoh masyarakat adalah mereka yang karena prestasi dan perilakunya dapat dijadikan contoh/tauladan bagi masyarakat di Kabupaten Tangerang. 28. Instalasi adalah merupakan unit penyelenggaraan pelayanan fungsional di RSUD Balaraja. 29. Komite medik adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari ketua kelompok staf medis fungsional Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Kabupaten Tangerang. 30. Sub komite adalah kelompok kerja dibawah komite medik yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus yang anggotanya terdiri dari staf medis dan tenaga profesi lainnya secara ex officio di Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Kabupaten Tangerang. 31. Satuan pengawas internal (SPI)...

-6-31. Satuan pengawas internal (SPI) adalah perangkat rumah sakit yang bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka membantu Direktur untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial sekitarnya (social responsibility) dalam menyelenggarakan bisnis yang sehat di Rumah Sakit terdiri dari staf medis dan tenaga profesi lainnya secara ex officio di Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Kabupaten Tangerang. 32. Tenaga administrasi adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas melaksanakan administrasi perkantoran guna menunjang pelaksanaan tugas tugas staf medis, komite medik dan sub komite khususnya yang terkait dengan etik dan mutu medis di Rumah Sakit. Pasal 2 (1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman dasar yang mengatur pemilik, Pengelola, dan tenaga medis di RSUD Balaraja dalam pengelolaan rumah sakit dan penyusunan kebijakan operasional rumah sakit. (2) Peraturan bupati ini bertujuan untuk : a. Tercapainya kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah sebagai Pemilik, Pengelola, dan Staf Medis. b. Tertatanya penerapan profesionalisme yang bertanggung jawab terhadap mutu layanan yang sesuai standar JCI (Join Comitte International ). Pasal 3 (1) peraturan internal RSUD Balaraja memuat antara lain : a. struktur organisasi; b. prosedur kerja; c. pengelompokkan fungsi yang logis; dan d. pengelolaan sumber daya manusia. (2) prinsip peraturan internal RSUD Balaraja antara lain : a. transparansi; b. akuntabilitas; c. responsibilitas; d. independensi. BAB II PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) Bagian Kesatu Identitas Pasal 4 (1) Nama Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja Kabupaten Tangerang adalah RSUD Balaraja. (2) Jenis RSUD Balaraja...

-7- (2) Jenis RSUD Balaraja adalah rumah sakit umum. (3) Kelas RSUD Balaraja adalah Kelas C Non pendidikan. (4) RSUD Balaraja beralamat di Jln. Rumah Sakit No.88, Desa Tobat Kec. Balaraja, Kabupaten Tangerang. Bagian Kedua Falsafah, Visi, Misi, Tujuan Strategis dan Nilai-Nilai Dasar Pasal 5 (1) Falsafah RSUD Balaraja adalah memberikan pelayan kesehatan perorangan yang bermartabat. (2) Visi RSUD Balaraja adalah Berkualitas Prima Dengan Sentuhan Nurani. (3) Misi RSUD Balaraja adalah : a. meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di segala lini pelayanan, baik pelayanan medis maupun manajemen; b. mengembangkan sarana dan prasarana RSUD Balaraja secara berkesinambungan, sesuai dengan master plan; c. memberikan pelayanan kesehatan perseorangan yang berkualitas standar, menyenangkan dan santun; d. mendukung rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah dalam bidang kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Tangerang. (4) Tujuan Strategis : a. tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam hal keterampilan, pengetahuan, dan perilaku sesuai standar di bidangnya masing masing; b. tersedianya bangunan yang atraktif dan peralatan yang canggih sesuai perkembangan teknologi kedokteran; c. terwujudnya pelayanan terhadap pasien yang sesuai dengan standar kualitas tingkat Nasional dan menyenangkan serta santun; d. terselenggaranya koordinasi dengan stakeholder terutama Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan yang sinkron dengan upaya pencapaian MDG s (Millenium Development Goal s). (5) Nilai-nilai dasar : Dalam memberikan pelayanan kesehatan, RSUD Balaraja memiliki nilai-nilai dasar : a. mengutamakan kerja sama; b. pengendalian standar kualitas dengan sentuhan nurani; dan c. tepat waktu. Bagian Ketiga...

-8- Bagian Ketiga Kedudukan Pemerintah Daerah Pasal 6 (1) Pemerintah Daerah adalah Pemilik RSUD Balaraja yang diwakili oleh Bupati. (2) Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup atau pengembangan dan kemajuan RSUD Balaraja. (3) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tanggung jawabnya mempunyai kewenangan: a. membentuk dan menetapkan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas; b. memberhentikan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas; c. menyetujui dan mengesahkan Rencana Strategis Bisnis; dan d. menyetujui dan mengesahkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA). (4) Pemerintah Daerah bertanggung jawab menutup defisit RSUD Balaraja yang bukan karena kesalahannya dalam pengelolaan dan setelah di audit secara independent. (5) Pemerintah Daerah bertanggunggugat atas terjadinya kerugian pihak lain akibat kelalaian atau kesalahan dalam pengelolaan RSUD Balaraja. Bagian Keempat Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi RSUD Balaraja Pasal 7 (1) RSUD Balaraja berkedudukan sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan dipimpin oleh seorang Direktur, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; (2) RSUD Balaraja mempunyai tugas : a. merencanakan; b. melaksanakan; dan c. mengarahkan dan mengendalikan di bidang pelayanan pengobatan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui rawat inap, rawat jalan, rawat darurat dan tindakan medik secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan pelayanan pengobatan dan pencegahan serta melaksanakan pelayanan rujukan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) RSUD Balaraja mempunyai fungsi : a. Perencanaan RSUD Balaraja yang meliputi : 1. perencanaan pelayanan medis; 2. sarana prasarana...

-9-2. sarana prasarana penunjang medis dan non medis; 3. administrasi kepegawaian; dan 4. Administrasi keuangan dalam rangka pelayanan kesehatan peripurna. b. Penyelenggaraan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non medis, dan pelayanan rujukan medis. c. Penyelenggaraan pengelolaan teknis administrasi tata usaha, administrasi keuangan dan akuntansi, kepegawaian dan administrasi pengelolaan sarana dan prasarana RSUD Balaraja. d. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan serta asuhan kebidanan. e. Penyelenggaraan penerimaan, pengangkatan dan pemberhentian tenaga medis, tenaga perawat fungsional dan non medis, yang berstatus Non PNS; f. Pendidikan dan pelatihan, pengembangan tenaga medis, para medis fungsional dan tenaga non medis untuk memenuhi kebutuhan RSUD Balaraja serta menyediakan lahan pendidikan bagi institusi pendidikan tenaga medis, para medis dan non medis; g. Penyelenggaraan upaya pemasaran RSUD Balaraja; h. Penyelenggaraan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pelayanan RSUD Balaraja melalui sistem kerjasama operasi ; i. Pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi, lembaga/institusi terkait dalam rangka upaya peningkatan derajad kesehatan masyarakat Kabupaten Tangerang; j. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan non medis dan pelayanan pengelolaan administrasi dengan menggunakan system akuntabilitas; Bagian Kelima Struktur Organisasi Pasal 8 (1) Stuktur Organisasi RSUD Balaraja, terdiri dari : a. Direktur. b. Kepala Bagian Tata Usaha dan Perencanaan. 1. Sub Bag Perencanaan & Keuangan. 2. Sub Bag Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Pelayanan. 1. Seksi Pelayanan Medik. 2. Seksi Pelayanan Keperawatan. d. Bidang Pelayanan Penunjang. 1. Seksi Pelayanan Penunjang Medik. 2. Seksi Pelayanan Penunjang Non Medik. e. Bagian Promosi, Diklat, dan Litbang. 1. Seksi Promosi. 2. Seksi Diklat dan Litbang. f. Komite Kliknik Rumah Sakit, terdiri atas : 1. Komite Medik Fungsional (KMF); 2. Komite Paramedik Fungsional (KPF); g. Dewan Pengawas...

-10- g. Dewan Pengawas. h. Satuan Pengawas Intern (SPI). i. Kelompok Jabatan Fungsional (KJF). (2) Bagan Struktur Organisasi sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1) terlampir dalam Lampiran Peraturan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini. Bagian Keenam Dewan Pengawas Paragraf I Pembentukan Dewan Pengawas Pasal 9 (1) Dalam upaya mewujudkan pelayanan yang baik di RSUD Balaraja, dibentuk Dewan Pengawas. (2) Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Bupati atas usulan Direktur. (3) Jumlah anggota dewan pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang dan seorang diantara anggota Dewan Pengawas ditetapkan Sebagai Ketua Dewan Pengawas. (4) Persyaratan menjadi anggota Dewan Pengawas adalah, unsur Pejabat SKPD, Pejabat dilingkungan SKPD dan tenaga ahli. Paragraf 2 Tanggung Jawab, Tugas, Fungsi, Kewajiban dan Kewenangan Pasal 10 (1) Dewan Pengawas bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang. (2) Dewan Pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan rumah sakit yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Dewan Pengawas berfungsi sebagai pelaksana yang melaksanakan peran Bupati dalam bidang pengawasan dan pembinaan yang dapat menjamin perkembangan dan kemajuan rumah sakit. (4) Dewan Pengawas berkewajiban: a. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola; b. mengikuti perkembangan kegiatan rumah sakit dan memberikan pendapat serta saran kepada Bupati mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan rumah sakit; C. melaporkan...

-11- c. melaporkan kepada Bupati tentang kinerja rumah sakit; d. memberikan masukan kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan pengelolaan rumah sakit; e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan, serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindak lanjuti oleh pejabat pengelola rumah sakit dan; f. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja. (5) Dewan Pengawas berwenang : a. memeriksa buku-buku, surat-surat, dan dokumen-dokumen; b. meminta penjelasan pejabat pengelola; c. meminta pejabat pengelola dan atau pejabat lain sepengetahuan pejabat pengelola untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas; d. mengajukan anggaran untuk keperluan tugas-tugas Dewan Pengawas; e. mendatangkan ahli, konsultan atau lembaga independen lainnya jika diperlukan. (6) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun dan sewaktuwaktu apabila diperlukan. Paragraf 3 Keanggotaan Dewan Pengawas Pasal 11 (1) Anggota Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur : a. Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit; b. Pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah; dan c. Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan rumah sakit. (2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan Pejabat pengelola. (3) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi Dewan Pengawas, yaitu : a. Memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; b. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota direksi atau Komisaris, atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau orang yang tidak pernah melakukan tindak pidana yang merugikan daerah dan ; c. Mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan, sumber daya manusia dan mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik. Paragraf 4...

-12- Paragraf 4 Masa Jabatan Dewan Pengawas Pasal 12 (1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan paling lama 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. (2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh Bupati. (3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum waktunya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), apabila : a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; b. tidak melaksanakan ketentuan perundang undangan; c. terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit, atau d. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dan /atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas rumah sakit. Paragraf 5 Sekretaris Dewan Pengawas Pasal 13 (1) Bupati dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas. (2) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bukan merupakan anggota Dewan Pengawas. Paragraf 6 Biaya Dewan Pengawas Pasal 14 Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dewan pengawas termasuk honorarium anggota dan sekretaris dewan pengawas dibebankan pada biaya operasional RSUD Balaraja dan dimuat dalam Rencana Bisnis Anggaran. Bagian Ketujuh Pejabat Pengelola Paragraf 1 Komposisi Pejabat Pengelola Pasal 15 Pejabat Pengelola RSUD Balaraja terdiri dari : a. Direktur sebagai Pemimpin RSUD Balaraja; B. Kepala Bagian...

-13- b. Kepala Bagian Tata Usaha dan Perencanaan sebagai Pejabat Teknis Bagian Tata Usaha dan Perencanaan; c. Kepala Bidang Promosi, Diklat dan Litbang sebagai Pejabat Teknis Bidang Promosi, Pendidikan dan Pelatihan dan Litbang; d. Kepala Bidang Pelayanan sebagai Pejabat Teknis Bidang Pelayanan; e. Kepala Bidang Pelayanan Penunjang sebagai Pejabat Teknis Bidang Pelayanan Penunjang. Pasal 16 Direktur bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah terhadap operasional dan keuangan rumah sakit secara umum dan keseluruhan. Pasal 17 Pejabat Teknis sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 huruf b sampai dengan huruf e bertanggungjawab kepada Direktur sesuai bidang tanggungjawab masing-masing. Pasal 18 (1) Komposisi Pejabat Teknis dapat dilakukan perubahan, baik jumlah maupun jenisnya, setelah melalui analisa organisasi dan analisa jabatan guna memenuhi tuntutan perubahan. (2) Perubahan komposisi Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Paragraf 2 Pengangkatan Pejabat Pengelola Pasal 19 (1) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Pengelola RSUD Balaraja ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat; (2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan seorang Tenaga Medis yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bidang perumahsakitan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan. (3) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang membidangi Administrasi dan Keuangan dapat dari luar kompetensi dalam Bidang Perumahsakitan. (4) Kebutuhan praktis bisnis yang sehat sebagaimana dimaksud pada (1) merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, dan kemampuan didalam mengelola RSUD Balaraja secara efisien serta efektif. (5) Pejabat Pengelola RSUD Balaraja diangkat dan diberhentikan dengan keputusan Bupati. Pasal 20...

-14- Pasal 20 (1) Dalam hal Pejabat Pengelola RSUD Balaraja berasal dari unsur PNS, maka yang bersangkutan merupakan pengguna anggaran dan barang daerah. (2) Dalam hal Pejabat Pengelola RSUD Balaraja berasal dari unsur Non PNS, maka yang bersangkutan bukan merupakan pengguna anggaran dan barang daerah. (3) Dalam hal Pejabat Pengelola RSUD Balaraja bukan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka yang menjadi pengguna anggaran dan barang daerah adalah Kepala Bagian Tata Usaha yang berasal dari unsur PNS. Paragraf 3 Persyaratan menjadi Direktur dan Pejabat Teknis Pasal 21 Direktur dapat diangkat dengan ketentuan sebagai berikut : a. seorang tenaga medis yang mempunyai keahlian dalam manejemen administrasi perumahsakitan, berpendidikan Strata Dua (S2) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjadi pemimpin perusahaan yang dinyatakan pailit; c. PNS dan atau Non PNS; d. bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan (contractual agreementi) untuk menjalankan praktik bisnis sehat di rumah sakit dengan meningkatkan kinerja pelayanan, kinerja keuangan dan kinerja manfaat bagi masyarakat; e. memenuhi syarat administrasi kepegawaian bagi Direktur yang berstatus PNS. Pasal 22 Pejabat Teknis Kepala Bagian Tata Usaha dan Perencanaan dapat diangkat dengan ketentuan sebagai berikut : a. seorang sarjana yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang administrasi, Perencanaan, Keuangan, Umum dan Kepegawaian; b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjabat bidang administrasi, Umum dan kepegawaian pada perusahaan yang dinyatakan pailit; c. mampu melaksanakan koordinasi di lingkup administrasi, Perencanaan, Keuangan, Umum dan Kepegawaian; d. PNS dan memenuhi syarat administrasi kepegawaian; e. bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan (Contractual agreement) untuk menjalankan prinsip pengelolaan administrasi yang sehat di rumah sakit. Pasal 22...

-15- Pasal 23 Pejabat Teknis Bidang Promosi, Diklat dan Litbang dapat diangkat dengan ketentuan sebagai berikut : a. Seorang sarjana yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang promosi, diklat dan pengembangan rumah sakit. b. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjabat bidang promosi perusahaan yang dinyatakan pailit; c. Mampu melaksanakan koordinasi di lingkup promosi; d. Berstatus PNS dan memenuhi syarat administrasi kepegawaian; e. Bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan (Contractual agreement) untuk menjalankan prinsip promosi, diklat dan litbang di RSUD Balaraja. Pasal 24 Pejabat Teknis Bidang Pelayanan dapat diangkat dengan ketentuan sebagai berikut : a. seorang tenaga medis, yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang pelayanan medis; b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjabat bidang pelayanan medis pada perusahaan yang dinyatakan pailit; c. mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan rumah sakit; d. berstatus PNS atau Non PNS dan memenuhi syarat administrasi kepegawaian; e. bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan (contractual agreement) untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan di rumah sakit. Pasal 25 Pejabat Teknis Bidang Pelayanan Penunjang dapat diangkat dengan ketentuan sebagai berikut : a. seorang Sarjana Kesehatan yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang pelayanan penunjang medis maupun non medis RSUD Balaraja; b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjadi pejabat pelayanan penunjang pada perusahaan yang dinyatakan pailit; c. mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan penunjang; d. berstatus PNS atau Non PNS dan memenuhi syarat administrasi kepegawaian; e. Bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan (Contractual agreement) untuk menjalankan prinsip pengelolaan pelayanan penunjang yang sehat di rumah sakit. Paragraf 4...

-16- Paragraf 4 Pemberhentian Direktur dan Pejabat Teknis Pasal 26 Direktur dan Pejabat Teknis dapat diberhentikan karena : a. meninggal dunia; b. berhalangan secara tetap selama 3 (tiga) bulan berturut-turut; c. melanggar misi, kebijakan atau ketentuan-ketentuan lain yang telah digariskan; d. mengundurkan diri karena alasan yang patut; e. terlibat dalam suatu perbuatan melanggar hukum yang telah mempunyai ketetapan hukum. Paragraf 5 Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Direktur dan Pejabat Teknis Pasal 27 Tugas Direktur adalah sebagai berikut : a. memimpin dan mengelola rumah sakit sesuai dengan tujuan RSUD Balaraja yang telah ditetapkan dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna; b. memelihara, menjaga dan mengelola kekayaan RSUD Balaraja; c. melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola rumah sakit sebagaimana yang telah digariskan; d. memperhatikan pengelolaan RSUD Balaraja yang berwawasan lingkungan; e. menyiapkan Rencana Bisnis Stratejik (RBS) dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) RSUD Balaraja; f. menyelenggarakan dan memelihara pembukuan serta administrasi RSUD Balaraja sesuai ketentuan yang berlaku; g. menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala; h. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja pelayanan, kinerja keuangan dan kinerja manfaat bagi masyarakat melalui sistem akuntabilitas RSUD Balaraja. Pasal 28 Fungsi Direktur adalah : a. Perumusan kebijakan operasional dibidang pelayanan kesehatan perorangan; b. Penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pelayanan kesehatan; c. Penyusunan perencanaan, program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan; d. Penyelenggara pelayananan medis, penunjang medis dan non medis, keperawatan, pelayanan rujukan; e. Pelaksanaan...

-17- e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; f. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat; g. Pengelolaan akuntansi dan keuangan; h. Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan tata laksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum. Pasal 29 Wewenang Direktur adalah : a. memberikan perlindungan hukum dan bantuan hukum kepada seluruh karyawan RSUD Balaraja, yang berkaitan dengan standar operasional (SOP) pelayanan; b. menetapkan kebijakan operasional RSUD Balaraja; c. menetapkan peraturan, pedoman, petunjuk teknis dan prosedur tetap RSUD Balaraja; d. mengangkat dan memberhentikan pegawai RSUD Balaraja sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. menetapkan hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai rumah sakit sesuai ketentuan Peraturan perundang undangan; f. memberikan penghargaan bagi pegawai yang berprestasi sesuai dengan peraturan interal rumah sakit; g. memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku; h. mendatangkan ahli, profesional, konsultan atau lembaga independen sesuai kebutuhan; i. menetapkan organisasi fungsional sesuai dengan kebutuhan; j. mengangkat pejabat fungsional dan memberhentikan sesuai dengan peraturan dan perundang undangan yang berlaku; k. menandatangani perjanjian dengan pihak lain untuk jenis perjanjian yang bersifat teknis operasional pelayanan; l. mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran di bawahnya; m. meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala Bagian. Pasal 30 Direktur bertanggungjawab terhadap : a. kebijakan RSUD Balaraja; b. kelancaran, efektivitas dan efisiensi kegiatan RSUD Balaraja; c. kebenaran program kerja, pengendalian, pengawasan dan pelaksanaan serta laporan akuntabilitas; d. meningkatkan akses, keterjangkauan dan pengendalian mutu pelayanan kesehatan. Pasal 31 Pejabat Teknis Kepala Bagian Tata Usaha dan Perencanaan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : a. mengkoordinasikan penyusunan perencanaan, administrasi umum, keuangan dan kepegawaian; b. mengkoordinasikan...

-18- b. mengkoordinasikan pengelolaan sistem remunerasi, pola tarif dan pelayanan administrasi keuangan; c. mengkoordinasikan pelaksanaan serta pemantauan pelaksanaan dengan bekerjasama dengan satuan pengawas internal; d. mengkoordinasikan penyusunan rencana bisnis anggaran; e. menyusun sistem administrasi umum, keuangan dan kepegawaian; f. menyusun system remunerasi dan jenjang karier; g. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi; h. menyusun perencanaan strategis bisnis RSUD Balaraja dengan berkoordinasi dengan pejabat terkait; i. menyusun rencana kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan dan kepegawaian RSUD Balaraja; j. melaksanakan kegiatan di bagian administrasi, keuangan dan kepegawaian sesuai dengan rencana bisnis anggaran dan rencana kegiatan anggaran; k. menyelenggarakan pelayanan administrasi secara efektif dan efisien; l. menyiapkan daftar pelaksanaan anggaran rumah sakit; m. melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya; n. menyelenggarakan pengelolaan kas; o. melakukan pengelolaan utang piutang; p. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; q. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan; r. menganalisa kebutuhan pegawai dan melaksanakan sistem rekruitmen pegawai; s. memberikan laporan akuntabilitas dalam bidang administrasi, umum dan keuangan; t. memonitor pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi, keuangan dan kepegawaian; u. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang administrasi, keuangan dan kepegawaian; v. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur. Pasal 32 Fungsi Pejabat Teknis Kepala Bagian Tata Usaha adalah : a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, perencanaan strategis bisnis RSUD Balaraja; b. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian; c. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, keuangan dan teknis di bidang kesekretariatan; d. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang organisasi umum, keuangan dan kepegawaian; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 32...

-19- Pasal 33 Tugas dan kewajiban Pejabat Teknis Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan adalah: a. mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis Anggaran; b. menyiapkan Daftar Pelaksanaan Anggaran RSUD Balaraja; c. melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya; d. menyelenggarakan pengelolaan kas; e. melakukan pengelolaan utang piutang; f. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi; g. menyelenggarakan sistem manajemen keuangan; h. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan; i. mengkoordinasikan pengelolaan sistem remunerasi, pola tarif dan pelayanan administrasi keuangan; j. mengkoordinasikan pelaksanaan serta pemantauan pelaksanaan dengan bekerjasama dengan Satuan Pengawas Internal; k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur. Pasal 34 Fungsi Pejabat Teknis Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan adalah: a. penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang anggaran dan perbendaharaan; b. penyiapan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang akuntansi dan verifikasi; c. penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pengelolaan pendapatan; d. penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang perencanaan keuangan; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 35 Tugas dan kewajiban Pejabat Teknis Bidang Pelayanan adalah : a. menyusun rencana pelayanan medis dan Pelayanan Keparawatan dengan mempertimbangkan rekomendasi dari komite komite yang ada dirumah sakit; b. melaksanakan kegiatan pelayanan medis dan pelayanan keparawatan sesuai dengan Rencana Bisnis Strategis; c. memonitor pelaksanaan kegiatan dan kualitas standar pelayanan medis dan pelayanan keparawatan; d. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan medis dan pelayanan keparawatan; e. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang Pelayanan; f. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan Direktur. Pasal 35...

-20- Pasal 36 Fungsi Pejabat Teknis Bidang Pelayanan adalah : g. penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan medis dan Pelayanan Keperawatan; a. penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan keperawatan; b. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 37 Tugas dan kewajiban Pejabat Teknis Bidang Pelayanan Penunjang adalah : a. menyusun rencana pelayanan penunjang medis dan non medis dengan mempertimbangkan rekomendasi dari komite komite yang ada di RSUD Balaraja; b. melaksanakan kegiatan pelayanan penunjang medis dan non medis sesuai dengan Rencana Bisnis Strategis; c. memonitor pelaksanaan kegiatan pelayanan penunjang medis dan non medis; d. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan penunjang medis dan non medis; e. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan Direktur. Pasal 38 Fungsi Pejabat Teknis Bidang Pelayanan Penunjang adalah : a. pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan penunjang medis dan non medis; b. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kedelapan Komposisi Komite Kliknik RSUD Balaraja Paragraf 1 Komite Medik Fungsional Pasal 39 (1) Direktur dalam menjamin mutu pelayanan medis dapat membentuk Komite Medik agar sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. (2) Komite Medik bertangung jawab kepada Direktur. (3) Pengangkatan, pemberhentian dan pengantian Komite Medik ditetapkan oleh Direktur. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komite Medik diatur dengan peraturan Direktur. Paragraf 2...

-21- Paragraf 2 Komite Keperawatan Pasal 40 (1) Direktur dalam menjamin mutu pelayanan medis dapat membentuk Komite Keperawatan agar sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. (2) Komite Keperawatan bertangung jawab kepada Direktur. (3) Pengangkatan, pemberhentian dan pengantian Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komite Keperawatan diatur dengan peraturan Direktur. Paragraf 3 Staf Medis Fungsional Pasal 41 (1) Staf medis fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional. (2) Staf medis fungsional mempunyai tugas : a. melaksanakan diagnosis, b. pencegahan penyakit; c. pengobatan; d. peningkatan dan pemulihan kesehatan; e. penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian;dan f. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. (3) Dalam melaksanakan tugasnya, staf medis fungsional menggunakan pendekatan tim yang dapat bergabung dengan tenaga profesi terkait. (4) Dokter yang berada dalam staf medis fungsional dalam melaksanakan tugas medisnya harus memiliki kewenangan klinis (privilege) dari direktur. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan dan penugasan klinis Staf Medis Fungsional diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur. Bagian Kesembilan Satuan Pengawas Internal Pasal 42 (1) Direktur dalam bidang pengawasan internal dan monitoring dapat membentuk Satuan Pengawas Internal. (2) Satuan...

-22- (2) Satuan Komite Pengawas Internal bertangung jawab kepada Direktur. (3) Pengangkatan, pemberhentian dan pengantian Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Direktur. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai satuan Komite Pengawas Internal diatur dengan peraturan Direktur. Bagian Kesepuluh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 43 (1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai bidang keahliannya. (2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang ada. (3) Kelompok jabatan fungsional bertugas melakukan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. (4) Masing-masing kelompok dikoordinir oleh Tenaga Fungsional yang ditunjuk diantara tenaga fungsional tersebut di Lingkungan RSUD Balaraja. (5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai Peraturan perundang undangan. Pasal 44 Selain komposisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 sampai dengan Pasal 42, Direktur dapat membentuk : a. Instalasi sesuai kebutuhan; dan b. Panitia-panitia sesuai kebutuhan. Pasal 45 (1) instalasi dibentuk untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan perorangan di rumah sakit sebagai jabatan non struktural. (2) Pembentukan instalasi ditetapkan dengan keputusan Direktur. (3) Instalasi dipimpin oleh Kepala Instalasi yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. (4) Kepala Instalasi...

-23- (4) Kepala Instalasi dalam melaksanakan kegiatan operasional pelayanan wajib berkoordinasi dengan bidang atau seksi terkait. (5) Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga fungsional dan atau tenaga non fungsional. Pasal 46 (1) Pembentukan dan perubahan instalasi didasarkan atas analisis organisasi dan kebutuhan. (2) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh Direktur dan dilaporkan secara tertulis kepada Bupati. Pasal 47 Kepala instalasi mempunyai tugas dan kewajiban merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi, serta melaporkan kegiatan pelayanan di instalasinya masing masing. Pasal 48 (1) Direktur dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan perorangan serta pengadaan barang dan jasa, pemeriksa barang di RSUD Balaraja dapat membentuk panitia-panitia yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur. (2) Dalam melaksanakan tugasnya panitia berkoordinasi dengan pejabat dan atau instansi lain. Bagian Kesebelas Tata Kerja Pasal 49 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan RSUD Balaraja wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi dan cross functional approach secara vertikal dan horizontal dan diagonal baik di lingkungannya maupun dengan instalasi lain sesuai tugas masing-masing. Pasal 50 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing masing dan apabila terjadi penyimpangan, wajib mengambil langkah langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 50...

-24- Pasal 51 Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Pasal 52 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya. Pasal 53 Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan corrective action dan memberikan petunjuk kepada bawahannya. Pasal 54 Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi, Kepala Instalasi, Komite medik dan Komite Keparawatan wajib menyusun Strategic Action Plan dan wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasannya. Pasal 55 Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan lengkap dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 56 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala unit organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahannya masing masing wajib mengadakan rapat berkala. Bagian Keduabelas Pengangkatan Pegawai Non PNS Pasal 57 (1) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil (PNS) dan/atau non PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan. (2) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari Non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak. (3) Pengangkatan...

-25- (3) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (4) Pengangkatan dan pemberhentian pegawai BLUD yang berasal dari non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan. (5) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai RSUD Balaraja yang berasal dari non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Bagian Ketigabelas Remunerasi Pasal 58 (1) Pejabat pengelola RSUD Balaraja, dewan pengawas, sekretaris dewan pengawas dan pegawai RSUD Balaraja, dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan. (2) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun. (3) Remunerasi bagi dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk honorarium. (4) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan yang disampaikan oleh Direktur melalui Sekretaris Daerah. (5) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk RSUD Balaraja, ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan Direktur. Pasal 59 (1) Penetapan remunerasi Direktur RSUD Balaraja, mempertimbangkan faktor-faktor yang berdasarkan: a. ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola RSUD Balaraja, tingkat pelayanan serta produktivitas; b. pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis; c. kemampuan pendapatan RSUD Balaraja; dan d. kinerja operasional RSUD Balaraja yang ditetapkan oleh Bupati dengan mempertimbangkan antara lain indikator keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat. (2) Remunerasi pejabat...

-26- (2) Remunerasi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi pemimpin RSUD Balaraja. Pasal 60 Honorarium dewan pengawas ditetapkan sebagai berikut: a. honorarium ketua dewan pengawas paling banyak sebesar 40% (empat puluh persen) dari gaji Direktur; b. honorarium anggota dewan pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga puluh enam persen) dari gaji Direktur; dan c. honorarium sekretaris dewan pengawas paling banyak sebesar 15% (lima belas persen)dari gaji Direktur. Pasal 61 (1) Remunerasi bagi pejabat pengelola dan pegawai RSUD Balaraja sebagaimana dimasud dalam Pasal 58 ayat (2), dapat dihitung berdasarkan indikator penilaian: a. pengalaman dan masa kerja (basic index); b. ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index); b. resiko kerja (risk index); c. tingkat kegawatdaruratan (emergency index); d. jabatan yang disandang (position index); dan e. hasil/capaian kinerja (performance index). (2) Bagi pejabat pengelola dan pegawai RSUD Balaraja yang berstatus PNS, gaji pokok dan tunjangan mengikuti peraturan perundangan-undangan tentang gaji dan tunjangan PNS serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai remunerasi yang ditetapkan oleh Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (4) atau Pasal 58 ayat (5). Pasal 62 (1) Pejabat pengelola, dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas yang diberhentikan sementara dari Jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari remunerasi/honorarium bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal diberhentikan sampai dengan ditetapkannya keputusan definitif tentang jabatan yang bersangkutan. (2) Bagi pejabat pengelola berstatus PNS yang diberhentikan sementara dari Jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari remunerasi bulan terakhir di RSUD Balaraja sejak tanggal diberhentikan atau sebesar gaji PNS berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir. Pasal 54...

-27- Pasal 63 Tata Cara Pemberian Remunerasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Keempatbelas Standar Pelayanan Minimal Pasal 64 (1) RSUD Balaraja Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum yang diberikan oleh perlu adanya SPM. (2) SPM sebagaiman dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Bupati atas usulan Direktur. Bagian Kelimabelas Pengelolaan Keuangan Pasal 65 Pengelolaan keuangan RSUD Balaraja berdasarkan pada prinsip efektivitas, efisiensi dan produktivitas dengan berazaskan akuntabilitas dan transparasi. Pasal 66 Dalam rangka penerapan prinsip dan azas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, penatausahaan keuangan diterapkan dengan sistem akuntansi berbasis akrual (SAK) dan/atau standar akuntansi pemerintahan (SAP). Pasal 67 Subsidi dari Pemerintah, Provinsi dan Pemerintah Daerah untuk pembiayaan RSUD Balaraja dapat berupa biaya gaji, biaya pengadaan barang modal, dan biaya pengadaan barang dan jasa. Bagian Keenambelas Tarif Layanan Pasal 68 (1) RSUD Balaraja dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang dan/atau jasa layanan yang diberikan. (2) Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per unit layanan atau hasil per investasi dana. (3) Tarif...

-28- (3) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan. (4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan RSUD Balaraja. Pasal 69 (1) Tarif layanan rumah sakit diusulkan oleh Direktur kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan Bupati dan disampaikan kepada Pimpinan DPRD. (3) Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat. (4) Bupati dalam menetapkan besaran tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat membentuk Tim. (5) Pembentukan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan oleh Bupati yang keanggotaannya dapat berasal dari: a. pembina teknis; b. pembina keuangan; c. unsur perguruan tinggi; d. lembaga profesi. (2) Kententuan lebih lanjut mengenai tarif layanan RSUD Balaraja ditetapkan dalam Peraturan Bupati. Bagian Ketujuhbelas Pendapatan dan Biaya Paragraf 1 Pendapatan Pasal 70 Pendapatan RSUD Balaraja dapat bersumber dari : a. Jasa layanan. b. Hibah. c. Hasil kerjasama dengan pihak lain. d. APBD. e. APBN dan. f. Lain lain pendapatan RSUD Balaraja yang sah. Pasal 62...