BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada ditiap-tiap negara baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih, berkaitan dengan penyakit degenerative, seperti jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, sementara itu pada negara berkembang seperti Indonesia mempunyai masalah gizi ganda yakni perpaduan masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih (Soekirman,2000). Salah satu masalah gizi adalah obesitas. Masalah obesitas bukan hanya ditemukan pada orang dewasa tetapi saat ini telah ditemukan juga pada anak-anak. Obesitas merupakan akumulasi jaringan lemak bawah kulit yang berlebihan dan terdapat diseluruh tubuh yang akhir-akhir ini terlihat prevelensinya meningkat, terutama dari golongan menengah keatas. Hal ini merupakan masalah yang harus mendapatkan perhatian serius. Obesitas pada anak-anak merupakan faktor resiko terjadinya penyakit kronis pada masa dewasa (Ida, dkk. 2001). Sesuai dengan data WHO tahun 2004, pertambahan jumlah penduduk dengan obesitas tertinggi terjadi di Amerika dan Rusia, yaitu 30% setiap tahun. Dari tahun 1970-2000 angka obesitas meningkat dari 14,5% ke angka 30,9% (Yatim, 2005). 1
2 Obesitas mulai menjadi masalah yang mengancam anak-anak, di Amerika ¼ anak dan remaja mengalami obesitas, dengan berbagai resiko penyakit. Sudah terbukti bahwa 80% diantaranya anak obesitas akan menjadi dewasa obesitas. Disaat dewasa peningkatan berat badan dapat terjadi dalam waktu singkat, membuktikan bahwa obesitas bukan hanya faktor genetik tetapi juga karena kurangnya aktivitas dan meningkatnya masukan kalori (anakku, 2005). Masalah obesitas saat ini merupakan masalah yang aktual. Ternyata masalah obesitas bukan hanya terjadi pada negara barat saja seperti Amerika tetapi juga sudah banyak ditemukan di negara-negara berkembang misalnya Indonesia. Peningkatan kemakmuran di Indonesia juga diikuti oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Pola makan terutama dikota besar bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan barat yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Pola makan tersebut tergolong makanan fast food yang merupakan jenis-jenis makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara pontensial mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori jika tidak dikonsumsi secara rasional. Berbagai makanan tergolong fast food tersebut adalah kentang goreng, ayam goreng dan lainnya (Ida, dkk, 2001). Prevalensi obesitas di seluruh dunia mengalami peningkatan dalam 30 tahun terakhir. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadinya gizi lebih adalah usia remaja. Berdasarkan data Riskesdas (2010) prevalensi obesitas pada remaja Indonesia telah mencapai 19,1 % (Depkes, RI. 2010). Faktor utama penyebab obesitas adalah kelebihan kalori dalam tubuh. Di dalam tubuh kelebihan kalori disimpan dalam bentuk lemak. Bila suatu waktu di
3 perlukan cadangan lemak dipakai. Namun, kelebihan kalori yang terjadi secara terus-menerus menyebabkan produksi lemak menumpuk terus sehingga tubuh menjadi obesitas (Mursito, 2003). Disamping faktor penyebab diatas, ada beberapa faktor lain sebagai pencetus terjadinya obesitas. Salah satunya adalah faktor genetik,karena seorang ibu yang memiliki kadar gula tinggi atau ada penyakit diabetes mellitus kemungkinan akan menurun kepada anak yang dilahirkannya. Anak akan cenderung over weight (kelebihan berat atau kegemukan) yang kemudian berportensi menyebabkan obesitas pada anak. Beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya obesitas anak adalah dukungan dari orang tua terutama karakteristik ibu sendiri karena yang mengatur pola makan anak adalah ibu. Banyak dijumpai ibu yang memberikan asupan gizi berlebihan kepada anak yang sehat adalah anak yang gemuk. Walaupun anak telah cukup sehat namun tetap dianggap anak kurang sehat ataupun gizinya kurang mencukupi. Ibu sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pemulihan gizi anak mengambil inisiatif untuk memberikan makanan apa saja yang dianggap dapat memenuhi gizi anaknya, terutama bagi ibu yang memiliki keadaan ekonomi menengah keatas. Orang tua yang mempunyai pendapatan perbulan tinggi akan mempunyai daya beli yang tinggi pula, sehingga memiliki peluang yang lebih besar untuk memiliki berbagai jenis makanan, adanya peluang tersebut mengakibatkan pemilihan jenis dan jumlah makanan tidak lagi berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan kesehatan, tetapi lebih mengarah kepada keinginan
4 dan kemauan terhadap makanan yang bahkan tidak sehat juga asalkan mengenakkan. Biasanya makanan yang enak cenderung mengandung protein dan lemak yang tinggi, sehingga pada akhirnya akan berdampak pada konsumsi energi yang berasal dari lemak serta protein yang tinggi. Perilaku ibu ini sebenarnya tidaklah dapat dibenarkan karena yang membuat berat badan anak naik adalah makanan yang bergizi dan bukan makanan yang berlebihan dan yang mengenyangkan si anak (Yanti, 2004). Pada umumnya obesitas pada nak-anak disebabkan perilaku makan yang salah dan kurang aktiviatas fisik perilaku makan yang salah disebabkan oleh kebiasaan makan yang kurang baik dari dalam keluarga maupun dalam keluarga. Hal ini sering ditiru oleh anak, misalnya dari dalam rumah sering kali menyediakan makanan cemilan baik dimeja makan atau di ruang televisi. Sementara diluarrumah, misalnya makanan yang berlebihan, frekuensi makan yang berlebihan dan kelebihan snack di kantin atau tempat jajanan sekolah yang juga didukung oleh uang jajan anak yang berlebihan. Hal ini tentunya membawa dampak buruk pada kesehatan anak dan tidak hanya saat ini tetapi juga masa mendatang. Hasil pemantauan SDN 14 Meulaboh, didapat ada 7 anak berbadan gemuk dan penulis juga melakukan wawancara pada 5 ibu yang memilki anak berbadan gemuk, dari hasil wawancara penulis dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu tersebut lebih suka melihat anaknya berbadan gemuk karena menurutnya anak yang gemuk tersebut adalah anak-anak yang sehat. Ini dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya pengetahuan ibu tentang bahayanya obesitas pada anak dimasa
5 yang akan datang. Terlihat juga dari jajanan yang disajikan disekitar sekolah dimana banyak yang menjual makanan yang berlemak dan berkarbohidrat tinggi seperti coklat, bakso bakar, siomay, Ice Cream dan sebagainya, dan ini menjadi makanan kesukaan dari murid-murid SD tersebut, dapat dikatakan sebagian besar murid SDN 14 Meulaboh mengkonsumsi makanan tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkana latar belakang yang telah ditemukan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah hubungan perilaku ibu dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar di SDN 14 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar di SDN 14 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar di SDN 14 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. 2. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar di SDN 14 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. 3. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar di SDN 14 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
6 1.4 Hipotesa Penelitian 1. Adanya hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian obesitas pada anak 2. Adanya hubungan sikap ibu dengan kejadian obesitas pada anak 3. Adanya hubungan tindakan ibu dengan kejadian obesitas pada anak 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Sebagai informasi bagi penulis dalam meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang obesitas, khususnya obesitas pada anak usia sekolah dasar. 2. Sebagian bahan informasi peneliti lain yang ingin meneliti perilaku ibu terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar. 1.5.2 Manfaat Aplikatif Sebagai masukan dan informasi bagi pendidik dan orang tua dalam mengantisipasi terjadinya obesitas yang dipengaruhi oleh perilaku.