BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dan dianalisis menggunakan metode semiotika Charles Sanders Peirce mengenai representasi etika jurnalistik dalam drama Pinocchio, maka dapat diambil simpulan bahwa peneliti menemukan makna-makna atas pelanggaran-pelanggaran kode etik jurnalistik yang dilakukan oleh MSC News dan YGN yang terdapat dalam korpuskorpus terpilih, yaitu: - Korpus 1 dan 2 Ikon, indeks, dan simbol dalam korpus 1 dan 2 menunjukkan tanda dari perumahan, kostum, identitas pekerjaan, identitas perusahaan, kegiatan jurnalistik, identitas diri, situasi tegang, indeks persona dan indeks ruang. Ketiganya membentuk makna atas pelanggaran kode etik PWI pasal 9 dan pasal 5 The Code of Press Ethics of South Korea yang mengungkapkan bahwa jurnalis harus menghormati kehidupan pribadi seseorang. - Korpus 3 dan 4 Ikon, indeks, dan simbol dalam korpus 3 dan 4 menunjukkan tanda dari identitas latar, identitas perusahaan, kostum, identitas diri, karakter tokoh, ketenangan, ketegasan, indeks persona, indeks ruang. Ketiga tanda tersebut membentuk makna atas pelanggaran kode etik pasal 3 bahwa 166
167 jurnalis memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menetapkan asas praduga tak bersalah. Kemudian terhadap pasal 1 bahwa jurnalis tidak boleh memiliki itikad buruk, serta pasal 4 The Code of Press Ethics of South Korea yang menyebutkan bahwa jurnalis harus mengungkap kebenaran secara objektif dan adil. - Korpus 5 Ikon, indeks, dan simbol yang ditemukan dalam korpus 5 menunjukkan tanda waktu, ketegangan, kesedihan, identitas perusahaan, kostum, identitas pekerjaan, perekaman, kegiatan broadcast, penghargaan, prestasi, indeks persona. Tanda tersebut membentuk makna pelanggaran atas hak jawab yang diubah menjadi berita yang tak sesuai fakta. Hak jawab sudah diatur dalam UU tentang Pers dan Peraturan Dewan Pers No. 9/Peraturan DP/X/2008 dan pasal 6 The Code of Press Ethics of South Korea. - Korpus 6 Ikon, indeks, dan simbol dalam korpus 6 menunjukkan tanda dari identitas pekerjaan, identitas perusahaan, kostum, peristiwa, ketegangan, keramaian, kesedihan, indeks temporal, indeks persona, indeks ruang. Ketiga tanda tersebut membentuk makna atas penggiringan opini publik yang terdapat pada korpus 6. Penggiringan opini publik tersebut
168 merupakan pelanggaran kode etik bahwa jurnalis tidak membuat berita bohong dan fitnah serta dapat membedakan fakta dan opini. Menurut Press Ethics code of South Korea, penyebaran berita secara cepat memang penting, namun jurnalis harus bersikap independen dan berlaku secara adil serta berani, hingga tidak memberikan informasi yang mendistorsi kepada suatu hal yang tidak benar. - Korpus 7 Ikon dan indeks menunjukkan identitas latar, kemewahan, kostum, identitas diri, kerahasiaan, kekuasaan, indeks persona, indeks ruang, dan indeks temporal. Makna pesan tersebut menunjukkan pelanggaran yang dilakukan Song Cha Ok atas kode etik jurnalistik pasal 3 yang menyebutkan bahwa jurnalis harus menerapkan asas praduga tak bersalah. Selain itu juga, Park Ro Sa melanggar Peraturan Dewan Pers No 5 yang menegaskan bahwa pemilik atau manajemen perusahaan pers dilarang memaksa jurnalis untuk membuat berita yang melanggar kode etik jurnalistik dan atau hukum yang berlaku. Serta pasal 1 The Code of Press Ethics of South Korea terkait independensi jurnalis terhadap kekuatan dari luar. Dalam penelitian ini, MSC News paling banyak melakukan pelanggaran etika yang tertulis dalam kode etik jurnalistik wartawan Indonesia. Peneliti menemukan bahwa pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan MSC News atau pun
169 YGN dilakukan dengan sengaja untuk mengejar rating dan juga kepentingan pribadi dari pemilik media. B. Saran Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran yang ingin disampaikan, yaitu: 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini mencari tahu makna terkait etika jurnalistik yang terdapat dalam drama Pinocchio melalui tanda-tanda ikon, indeks, dan simbol. Peneliti hanya berfokus pada elemen teks atau pesan dalam drama Pinocchio yang kemudian dianalisis melalui semiotika Peirce. Hal ini berarti bahwa penelitian ini hanya menemukan makna-makna dan realitas sosial terkait etika jurnalistik dari pandangan pembuat drama. Penemuan tersebut meliputi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh jurnalis dalam menjalankan kegiatan jurnalistiknya. Mulai dari mencari informasi dan wawancara namun mengabaikan hak pribadi narasumber, beritikad buruk saat menentukan angle pemberitaan serta memihak dan menyudutkan salah satu pihak, dan menyebarkan informasi dengan video atau tayangan yang kurang beretika. Hasil penemuan ini diharapkan bisa dijadikan bahan acuan oleh peneliti selanjutnya untuk melakukan pembuktian terhadap situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa melakukan observasi secara
170 langsung dan juga melakukan wawancara mendalam terhadap objek yaitu para jurnalis. Melalui observasi dan wawancara tersebut diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengetahui etika para jurnalis dalam melakukan kegiatan jurnalistik di kehidupan nyata, bukan sekedar realitas dari drama saja. 2. Bagi pembuat drama Peneliti telah mengamati dan juga menganalisis elemen teks atau pesan dalam drama Korea Pinocchio. Detail yang dipresentasikan oleh pembuat drama sudah cukup baik dan sesuai dengan realitas yang ada. Temuan tanda-tanda seperti ikon, indeks, dan simbol dalam drama ini menunjukkan bahwa detail dalam segi kostum, pencahayaan, lingkungan, dan sebagainya dapat membantu penonton dalam memaknai pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat drama. Hal ini menunjukkan bahwa pembuat drama melakukan research mendalam terkait profesi jurnalis di Korea Selatan. Kepada pembuat drama diharapkan bisa menjadikan drama Pinocchio sebagai referensi untuk membuat drama secara lebih detail dan mendekati realitas sosial yang sebenarnya. Pembuat drama juga diharapkan melakukan research mendalam untuk membuat karakter atau tokoh yang diinginkan, sehingga drama tersebut sesuai dengan realitas dan tidak melenceng dari realitas sebenarnya.
171 3. Bagi pekerja media dan jurnalis Berdasarkan ikon, indeks, dan simbol dalam drama Pinocchio, ditemukan makna-makna pesan yang menunjukkan pelanggaran terhadap kode etik jurnalistik yang dilakukan media dalam melakukan kegiatan jurnalistiknya. Mulai dari manipulasi informasi, penyalahgunaan profesi, beritikad buruk terhadap narasumber, mengabaikan asas praduga tak bersalah, memasuki ranah pribadi seseorang, tidak melakukan uji informasi, membuat berita bohong dan fitnah, serta tidak bersikap independen. Berdasarkan temuan tersebut, diharapkan jurnalis bisa merefleksikan diri dan lebih memperhatikan etika saat melakukan kegiatan jurnalistik. Jurnalis seharusnya bisa mempelajari, memahami dan mematuhi kode etik jurnalistik dalam melakukan peliputan dan menyebarkan informasi yang dimilikinya. Jika jurnalis memahami kode etik jurnalistik dan peraturan yang berlaku, diharapkan hal tersebut mampu mengurangi dan menghilangkan pelanggaran-pelanggaran yang kerap terjadi saat proses peliputan. Dalam drama ini juga ditemukan bahwa pemberitaan di media memiliki pengaruh terhadap kehidupan pihak-pihak yang terkait peristiwa tersebut. Penemuan ini menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki media sangat luar biasa hingga merubah kehidupan seseorang, dalam drama ini direpresentasikan oleh kondisi keluarga Ki Ho Sang. Oleh karena itu,
172 sebaiknya media lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan melakukan konfirmasi terhadap semua informasi yang didapatkan. Informasi yang diterima juga harus jelas sumbernya dan dapat dipercaya. Media diharapkan tidak hanya mementingkan rating yang tinggi atau oplah yang besar tetapi juga mementingkan dampak dari informasi yang diberikan. Jurnalis diharapkan untuk selalu membuka mata dan telinganya serta mengobservasi secara teliti untuk memberikan laporan yang dapat dipercaya kepada publik.